Share

Membunuh.

"Mas...sepertinya kita harus bicara, aku mohon demi hari-hari baik yang terlewati selama ini, bisakah kita bicara dengan baik sekarang?." Ucap Angel, setelah menarik sebuah kursi, serta mendudukkan tubuhnya disana, tepat di samping ranjang.

Ada sedikit ragu tercetak dalam hati wanita itu saat mengatakan semua.

Namun, melihat Bagas yang kian membaik, serta mengingat penjelasan pak Radjiman tentang kebenaran kondisi Bagas yang tidak seburuk perkiraan, Angel kembali berdamai dengan keraguan itu.

Sementara Bagas yang menjadi pendengar di sana, tidak menunjukkan perubahan yang terlalu signifikan.

Wajahnya yang tampan dan sedikit lesu, masih menampilkan raut yang sama seperti ketika ia masuk keruangan beberapa saat yang lalu.

Hanya saja, tatapan mata itu sedikit berubah dengan tambahan kilasan kecil, sebuah kesedihan yang tengah di tekan.

Bagas menunduk, setalah beberapa saat menatap sosok di depannya.

Saat ini hanya hatinya dan tuhan saja yang tahu, sebe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status