Beranda / CEO / On CEO's Bed / 51. Undangan

Share

51. Undangan

Penulis: Yellowflies
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-03 09:31:19

Lagi-lagi Lena berada berhasil masuk ke dalam Mansion milik Assa. Di belakang wanita itu beberapa pengawal Assa terlihat serba salah. Mereka sudah mencegah dan mengikuti Lena untuk tidak masuk tapi, wanita itu menodongkan senjata api. Salah satu dari pengawal Assa berkata.

“Maaf Tuan, tapi Nona Lena membawa senjata.”

Mendengar pengaduan itu Lena pura-pura merajuk. “Oh! ayolah itu hanya mainan. Kalian takut dengan mainan yang saya bawa?”

Tak ingin merusak acara sarapan bersama maka Alfredo berdiri dari duduknya dan berkata. “Duduklah. Masih ada satu kursi untukmu.”

“Terima kasih Paman untuk kebaikannya, tapi saya tidak lama,” Lena mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Dua buah undangan, lalu dia mendekati meja dan meletakan itu di tepi. “Datanglah besok malam ada peluncuran produk terbaru dari perusahaan perhiasanku. Aku harap kalian bisa datang.”

Setelah mengatakan kalimat itu, Lena melangkah pergi. Lucy yang mengambil undangan itu dari sisinya.

“Bukankah dua minggu yang lalu dia mengelu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • On CEO's Bed   52. Serangan Besar

    Malam hari di sebuah Ballroom hotel milik Blue Eyes ramai oleh para miliuner yang datang bukan hanya untuk sekedar urusan bisnis tapi, juga untuk memamerkan seberapa mewah dan mahal apa yang mereka kenakan malam ini. Bahkan untuk sebuah pin dasi pun harganya puluhan juta.Peluncuran perhiasan milik Lena menjadi ajang unjuk gigi bagi mereka yang datang karena siapa yang mampu membeli, maka mereka akan terlihat paling kaya. Ditambah lagi jika mereka mau membeli sejumlah saham yang ditawarkan Blue Eyes.Orang-orang berkumpul mengisi ruangan. Berdiri membuat kelompok-kelompok kecil sembari memegang gelas Sampanye dan berbincang-bincang. Tawa jumawa seolah menunjukkan sebuah keramahan kerap diperlihatkan. Tak sedikit yang angkuh berbicara.Alfredo hadir malam ini, pria tua itu ditemani Argo. Kehadirannya menarik banyak pasang mata ketika kakinya melangkah masuk ke ruangan. Semua tahu bahwa Welsh dan Blue Eyes adalah musuh. Orang-orang menjadi bertanya-tanya tentang mengapa Lena lebih memil

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • On CEO's Bed   53. Berakhir?

    “Apa kamu bisa mengambilkan wadah saji dari lemari atas?” pinta Alyssa pada Dastan yang hari ini membantunya memasak.“Tentu saja, tapi mungkin sebaiknya kau harus rajin berolahraga agar kau bisa cepat tinggi," ledek Dastan pada Alyssa yang tak sampai menjangkau lemari di atas kepalanya. “Kau meledek diriku?”“Hanya mengatakan fakta,” kilah Dastan seraya mengambil piring oval yang lebar dan memberikan itu pada Alyssa. “Kamu memasak sebanyak ini untuk Assa?”“Ya, dia bilang akan makan pulang agar bisa makan di sini.”“Pria itu terlihat sekali sangat mencintaimu.”Ponsel Dastan berdenting menampilkan sebuah pesan dari nomor yang tak dikenal. Ada satu kiriman video dalam pesan itu, Dastan membukanya. Pesan tersebut adalah sebuah rekaman yang memperlihatkan seorang wanita tengah menyetir bersama seorang anak perempuan. Rekaman yang diambil dari kamera Dasbor mobil tersebut. Suara-suara dari rekaman terdengar Alyssa hingga gadis itu mendekat. “Itu rekaman apa?”“Tidak tahu,” balas Dastan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • On CEO's Bed   54. Amarah dan Dendam

