Share

Jadi Aneh

Penulis: Kochan18
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kedatangan salah satu anak Onta membuat Oncom dan Gita bahagia karena sama sekali tidak menyangka. Tadi pagi Andra berkata anak Onta satu itu sedang dalam perjalanan pulang setelah urusannya selesai hingga ia pamit kembali untuk off dalam grup, tidak menyangka pulang yang dimaksud adalah pada dua wanita kesayangannya.

"Wa'alikum," jawab semua yang ada di gazebo kompak.

"Ayah!" teriak Ibrahim sebelum Oncom dan Gita.

Ayah adalah panggilan Ibrahim pada Hendrik, ya dokter muda dengan kesibukan yang melebihi para Anak Onta nya yang lain karena ingin terus belajar untuk melupakan semua rasa sakit yang ia miliki dari kehilangan. Termasuk kehilangan kebebasan pada dua wanita kesayangannya.

"Aduh, anak Ayah udah besar."

Hendrik menyambut kedatangan Ibrahim dengan pelukan. Mengangkat tubuh mungil itu untuk ia terbangkan layaknya layang-layang. Ibrahim bukan hanya anak Gita dan Hanif tapi anak para Anak Onta juga. Jika diibaratkan cinta mereka bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Oncom Milik Ustadz   Seperti Anak Kecil

    Wanita mana yang tidak iri melihat kehidupan Oncom dan juga Gita yang sangat disayang para pangeran. Kedua perempuan itu tidak cantik hingga rasanya tidak cocok mendapatkan semua kemudahan hidup. Mereka tertawa bahagia dengan mengajak semua yang ada di sana termasuk Firda dan juga Marsih.Saat orang lain sibuk dengan obrolan Firda memilih mengabadikan setiap pergerakan yang ada dengan sangat hati-hati karena takut ketauan, termasuk saat Oncom berpelukan dengan Hendrik dan juga Gita. Siapa tau foto itu akan berguna nanti. "Besok kita ke dokter ya kebetulan temen gue dinas di RS daerah sini," ucap Hendrik.Gazebo sudah kembali bersih dan rapi hingga membuat nyaman untuk mengobrol. Ibu Nyai sudah pulang karena ada tamu tinggal mereka delapan orang karena Juragan juga dibawa kabur oleh para santri untuk bermain. "Minggu kemaren udah gue males keluar rumah tau," keluh Oncom yang memang selalu berada di dalam rumah selama satu minggu terakhir.

  • Oncom Milik Ustadz   Sabar!

    "Enggak usah macem-macem, Sayang. Ngurus lu berdua aja gue repot apalagi kudu nambah satu. Bisa-bisa pasien gue terbengkalai," balas Hendrik tanpa sedikitpun basa-basi untuk menyetujui."Ini yang disebut dokter perlu ke dokter," timpal Gita."Ruqyah aja enggak sih, Tads?" tanya Hanif."Cocok sih," jawab Naufal membuat mereka tertawa kecuali Marsih dan Firda.Rasanya ingin meledak saat sampai di rumah karena panas yang menjalar di sekujur tubuh. Kobaran api cemburu semakin menggebu saat melihat laki-laki yang dicintai sangat memanjakan istrinya. Berulang kali bertanya tentang kelebihan apa yang dimiliki oleh Oncom hingga bisa dicintai oleh Naufal secara ugal-ugalan. Firda tidak pernah mendapatkan jawaban yang bisa meyakinkan dirinya tentang alasan Naufal yang begitu mencintai istrinya. Menurutnya aneh karena seharusnya dia yang mendapatkan itu semua, tidak ada satu hal pun yang bisa dibandingkan dari dirinya dengan wanita yang bahkan namanya saja hanya seonggok sampah dari tempe. "Sab

  • Oncom Milik Ustadz   Pamit

    Tiga hari ditemani oleh sahabatnya membuat Oncom begitu semangat menjalani hari walau mereka tidak keluar dari area pesantren karena Oncom yang benar-benar tidak ingin keluar dari rumah. Hari ini ia harus kembali kesepian karena para sahabatnya harus pulang terutama Hendrik."Mommy, Aa pulang dulu ya. Nanti Aa ke sini lagi buat nengok adek bayi. Sayang jangan nakal ya di perut Mommy nanti Aa balik lagi," pesan Ibrahim tepat di depan perut Oncom."Hati-hati ya, Sayang. Maaf enggak bisa ajak Aa jalan-jalan," balas Oncom merasa bersalah. Anak kecil yang begitu menyukai pantai selama tiga hari itu tidak ia ajak ke tempat favoritnya karena Hendrik yang tidak mengizinkan. Sebagai dokter walaupun bukan ahli kandungan Hendrik mengetahui bagaimana kondisi fisik Oncom yabg terlihat selalu mengatur napas lelah meski hamil muda."Enggak apa-apa, Mommy. Yang penting dedek bayinya sehat," balas Ibrahim penuh pengertian.Oncom mencium seluruh wajah ana

