แชร์

4. Moscow

ผู้เขียน: Cherry Blossom
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-11 01:04:20

Dua tahun kemudian di Moscow.

William baru saja tiba di Moscow karena ibunya yang sangat cerewet itu memintanya untuk datang ke kota itu untuk mewakili ibunya dalam rangka menghadiri sebuah pameran perhiasan. Seharusnya ini adalah tugas Sydney karena pekerjaan ini adalah bidangnya. Tetapi, nyatanya Sidney adik gadisnya itu justru memiliki urusan yang lebih penting. Urusan yang katanya tidak bisa ditinggalkan. Jadilah William harus mengalah untuk menghadiri pameran perhiasan yang bertabur dengan berlian, benda yang sama sekali tidak ia mengerti meski ia telah didampingi oleh satu asisten ibunya yang sangat terlatih di dalam bidang perhiasan.

William berulang kali menguap karena merasa bosan menyaksikan orang-orang yang terkagum-kagum melihat desain perhiasan yang bertabur berlian di depannya. Bagi William melihat perhiasan mewah bukan hal yang aneh karena sejak kecil ia terbiasa melihat ibu dan neneknya, mereka menggambar rancangan perhiasan kemudian berangkainya menjadi berwujud perhiasan bertabur berlian yang digandrungi oleh wanita. Sekali lagi, menurut William sama sekali tidak masuk akal. Wanita tampak bahagia hanya karena seuntai gelang atau sebuah cincin. Meeka bahkan memamerkannya dengan bangga di media sosial dan di depan teman-temannya,  apa bagusnya sebuah batu?

William menguap kembali, ia kemudian memutuskan untuk berkeliling mengitari ruangan tersebut. Ia berhenti di depan sebuah foto yang di bingkai rapi dan tergantung di dinding. Foto itu bergambar seorang gadis yang mengenakan gaun pengantin yang sangat indah, rambut hitam gadis itu menjuntai panjang hingga ke pinggang. Rambut itu tata dengan gaya bergelombang kemudian ikat, menegaskan kesan gadis itu tampak lembut dan anggun. Tetapi, sayangnya wajah gadis itu tidak sepenuhnya dapat di nikmati karena gadis di dalam foto tampak berpose membelakangi kamera. Gadis itu tampak menonjolkan cincin yang indah di jemarinya yang ia letakkan di bagian belakang pundaknya. Wajahnya hanya tampak dari samping, itupun hanya sedikit.

William sedikit bergeser dan kembali menemukan beberapa foto. Dari lekuk tubuh foto-foto itu terlihat berasal dari orang yang sama tetapi seluruh fotonya selalu hanya menonjolkan tubuh yang terbalut gaun pengantin dan mengenakan perhiasan yang indah. Bahkan saat ia memamerkan giwang di telinganya tampak yang di ekspos hanya telinga dan leher jenjangnya. Bagian wajahnya terlihat jelas adalah bagian dagu dan bagian bawah bibirnya yang tampak mengulas sedikit senyum.

William merasa sangat penasaran dengan gadis yang tiba-tiba seperti menghipnotisnya, gadis asing yang seolah memiliki daya tarik yang sangat kuat bagaikan magnet bagi William meski pun ia sama sekali tidak melihat keseluruhan wajah gadis itu. Ia menyilangkan kedua lengannya di dada dan dengan cermat mengamati setiap jengkal tubuh gadis itu sambil kepalanya sedikit mengangguk-angguk. Sudut bibirnya tanpa ia sadari mengulas senyum.

Ketika seorang pria yang mengenakan seragam yang William kenali sebagai salah satu pegawai di pameran tersebut melewatinya, ia tidak membuang kesempatan.  Segera Wiliam memanggil pria itu dan bertanya, "Apakah kau tahu siapa model ini?"

Pria berpakaian seragam itu mengangguk dengan hormat kemudian menjawab, "Nama model ini Alicia, Sir. Dia brand ambassador dari perusahaan kami."

"Alicia...." William menggunakan nama gadis yang menghipnotisnya, sudut bibirnya mengulas senyum licik. "Kau tahu di mana ia? Maksudku... dari agensi mana?"

"Dia bernaung di bawah agensi model yang bernama Le Model," jawab pria itu.

