Share

4. Moscow

last update Huling Na-update: 2025-01-11 01:04:20

Dua tahun kemudian di Moscow.

William baru saja tiba di Moscow karena ibunya yang sangat cerewet itu memintanya untuk datang ke kota itu untuk mewakili ibunya dalam rangka menghadiri sebuah pameran perhiasan. Seharusnya ini adalah tugas Sydney karena pekerjaan ini adalah bidangnya. Tetapi, nyatanya Sidney adik gadisnya itu justru memiliki urusan yang lebih penting. Urusan yang katanya tidak bisa ditinggalkan. Jadilah William harus mengalah untuk menghadiri pameran perhiasan yang bertabur dengan berlian, benda yang sama sekali tidak ia mengerti meski ia telah didampingi oleh satu asisten ibunya yang sangat terlatih di dalam bidang perhiasan.

William berulang kali menguap karena merasa bosan menyaksikan orang-orang yang terkagum-kagum melihat desain perhiasan yang bertabur berlian di depannya. Bagi William melihat perhiasan mewah bukan hal yang aneh karena sejak kecil ia terbiasa melihat ibu dan neneknya, mereka menggambar rancangan perhiasan kemudian berangkainya menjadi berwujud perhiasan bertabur berlian yang digandrungi oleh wanita. Sekali lagi, menurut William sama sekali tidak masuk akal. Wanita tampak bahagia hanya karena seuntai gelang atau sebuah cincin. Meeka bahkan memamerkannya dengan bangga di media sosial dan di depan teman-temannya,  apa bagusnya sebuah batu?

William menguap kembali, ia kemudian memutuskan untuk berkeliling mengitari ruangan tersebut. Ia berhenti di depan sebuah foto yang di bingkai rapi dan tergantung di dinding. Foto itu bergambar seorang gadis yang mengenakan gaun pengantin yang sangat indah, rambut hitam gadis itu menjuntai panjang hingga ke pinggang. Rambut itu tata dengan gaya bergelombang kemudian ikat, menegaskan kesan gadis itu tampak lembut dan anggun. Tetapi, sayangnya wajah gadis itu tidak sepenuhnya dapat di nikmati karena gadis di dalam foto tampak berpose membelakangi kamera. Gadis itu tampak menonjolkan cincin yang indah di jemarinya yang ia letakkan di bagian belakang pundaknya. Wajahnya hanya tampak dari samping, itupun hanya sedikit.

William sedikit bergeser dan kembali menemukan beberapa foto. Dari lekuk tubuh foto-foto itu terlihat berasal dari orang yang sama tetapi seluruh fotonya selalu hanya menonjolkan tubuh yang terbalut gaun pengantin dan mengenakan perhiasan yang indah. Bahkan saat ia memamerkan giwang di telinganya tampak yang di ekspos hanya telinga dan leher jenjangnya. Bagian wajahnya terlihat jelas adalah bagian dagu dan bagian bawah bibirnya yang tampak mengulas sedikit senyum.

William merasa sangat penasaran dengan gadis yang tiba-tiba seperti menghipnotisnya, gadis asing yang seolah memiliki daya tarik yang sangat kuat bagaikan magnet bagi William meski pun ia sama sekali tidak melihat keseluruhan wajah gadis itu. Ia menyilangkan kedua lengannya di dada dan dengan cermat mengamati setiap jengkal tubuh gadis itu sambil kepalanya sedikit mengangguk-angguk. Sudut bibirnya tanpa ia sadari mengulas senyum.

Ketika seorang pria yang mengenakan seragam yang William kenali sebagai salah satu pegawai di pameran tersebut melewatinya, ia tidak membuang kesempatan.  Segera Wiliam memanggil pria itu dan bertanya, "Apakah kau tahu siapa model ini?"

Pria berpakaian seragam itu mengangguk dengan hormat kemudian menjawab, "Nama model ini Alicia, Sir. Dia brand ambassador dari perusahaan kami."

