Langit sudah mulai senja, Axton pun bergegas pergi meninggalkan kampus tempat dirinya mengajar, belum sempat Axton membuka pintu mobil suara dering ponselnya berbunyi. Axton segera mengangkat ponsel nya yang terletak di celana panjang miliknya, tanpa melihat nama sang penelepon.
"Katakan ada apa kau menelephon ku?" tanya Axton tanpa basa-basi.
"Bagaimana bisa.., apa yang kalian kerjakan hah?!"
"Aku tidak mau tahu kau urus penghianat itu sampai aku datang kesana dan kirimkan lokasi nya pada ku sekarang juga, pastikan pria itu tidak kabur" Axton memutuskan panggilan sepihaknya, tanpa mau mendengarkan ucapan si penelepon lagi,
Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.
Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit.
Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, Axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.
Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit.
••••••••
Di tempat lain Dom yang ditugas kan Axton untuk menjadi pemimpin mereka sampai axton datang menyuruh anak buah nya untuk terus memata matai gerak gerik pria itu.
Sayangnya gerak-gerik anak buah Axton dan Dom diketahui oleh pria itu. Pria itu buru-buru berlari dan berhasil lolos dari anak buah Dom. Tepat disaat pria itu ingin bersembunyi, Axton sudah berada di depan tubuhnya, ia tidak mampu berbuat apa apa jika sudah berhadapan dengan Axton apa lagi melihat tatapan Axton seperti Elang yang siap memangsa korbannya.
Pria itu hanya bisa menelan saliva kasar n
ya berharap jika axton mau melepaskan ia.
"Ku mohon tuan, maafkan saya, saya berjanji tidak akan membocorkan rahasia itu pada orang lain.
Axton hanya diam mendengar permohonan pria itu untuk di lepaskan, tapi sayang nya axton bukanlah pria yang mau menuruti pemintaan bodoh pria itu
Lagi lagi pria itu memohon pada axton untuk melepaskan nya"Tolong tuan maafkan saya, saya mohon, saya akan melakukan apa pun yang tuan ingin kan, tapi tolong tuan lepaskan saya"- pria itu membujuk axton agar ia terlepas dari cengkraman axton
Axton pun tertawa di depan pria bodoh itu sambil memincingkan matanya, hingga axton menarik kerah baju pria itu, sambil membisikan sesuatu padanya
"Kau pikir aku akan percaya dengan ucapan mu, kau salah mencari musuh, kau tau bukan siapa aku, aku tidak akan segan membunuh seseorang yang berani berkhianat dengan ku"- ucap axton menegaskan ucapan nya"-
Axton yang sudah emosi memukul pria itu, menendang bahkan sayatan dan tusukan ia berikan pada pria itu sampai pria itu terkulai lemas, melihat orang itu sudah tidak berdaya , iapun tertawa menarik rambut orang itu sampai mendongakan kepala ke arahnya
"Kau dengar baik baik perkataan ku, aku tidak akan puas jika orang yang aku siksa dengan mudahnya mati begitu saja, dan ini baru permulaan aku menyiksamu, dan sekarang saatnya untuk mu merasakan nereka yang kau buat sendiri"- ucap axton
Axton kembali melayangkan pukulan ke wajah pria itu dan menendangnya sangat keras Sambil berteriak pada pria itu-"Jangan pernah bermain dengan ku, jika kau hanya ingin menemui neraka mu sendiri, bagaimana rasanya, apa kau masih ingin mendapatkan siksaan dari ku lagi, atau kau menyerah untuk langsung ku bunuh"-
Pria itu masih bisa terkekeh setelah mendapat siksaan dari axton dan meminta axton untuk segera melenyapkannya"Ckkk..kau memang iblis berbentuk malaikat, Bunuhlah lah aku sekarang juga, dari pada kau terus menyiksa ku seperti ini, - kata pria itu
Sesuai dengan permintaan pria itu, axton pun menikam pria itu di jantungnya dan terakhir axton meletupkan handgun nya tepat di kepala pria itu.
©©©©©©©©
"Arrghhhhhh" Teriak quinza mendengar suara letupan senjata yang tidak jauh dari tempat nya berdiri, tubuh quinza lemas begitu saja ia tidak mampu menompangkan kedua kakinya, tubuh nya terasa kaku di saat ia menyaksikan bagaimana pria itu membunuh tanpa adanya rasa belas kasihan
Axton yang mendengar suara teriakan seorang wanita di dekat lokasi itu memutuskan untuk mencari tau siapa pemilik suara itu
dengan langkah yang sangat tenang axton menghampiri sumber suara itu dan melihat sesosok gadis yang mematung di tempatnya.
Hingga Pandangan mereka bertemu, axton yang manatap quinza dengan tenang sambil berjalan mendekati quinza, sedangkan quinza menatap axton dengan rasa takut yang menyelimuti dirinya sampai quinza pun terkukung di antara kedua tangan axton
Axton yang sudah berdiri di depannya melontarkan Sebuah pertanyaan untuk quinza- "Apa yang kau lakukan di sini hah, apa kau ingin seperti pria itu, mati secara mengenaskan, jika kau masih menyanyangi hidup mu, lebih baik tutup mulutmu dan jangan pernah menceritakan kejadian ini pada siapa pun"- ucap axton memperingati quinza, agar quinza tutup mulut, walaupun di hati kecil axton, axton enggan melenyapkan quinza dari hidupnya.
