Alyssa sejak tadi hanya berguling-guling di tempat tidurnya lantaran tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Perkataan Lena diam-diam ternyata mengusik pikirannya. Assa memang tak pernah menyentuhnya lebih jauh dari sekedar ciuman, tapi apa benar karena Assa tidak mencintainya? Alyssa terus memikirkan hal itu berulang kali.Rasa tidak tenangnya membawa Alyssa beranjak dari tempat tidurnya. Dia berjalan keluar kamar, lalu ke dapur. Di dapur ada Helga yang mengambil air minum.“Apa Nona membutuhkan sesuatu?” tanya Helga.“Tidak, aku bisa mengambilnya sendiri. Helga?”“Iya?”“Assa belum pulang?”“Belum Nona.”“Baiklah kalau begitu, kau boleh kembali ke kamarmu.”“Jika Nona membutuhkan sesuatu bisa panggil saya.”“Baik, Helga.”Helga berlalu dari dapur, sedangkan Alyssa mengambil segelas air minum untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Gadis itu kemudian kembali ke kamarnya, tapi ketika akan menginjakkan kaki pada anak tangga dia melihat pintu yang terbuka. Ternyata itu adalah A
Assa sengaja meminta Alyssa pulang lebih cepat dari tokonya karena dia ingin mengajak Alyssa untuk makan malam. Gaun cantik sudah disiapkan oleh Bertha dan Diana meski langit di luar masih benderang. Alyssa duduk terpaku di tempat tidurnya memandangi banyaknya gaun indah yang rapi tersedia untuknya. Di dekat Alyssa ada Leonidas yang tengah bermain game di ponselnya. Alyssa melirik anak itu sesaat, rasanya lebih menyenangkan bermain bersama Leonidas dari pada harus menerima ajakan kencan Assa malam ini.“Menurutmu apa aku harus pergi?” tanya Alyssa pada Leonidas.“Ya, pergilah. Bibi Alyssa harus bisa bersenang-senang juga.”“Kamu tidak masalah kalau aku tinggal?”Leonidas meletakan ponselnya di tempat tidur, dia menatap Alyssa dengan senyum lucunya. “Tidak masalah, di sini ada bibi Helga, bibi Bertha dan bibi Diana. Paman Dastan juga bisa menemaniku.”“Anak pintar.”Pintu kamar Alyssa diketuk, Helga masuk dan berkata. “Di luar ada non Jane dan ibunya.”“Baiklah. Ayo kita temui mereka,
Apa yang takdir berikan tentang sebuah kenyataan sering sekali jauh dari ekspektasi yang tercipta dalam benak. Assa menerima pelukan Alyssa meski di hatinya bersemayam rasa kecewa. Makan malam mereka berakhir dengan sebuah penolakan. Walau demikian Assa tidak melepaskan Alyssa begitu saja.Saat mereka kembali Assa mengajak Alyssa mengobrol di kamarnya. “Aku harap kamu punya alasan yang bagus atas penolakanmu itu.”“Aku ini hanya seorang gadis yang terlahir dari keluarga sederhana. Sejak kecil aku bebas pergi dan bermain kemanapun. Jika harus diawasi itu hanya ibu. Dari kejauhan dia akan melihatku bermain ayunan. Sejak awal kamu menahanku disini pun kamu sudah paham kalau aku tidak nyaman.”“Lalu kenapa kamu tidak pernah menolak ciumanku? Kamu bahkan sekarang seperti menerima segalanya.”“Perempuan mana yang akan menolak ciumanmu, Assa? Aku rasa tidak ada.”“Kamu mengakui perasaanmu.”“Iya, aku memang mencintaimu tapi, untuk hidup lebih lama denganmu rasanya aku tidak sanggup. Melihat b
Assa begitu menerima panggilan dari Hanna yang meminta izinnya akhirnya membiarkan Alyssa bersama gadis itu lebih dahulu. Assa ingin memberikan waktu Alyssa untuk bisa menenangkan dirinya lebih dahulu. Sementara itu Ass menyibukkan dirinya dengan setumpuk pekerjaan.Argo duduk di depannya dengan Ipad di tangannya. “Kelly Bop memperpanjang kontraknya dengan kita, tapi dia meminta tambahan pengawal sebanyak dua orang untuk putrinya yang akan masuk sekolah, lalu dia juga menambahkan asuransinya sebanyak sepuluh ribu Pounds.”Assa mengecek datanya lewat komputer. “Artis itu benar-benar klien kita yang menyenangkan.”“Benar lalu, karena kasus calon perdana menteri yang sedang marak. Sekarang beberapa menteri yang dekat dengannya juga meminta pengawalan dari jasa kita. Sepertinya mereka sering diikuti wartawan gila.”“Tunggu, kenapa mereka meminta jasa kita? Bukankah ada Blue Eyes?”“Mereka hanya dekat secara pekerjaan, tidak dekat seperti seorang sahabat. Mereka juga mengaku di media kalau