"Alicia...." William menggunakan nama gadis yang menghipnotisnya, sudut bibirnya mengulas senyum licik. "Kau tahu di mana ia? Maksudku... dari agensi mana?"

"Dia bernaung di bawah agensi model yang bernama Le Model," jawab pria itu.

"Baiklah. Terima kasih atas informasi yang kau berikan, kau bisa pergi," ucap William. Ia kembali mengamati foto-foto Alicia bahkan diam-diam mengarahkan kamera ponselnya untuk mengambil beberapa foto yang terpampang di dinding. Bibirnya masih mengulas sedikit senyum, perasaannya tiba-tiba

Alicia... Aku akan mendapatkanmu. Tunggu aku!

***

Le model.

"Alicia...." Halifa Yonas asisten pribadi Alicia memanggil gadis itu.

"Ada apa?" Alicia yang tengah duduk menyibakkan rambutnya yang tergerai nakal menutupi sebagian wajahnya menggunakan telapak tangannya. Ia sama sekali tidak menoleh kepada sumber suara karena ia terus fokus kepada hal yang sedang ia lakukan. Sebelah tangannya tampak memegangi pensil, ia sedang mencoret-coret kertas yang berada di atas meja.

"Ford menunggumu di ruang kerjanya," kata Halifa. Gadis berumur dua puluh lima tahun itu selalu berpenampilan menarik dan modis. Bahkan jika di lihat lagi ia lebih fashionable di bandingkan dengan Alicia model yang menjadi bosnya.

"Ford?" Alicia menghentikan aktivitasnya dan mendongakkan kepalanya, mata birunya yang seindah samudra tampak menatap Halifa dengan tatapan enggan.

"Ya, Ford."

"Apa aku melakukan kesalahan hingga ia memanggilku?"

"Oh Tuhan. Kau seolah gadis yang malang. Bagaimana bisa kau selalu beranggapan jika Ford hanya mencarimu karena kau melakukan kesalahan?" Halifa tertawa ringan di sela-sela ucapannya.

Alicia hanya mengangkat kedua bahunya bersamaan, Alisnya yang sangat tebal juga sedikit terangkat.

"Jangan berpikiran negatif, sayang." Halifa selalu mengingatkan Alicia untuk tidak berprasangka buruk kepada siap pun.  Asistennya itu meski kadang sama menyebalkan seperti Ford tetapi pekerjaannya sangat cekatan, hati-hati dan rapi.

"Kalau begitu apakah menurutmu Ford akan memberikan aku pekerjaan lagi? Kau tahu pekerjaanku akhir-akhir ini terlalu banyak," keluh Alicia.

"Kau adalah model kesayangan Ford, kau seharusnya bangga."

Alicia memutar bola matanya, ia tampak tidak senang dengan ucapan asistennya. "Halifa, aku lelah. Kau tahu aku hanya memerlukan gaji yang cukup untuk kehidupanku dan modal untuk aku membuka usaha sendiri. Sekarang aku sangat sibuk hingga aku tidak memiliki waktu lagi untuk memikirkan bisnis pribadiku. Ford keterlaluan. Ia terlalu banyak menerima tawaran," ucapnya dengan nada ketus.

"Alicia, kau benar-benar bodoh. Tubuhmu sangat indah, wajahmu cantik, kau sangat berbakat. Kau harus memanfaatkan semu ini karena tidak semua orang memiliki kesempatan seperitmu." Halifa membelai rambut Alicia. "Cepatlah temui Ford atau ia akan mengomeliku jika kau membuatnya terlalu lama menunggu," kata Halifa.

Alicia merapikan kertas di depannya kemudian memasukkan ke dalam sebuah map, dengan gerakan malas ia bangkit dari duduknya. Gadis itu dengan langkah kaki enggan menuju ruang kerja Ford manajernya sekaligus kekasihnya.

