Gita akhirnya mengerti apa yang dirasakan oleh Oncom karena ia pun dulu sempat merasakan hal tersebut. Terlebih sahabatnya dalam keadaan hamil yang membuat semuanya menjadi semakin dramatis. Merasa insecure pada pasangan sendiri terlebih ada wanita yang bisa dibilang jauh lebih segalanya dibandingkan dengan diri sendiri, apalagi wanita itu jelas menunjukkan rasa sukanya pada pasangan kita adalah suatu hal yang membuat pikiran selalu tidak baik. Hati tidak tenang kepala berisik membuat perasaan sedih selalu menghampiri tanpa alasan pasti. "Lu liat ini."Oncom menunjukkan postingan terbaru Firda di akun sosial medianya dengan penuh komentar dan ribuan like. Pikirannya tidak tenang membuatnya overthinking dan insecure. Oncom merasa dirinya hanya menjadi beban dalam hidup Naufal dan menjadi penghalang laki-laki itu untuk mendapatkan yang lebih baik. Mereka diberikan waktu berdua oleh suaminya masing-masing agar bisa mengobrol banyak hal. Naufal mengajak Hani
Hamil, menyusui dan mengurus anak adalah tanggungjawab terbesar khususnya bagi seorang ibu. Jika boleh protes Oncom mungkin akan protes pada Sang Pencipta untuk menunda kehamilannya terlebih dahulu karena dirinya benar-benar belum siap. Belajarnya belum selesai bahkan masih tingkatan awal dan ia harus menjeda dalam waktu lama karena tidak diperbolehkan stress dan jujur saja belajar itu membuat Oncom stress. Wanita itu juga merasa belum mampu menjadi seorang ibu yang harus mengurus anak kecil apalagi bayi. Walaupun mantan preman Oncom memiliki hati yang lemah cenderung penakut."Mendingan dipake yang bermanfaat sosmed lu kayak gini contohnya. Gue enggak mau ngomong manis dengan ngasih semangat sama lu, karena sejujurnya semangat itu enggak perlu gue kasih. Cukup lu temuin satu alasan yang buat lu semangat ngejalanin itu semua," ucap Gita."Iya juga sih, si Ustadz tuh bahagia banget pas gue bilang positif dia sampe nangis. Kayak orang yang udah nunggu bertahun-tahun dia," timpal Oncom m
Semakin meyakinkan diri jika dirinya harus mendapatkan hati calon mertuanya terlebih dahulu seperti yang dilakukan oleh Oncom sebelum mendapatkan anaknya. Setelah mengetahui jika Oncom hamil perasaan Firda semakin tidak karuan dan kebenciannya pun bertambah pada wanita itu. Ia takut semakin tidak memiliki kesempatan untuk hidup berdampingan dengan Naufal karena anak yang ada di dalam kandungan wanita itu. Apalagi Naufal yang semakin sulit untuk ditemui karena lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah melayani istrinya yang manja. Namun, dengan kehamilan Oncom membuat Firda lebih leluasa dalam mendekatkan diri pada calon mertuanya karena madunya tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan Bu Nyai oleh Naufal. "Assalamu'alaikum, Ibu. Jadi kita ke kondangannya?" tanya Firda begitu sampai di kediaman Ibu Nyai.Menggunakan alasan yang sama ingin mengenal dan mengetahui adat di kampung tersebut kali ini Firda diajak oleh Bu Nyai untuk menghadiri undangan
Memasak bersama-sama setelah memiliki keluarga masing-masing adalah salah satu list yang sudah direncanakan sedari muda oleh Oncom dan Gita. Sebenarnya bukan hanya mereka berdua tapi dengan para istri anak onta juga, tapi hal itu belum bisa terwujud karena belum adanya waktu untuk berkumpul bersama."Emang boleh ya makan jengkol lagi hamil?" tanya Naufal karena Gita sedang memasak jengkol balado."Boleh kalau udah delapan bulan baru enggak boleh dan jangan berlebihan," jawab Gita dengan tangan yang tetap aktif menggoreng bumbu untuk makanan kesukaan mereka semua."Berarti aman ya?" tanya Naufal lagi memastikan."Aman elahh tenang aja, pengalaman nih, Bos!" balas Gita membuat mereka tertawa.Tugas para lelaki sudah selesai kini Naufal dan Hanif sedang mempersiapkan tempat untuk makan mereka. Hanif membersihkan selembar daun pisang yang masih lengkap dengan tangkainya, sedangkan Naufal memetik jeruk peras yang kebetulan sedang berbuah lebat
