Tiga hari ditemani oleh sahabatnya membuat Oncom begitu semangat menjalani hari walau mereka tidak keluar dari area pesantren karena Oncom yang benar-benar tidak ingin keluar dari rumah. Hari ini ia harus kembali kesepian karena para sahabatnya harus pulang terutama Hendrik."Mommy, Aa pulang dulu ya. Nanti Aa ke sini lagi buat nengok adek bayi. Sayang jangan nakal ya di perut Mommy nanti Aa balik lagi," pesan Ibrahim tepat di depan perut Oncom."Hati-hati ya, Sayang. Maaf enggak bisa ajak Aa jalan-jalan," balas Oncom merasa bersalah. Anak kecil yang begitu menyukai pantai selama tiga hari itu tidak ia ajak ke tempat favoritnya karena Hendrik yang tidak mengizinkan. Sebagai dokter walaupun bukan ahli kandungan Hendrik mengetahui bagaimana kondisi fisik Oncom yabg terlihat selalu mengatur napas lelah meski hamil muda."Enggak apa-apa, Mommy. Yang penting dedek bayinya sehat," balas Ibrahim penuh pengertian.Oncom mencium seluruh wajah ana
Firda datang setelah mobil yang dikendarai oleh Hanif keluar dari pesantren. Oncom dan Naufal masih di sana untuk berbincang masalah calon anak mereka. Membawa masakan yang sudah dibuatnya dengan penuh semangat dan cinta agar rasanya sampai pada hati mereka semua. Wanita itu berjalan sambil tersenyum lembut pada setiap orang yang ia temui. "Assalamu'alaikum, Ibu, Abah, Ustadz, Teteh sama Laila."Sapanya satu persatu pada mereka yang ada di sana. Sebelum sampai ke hadapan mereka tadi Firda sempat menarik napas pelan untuk meredakan kecemburuan atas sikap Naufal pada istrinya."Waalaikumsalam," jawab mereka kompak."Ada apa, Teh?" tanya Bu Nyai yang memang selalu menyebutnya teteh."Ini Bu Firda masak khusus buat Ibu sama Abah. Mohon diterima ya," jawab Firda memberikan wadah berisi garang asem ayam."Waduh dalam rangka apa ini?" tanya Abah Yai."Firda lagi kangen sama orang tua, Bah. Ibu sama Abah udah Firda anggap orang
Mungkinkah itu yang dinamakan memakan buah simalakama untuk keluarga Naufal terutama kedua orang tuanya. Maksud Ibu dan Abah Yai memperlakukan Firda dengan baik karena kasian pada perempuan itu yang merindukan kasih sayang keluarga karena hidupnya sebatang kara. Namun, tidak pernah menyangka jika kebaikan mereka disalahgunakan oleh Firda dengan permintaan yang tidak mungkin mereka kabulkan. Istri untuk Naufal hanya satu dan hanya seorang Arini Wulandari yang berhak untuk itu, tidak pernah terpikir sedikitpun dalam otak untuk merestui Naufal menikah lagi apalagi sampai mereka yang meminta. Poligami memang tidak dilarang oleh agama, tapi dalam silsilah keluarga mereka tidak ada yang namanya memiliki pasangan lebih dari satu. "Ibu, Abah, Firda mau jujur kalau selama ini Firda sangat mencintai ustadz Naufal dan Firda juga yakin sebaliknya. Selama ini Ustadz Naufal hanya pura-pura bahagia untuk menyenangkan Ibu sama Abah. Firda juga yakin kalau Ibu sama Abah pasti lebih setuju kalau Fird
Firda tidak bisa menjawab pertanyaan Abah Yai karena tidak ada satupun hal yang menunjukkan jika Naufal terpaksa atau tidak bahagia dengan pernikahannya. Sikap dan perlakuan Naufal semuanya menunjukkan jika betapa laki-laki itu menjaga dan mencintai istrinya. "Maaf, Abah. Sebelumnya dia juga pernah mempertanyakan pernikahan Ofal dan mengungkapkan isi hatinya. Itulah sebabnya Ofal kurang setuju saat Marsih meminta izin untuk dia tinggal di sini. Bukannya menuduh tapi apa yang dia lakukan sama keluarga kita itu buat narik perhatian dan simpati kita semua," ujar Naufal karena Firda tidak mampu menjawab."Tapi secara logika enggak mungkin kalau kamu cinta sama dia, Fal. Kalian enggak sebanding kamu lebih cocok sama aku," sela Firda keukeh dengan keyakinannya.Naufal tersenyum miring mendengar selaan Firda, siapa dia hingga berani memantaskan seseorang hanya menurut pandangannya saja. Satu hal yang tidak Naufal sukai dari Firda adalah sifat sombong dan selalu