"Sayang, kau cantik sekali hari ini." Ford mengamati gadis yang baru saja masuk ke dalam ruangannya, pria tampan bermanik mata coklat itu tampak menelan ludahnya. Kekasihnya sangat cantik, menawan, rupawan dan tubuhnya sangat indah. Ia telah lama mendambakan gadis itu menjadi milikinya, tepatnya berada di bawahnya mengerang memanggil namanya. "Duduklah," ucapnya.

Dengan patuh Alicia duduk di kursi tepat di depan meja kerja Ford, ia tidak mengatakan apa-apa. Tatapan matanya hanya mengawasi wajah Ford dengan tatapan dingin, akhir-akhir ini ia dan Ford memang semakin jauh, hubungan mereka semakin merenggang karena jarang berkomunikasi.

"Selamat atas kontrak barumu," kata Ford dengan nada begitu bersemangat memberikan selamat kepada Alicia.

Seperti yang telah ia duga, tidak salah. Ford memberikan Alixcia pekerjaan lagi. Alicia tampak tidak bergeming, ia menanggapi dengan acuh ucapan selamat dari Ford. "Aku sama sekali tidak tahu kontrak apa yang kau bicarakan."

"Sebuah keuntungan besar, aku baru saja menyetujui kontrak baru untukmu. Kau akan berfoto mengenakan gaun pengantin dan sepatu dari brand lokal yang sedang naik daun. Mereka bekerja sama dan sama-sama mengontrakmu, otomatis kau hanya perlu sekali bekerja tetapi kau mendapatkan dua keuntungan. Alicia, kau benar-benar beruntung kau bukan hanya kekasihku tapi kau juga Dewi keberuntunganku," ucap Ford dengan nada penuh semangat.

Alicia menyilangkan lengannya di dada, ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan menatap Ford tanpa minat.

Melihat reaksi Alicia Ford mengerutkan keningnya. "Sayang, apa kau baik-baik saja hari ini?" 

Kaugnay na kabanata

  • Oh, My Brother!   5. Lazy Prince

    "Of course. I'm fine," jawab Alicia dengan nada acuh. Sikap Alicia memang sedikit unik, ia selalu menjaga jarak dengan siapa pun termasuk Ford yang merupakan model sekaligus kekasihnya. Ford mendekati Alicia dan membelai rambutnya. Gerakannya sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Kau marah kepadaku?" "Apa hakku marah kepadamu?" "Ayolah, kau sangat manis jika marah, sayangku." Ford bangkit dari duduknya. Ia berdiri di samping Alicia yang duduk dengan posisi malas di kursi. "Kau manajerku sekaligus kekasihku jadi kau berhak memanfaatkan kekasihmu ini, tepatnya kau bisa memeras tenagaku sesukamu," ucap Alicia dengan nada ketus. Selalu begitu, Ford sama sekali tidak terkejut dengan mulut pedas kekasihnya. "Kau kasar sekali sayangku, kita adalah pasangan yang paling serasi. Suatu saat kita akan membangun bisnis kita, membangun sebuah agensi model melebihi Le Model," kata Ford dengan nada bersungguh-sungguh. Alicia mencebik. Ia memutar bola matanya dengan enggan, Ford adala