"Baiklah. Terima kasih atas informasi yang kau berikan, kau bisa pergi," ucap William. Ia kembali mengamati foto-foto Alicia bahkan diam-diam mengarahkan kamera ponselnya untuk mengambil beberapa foto yang terpampang di dinding. Bibirnya masih mengulas sedikit senyum, perasaannya tiba-tiba

Alicia... Aku akan mendapatkanmu. Tunggu aku!

***

Le model.

"Alicia...." Halifa Yonas asisten pribadi Alicia memanggil gadis itu.

"Ada apa?" Alicia yang tengah duduk menyibakkan rambutnya yang tergerai nakal menutupi sebagian wajahnya menggunakan telapak tangannya. Ia sama sekali tidak menoleh kepada sumber suara karena ia terus fokus kepada hal yang sedang ia lakukan. Sebelah tangannya tampak memegangi pensil, ia sedang mencoret-coret kertas yang berada di atas meja.

"Ford menunggumu di ruang kerjanya," kata Halifa. Gadis berumur dua puluh lima tahun itu selalu berpenampilan menarik dan modis. Bahkan jika di lihat lagi ia lebih fashionable di bandingkan dengan Alicia model yang menjadi bosnya.

"Ford?" Alicia menghentikan aktivitasnya dan mendongakkan kepalanya, mata birunya yang seindah samudra tampak menatap Halifa dengan tatapan enggan.

"Ya, Ford."

"Apa aku melakukan kesalahan hingga ia memanggilku?"

"Oh Tuhan. Kau seolah gadis yang malang. Bagaimana bisa kau selalu beranggapan jika Ford hanya mencarimu karena kau melakukan kesalahan?" Halifa tertawa ringan di sela-sela ucapannya.

Alicia hanya mengangkat kedua bahunya bersamaan, Alisnya yang sangat tebal juga sedikit terangkat.

"Jangan berpikiran negatif, sayang." Halifa selalu mengingatkan Alicia untuk tidak berprasangka buruk kepada siap pun.  Asistennya itu meski kadang sama menyebalkan seperti Ford tetapi pekerjaannya sangat cekatan, hati-hati dan rapi.

"Kalau begitu apakah menurutmu Ford akan memberikan aku pekerjaan lagi? Kau tahu pekerjaanku akhir-akhir ini terlalu banyak," keluh Alicia.

"Kau adalah model kesayangan Ford, kau seharusnya bangga."

Alicia memutar bola matanya, ia tampak tidak senang dengan ucapan asistennya. "Halifa, aku lelah. Kau tahu aku hanya memerlukan gaji yang cukup untuk kehidupanku dan modal untuk aku membuka usaha sendiri. Sekarang aku sangat sibuk hingga aku tidak memiliki waktu lagi untuk memikirkan bisnis pribadiku. Ford keterlaluan. Ia terlalu banyak menerima tawaran," ucapnya dengan nada ketus.

"Alicia, kau benar-benar bodoh. Tubuhmu sangat indah, wajahmu cantik, kau sangat berbakat. Kau harus memanfaatkan semu ini karena tidak semua orang memiliki kesempatan seperitmu." Halifa membelai rambut Alicia. "Cepatlah temui Ford atau ia akan mengomeliku jika kau membuatnya terlalu lama menunggu," kata Halifa.

Alicia merapikan kertas di depannya kemudian memasukkan ke dalam sebuah map, dengan gerakan malas ia bangkit dari duduknya. Gadis itu dengan langkah kaki enggan menuju ruang kerja Ford manajernya sekaligus kekasihnya.

"Sayang, kau cantik sekali hari ini." Ford mengamati gadis yang baru saja masuk ke dalam ruangannya, pria tampan bermanik mata coklat itu tampak menelan ludahnya. Kekasihnya sangat cantik, menawan, rupawan dan tubuhnya sangat indah. Ia telah lama mendambakan gadis itu menjadi milikinya, tepatnya berada di bawahnya mengerang memanggil namanya. "Duduklah," ucapnya.

Dengan patuh Alicia duduk di kursi tepat di depan meja kerja Ford, ia tidak mengatakan apa-apa. Tatapan matanya hanya mengawasi wajah Ford dengan tatapan dingin, akhir-akhir ini ia dan Ford memang semakin jauh, hubungan mereka semakin merenggang karena jarang berkomunikasi.