Assa memberikan peringatan pada Lena untuk tidak kembali datang, dia juga memberitahu pada para penjaga rumahnya untuk tidak memberikan izin Lena masuk apapun alasan wanita itu. Kejadian malam ini sangat membuat Assa kelas bukan main. Dia hampir saja memperparah hubungannya dengan Alyssa. Sekesal apapun Assa pada Alyssa dia tetap tidak akan bisa marah dan membencinya. Penolakan yang Alyssa berikan padanya cukup membuatnya ingin menghindari gadis itu selama beberapa hari hingga mengizinkan Alyssa untuk menginap, tapi ternyata dirinya tidak bisa jika jauh dari Alyssa.Assa menunggu di depan pintu kamar sampai Alyssa selesai menemani Leonidas terlelap. Begitu pintu terbuka Assa mengembangkan senyumnya. Lain lagi dengan Alyssa yang menatapnya heran. Assa tidak sungguh marah padanya. Assa bisa kembali tersenyum padanya meski dia sudah menolaknya.“Bisa kita bicara?” tanya Assa pada Alyssa.Alyssa mengangguk. Gadis itu lalu mengikuti langkah Assa yang membawanya menaiki anak tangga sampai
Assa berjalan-jalan di sekitar kebun anggurnya untuk melihat kondisi perkebunan secara langsung. Sudah lama dirinya disibukkan dengan pekerjaan yang lain, tapi hari ini Assa diberikan waktu istirahat oleh Alfredo. Pria itulah yang akan mengurus sisa pekerjaan Assa. Di depan Assa ada Leonidas yang berlarian. Anak lelaki itu berhenti melihat pada anggur-anggur yang mulai matang. “Paman apa aku boleh memetiknya?”“Tentu saja, kamu boleh mendapatkan sebanyak yang kamu mau.”Seorang pekerja wanita tua datang membawa gunting untuk memetik anggur dan juga sebuah keranjang. Dia mengambil buah yang sudah matang. "Bisakah aku mendapatkan empat?” tanya Leonidas pada wanita tua itu. Pekerja perkebunan itu bertanya pada Leonidas. “Kau mau membaginya pada orang lain?”“Iya, aku akan memberikannya pada bibi Alyssa, Diana, Helga dan juga Bertha.”Assa yang mendengar itu tersenyum. Betapa Leonidas mempunyai hati yang baik tapi, kebahagiaan masa kecilnya dirampas dengan kejam. Mengingat hal itu memb
Assa duduk di ruang kerja Alfredo. Di sana ada Argo, Wolf dan juga Sam. Apa yang terjadi hari ini sudah sama-sama diketahui. Alfredo mendapatkan laporan dari Samuel bahwa Takeda sekarang sudah sampai di Inggris. Samuel tidak punya kesempatan untuk melenyapkan pria asal Jepang itu karena dikawal ketat oleh orang-orang yang menyamar menjadi pengunjung bandara.“Samuel masih memata-matai Takeda, jika dia mempunyai kesempatan dia boleh membunuhnya seperti yang sudah-sudah jika ada orang yang mulai mengancam keselamatan keluarga kita," ujar Alfredo.“Apa Ayah sudah menemukan bukti-bukti lainnya terkait kasus kebakaran gudang itu?”“Tidak ada, semuanya masih abu-abu. Kita harus lebih dekat pada mereka.”Pintu ruangan diketuk. Di sana Mark datang bersama Jane. Mereka datang atas undangan Alfredo. Keduanya dipersilahkan duduk bergabung bersama Assa dan yang lainnya. “Apa kalian menerima karangan bunga?” tanya Marka cemas. “Iya, mereka sepertinya sudah tahu kalau kita yang membebaskan Leonid
Lagi-lagi Lena berada berhasil masuk ke dalam Mansion milik Assa. Di belakang wanita itu beberapa pengawal Assa terlihat serba salah. Mereka sudah mencegah dan mengikuti Lena untuk tidak masuk tapi, wanita itu menodongkan senjata api. Salah satu dari pengawal Assa berkata.“Maaf Tuan, tapi Nona Lena membawa senjata.”Mendengar pengaduan itu Lena pura-pura merajuk. “Oh! ayolah itu hanya mainan. Kalian takut dengan mainan yang saya bawa?”Tak ingin merusak acara sarapan bersama maka Alfredo berdiri dari duduknya dan berkata. “Duduklah. Masih ada satu kursi untukmu.”“Terima kasih Paman untuk kebaikannya, tapi saya tidak lama,” Lena mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Dua buah undangan, lalu dia mendekati meja dan meletakan itu di tepi. “Datanglah besok malam ada peluncuran produk terbaru dari perusahaan perhiasanku. Aku harap kalian bisa datang.”Setelah mengatakan kalimat itu, Lena melangkah pergi. Lucy yang mengambil undangan itu dari sisinya. “Bukankah dua minggu yang lalu dia mengelu