Share

Menikah

Talita menatap nanar dirinya sendiri. Wajahnya pucat dan air matanya menetes dari pelupuk mata. Buru-buru dia menyeka bulir-bulir bening yang berderai. Wanita itu menyeringai lebar dan menengok ke arah pintu kamar yang berderit.

Tampak Raffi berdiri menyulam senyum manis. "Kenapa kamu sedih?" Melihat raut Talita yang sangat membuat Raffi khawatir.

"Tak apa-apa. Aku hanya capek," jawab Talita sambil merebahkan tubuhnya di kasur. 

Kakek tua itu naik ke atas ranjang dan tangannya terulur mengusap pipi Talita. Pernah dengar kelapa semakin tua semakin banyak airnya. Begitupun dengan Raffi dia mengalami puber kedua. Libidonya menunggu bila dekat dengan Talita. Namun sayangnya, hanya gairahnya yang menjulang.

Wanita itu yang menjadi istrinya hanya memberikan kepuasan melalui mulut. 

"Apakah kamu belum siap juga?" bisik Raffi.

"Maaf, belum siap," balas singkat Talita.

"Oke, kalau gitu seperti biasa," cetus Raffi sambil meraba bukit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status