    Huling Na-update : 2025-01-11
  • Oh, My Brother!   6. Le Model

    "Aku memiliki tugas untukmu," kata William. Ia mendekati di mana adiknya berada. "Berikan saja kepada sekretarisku," jawab Leonel cepat. Ia tidak memerlukan waktu lama jika hanya untuk mengajukan penolakan. "Kau bahkan belum bertanya tugas apa yang akan aku berikan kepadamu." "Arhg...! Aku enggan, pekerjaan itu pasti melelahkan. Aku tahu siapa dirimu," ucap Leonel sambil mengempaskan tubuhnya sendiri ke atas ranjang dengan posisi tertelungkup. "Kau ini pemalas sekali." William memukul pelan adiknya menggunakan bantal. Leonel membalikkan badannya, ia kembali menguap dan berucap, "Santai itu perlu, tapi malas itu wajib." Semua orang di rumah itu tahu prinsip hidup Leonel, ia tidak akan sudi berpikir terlalu banyak, ia tidak akan mau melakukan sesuatu yang dianggapnya terlalu menguras tenaga dan pikirannya. Setiap hal yang di lakukannya di hitung dengan cermat agar tidak merugikan dirinya, tidak mengganggu waktunya bermain game dan tidak mengurangi jatah tidurnya. Hidup

    Huling Na-update : 2025-01-11
  • Oh, My Brother!   7. Glamour Entertainment

    Chapter 7 MOSCOW. "Ck...." Alicia meletakkan pensil di tangannya kemudian ia menutup buku agenda di depannya. Wajahnya tampak kesal karena lagi-lagi Ford memanggilnya untuk datang ke dalam ruangan kerjanya, Alicia tahu Ford selalu memanggilnya berkaitan dengan kontrak baru yang berhasil didapatkannya yang akhir-akhir ini membuat Alicia kewalahan. Ford seolah tidak peduli dengan waktu dan tenaganya. Sekarang Alicia merasa bukan lagi seperti seorang wanita biasa yang memiliki waktu santai dan bersenang-senang, bahkan Alicia merasa tidak bisa lagi menggambar dengan tenang karena waktunya nyaris habis untuk pekerjaannya dan setibanya di tempat tinggalnya ia kelelahan lalu tertidur. Alicia memasuki ruangan kerja Ford kemudian duduk di kursi tepat di depan meja kerja Ford. "Ada apa kau memanggilku?" tanyanya sedikit ketus. "Sayangku, kuucapkan selamat kepadamu, kau benar-benar mengejutkan. Kau tahu, Alicia? Aku baru saja menyetujui sebuah kontrak baru untukmu." Mata Ford tampak berkil

    Huling Na-update : 2025-02-18
  • Oh, My Brother!   8. Missing Her Virgin

    Chapter 8 Dengan perasaan tidak menentu Grace mengemudikan mobilnya menuju tempat tinggalnya. Sesampainya di dalam kamar Grace menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan memejamkan mata, sementara pikirannya kembali mengembara pada dua tahun yang lalu di mana ia dan William kembali dari pesta makan malam. Sepanjang acara perjamuan makan malam Grace beberapa kali meneguk anggur di gelasnya karena orang-orang di sekitarnya yang terus mendentingkan gelas kepada Grace, ia tidak mungkin menolak karena khawatir dianggap tidak sopan. Apa lagi perjamuan itu di hadiri oleh orang-orang penting sehingga Grace sebisa mungkin menerima ajakan mereka bersulang. Lagi-lagi demi kesopanan. Paginya Grace membuka mata kepalnya terasa berdenyut dan merasakan ada sesuatu yang tidak benar, bukan hanya kepalanya yang berdenyut tetapi seluruh tubuhnya terasa sakit. Pinggangnya juga berada di dalam kungkungan lengan kekar seorang pria, lebih parahnya lagi mereka berdua tidak mengenakan pakaian. Grace