  • Oncom Milik Ustadz   Kerjasama Yang Baik

    Firda datang setelah mobil yang dikendarai oleh Hanif keluar dari pesantren. Oncom dan Naufal masih di sana untuk berbincang masalah calon anak mereka. Membawa masakan yang sudah dibuatnya dengan penuh semangat dan cinta agar rasanya sampai pada hati mereka semua. Wanita itu berjalan sambil tersenyum lembut pada setiap orang yang ia temui. "Assalamu'alaikum, Ibu, Abah, Ustadz, Teteh sama Laila."Sapanya satu persatu pada mereka yang ada di sana. Sebelum sampai ke hadapan mereka tadi Firda sempat menarik napas pelan untuk meredakan kecemburuan atas sikap Naufal pada istrinya."Waalaikumsalam," jawab mereka kompak."Ada apa, Teh?" tanya Bu Nyai yang memang selalu menyebutnya teteh."Ini Bu Firda masak khusus buat Ibu sama Abah. Mohon diterima ya," jawab Firda memberikan wadah berisi garang asem ayam."Waduh dalam rangka apa ini?" tanya Abah Yai."Firda lagi kangen sama orang tua, Bah. Ibu sama Abah udah Firda anggap orang

  • Oncom Milik Ustadz   Tidak Bisa Lagi Menahan

    Mungkinkah itu yang dinamakan memakan buah simalakama untuk keluarga Naufal terutama kedua orang tuanya. Maksud Ibu dan Abah Yai memperlakukan Firda dengan baik karena kasian pada perempuan itu yang merindukan kasih sayang keluarga karena hidupnya sebatang kara. Namun, tidak pernah menyangka jika kebaikan mereka disalahgunakan oleh Firda dengan permintaan yang tidak mungkin mereka kabulkan. Istri untuk Naufal hanya satu dan hanya seorang Arini Wulandari yang berhak untuk itu, tidak pernah terpikir sedikitpun dalam otak untuk merestui Naufal menikah lagi apalagi sampai mereka yang meminta. Poligami memang tidak dilarang oleh agama, tapi dalam silsilah keluarga mereka tidak ada yang namanya memiliki pasangan lebih dari satu. "Ibu, Abah, Firda mau jujur kalau selama ini Firda sangat mencintai ustadz Naufal dan Firda juga yakin sebaliknya. Selama ini Ustadz Naufal hanya pura-pura bahagia untuk menyenangkan Ibu sama Abah. Firda juga yakin kalau Ibu sama Abah pasti lebih setuju kalau Fird

  • Oncom Milik Ustadz   Saya Bahagia!

    Firda tidak bisa menjawab pertanyaan Abah Yai karena tidak ada satupun hal yang menunjukkan jika Naufal terpaksa atau tidak bahagia dengan pernikahannya. Sikap dan perlakuan Naufal semuanya menunjukkan jika betapa laki-laki itu menjaga dan mencintai istrinya. "Maaf, Abah. Sebelumnya dia juga pernah mempertanyakan pernikahan Ofal dan mengungkapkan isi hatinya. Itulah sebabnya Ofal kurang setuju saat Marsih meminta izin untuk dia tinggal di sini. Bukannya menuduh tapi apa yang dia lakukan sama keluarga kita itu buat narik perhatian dan simpati kita semua," ujar Naufal karena Firda tidak mampu menjawab."Tapi secara logika enggak mungkin kalau kamu cinta sama dia, Fal. Kalian enggak sebanding kamu lebih cocok sama aku," sela Firda keukeh dengan keyakinannya.Naufal tersenyum miring mendengar selaan Firda, siapa dia hingga berani memantaskan seseorang hanya menurut pandangannya saja. Satu hal yang tidak Naufal sukai dari Firda adalah sifat sombong dan selalu

