Sejak Hanna datang menghampirinya, Jeff bagai kincir angin yang tak henti-hentinya mengeliling kamar tempatnya dirawat. Botol infus masih tersambung ke pembuluh darahnya, tapi ia mondar-mandir gelisah memikirkan apa yang harus ia lakukan agar Hanna tak lagi marah padanya.“Apa yang harus aku lakukan?” gumamnya pada diri sendiri.Wolf dan Sam yang melihat teman mereka seperti itu hanya bisa menggelengkan kepala.Mau bagaimana lagi. Semua ini memang salah Jeff. Pria itu terlalu banyak bermain dengan wanita dan inilah saatnya ia mendapatkan karma. Gadis asing seperti perawat yang tak dikenalnya bahkan berani ia cium. Sungguh kelakuan pria murahan.Melihat kue yang rusak teronggok di ats lantai rumah sakit membuat Wolf dan Sam tak mampu menahan tawa. Diam-diam, mereka bertepuk tangan pada Hanna yang berani melempar kue ke wajah Jeff.Jeff kemudian menghentikan langkahnya untuk menoleh ke arah para mengawal Assa yang gagal menutup mulut mereka. Pria itu menatap sinis kedua temannya dan ber
Mendekati hari pernikahan putrinya membuat Samuel merasa gugup sebagai seorang ayah. Sudah beberapa hari ini dia menempati rumah lamanya. Alyssa memberikannya izin, namu ketika hari pernikahannya tinggal hitungan satu atau dua hari, Alyssa memintanya untuk tinggal sementara lagi di Mansion sampai Natal tiba. Sebab Alyssa benar-benar ingin menikmati merayakan Natal secara itu bersama ayahnya. Namun sebelum hari itu tiba Samuel ingin mengajak Alyssa pergi jalan-jalan hanya berdua dengannya saja.Atas persetujuan Assa, pria itu datang dengan membawa mobil lamanya. Dia menjemput Alyssa di Mansion. Alyssa langsung keluar dari Mansion dengan mantel hangatnya, lalu masuk ke mobil Samuel. Duduk di sisinya. “Ayah akan membawaku kemana?”“Kejutan, apa Assa sudah pergi ke kantornya?”“Sudah. Dia bilang ayah akan datang untuk membawaku jalan-jalan, jadi dia memintaku bersiap-siap,” terang Alyssa pada ayahnya itu.Perlahan mobil Samuel bergerak meninggalkan Mansion. Jalanan Hempstead terlihat puti
Beberapa hari berikutnya keadaan Alyssa sudah lebih baik. Dia terlihat lebih segar dari sebelumnya. Matanya berseri indah ketika menatap Assa. Itulah hal yang paling membuat Assa bahagia. Tatapan mata Alyssa benar-benar membuat dirinya merasa sangat hidup. Tatapan hangat yang mampu membuat Assa melenyapkan segala masalah yang membelit dirinya. Hal yang sangat disyukuri Assa saat ini adalah kehadiran Alyssa dalam hidupnya. Hari ini Lucy meminta mereka untuk datang ke Essex tanpa penolakan. Assa yang semulai keberatan itu pun akhirnya setuju setelah Lucy memohon padanya. Assa tidak tahu apa tujuan Lucy meminta dirinya dan Alyssa untuk datang ke sana, namun untuk menenangkan hati ibunya akhirnya pagi ini Assa berkemas dengan beberapa pakaian yang dia masukkan ke dalam ransel hitamnya. “Assa boleh aku bertanya sesuatu?”“Tanyakanlah.”“Tentang Argo. Bukankah kawanannya di tangkap, lalu apakah Argo masih bebas berkeliaran di luar sana?”Membicarakan Argo rupanya membuat Assa bisa menang
Melanjutkan perjalanannya di Essex, Lucy setelah dari makam mendiang suaminya membawa Alyssa dan Assa untuk makan siang di sebuah restoran dekat dermaga yang dahulu pernah menjadi tempat bertemunya Lucy dan juga Ishak. Restoran tersebut ternyata milik neneknya Assa. Lucy mengambil tempat duduk dekat jendela. Tempat favoritnya dengan Ishak.“Restoran ini milik nenekmu,” jelas Lucy pada Assa dan Alyssa yang menatapnya terkejut. “Sekarang jadi milik ibu, hanya saja dikelola oleh orang lain. Ayah dan ibu bertemu di sini. Kamu mengetahui cerita mereka?”“Hmmm,” Assa mengangguk. “Ibu dulu kuliah di University of Essex, saat itu tengah melarikan diri dari rumah. Ibu tidak ingin kuliah di Amerika. Keputusan ibu disetujui asalkan ibu mencari biaya kuliah sendiri. Akhirnya ibu sepakat, lalu ibu mulai mencari pekerjaan salah satunya di tempat ini.”Lucy mengisahkan hidupnya yang berjuang karena tidak ingin bergantung hidup dari orang tuanya. Di Essex, Lucy benar-benar menunjukkan kemandiriann