    Huling Na-update : 2025-02-18
  • Oh, My Brother!   9. I Hate Willy

    Chapter 9Setelah membiarkan William memeluknya beberapa saat, Grace mengubah posisinya menjadi duduk. Telapak tangannya menutupi bagian depan dadanya. "Di mana pakaianku?""Kau tidak memerlukan itu," jawab William yang juga telah mengubah posisinya."Willy, aku harus kembali ke asrama," kata Grace lirih."Tempatmu di sini, tinggal bersamaku," ujar William dengan nada diktator.Grace menghela napasnya. Demi Tuhan, William sekarang adalah orang yang paling dibenci oleh Grace tetapi pria itu bersikap seolah ia tidak memiliki dosa apa pun kepada Grace.Suatu saat aku akan membalas semua perbuatanmu kepadaku, William. Tidak peduli kau seorang Johanson. Bahkan jika langit terbelah dua sekalipun aku tidak akan pernah memaafkanmu.Tanpa memedulikan ucapan William, Grace menurunkan kakinya bermaksud melangkah menuju kamar mandi. Namun, baru saja satu langkah ia tak mampu lagi melanjutkan langkahnya karena area sensitif di antara kedua pahanya terasa sangat sakit. Ia terduduk dan tangisnya kem

    Huling Na-update : 2025-02-18
  • Oh, My Brother!   10. Wait and See

    Chapter 10Grace membuka matanya, wajah yang pertama dilihatnya adalah wajah William. Rupanya ia terlalu lama mengguyur tubuhnya di bawah shower segingga mengakibatkan malamnya ia mulai mengalami flu dan demam. Pagi harinya ia tidak bisa pergi ke perusahaan untuk bekerja. Entah bagaimana tiba-tiba ia telah berada di tempat tinggal William, Grace yakin William menggunakan cara licik untuk memasuki kamar asramanya kemudian membawa tubuhnya yang tertidur nyenyak kerena pengaruh obat ke tempat tinggalnya."Syukurlah, kau bangun." William meraba kening Grace untuk mengecek suhu tubuhnya. "Aku akan mengambilkan makanan dan obat untukmu," katanya.Grace hanya menatap William yang pergi menjauh darinya dan menghilang di balik pintu, tidak lama pria yang kini paling ia benci kembali ke kamar sambil di tangannya membawa segelas air dan semangkuk bubur sereal. Dengan sabar William menyuapkan makanan ke mulut Grace. Terlepas dari apa yang terjadi di antara mereka William sebenarnya sama sekali ti

    Huling Na-update : 2025-02-18
  • Oh, My Brother!   Prologue

    "Grace...!" Aida memanggil Grace dengan suara cempreng yang sedikit nyaring. Gadis itu datang saat Grace baru saja mendudukkan bokongnya di bangku ruang kelas. Grace menoleh ke arah sumber suara, ia melambaikan tangannya ke arah Aida yang memanggilnya. Tampak Aida berlari kecil mendekati Grace. "Ms. Albert memanggilmu, sekarang." Aida memberitahu sahabatnya. "Ms. Albert?" Grace memiringkan kepalanya. "Ya." Aida menjawab pertanyaan Grace dengan nada acuh. "Untuk apa? Seingatku kita tidak memiliki tugas." Grace mengerutkan keningnyamenata, ia menatap wajah Aida. "Benar, kita tidak memiliki tugas. Sepertinya perawan tua itu telah menentukan di mana tempat magangmu," jawab Aida sambil meletakkan tasnya di atas meja. "Magang?" Grace menepuk jidatnya sendiri tanpa bangkit dari duduknya. "Aku melupakannya. Bagaimana dengan tempat magangmu? Apa kau juga telah tahu di mana kau ditempatkan?" "Ya, aku mendapatkannya," jawab Aida. "Barusan." "Di mana?" sepertinya Grace lebih