Gita bertanya menggunakan ekor matanya tanpa terlihat oleh siapapun tentang Firda yang ikut dengan Oncom dan yang lainnya yang dijawab dengan senyum miring oleh Oncom. Beruntung gazebo yang dibeli Naufal cukup besar hingga bisa menampung orang cukup banyak."Assalamu'alaikum," ucap mereka kompak."Waalaikumsalam."Naufal, Gita dan Hanif langsung mengambil tangan Bu Nyai untuk bersalaman. Laila langsung mengambil tangan kakaknya dan Gita untuk ia cium sedangkan pada Hanif ia meletakkan tangan di dada. Untuk Firda dan Marsih sendiri hanya tersenyum dan meletakkan tangan di depan dada juga. "Abi Aa beli ini tadi. Banyak 'kan gelembungnya," ujar Ibrahim entah pada Abi yang mana. "Mommy juga dibeliin ini Bi sama Juragan cantik ya."Oncom menunjukkan jepitan rambut pemberian Ibrahim yang membuat mata Naufal berbinar."Wah! Cantik banget. Terus Abi dibeliin apa?" tanya Naufal yang membuat anak kecil itu menepuk jidat pelan."Aa lupa enggak beliin buat, Abi. Maaf ya, Abi. Nanti kalau ada la
Kedatangan salah satu anak Onta membuat Oncom dan Gita bahagia karena sama sekali tidak menyangka. Tadi pagi Andra berkata anak Onta satu itu sedang dalam perjalanan pulang setelah urusannya selesai hingga ia pamit kembali untuk off dalam grup, tidak menyangka pulang yang dimaksud adalah pada dua wanita kesayangannya. "Wa'alikum," jawab semua yang ada di gazebo kompak."Ayah!" teriak Ibrahim sebelum Oncom dan Gita.Ayah adalah panggilan Ibrahim pada Hendrik, ya dokter muda dengan kesibukan yang melebihi para Anak Onta nya yang lain karena ingin terus belajar untuk melupakan semua rasa sakit yang ia miliki dari kehilangan. Termasuk kehilangan kebebasan pada dua wanita kesayangannya. "Aduh, anak Ayah udah besar."Hendrik menyambut kedatangan Ibrahim dengan pelukan. Mengangkat tubuh mungil itu untuk ia terbangkan layaknya layang-layang. Ibrahim bukan hanya anak Gita dan Hanif tapi anak para Anak Onta juga. Jika diibaratkan cinta mereka bu
Wanita mana yang tidak iri melihat kehidupan Oncom dan juga Gita yang sangat disayang para pangeran. Kedua perempuan itu tidak cantik hingga rasanya tidak cocok mendapatkan semua kemudahan hidup. Mereka tertawa bahagia dengan mengajak semua yang ada di sana termasuk Firda dan juga Marsih.Saat orang lain sibuk dengan obrolan Firda memilih mengabadikan setiap pergerakan yang ada dengan sangat hati-hati karena takut ketauan, termasuk saat Oncom berpelukan dengan Hendrik dan juga Gita. Siapa tau foto itu akan berguna nanti. "Besok kita ke dokter ya kebetulan temen gue dinas di RS daerah sini," ucap Hendrik.Gazebo sudah kembali bersih dan rapi hingga membuat nyaman untuk mengobrol. Ibu Nyai sudah pulang karena ada tamu tinggal mereka delapan orang karena Juragan juga dibawa kabur oleh para santri untuk bermain. "Minggu kemaren udah gue males keluar rumah tau," keluh Oncom yang memang selalu berada di dalam rumah selama satu minggu terakhir.
"Enggak usah macem-macem, Sayang. Ngurus lu berdua aja gue repot apalagi kudu nambah satu. Bisa-bisa pasien gue terbengkalai," balas Hendrik tanpa sedikitpun basa-basi untuk menyetujui."Ini yang disebut dokter perlu ke dokter," timpal Gita."Ruqyah aja enggak sih, Tads?" tanya Hanif."Cocok sih," jawab Naufal membuat mereka tertawa kecuali Marsih dan Firda.Rasanya ingin meledak saat sampai di rumah karena panas yang menjalar di sekujur tubuh. Kobaran api cemburu semakin menggebu saat melihat laki-laki yang dicintai sangat memanjakan istrinya. Berulang kali bertanya tentang kelebihan apa yang dimiliki oleh Oncom hingga bisa dicintai oleh Naufal secara ugal-ugalan. Firda tidak pernah mendapatkan jawaban yang bisa meyakinkan dirinya tentang alasan Naufal yang begitu mencintai istrinya. Menurutnya aneh karena seharusnya dia yang mendapatkan itu semua, tidak ada satu hal pun yang bisa dibandingkan dari dirinya dengan wanita yang bahkan namanya saja hanya seonggok sampah dari tempe. "Sab