Dunia tidak selalu dipenuhi dengan hal-hal indah yang memuaskan ekspektasi. Terkadang harus runtuh dalam satu kedipan mata bahagia yang tengah digenggam. Kisah hidup tak pernah selalu seindah dongeng-dongeng buatan yang memberikan gambaran palsu tentang kehidupan di masa anak-anak. Alyssa menyadari benar bahwa dongeng seperti Putri Salju, Cinderella atau Rapunzel yang bertemu dengan pangerannya tidak berakhir dengan kalimat Happly Ever After. Ditelaah lebih jauh lagi ada banyak versi menyakitkan dari kisah mereka, versi yang disembunyikan agar orang-orang tetap meyakini bahwa kisah mereka berakhir indah.Menatap pada dua anak kecil bermata sipit itu membuat hati Alyssa miris. Betapa dunia kecil mereka sudah dihadapkan dengan kisah pahit kematian orang tuanya. Tidak ada dongeng-dongeng palsu yang disuguhkan pada mereka, sebab getir kehidupan sudah lebih dulu menyapa. Alyssa merasa dirinya jauh lebih beruntung, meski ditinggalkan ibunya dulu dalam sebuah kecelakaan. Dua anak kecil dalam
Sedikit mengungkap kehidupan Takeda, pria itu di lingkungannya dikenal sebagai seorang petani. Takeda tinggal di Hokkaido, mencintai Negara namun dia dikhianati. Ayah Takeda menjadi kambing hitam atas kasus korupsi petinggi Jepang. Itu pula yang menjadi alasan Takeda memilih jalannya menjadi pembunuh bayaran, sebab ketika kasus itu terjadi ibunya harus meninggal karena serangan stroke. Takeda juga harus kehilangan kakak perempuannya yang meninggal karena diperkosa oleh orang-orang yang menjanjikan akan membantu ayah mereka bebas, namun semua itu hanya bualan. Negaranya tak bisa melindungi Takeda dan keluarganya. Bukan terlahir dari keluarga kaya raya, Takeda tak bisa mempertahankan kehormatan keluarga karena kalah dengan uang dan kedudukan. Takeda muda mulai belajar bela diri, berlatih samurai dengan salah satu petani Hokaido yang merupakan pecinta seni samurai. Takeda tumbuh dalam kekejaman dunia, menjadikan dirinya lebih kejam dari dunia memperlakukannya. Namun Takeda tetap bisa me
Pada situasi tertentu hari yang dilalui terasa begitu lama, namun dalam situasi lainnya hari berlalu dengan cepat. Tanpa terasa pernikahan Alyssa dan Assa sudah di depan mata. Gaun pengantin sudah siap digunakan, penata rias sudah datang untuk mempercantik wajah Alyssa dengan make up. Pernikahan yang benar-benar sederhana karena Assa hanya mengundang beberapa orang saja dari rekan-rekan bisnisnya. Tak ingin keramaian yang terlalu, meski uang Assa tidak akan habis untuk mengadakan pesta yang besar.Bahkan untuk bridesmaid saja Alyssa tidak pusing memikirkan hal itu. Baginya Hanna, Diana dan Bertha saja sudah cukup. Merekalah yang selama beberapa bulan belakangan ini bersama Alyssa, tak masalah meski posisi Diana dan Bertha adalah asisten rumah tangganya. Alyssa menganggap mereka teman sama seperti Hanna. Gaun yang disiapkan untuk ketiganya berwarna peach dengan model yang berbeda. Sedangkan Helga yang sudah dianggap orang tua mengenakan gaun yang berwarna sama dengan Lucy, Belinda, Jan
kabar pernikahan Assa terdengar sampai ke telinga Lena, meskipun tak ada media berita yang benar-benar menyiarkan pernikahan tersebut secara langsung. Assa tidak mengundang awak media manapun untuk meliput pernikahannya. Foto-foto pernikahan yang didapat hanya bersumber dari orang-orang terdekatnya. Seperti Lucy yang membagikan potret pernikahan saat pemberkatan di gereja, dan juga Jane yang membagikan fotonya bersama kedua pengantin saat pesta malam harinya.Lena menghela nafasnya, merelakan Assa bukanlah hal yang mudah. Apalagi hasil tes urine yang dilakukannya pagi tadi menunjukkan bahwa dia positif hamil. Percintaannya dengan Assa malam itu menghadirkan apa yang Lena mau, meski demikian Lena tidak meminta Assa untuk bertanggung jawab secara langsung. Hari ini dia berencana memberitahu Assa bahwa dia akan kembali ke Rusia. Lena berbaring menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan kehidupannya jika tanpa belas kasih dari Lucy, maka tak akan pernah ada dirinya yang sekarang. Lena se