    Huling Na-update : 2025-01-11
  • Oh, My Brother!   1. Grace Elizabet

    Grace Elizabeth, hanya itu. Tidak ada nama keluarga di belakangnya. Kecantikannya di dapatkan dari silsilah keluarga ayah kandungnya yang merupakan bangsawan di Eropa. Gadis itu memiliki manik mata berwarna biru kehijauan, rambutnya kuning kemerahan, kulitnya seindah batu pualam, bibirnya berwarna merah alami seolah menandakan itu memiliki cita rasa yang manis. Melepaskan nama keluarga yang melekat di belakang namanya adalah pilihan terbesar dalam hidupnya. Ibu yang melahirkan Grace hingga kini masih mendekam di dalam penjara bersama komplotannya. Di dunia ini yang Grace tahu, seekor singa tidak akan memangsa anaknya. Tetapi, berbeda dengan ibu kandung Grace. Wanita itu biadab, wanita itu sangat kejam. Sekejam Wilona, wanita yang membeli bayi Grace kemudian menukarnya dengan bayi Sidney Johanson. Grace Elizabeth Johanson, itu namanya dulu. Nama yang sangat indah, nama yang di berikan oleh kedua orang tua yang menyayangi Grace dengan penuh cinta kasih dan sayang selayaknya putri

    Huling Na-update : 2025-01-11

Pinakabagong kabanata

  • Oh, My Brother!   10. Wait and See

    Chapter 10Grace membuka matanya, wajah yang pertama dilihatnya adalah wajah William. Rupanya ia terlalu lama mengguyur tubuhnya di bawah shower segingga mengakibatkan malamnya ia mulai mengalami flu dan demam. Pagi harinya ia tidak bisa pergi ke perusahaan untuk bekerja. Entah bagaimana tiba-tiba ia telah berada di tempat tinggal William, Grace yakin William menggunakan cara licik untuk memasuki kamar asramanya kemudian membawa tubuhnya yang tertidur nyenyak kerena pengaruh obat ke tempat tinggalnya."Syukurlah, kau bangun." William meraba kening Grace untuk mengecek suhu tubuhnya. "Aku akan mengambilkan makanan dan obat untukmu," katanya.Grace hanya menatap William yang pergi menjauh darinya dan menghilang di balik pintu, tidak lama pria yang kini paling ia benci kembali ke kamar sambil di tangannya membawa segelas air dan semangkuk bubur sereal. Dengan sabar William menyuapkan makanan ke mulut Grace. Terlepas dari apa yang terjadi di antara mereka William sebenarnya sama sekali ti

  • Oh, My Brother!   9. I Hate Willy

    Chapter 9Setelah membiarkan William memeluknya beberapa saat, Grace mengubah posisinya menjadi duduk. Telapak tangannya menutupi bagian depan dadanya. "Di mana pakaianku?""Kau tidak memerlukan itu," jawab William yang juga telah mengubah posisinya."Willy, aku harus kembali ke asrama," kata Grace lirih."Tempatmu di sini, tinggal bersamaku," ujar William dengan nada diktator.Grace menghela napasnya. Demi Tuhan, William sekarang adalah orang yang paling dibenci oleh Grace tetapi pria itu bersikap seolah ia tidak memiliki dosa apa pun kepada Grace.Suatu saat aku akan membalas semua perbuatanmu kepadaku, William. Tidak peduli kau seorang Johanson. Bahkan jika langit terbelah dua sekalipun aku tidak akan pernah memaafkanmu.Tanpa memedulikan ucapan William, Grace menurunkan kakinya bermaksud melangkah menuju kamar mandi. Namun, baru saja satu langkah ia tak mampu lagi melanjutkan langkahnya karena area sensitif di antara kedua pahanya terasa sangat sakit. Ia terduduk dan tangisnya kem

  • Oh, My Brother!   8. Missing Her Virgin

    Chapter 8 Dengan perasaan tidak menentu Grace mengemudikan mobilnya menuju tempat tinggalnya. Sesampainya di dalam kamar Grace menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan memejamkan mata, sementara pikirannya kembali mengembara pada dua tahun yang lalu di mana ia dan William kembali dari pesta makan malam. Sepanjang acara perjamuan makan malam Grace beberapa kali meneguk anggur di gelasnya karena orang-orang di sekitarnya yang terus mendentingkan gelas kepada Grace, ia tidak mungkin menolak karena khawatir dianggap tidak sopan. Apa lagi perjamuan itu di hadiri oleh orang-orang penting sehingga Grace sebisa mungkin menerima ajakan mereka bersulang. Lagi-lagi demi kesopanan. Paginya Grace membuka mata kepalnya terasa berdenyut dan merasakan ada sesuatu yang tidak benar, bukan hanya kepalanya yang berdenyut tetapi seluruh tubuhnya terasa sakit. Pinggangnya juga berada di dalam kungkungan lengan kekar seorang pria, lebih parahnya lagi mereka berdua tidak mengenakan pakaian. Grace