  • Oncom Milik Ustadz   Ketakutan Naufal

    Naufal tidak habis pikir dengan apa yang diungkapkan Firda. Apakah perlakuannya pada Oncom terlihat terpaksa sedangkan ia melakukan dengan penuh cinta. Naufal selalu mengusahakan kebahagiaan istrinya dalam hal apa pun dan dengan gampangnya Firda mengatakan jika itu hanya pura-pura. Naufal mempercepat langkahnya, ia tidak sabar ingin menemui istrinya untuk menenangkan hati dan pikiran. Rasa marah menyeruak yang terus diiringi istighfar dalam hati. Saat seperti ini hanya dengan memeluk istrinya perasaan laki-laki itu akan tenang. Hal yang paling Naufal takutkan adalah Oncom mendengar atau mengetahui apa yang baru saja terjadi. Oncom pasti salah paham apalagi dalam keadaan hamil super sensitif seperti saat ini."Assalamu'alaikum, Sayang."Sebelum masuk dan mengucapkan salam Naufal menarik napas terlebih dahulu untuk menetralkan perasaan. Mengukir senyum sebelum ia bertemu kekasih halalnya yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di belakang rumah."Waalaikumsalam. Aa dari mana kok lama

  • Oncom Milik Ustadz   Dia Kenapa?

    Oncom memicingkan mata saat melihat Firda berjalan dengan koper besar di tangannya. Mau ke mana wanita itu dengan koper yang bisa ia pastikan berisi pakaian karena terlihat cukup berat. Apalagi saat melihat matanya sedikit bengkak seperti habis menangis. "Mau ke mana, Teh?" tanya Oncom saat wanita itu berjalan ke arahnya."Saya mau pamit, Ustadzah. Maaf kalau saya punya salah sehat-sehat ya buat kandungannya," balas wanita itu.Tiba-tiba saja Firda memeluk Oncom dengan mengusap perutnya. Ia tidak menyangka jika wanita itu akan melakukan hal tersebut. Apa yang terjadi padanya hingga memutuskan untuk pergi dari pesantren? Apakah ia sudah kehilangan minat pada Naufal?"Mau ke mana?" tanya Oncom heran."Belajar saya udah selesai, Ustadzah. Saya harus mengejar mimpi lagi.""Oh... Ya udah selamat buat kelulusannya dan semoga apa yang diimpikan segera tercapai ya."Oncom tidak tahu apa impian Firda, tapi ia berharap semoga bai

Bab terbaru

  • Oncom Milik Ustadz   Naufal Jodohnya Oncom

    Apa yang paling penting dalam sebuah hubungan selain komunikasi? Disaat kasih sayang berlimpah diiringi materi yang cukup belum bisa membuat suatu hubungan berjalan lancar tanpa adanya komunikasi yang baik. Bahkan untuk hal sekecil apa pun harus dibicarakan pada pasangan agar hubungan nyaman tanpa ada yang merasa bersalah atau terbebani.Untuk kali ini Naufal menyadari kesalahannya, dia yang kurang peka tentang perasaan istrinya karena terlalu bahagia atas hadirnya anak mereka. Benar memang Saka sudah banyak yang menyayangi dan memperhatikan, bahkan saat anak kecil itu menangis semua orang khawatir dan saat tertidur semua orang akan bahagia dengan terus memuji dan membangga-banggakannya. Naufal harusnya lebih memperhatikan istrinya yang sedang berjuang untuk membuat anaknya selalu dalam keadaan kenyang dan nyaman. "Maafin Aa yang enggak ngertiin perasaan, Neng."Obrolan mereka diawali dengan Naufal yang meminta maaf pada istrinya. Duduk ditepi ranjang yang entah mengapa rasanya cangg

  • Oncom Milik Ustadz   Isi Pikiran Oncom

    Oncom bingung bagaimana ia harus menjawab pertanyaan mereka. Rasanya memalukan jika yang ia permasalahkan adalah rasa iri pada anaknya sendiri yang mengambil semua perhatian orang lain. Sikap mereka tetap sama menyayangi dirinya tapi mereka semua selalu tertuju pada Saka. Suaminya bahkan sering tidak mendengar panggilan darinya saat sedang bermain dengan bayi itu."Gue enggak tau kenapa, cuma gue ngerasa iri sama anak sendiri. Kadang-kadang gue mikir kalau anak gue itu ngerebut semua perhatian orang. Setiap orang yang datang aja langsung berebut entah cuma pengen liat atau pengen gendong. Bahkan suami gue juga perhatiannya kayak cuma terpusat sama, Saka."Naufal yang mendengar jawaban istrinya sangat merasa bersalah. Ia tidak tahu jika sang istri merasakan hal seperti itu karena selama ini sikapnya biasa saja. Ia memang terlalu bahagia dan menyayangi anaknya hingga benar-benar memusatkan perhatian pada malaikat kecil itu. Gita langsung memeluk sahabatnya yang kini sedang menangis ka