"Selamat atas kontrak barumu," kata Ford dengan nada begitu bersemangat memberikan selamat kepada Alicia.

Seperti yang telah ia duga, tidak salah. Ford memberikan Alixcia pekerjaan lagi. Alicia tampak tidak bergeming, ia menanggapi dengan acuh ucapan selamat dari Ford. "Aku sama sekali tidak tahu kontrak apa yang kau bicarakan."

"Sebuah keuntungan besar, aku baru saja menyetujui kontrak baru untukmu. Kau akan berfoto mengenakan gaun pengantin dan sepatu dari brand lokal yang sedang naik daun. Mereka bekerja sama dan sama-sama mengontrakmu, otomatis kau hanya perlu sekali bekerja tetapi kau mendapatkan dua keuntungan. Alicia, kau benar-benar beruntung kau bukan hanya kekasihku tapi kau juga Dewi keberuntunganku," ucap Ford dengan nada penuh semangat.

Alicia menyilangkan lengannya di dada, ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan menatap Ford tanpa minat.

Melihat reaksi Alicia Ford mengerutkan keningnya. "Sayang, apa kau baik-baik saja hari ini?" 

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Oh, My Brother!   5. Lazy Prince

    "Of course. I'm fine," jawab Alicia dengan nada acuh. Sikap Alicia memang sedikit unik, ia selalu menjaga jarak dengan siapa pun termasuk Ford yang merupakan model sekaligus kekasihnya. Ford mendekati Alicia dan membelai rambutnya. Gerakannya sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Kau marah kepadaku?" "Apa hakku marah kepadamu?" "Ayolah, kau sangat manis jika marah, sayangku." Ford bangkit dari duduknya. Ia berdiri di samping Alicia yang duduk dengan posisi malas di kursi. "Kau manajerku sekaligus kekasihku jadi kau berhak memanfaatkan kekasihmu ini, tepatnya kau bisa memeras tenagaku sesukamu," ucap Alicia dengan nada ketus. Selalu begitu, Ford sama sekali tidak terkejut dengan mulut pedas kekasihnya. "Kau kasar sekali sayangku, kita adalah pasangan yang paling serasi. Suatu saat kita akan membangun bisnis kita, membangun sebuah agensi model melebihi Le Model," kata Ford dengan nada bersungguh-sungguh. Alicia mencebik. Ia memutar bola matanya dengan enggan, Ford adala

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-11
  • Oh, My Brother!   6. Le Model

    "Aku memiliki tugas untukmu," kata William. Ia mendekati di mana adiknya berada. "Berikan saja kepada sekretarisku," jawab Leonel cepat. Ia tidak memerlukan waktu lama jika hanya untuk mengajukan penolakan. "Kau bahkan belum bertanya tugas apa yang akan aku berikan kepadamu." "Arhg...! Aku enggan, pekerjaan itu pasti melelahkan. Aku tahu siapa dirimu," ucap Leonel sambil mengempaskan tubuhnya sendiri ke atas ranjang dengan posisi tertelungkup. "Kau ini pemalas sekali." William memukul pelan adiknya menggunakan bantal. Leonel membalikkan badannya, ia kembali menguap dan berucap, "Santai itu perlu, tapi malas itu wajib." Semua orang di rumah itu tahu prinsip hidup Leonel, ia tidak akan sudi berpikir terlalu banyak, ia tidak akan mau melakukan sesuatu yang dianggapnya terlalu menguras tenaga dan pikirannya. Setiap hal yang di lakukannya di hitung dengan cermat agar tidak merugikan dirinya, tidak mengganggu waktunya bermain game dan tidak mengurangi jatah tidurnya. Hidup

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-11
  • Oh, My Brother!   7. Glamour Entertainment

    Chapter 7 MOSCOW. "Ck...." Alicia meletakkan pensil di tangannya kemudian ia menutup buku agenda di depannya. Wajahnya tampak kesal karena lagi-lagi Ford memanggilnya untuk datang ke dalam ruangan kerjanya, Alicia tahu Ford selalu memanggilnya berkaitan dengan kontrak baru yang berhasil didapatkannya yang akhir-akhir ini membuat Alicia kewalahan. Ford seolah tidak peduli dengan waktu dan tenaganya. Sekarang Alicia merasa bukan lagi seperti seorang wanita biasa yang memiliki waktu santai dan bersenang-senang, bahkan Alicia merasa tidak bisa lagi menggambar dengan tenang karena waktunya nyaris habis untuk pekerjaannya dan setibanya di tempat tinggalnya ia kelelahan lalu tertidur. Alicia memasuki ruangan kerja Ford kemudian duduk di kursi tepat di depan meja kerja Ford. "Ada apa kau memanggilku?" tanyanya sedikit ketus. "Sayangku, kuucapkan selamat kepadamu, kau benar-benar mengejutkan. Kau tahu, Alicia? Aku baru saja menyetujui sebuah kontrak baru untukmu." Mata Ford tampak berkil