Naufal tidak habis pikir dengan apa yang diungkapkan Firda. Apakah perlakuannya pada Oncom terlihat terpaksa sedangkan ia melakukan dengan penuh cinta. Naufal selalu mengusahakan kebahagiaan istrinya dalam hal apa pun dan dengan gampangnya Firda mengatakan jika itu hanya pura-pura. Naufal mempercepat langkahnya, ia tidak sabar ingin menemui istrinya untuk menenangkan hati dan pikiran. Rasa marah menyeruak yang terus diiringi istighfar dalam hati. Saat seperti ini hanya dengan memeluk istrinya perasaan laki-laki itu akan tenang. Hal yang paling Naufal takutkan adalah Oncom mendengar atau mengetahui apa yang baru saja terjadi. Oncom pasti salah paham apalagi dalam keadaan hamil super sensitif seperti saat ini."Assalamu'alaikum, Sayang."Sebelum masuk dan mengucapkan salam Naufal menarik napas terlebih dahulu untuk menetralkan perasaan. Mengukir senyum sebelum ia bertemu kekasih halalnya yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di belakang rumah."Waalaikumsalam. Aa dari mana kok lama
Oncom memicingkan mata saat melihat Firda berjalan dengan koper besar di tangannya. Mau ke mana wanita itu dengan koper yang bisa ia pastikan berisi pakaian karena terlihat cukup berat. Apalagi saat melihat matanya sedikit bengkak seperti habis menangis. "Mau ke mana, Teh?" tanya Oncom saat wanita itu berjalan ke arahnya."Saya mau pamit, Ustadzah. Maaf kalau saya punya salah sehat-sehat ya buat kandungannya," balas wanita itu.Tiba-tiba saja Firda memeluk Oncom dengan mengusap perutnya. Ia tidak menyangka jika wanita itu akan melakukan hal tersebut. Apa yang terjadi padanya hingga memutuskan untuk pergi dari pesantren? Apakah ia sudah kehilangan minat pada Naufal?"Mau ke mana?" tanya Oncom heran."Belajar saya udah selesai, Ustadzah. Saya harus mengejar mimpi lagi.""Oh... Ya udah selamat buat kelulusannya dan semoga apa yang diimpikan segera tercapai ya."Oncom tidak tahu apa impian Firda, tapi ia berharap semoga bai
"Anak kita beneran nurutin semua kemauan istrinya, Bah.""Alhamdulillah dia siap jadi orang tua. Kita berdo'a aja semoga rumah tangga mereka selalu dalam lindungan, Allah. Bapak enggak abis pikir sama Firda.""Bapak aja kepikiran apalagi, Ibu. Ibu takut menantu kita tahu apalagi sekarang si Neng lagi sensitif banget."Sebagai seorang ibu tentu selalu memikirkan kehidupan anaknya walaupun mereka sudah dewasa. Bukan omongan semata jika mereka sebagai orang tua Naufal sangat menyayangi Oncom dan bangga pada menantunya walau bagaimanapun omongan orang diluar sana. Apalagi kali ini ada wanita yang secara terang-terangan menginginkan rumah tangga anaknya berantakan, karena jika sampai menantunya tahu mereka akan bertengkar dengan mood Oncom yang tidak karuan. "Mangkanya usahain jangan sampai si Neng tau apa yang diomongin sama si Firda supaya dia enggak mikir yang aneh-aneh," balas Abah Yai disetujui oleh istrinya."Coba Abah liat," tunjuk Bu
Menjadi anak bungsu yang paling dimanja sejak kecil membuat Oncom terkadang lupa jika dirinya sudah memiliki suami bahkan sebentar lagi akan menjadi seorang ibu. Ia akan berteriak memanggil bapak nya jika sedang dalam keadaan tidak baik. Sukira sedang menerima tamu tapi harus ia sudahi pertemuannya saat anak yang selalu ia jadikan Tuan Putri memanggil dengan suara lantang. Begitulah Oncom yang memang sangat dekat dengan ayahnya. "Nanti kita bahas lagi ya. Tuan Putri udah manggil itu," ujar Sukira pada tamunya yang juga mengerti sifat Oncom. "Baik, Pak. Terima kasih atas waktunya saya permisi dulu," pamit si tamu yang kemudian mereka bersalaman. Setelah memastikan mobil tamunya bergerak hingga keluar gerbang Sukira masuk untuk menemui anak bungsunya yang menjadi lebih manja. Terlihat Naufal sedang berbicara yang sepertinya membuat Oncom marah sehingga duduk membelakangi. "Cantiknya Bapak kenapa ini?" tanya Sukira sambil mend