    Rahang Samuel mengeras ketika melihat video yang dikirimkan padanya tanpa nama itu. Sebuah flashdisk sampai ke tangannya. Ada di depan pintu rumah tempatnya tinggal sementara. Samuel yang penasaran membuka file di layar laptopnya. Segala hal yang dia ingin ketahui terlihat jelas dalam rekaman kamera pengawas dan rekaman dasbor mobil mendiang istrinya.Meski diliputi amarah, Samuel berusaha tenang mengendalikan dirinya. Samuel harus bicara langsung pada atasannya itu untuk memastikan segalanya. Maka dia bergegas keluar dari rumahnya dengan membawa barang buktinya. Jelas sekali dada Samuel bergemuruh, dia seperti dikhianati habis-habisan oleh Alfredo.Samuel memacu mobilnya dengan cepat menuju kantor Alfredo. Hal yang tidak pernah dia disangka-sangka sebelumnya ternyata terlibat dalam kasus kecelakaan yang menewaskan istrinya. Seperti sang putri, Samuel juga mengurutkan kejadian demi kejadian setelah kecelakaan itu. Sekarang mengerti benar mengapa selama ini dia sangat kesulitan mencari

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • On CEO's Bed   55. Kemarahan Assa

    “Sial!” Assa berteriak marah karena ketika kembali ke Mansions dia tak mendapati Alyssa. Assa memang menerima laporan dari Wolf bahwa Samuel datang untuk membawa Alyssa, maka Assa bergegas pulang dari pekerjaannya. Dalam perjalanan dia juga mendapatkan kabar dari ayahnya bahwa Samuel sudah mengetahui semuanya.Kemarahan Assa kini bertumpu pada Dastan. Pria itu menendang perut Dastan dengan kuat tak peduli pada Dastan yang sudah lemah dan meringkuk di lantai. “Bodoh! Berani sekali kau membantu Alyssa pergi.”Buk!“Wolf!” panggilnya.“Saya, Tuan Muda.”“Bawa sampah ini keluar,” titah Assa sebelum kemudian berlalu.Wolf segera membawa Dastan keluar dibantu oleh dua menjaga lainnya. Dastan yang berdaya diseret seperti seekor bangkai hewan. Wolf dan rekannya membawa Dastan sampai keluar gerbang, lalu memasukkan pria itu ke mobil. Dastan bisa mendengar Wolf memerintah sang supir untuk membawanya jauh.Sementara di Mansion Assa tengah berkutat dengan laporan yang dibawa Sam dan Argo. Sejak a

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • On CEO's Bed   56. Pesaing Bisnis

    Edmund berada di ruang interogasi untuk ditanyai sejumlah pertanyaan terkait laporan Mark terhadapnya. Sunyinya ruangan itu tak membuat Edmund menciut. Duduk di atas kursi besi dengan alas kayu yang keras tak mempengaruhi dirinya. Satu meja di hadapannya menjadi pembatas dengan kursi lainnya.Tangannya diborgol, di atas meja. Kepalanya menunduk dengan mata terpejam. Ketika pintu dibuka dari luar, Edmund masih pada posisinya. Seorang kepala penyidik datang dengan membawa nampan berisi kopi dan buah-buahan kering dalam mangkuk kecil.“Saya dengar Anda sangat menyukai kopi tanpa gula sambil dinikmati dengan buah kering,” tutur kepala penyidik sembari meletakan nampan di atas meja.Edmund mendongak menatap pria paruh baya di hadapannya dengan senyum tipis. “Sepertinya Anda sudah menyelidiki saya lebih jauh sebelum hari ini.”Kepala penyidik bernama Arthur itu menarik kursi untuk dirinya duduk santai. “Kebiasaan saya selalu mencari tahu minuman atau makanan kesukaan tamu-tamu saya di sini,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • On CEO's Bed   57. Kehilangan