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-18
  • Oh, My Brother!   8. Missing Her Virgin

    Chapter 8 Dengan perasaan tidak menentu Grace mengemudikan mobilnya menuju tempat tinggalnya. Sesampainya di dalam kamar Grace menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan memejamkan mata, sementara pikirannya kembali mengembara pada dua tahun yang lalu di mana ia dan William kembali dari pesta makan malam. Sepanjang acara perjamuan makan malam Grace beberapa kali meneguk anggur di gelasnya karena orang-orang di sekitarnya yang terus mendentingkan gelas kepada Grace, ia tidak mungkin menolak karena khawatir dianggap tidak sopan. Apa lagi perjamuan itu di hadiri oleh orang-orang penting sehingga Grace sebisa mungkin menerima ajakan mereka bersulang. Lagi-lagi demi kesopanan. Paginya Grace membuka mata kepalnya terasa berdenyut dan merasakan ada sesuatu yang tidak benar, bukan hanya kepalanya yang berdenyut tetapi seluruh tubuhnya terasa sakit. Pinggangnya juga berada di dalam kungkungan lengan kekar seorang pria, lebih parahnya lagi mereka berdua tidak mengenakan pakaian. Grace

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-18
  • Oh, My Brother!   9. I Hate Willy

    Chapter 9Setelah membiarkan William memeluknya beberapa saat, Grace mengubah posisinya menjadi duduk. Telapak tangannya menutupi bagian depan dadanya. "Di mana pakaianku?""Kau tidak memerlukan itu," jawab William yang juga telah mengubah posisinya."Willy, aku harus kembali ke asrama," kata Grace lirih."Tempatmu di sini, tinggal bersamaku," ujar William dengan nada diktator.Grace menghela napasnya. Demi Tuhan, William sekarang adalah orang yang paling dibenci oleh Grace tetapi pria itu bersikap seolah ia tidak memiliki dosa apa pun kepada Grace.Suatu saat aku akan membalas semua perbuatanmu kepadaku, William. Tidak peduli kau seorang Johanson. Bahkan jika langit terbelah dua sekalipun aku tidak akan pernah memaafkanmu.Tanpa memedulikan ucapan William, Grace menurunkan kakinya bermaksud melangkah menuju kamar mandi. Namun, baru saja satu langkah ia tak mampu lagi melanjutkan langkahnya karena area sensitif di antara kedua pahanya terasa sangat sakit. Ia terduduk dan tangisnya kem

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-18
  • Oh, My Brother!   10. Wait and See

    Chapter 10Grace membuka matanya, wajah yang pertama dilihatnya adalah wajah William. Rupanya ia terlalu lama mengguyur tubuhnya di bawah shower segingga mengakibatkan malamnya ia mulai mengalami flu dan demam. Pagi harinya ia tidak bisa pergi ke perusahaan untuk bekerja. Entah bagaimana tiba-tiba ia telah berada di tempat tinggal William, Grace yakin William menggunakan cara licik untuk memasuki kamar asramanya kemudian membawa tubuhnya yang tertidur nyenyak kerena pengaruh obat ke tempat tinggalnya."Syukurlah, kau bangun." William meraba kening Grace untuk mengecek suhu tubuhnya. "Aku akan mengambilkan makanan dan obat untukmu," katanya.Grace hanya menatap William yang pergi menjauh darinya dan menghilang di balik pintu, tidak lama pria yang kini paling ia benci kembali ke kamar sambil di tangannya membawa segelas air dan semangkuk bubur sereal. Dengan sabar William menyuapkan makanan ke mulut Grace. Terlepas dari apa yang terjadi di antara mereka William sebenarnya sama sekali ti

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-18
  • Oh, My Brother!   11. Ford< Faster!