  • Oncom Milik Ustadz   Iri Pada Saka

    Selain hamil, masa menyusui adalah masa-masa paling berat yang dialami oleh seorang ibu. Air susu sedikit, anak yang terus menangis bahkan banyak wanita kurang beruntung yang tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat adalah masa paling berat untuk dijalani. Maka dari itu banyak wanita mengalami baby blues bahkan sampai membahayakan nyawa anaknya karena terlalu lelah jika berada dilingkungan tanpa support yang baik. Untuk Oncom sendiri gejalanya berbeda, asi nya deras, anaknya tidak terlalu cengeng, keluarganya mendukung penuh apa yang ia lakukan dan selalu ikut menjaga Saka hingga ia tidak lelah sendirian. Suami siaga bahkan mertua juga orang tua yang dua puluh empat jam menjaga dirinya juga bayinya. Jika Saka sedang rewel mereka tidak akan membiarkan Oncom bergadang sendirian dan sebisanya menenangkan membuat Oncom bersyukur. Namun, satu hal menyerang Oncom selama ia dalam masa menyusui di mana ia iri pada anaknya sendiri. Oncom merasa anaknya mengambil perhatian semua orang t

  • Oncom Milik Ustadz   Menjadi Ibu

    Untuk Oncom hari menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai saat pertama kali dirinya memberikan asi pada putranya. Susah dan penuh perjuangan walau sudah mencoba beberapa kali. Air susu yang belum keluar juga puting yang kecil menjadi tantangan karena putranya bingung."Udah bisa yeay!!"Oncom sedikit bersorak saat bayi kecil itu berhasil menyedot putingnya walau belum keluar air susu, tidak apa-apa karena itu untuk rangsangan."Alhamdulillah, pinternya anak, Abba.""Tangan Aa luka."Oncom baru sadar saat ia melihat tangan kanan suaminya yang terluka dan mengeluarkan darah yang sudah kering. Oncom tahu itu luka karena apa dan sangat sadar jika dirinya yang melakukan tadi saat sedang berjuang melawan rasa sakit untuk mengeluarkan anak mereka. Padahal kukunya pendek tapi tetap menggores tangan suaminya."Enggak apa-apa, Sayang. Ini enggak sakit kok," balas Naufal karena sakit yang dirasakan istrinya berkali-kali lipat dibandingkan luka kecil yang ia rasa. "Bu bidan, tolong ke sini

  • Oncom Milik Ustadz   Sakala Zayyan Afkar

    Naufal benar-benar menunjukkan sisi lemahnya tanpa peduli jika ada orang lain di dalam ruangan itu. Jika tidak melihat istrinya dan berusaha sekuat tenaga untuk bersikap tegar sudah pasti ia akan luruh ke lantai karena jujur saja kakinya bergetar saat melihat proses istrinya berjuang. Genggaman tangannya bahkan belum lepas dengan sorot mata penuh rasa bahagia sekaligus bangga. "Laper, A."Setelah berjuang mengeluarkan tubuh anak lelakinya dengan mata yang sangat berat kini perut Oncom terasa sangat keroncongan. Oncom juga merasakan keanehan pada perutnya yang kini seolah kosong apalagi setelah bidan selesai membersihkan dan menjahit bagian intimnya. Dua jahitan dalam dan tiga jahitan luar karena posisi Oncom yang bagus jadi tidak ada sobekan tapi tetap dijahit untuk proses percepatan."Mau makan apa, Sayang?" tanya Naufal semangat."Nasi padang enak kayaknya.""Ustadz anaknya boleh diadzani dulu," sela bidan membawa anaknya yang sudah rapi dengan kain bedong berwarna biru muda."Adz

  • Oncom Milik Ustadz   Neng Hebat!

