Share

Satu Malam Sampai Puncak

Bendera kuning berkibar di depan rumah Raffi. Langkah Rino tertatih masuk ke dalam rumah. Di sana banyak tamu yang melayat. Ingin menangis, tetap pantang bagi Rino untuk meneteskan air mata di depan orang banyak. Matanya sayu sembari melangkah lebar mendekati Raffi yang sudah terbujur kaku.

Suara tangis Talita sedu-sedan meratapi kematian Raffi. Dia duduk di samping jasad itu. Wajahnya menunduk dan sesekali mengusap air mata yang jatuh ke pipi dari pelupuk matanya.

Rino duduk bersimpuh dan tangannya terulur membuka kain batik cokelat yang menutupi jasad Raffi. Saat dibuka, tampak wajah lelaki tua itu cerah dan terpejam tenang.

"Kakek, sudah tenang. Maafkan saya," ucapnya lirih. Menahan agar air matanya tidak jatuh. 

"Sebenarnya ada apa?" tanya Rino melirik ke arah Talita.

"Terkena serangan jantung." Talita menjawab parau.

"Kenapa kamu tak memberitahu soal ini? Pasti Kakek dibawa ke rumah sakit dulu 'kan?" protes Rino yang geram dan kece

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status