    Chapter 11Grace mengelap tangannya menggunakan kain kering, ia mencoba mengumpulkan kewarasan otaknya kemudian ia berusaha menjauhkan tubuhnya dari cengkeraman William. Tetapi, tidak bagi William, penolakan itu membuat William membalik tubuh Grace dengan kasar kemudian menempelkan bibirnya di bibir ranum milik Grace. Memaksa Grace untuk membuka bibirnya dan menerima ciumannya. Memaksakan ciumannya kepada Grace dengan cara kasar, menggigit bibir bawah Grace kemudian saat bibir Grace terbuka ia segera menyusupkan lidahnya. Membelai lidah Grace dengan cara yang tidak biasa hingga Grace membalas cumbunanya dan bibirnya melepaskan erangan halus.Terengah-engah kedua insan itu mencium menyudahi tautan bibir mereka, William menatap dalam mata Grace, wajah wanita itu tampak merah merona. Tak mampu membalas tatapan William, Grace segera membuang pandangannya. Bagaimanapun tubuhnya selalu bereaksi setiap William menyentuhnya dan yang paling mengesalkan adalah otaknya selalu menentang perasaann

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
  • Oh, My Brother!   12. I'm Sorry, Khaim

    Chapter 12Grace mengenakan sebuah gaun pengantin berwarna putih tulang berhiaskan payet yang di bentuk dengan sangat rapi dan teliti oleh perancang yang sangat ternama di Rusia. Rambut hitam kecokelatan Grace di tata bergelombang dan di biarkan tergerai, sejumput dari sisi kanan dan kiri rambut di kepalanya tampak di anyam kemudian di jepit dengan rapi ke arah belakang. Penata rias hanya sedikit mengaplikasikan meke up di wajahnya. Hanya memakaikan lipstik berwarna ceria dan sedikit blush di tulang pipinya untuk mempertegas penampilannya yang telah sempurna. Gaun yang Grace gunakan begitu sempurna menempel di tubuh indahnya, seolah-olah gaun itu memang telah di rancang khusus untuknya. Di kakinya Grace mengenakan sepatu hak tinggi berwarna senada dengan gaun yang di kenakannya, tidak ketinggalan seikat bunga berada di genggamannya. Grace melangkah dengan anggun dengan wajah sedikit terangkat dan senyum yang tertahan seolah tidak akan membiarkan siapa saja dengan bebas menikmati seny

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26

บทล่าสุด

  • Oh, My Brother!   50. The Traitors

    Holla, selamat sore.Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate bintang lima di pojok kiri bawah layar ponsel kalian dan Follow Authornya.Chapter 5 The Traitors"Aku tidak menyukai pria tadi," ucap William yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat tinggal mereka. Di sampingnya, Grace terkikik mendengar pernyataan William. "Kau tidak menyukai semua pria yang ada di sekitarku." "Aku tidak suka istriku ditatap pria lain." Grace memutar bola matanya. "Bagaimana mungkin kau berbicara seperti itu, sedangkan istrimu berprofesi sebagai model." Sudut bibir William terangkat mengingat bagaimana cara Sean menatap Grace, pria itu seolah menginginkan istrinya. "Batalkan saja kontrak konyolmu dengan desainer gaun pengantin itu." Grace menatap William dengan tatapan memperingatkan, ia menyipitkan sebelah mata sambil menghela napasnya. "Kau mulai bertingkah pencemburu dan tidak masuk akal lagi." "Kau akrab dengannya." Itu adalah sebuah tuduhan, s

  • Oh, My Brother!   49. My Cousin

    Chapter 4My Cousin"Sekarang beri tahu aku," erang Grace sambil perlahan menggoyangkan pinggulnya dengan pelan.Mata keduanya bersobok, saling mengunci. Grace menatap William yang berada di bawahnya dengan sorot mata memohon, juga mendamba, sedangkan William menatap Grace dengan tatapan penuh cinta, juga gairah yang membara. Membakar seluruh jiwanya."Kau yakin ingin mendengarnya?" Grace mengangguk lemah seolah tidak berdaya, ia memang terlalu lemah setiap kali William memenuhi tubuhnya."Kau akan cemburu jika mendengarnya." William mencengkeram kedua pinggul Grace, mengangkatnya dengan rendah lalu menghunjamkan dirinya dalam-dalam ke dalam tubuh Grace yang sempit dan hangat. Grace terengah, Ia mencengkeram kedua bahu William, nyaris menjerit karena William terlalu dalam memenuhinya. Tubuhnya bergetar hebat oleh kenikmatan yang menerjangnya seperti badai, ia menempelkan bibirnya di bibir William, mencumbu bibir suaminya dengan serakah. Menghisap lidah William seolah hanya William y

  • Oh, My Brother!   48. Who is She?