    Terlahir menjadi seorang wanita memang tidak bisa menghindari rasa sakit dari banyak hal. Dari sakit ringan saat datang tamu bulanan bahkan sampai sakit yang harus mempertaruhkan nyawa seperti melahirkan baik secara normal maupun operasi Caesar karena semuanya sama-sama meninggalkan rasa sakit yang tidak akan terlupakan. Butuh perjuangan berat bagi seorang perempuan untuk melahirkan seorang anak ke dunia ini. Jika secara normal tidak memungkinkan maka operasi adalah pilihan dan jangan pernah menganggap jika seorang wanita tidak sempurna jika tidak melahirkan secara normal, karena bagaimanapun cara seseorang lahir ke dunia tetaplah membuat seorang ibu kesakitan tanpa bisa dihindari. Naufal sangat berusaha menguatkan diri agar ia bisa menemani istrinya berjuang mengeluarkan anak mereka. Matanya tidak beralih dari mata istrinya dengan terus mengucapkan kata-kata semangat juga do'a agar diringankan dan juga dilancarkan semuanya."Coba kita liat lagi ya udah pembukaan berapa," ajak bidan.

  • Oncom Milik Ustadz   Tingkah Naufal

    Laila berlari menuju rumah orang tuanya, ia tidak sabar untuk segera sampai tapi kenapa rasanya jarak itu sangat jauh hingga napasnya naik turun dan tidak sampai-sampai walau ia sudah berlari cukup kencang menurutnya. "Assalamu'alaikum, Ibu!" Laila mengetuk pintu dengan tergesa begitu sampai di depan pintu kamar orang tuanya. Ia tahu di dalam kamar hanya ada ibunya karena Abah Yai sedang menghadiri pengajian rutin di balai desa yang berlangsung sampai tengah malam. "Waalaikumsalam, ada apa, La?" "Teteh kayaknya mau lahiran deh, Bu. Udah meringis aja dari tadi," jawab Laila dengan wajah paniknya. "Ayo kita ke sana," ajak Bu Nyai.Dua wanita beda generasi itu segera berjalan menuju rumah Naufal setelah meminta salah satu santri untuk mengabarkan pada Abah Yai juga pada Sarif untuk menyiapkan mobil. Kebahagiaan yang diselimuti kekhawatiran rasanya sangat mendebarkan apalagi untuk seorang Ibu seperti Bu Nyai yang sudah merasakan bagaimana sakitnya melahirkan. "Assalamu'alaikum, Neng

  • Oncom Milik Ustadz   Tanda-tanda

    Perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi tapi perutnya sudah sering kencang dan tendangan yang cukup kuat kadang membuat Oncom meringis. Jangan tanya bagaimana khawatirnya Naufal yang bahkan sangat jarang tidur pada malam hari yang ia isi dengan berbagai dzikir sekaligus menjaga istrinya, karena kata dokter kelahiran anak mereka bisa kurang dari hari perkiraan lahir atau lebih. Naufal selalu siaga berjaga-jaga anaknya ingin segera keluar di malam hari hingga dirinya harus bergadang dan akan tidur setelah sholat subuh walaupun itu bukan waktu yang baik, tapi semua ia lakukan demi anaknya. Naufal berpikir jika siang hari banyak orang yang menjaga istrinya maka dari itu malam adalah bagiannya. Laila bahkan sudah satu minggu menginap di rumahnya berjaga-jaga jika mereka membutuhkan bantuan. Adiknya juga sudah membantu mempersiapkan tas berisi perlengkapan kakak iparnya jika sewaktu-waktu sang keponakan ingin segera lahir. "Kenapa, Sayang?" tanya Naufal saat melihat istrinya meringis.Ja

  • Oncom Milik Ustadz   Ganti Panggilan

    Sebagai calon orang tua yang mempersiapkan dengan sangat baik semua kenyamanan dan kesehatan istri serta calon anaknya Naufal mengikuti semua instruksi dari dokter kandungan yang datang setiap minggu satu kali ke rumahnya. Dokter kandungan dari rumah sakit swasta yang terkenal dengan pelayanan ramahnya bernama Anggia, teman dari Hendrik yang diminta dan dibayar langsung oleh anak Onta satu itu untuk mengontrol calon keponakannya. "Jangan lupa senam hamil ya bapaknya juga ikutan. Banyakin sujud sama jalan pagi kalau kuat jangan pake sendal. Hari rabu kita USG ya. Pikirannya ditenangin ya Teh jangan sampe tensi nya naik lagi," pesan Anggia setelah ia memeriksa kondisi Oncom."InsyaAllah, Dok. Makasih ya udah selalu siaga buat saya," balas Oncom karena dokter itu begitu baik dan lembut."Sama-sama dan udah tugas saya. Kalau gitu saya permisi dulu ya. Buat obatnya abisin yang kemarin aja. Enggak usah dianter assalamu'alaikum," salam Anggia pada keduanya."Waalaikumsalam warahmatullahi w

DMCA.com Protection Status