  • Oh, My Brother!   7. Glamour Entertainment

    Chapter 7 MOSCOW. "Ck...." Alicia meletakkan pensil di tangannya kemudian ia menutup buku agenda di depannya. Wajahnya tampak kesal karena lagi-lagi Ford memanggilnya untuk datang ke dalam ruangan kerjanya, Alicia tahu Ford selalu memanggilnya berkaitan dengan kontrak baru yang berhasil didapatkannya yang akhir-akhir ini membuat Alicia kewalahan. Ford seolah tidak peduli dengan waktu dan tenaganya. Sekarang Alicia merasa bukan lagi seperti seorang wanita biasa yang memiliki waktu santai dan bersenang-senang, bahkan Alicia merasa tidak bisa lagi menggambar dengan tenang karena waktunya nyaris habis untuk pekerjaannya dan setibanya di tempat tinggalnya ia kelelahan lalu tertidur. Alicia memasuki ruangan kerja Ford kemudian duduk di kursi tepat di depan meja kerja Ford. "Ada apa kau memanggilku?" tanyanya sedikit ketus. "Sayangku, kuucapkan selamat kepadamu, kau benar-benar mengejutkan. Kau tahu, Alicia? Aku baru saja menyetujui sebuah kontrak baru untukmu." Mata Ford tampak berkil

  • Oh, My Brother!   6. Le Model

    "Aku memiliki tugas untukmu," kata William. Ia mendekati di mana adiknya berada. "Berikan saja kepada sekretarisku," jawab Leonel cepat. Ia tidak memerlukan waktu lama jika hanya untuk mengajukan penolakan. "Kau bahkan belum bertanya tugas apa yang akan aku berikan kepadamu." "Arhg...! Aku enggan, pekerjaan itu pasti melelahkan. Aku tahu siapa dirimu," ucap Leonel sambil mengempaskan tubuhnya sendiri ke atas ranjang dengan posisi tertelungkup. "Kau ini pemalas sekali." William memukul pelan adiknya menggunakan bantal. Leonel membalikkan badannya, ia kembali menguap dan berucap, "Santai itu perlu, tapi malas itu wajib." Semua orang di rumah itu tahu prinsip hidup Leonel, ia tidak akan sudi berpikir terlalu banyak, ia tidak akan mau melakukan sesuatu yang dianggapnya terlalu menguras tenaga dan pikirannya. Setiap hal yang di lakukannya di hitung dengan cermat agar tidak merugikan dirinya, tidak mengganggu waktunya bermain game dan tidak mengurangi jatah tidurnya. Hidup

  • Oh, My Brother!   5. Lazy Prince

    "Of course. I'm fine," jawab Alicia dengan nada acuh. Sikap Alicia memang sedikit unik, ia selalu menjaga jarak dengan siapa pun termasuk Ford yang merupakan model sekaligus kekasihnya. Ford mendekati Alicia dan membelai rambutnya. Gerakannya sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Kau marah kepadaku?" "Apa hakku marah kepadamu?" "Ayolah, kau sangat manis jika marah, sayangku." Ford bangkit dari duduknya. Ia berdiri di samping Alicia yang duduk dengan posisi malas di kursi. "Kau manajerku sekaligus kekasihku jadi kau berhak memanfaatkan kekasihmu ini, tepatnya kau bisa memeras tenagaku sesukamu," ucap Alicia dengan nada ketus. Selalu begitu, Ford sama sekali tidak terkejut dengan mulut pedas kekasihnya. "Kau kasar sekali sayangku, kita adalah pasangan yang paling serasi. Suatu saat kita akan membangun bisnis kita, membangun sebuah agensi model melebihi Le Model," kata Ford dengan nada bersungguh-sungguh. Alicia mencebik. Ia memutar bola matanya dengan enggan, Ford adala