    Chapter 3 Who is She? "Willy," sapa Meghan yang hari ini akan menjadi pengantin. Ia mengenakan gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan, bagian bawah gaun yang ia kenakan terbuat dari kain sepanjang delapan meter hingga membuatnya mekar dengan sempurna. Gaun pengantin yang sempurna itu dipadukan dengan veil dan crown, membuat penampilan Meghan tampak sempurna seperti seorang ratu. "Selamat, akhirnya kau menikahi Calvin." William menempelkan pipinya ke pipi sahabatnya, bergantian kanan dan kiri. Meghan menyeringai lebar. "Aku sangat bahagia, ya Tuhan." "Aku turut bahagia," ujar William. Meghan mengerutkan hidungnya, ia memiringkan kepalanya, matanya melirik ke arah Grace yang berdiri di samping William. "Grace? Lama tidak berjumpa." Grace tersenyum ramah. "Selamat atas pernikahanmu. "Terima kasih." Meghan menatap Grace dan William bergantian. "Kalian pasangan serasi," bisiknya pelan. William merengkuh pundak Grace. "Dia pernah cemburu padamu." Grace membeliak

  • Oh, My Brother!   47. Kindnes

    Chapter 2 KindnessNathalia menatap layar ponselnya, menatap Grace yang mewarisi kecantikannya. "Kau bisa berada di posisi itu karena aku," ucapnya dengan nada getir, tetapi terselip amarah.Sepuluh tahu di dalam penjara, lalu saat ia keluar dari dalam penjara, semuanya berubah. Ia menjadi sebatang kara tanpa ibunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini. Namun, karena ia memiliki seorang putri, itu berarti ia masih memiliki keluarga.Nathalia Allen, wanita berambut merah kecoklatan dan memiliki paras yang sangat cantik itu tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir di dalam penjara. Ia tidak pernah mengalahkan siapa pun kecuali, Jack Grantham. Pria bangsawan yang menggodanya hingga ia bertekuk lutut dan menyerahkan kesuciannya di usia enam belas tahun. Nathalia, ia hanyalah seorang gadis remaja biasa yang dibesarkan dengan hidup seadanya oleh ibunya yang bekerja sebagai salah satu pelayan di kediaman keluarga bangsawan di Sevenoaks, London Timur, Inggris. Ia sering

  • Oh, My Brother!   47. New Beginning

    Chapter 1New BeginningGrace Elizabeth, pemilik mata berwarna biru seindah lautan di Grace bay itu, adalah putri tidak sah dari salah satu bangsawan di London yang dijual oleh ibu kandungnya sendiri, tetapi ia beruntung karena keluarga Johanson membesarkannya lalu pada usia dua puluh tiga tahun putra pertama keluarga Johanson yang bernama William Johanson menikahinya. Awalnya William dan Grace berulang kali terjebak dalam lingkaran yang membuat mereka saling membenci dan saling menyakiti dalam kata balas dendam. Grace sangat membenci William, begitu juga William, pria itu juga membenci Grace karena Grace menanggalkan nama Johanson di belakang namanya. Grace melarikan diri dari keluarga Johanson yang telah merawatnya sejak ia mengenal dunia. William menganggap perbuatan Grace adalah penghinaan terhadap keluarga Johanson. Keluarga Johanson adalah keluarga terpandang di London, meskipun bukan keluarga bangsawan nyatanya derajat mereka nyaris sama dengan keluarga bangsawan di London k