    Assa benar-benar menyusul Alyssa ke Inverness namun sayangnya dia tidak bisa mendapatkan alamat rumah yang ditinggali Alyssa dengan cepat. Dia baru mendapatkannya ketika matahari terbit, saat itu dirinya sudah terlambat. Rumah yang disinggahi Alyssa dan Samuel sudah sepi. Assa tak mendapatkan informasi apapun tentang keberadaan mereka.“Kau menemukan keberadaan Dastan?” tanya Assa pada Sam yang diminta mencari tahu tentang kondisi Dastan.Sam menggeleng. “Saya membawanya ke rumahnya, tapi semalam saat saya datangi rumah dan tokonya tutup. Neneknya bahkan tidak ada di sana.”“Neneknya tinggal bersama adik perempuannya di London. Cari tahu dimana mereka tinggal," perintah Assa. “Baik.”Assa segera masuk ke mobilnya. Dia duduk di belakang dengan gelisah. “Jeff, apakah kau mendapatkan informasi dari Hanna tentang keberadaan Alyssa?”“Saya sudah menghubunginya tapi, dia tampaknya tidak tahu apa yang tengah terjadi sekarang,” jawab Jeff memberikan keterangan pada Tuan Mudanya yang tampak k

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • On CEO's Bed   58. Tak Mengakui

    Tim penyidik yang menangani kasus Edmund tampak kerepotan ketika pengacara pengusaha tersebut memberikan sejumlah bukti atas tidak bersalahnya Edmund atas apa yang dituduhkan Mark padanya. Terlebih lagi bukti-bukti tersebut juga cukup kuat sebagai alibi.“Di sini dijelaskan bahwa klien Anda bekerja sama dengan seniman asal Jepang. Edmund memberikan sejumlah uang pada Himura sebagai kesepakatan untuk menyembunyikan Leonidas di kediaman Himura.” tutur pengacara Mark di depan penyidik.Di tempat itu juga ada Edmund dan pengacaranya. Pengacara bernama Jhon itu kemudian berkata. “Benar memang ada kerja sama antara Tuan Edmund dan Himura akan tetapi, itu hanya pada sebatas jual beli lukisan karena Tuan Edmund salah satu pengagum Himura. Anda bisa melihat bukti transaksinya pada lembar yang sudah saya lampirkan.”Memang benar jika melihat beberapa bukti yang terlampir. Sejumlah pertanyaan terus dilemparkan pada Edmund tapi, pria itu terus mengelak. Pihak Mark sendiri tidak bisa terus-terusa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • On CEO's Bed   59. Pilihan

    Satu pilihan yang mungkin berat bagi Assa ketika ayahnya meminta dirinya untuk menyerahkan Leonidas pada keluarganya. Alfredo tidak ingin lagi Assa berurusan dengan Mark di luar bisnis. Ketika melihat Leonidas seperti dirinya melihat sosok Alyssa yang memang selama ini selalu bersama anak lelaki itu.Di kamar Leonidas ada Bertha dan Diana yang tengah mengemasi pakaian dan juga mainan Leonidas. Sementara pemiliknya duduk di atas tempat tidur. Assa yang berdiri diambang pintu menghela nafas, kenyataan bahwa dirinya terlalu fokus dengan Alyssa juga menjadi masalah hingga beberapa hari ini mengabaikan Leonidas.Pilihannya memang harus segera membawa Leonidas kembali pada keluarganya. Leonidas menatap Assa yang sudah lebih dulu menatapnya. "Apa di sana ada bibi Alyssa? Apa aku akan bertemu dengannya lagi?”“Hmmm,” Assa hanya bisa mengangguk. Sejak Assa memutuskan untuk memulangkan Leonidas sejak saat itu juga dia berbohong pada bocah lelaki itu perihal keberadaan Alyssa. Jika Leonidas ingi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03

Bab terbaru

  • On CEO's Bed   147. Ending

    Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.

  • On CEO's Bed   146. Kelahiran Sang Pewaris

    Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa

  • On CEO's Bed   145. Kisah Jeff dan Hanna

    Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je

  • On CEO's Bed   144. Keluarga Mark

    Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi

  • On CEO's Bed   143. Bulan Madu

    Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s

  • On CEO's Bed   142. Semua Hal Berlalu

    Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H

  • On CEO's Bed   141. Kejutan Luar Biasa

    Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu

  • On CEO's Bed   140. Membalas Luka

    Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah

  • On CEO's Bed   139. Luka Tanpa Kata

    Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t

DMCA.com Protection Status