  • Oh, My Brother!   4. Moscow

    Dua tahun kemudian di Moscow. William baru saja tiba di Moscow karena ibunya yang sangat cerewet itu memintanya untuk datang ke kota itu untuk mewakili ibunya dalam rangka menghadiri sebuah pameran perhiasan. Seharusnya ini adalah tugas Sydney karena pekerjaan ini adalah bidangnya. Tetapi, nyatanya Sidney adik gadisnya itu justru memiliki urusan yang lebih penting. Urusan yang katanya tidak bisa ditinggalkan. Jadilah William harus mengalah untuk menghadiri pameran perhiasan yang bertabur dengan berlian, benda yang sama sekali tidak ia mengerti meski ia telah didampingi oleh satu asisten ibunya yang sangat terlatih di dalam bidang perhiasan. William berulang kali menguap karena merasa bosan menyaksikan orang-orang yang terkagum-kagum melihat desain perhiasan yang bertabur berlian di depannya. Bagi William melihat perhiasan mewah bukan hal yang aneh karena sejak kecil ia terbiasa melihat ibu dan neneknya, mereka menggambar rancangan perhiasan kemudian berangkainya menjadi berwujud

  • Oh, My Brother!   3. Grace's Eyes

    Satu bulan kemudian, yang Grace takutkan belum terjadi. Sepertinya William belum mengenalinya, sepertinya begitu meski ia sendiri sebenernya tidak yakin. William yang sekarang menjadi bos di tempatnya magang hanya menumpuk dokumen-dokumen pekerjaan yang tidak ada habisnya di meja kerjanya membuat Grace bekerja begitu keras, hampir setiap malam Grace harus lembur karena pekerjaan yang diberikan oleh William benar-benar tidak bisa di ajak berkompromi. Ingin rasanya Grace mengumpat dan memaki-maki William setiap hari karena menjadikannya seperti seekor sapi perah. Bagaimana tidak? Setiap hari ia harus pulang pukul sembilan malam dan pukul tujuh pagi ia harus berada di perusahaan kembali. Atasannya memperlakukannya dengan sikap dingin, gemar memerintah seenaknya, kaku, tidak pernah mengajaknya berbicara dengannya dan bersahabat. William juga selalu menatap Grace dengan tatapan yang mengisyaratkan permusuhan seolah-olah Grace memiliki kesalahan, bukankah William tidak mengenalinya hing

  • Oh, My Brother!   2. Evil's Plan

    Selama bekerja menjadi karyawan magang Grace mengubah penampilannya. Ia selalu menggunakan rambut palsu berwarna hitam dengan model sebahu, ia juga menggunakan kacamata cukup tebal untuk menyamarkan penampilannya. Bukan hanya itu, pakaian yang ia kenakan juga sangat longgar dan tidak modern. Tetapi, semua bayangan ketakutan Grace ternyata hanya ketakutannya, faktanya di lapangan semua baik-baik saja. Hingga satu bulan ia berada di Johanson Corporation, ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan keluarga Johanson. Grace ditempatkan di bagian keuangan, tidak banyak yang dikerjakan, para karyawan juga memperlakukan Grace selayaknya karyawan magang dan Grace berusaha bekerja dengan baik. Akan tetapi ketenangan Grace selama satu bulan bekerja buyar seketika. Hidupnya sebagai karyawan magang yang damai berubah menjadi awal kisah hidupnya yang seperti layaknya seorang gadis yang bermain sebuah drama sambil menaiki sebuah roller coaster di mulai dari kepala ruangan memanggilnya dan mengat

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status