  • Oh, My Brother!   46. Home

    Chapter 46 Tertipu. Itulah yang di alami oleh William dan Grace. Thomas adalah anak Jack yang ke tiga, selama ini Thomas tidak pernah berada di London karena ia menimba ilmu di German lalu bekerja dan memutuskan untuk menetap di sana, kebetulan ia kembali ke London karena memang hendak menikah dengan gadis pilihan orang tuanya dan kebetulan pula Thomas dan Leonel telah saling mengenal sejak sekolah menengah atas sehingga Leonel dengan mulus menjalankan misinya untuk membuat William dan Grace menikah. Rupanya seluruh keluarga mereka terlibat dalam rencana itu. Masing-masing dari mereka memainkan peran dengan sangat apik. William dan Grace sangat terkejut manakala mereka tiba di gereja yang Sidney tentukan, kedua keluarga telah berkumpul di sana menyambut dua orang yang keras kepala akhirnya mengakui cinta mereka dan meresmikannya. Meskipun mereka sedikit kecewa karena ternyata keduanya memutuskan untuk merahasiakan pernikahan mereka. Pengambilan sumpah di gereja berlangsung dengan s

  • Oh, My Brother!   45. Mr. Possessive

    Chapter 45Grace menerima gaun berwarna putih di tangan William, perlahan ia membuka lipatannya dan tercengang dengan apa yang ia lihat. Sebuah gaun pengantin. "G-gaun? Gaun pengantin?" Atanya Grace tergagap-gagap."Ya, gaun pengantin. Kita akan menikah," jawab William dengan nada datar. "M-menikah? Siapa yang meni...." "Kita, kau dan aku," sahut William tanpa menunggu Grace menyelesaikan kalimatnya. "B-bagaimana mungkin?" William hendak meraih telapak tangan Grace tetapi Grace justru menghindarinya dan mundur dua langkah. "Sayang, kita akan menikah, kau akan menjadi istriku. Aku akan menjadi milikmu," ucap William sambil berusaha mendekati Grace. Kau menjadi milikku? Grace meletakkan gaun di tangannya ke atas tempat tidur sambil sebelah tangannya memberi kode agar William tidak mendekat, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Menatap William dengan tatapan permusuhan yang angkuh. Mendadak keberaniannya menyeruak, rasa kecewanya kepada William tidak bisa dielakkan lagi. Di masa l

  • Oh, My Brother!   44. Married

    Chapter 44William kembali ke tempat tinggal orang tuanya, ia baru saja melangkahkan kakinya hendak menuju ruang belajar di mana ayahnya berada. Ayahnya mengatakan Ada hal penting yang harus dibicarakan tetapi ketika tiba di dalam ruang belajar William sedikit terkejut karena bukan hanya ayahnya yang berada di sana, tapi ibunya juga berada di sana. Tidak terkecuali Sydney dan Leonel, hanya alexa yang tidak berada di sana."Pembicaraan keluarga rupanya?" tanya William sambil mendaratkan bokongnya di atas sofa.Alexander mengamati wajah putra pertamanya. "Barusan ayahnya, maksudku--ayah kandung Grace datang ke sini," ucapnya."Untuk apa pria tua itu datang ke sini?" tanya William dengan nada sangat acuh."Grace akan bertunangan dengan pria yang dipilihkan olehnya," jawab Alexander.Menyembunyikan keterkejutannya, William berkata dengan nada datar dan mempertahankan sikap acuhnya. "Itu bagus."Jawaban William membuat empat pasang mata yang ada di dalam ruangan itu kompak tertuju kepada

  • Oh, My Brother!   43. Broken Heart

    Chapter 43Grace sangat terkejut manakala mendapati pria yang sangat ia kenal duduk di atas sofa ruang tamu tempat tinggalnya, rasanya ia ingin melompat ke dalam pelukan William. "Willy," desahnya. Akhirnya dia kembali. William melemparkan senyum tipis ke arah Grace. "Ganti pakaianmu, aku ingin berbicara denganmu," ucap William dengan nada ada yang tak mampu di baca oleh Grace karena nada bicara William tidak dingin, tidak juga hangat, juga tidak ada keramahan di sana. Grace menggigit bibirnya sambil samudra biru di matanya menatap William dengan tatapan seolah ia ragu-ragu meninggalkan William bahkan jika hanya satu detik. Ia ingin menentang William, ia takut William pergi meninggalkannya lagi tetapi akhirnya ia harus mengangguk kemudian kakinya melangkah menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Tidak lama kemudian Grace telah duduk di samping William. Susana cukup kaku, apalagi setelah beberapa menit berlalu William masih bertahan dengan kebisuannya. Grace nyaris putus asa karena

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status