Melihat quinza yang terdiam dan menunduk, axton pun mengangkat dagu quinza dengan menggunakan jari telunjuknya,
"Tatap mata ku, jika aku sedang berbicara pada mu sugar, atau kau ingin kejadian tadi pagi terulang kembali"- kata axton menggoda quinza, agar quinza menatap dirinya
Quinza sendiri pun enggan menatap axton dan malah memilih untuk menatap ke arah lain tanpa memperdulikan ucapan axton yang tersirat dengan penuh ancaman
Dengan sabar axton menanyakan kembali pada quinza"Are you scared with me, sugar" tanpa melepaskan pandangan nya dari wajah cantik quinza
Lagi-lagi quinza tidak menjawab pertanyaan axton dan axton yang masih bersikap sabar menghadapi keterdiaman quinza
"Baiklah aku tidak akan memaksa mu untuk menjawab semua pertanyaan ku, tapi satu hal yang harus kau ingat sugar, dimana pun kau berada aku akan tetap berada di dekat mu dan mengawasi mu, setiap saat, agar kau tidak menceritakan kejadian ini dengan siapapun"- peringat axton
Mendengar ancaman axton lagi, quinza hanya terisak merutuki kebodohan nya, jika ia tidak penasaran dengan suara itu, mungkin quinza tidak akan bertemu sih dosen devil ini dan quinza tidak akan mendapat ancaman yang mengerikan dari sih dosen gila yang berada di depan tubuhnya
Dengan keberanian yang cukup quinza pun balik bertanya pada axton- "Kenapa kau selalu mengancam ku, kesalahan apa yang aku perbuat sehingga kau tidak mau melepaskan ku, jika aku memang mempunyai salah padamu, aku minta maaf, aku tidak sengaja melihat kejadian ini, aku hanya penasaran dengan jeritan seseorang "- aku quinza meminta maaf pada axton atas ke bodohan nya.
Belum sempat quinza meneruskan ucapan nya, axtob sudah mebungkam bibir quinza, kali ini axton mencium quinza dengan lebut tidak sekasar ciuman tadi pagi
Axton terus melumat bibir quinza, hingga ia menerobos masuk kedalam ke rongga dalam mulut quinza tanpa henti, bibir milik quinza sangatlah manis, axton menyukainya bahkan axton ingin terus membekam bibir mungil quinza hingga quinza kehabisan nafas.
Di saat pasokan udara mulai menipis dari rongga nafas mereka berdua, axton melepaskan ciuman nya untuk mengambil nafas sebanyak banyaknya, tanpa melepaskan kening mereka.
"Kau tidak perlu takut padaku sweety, kau hanya perlu menuruti semua perintah ku itu sudah cukup buat ku, apa pun yang kau lihat sekarang itu belum seberapa, tapi aku akan memastikan jika kau tidak akan melihat kejadian ini untuk kesekian kali nya, kecuali kau melanggar semua perintah ku, you're mine, remember that"-
Quinza menatap lekat kedua bola mata biru milik Axton yang selalu sulit dibaca olehnya, entah apa yang di pikirkan Quinza hingga berani mengelus wajah tampan Axton dengan jemarinya begitu lembutHingga membuat Axton pun menikmati setiap sentuhan lembut dari jemari lentiknya sampai ia memejamkan mataTersadar yang quinza lakukan, ia pun menghentikan pergerakan jemari nya dari wajah axton, tapi sayangnya axton mencekal tangan Quinza untuk tetap berada di permukaan wajah tampannya."Biarkan seperti ini, aku sangat menyukai jemari tangan mu saat menyentuh wajah ku" Kata Axton, memegang tangan Quinza yang masih ia genggam di wajahnyaQuinza yang ingin memanggil axton di dahului suara dari seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya.Dom lah yang memanggil Axton yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat teman brengseknya bersama seorang wanita cantik, sehingga D
Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dari celah celah tirai yang menerobos masuk kedalam kamar axton, quinza yang baru saja tersadar dari tidur mengerjapkan matanya, melihat keseliling kamar yang bukan kamar milik nya apa lagi di saat tangan kokoh sedang melingkar di perut ratanya, ia tersentak mendapatkan axton yang sedang berbaring di ranjang yang sama bersama dengan nya.Quinza memperhatikan axton yang masih terlelap, menatap wajah axton begitu damai di saat axton tertidur, berbeda dengan axton yang selalu menatap dengan pandangan dingin, membuat quinza selalu takut padanya, tangan quinza mengelus permukaan wajah tampan axton menyentuh kening, alis, mata, hidung, dan terakhir menyentuh bibir lancang axton yang selalu menciumnya tanpa permisi, quinza mengusap bibir axton secara lembut menggunakan jari telunjuk nya, ia tidak tau jika axton sudah terbangun sejak tadi di saat quinza memandang wajah axton dan menyentuh wajahnya.Axton me
Axton mengangkat salah satu kaki Quinza ke atas meja dengan posisi Quinza yang masih terduduk di atas, hal itu mempermudah Axton untuk mengusap paha atas Quinza yang terekspos.Tangan Axton mulai mengusap paha atas Quinza secara lembut, menaik turunkan tangannya, membuat Quinza tidak bisa menahan desahannya lagi"Akhhhh.. "Desahan keluar dari bibir mungil sexynya, Axton semakin bersemangat untuk membuat Quinza lebih bergairah dan terbakar hasratnyaTidak hanya tangan Axton yang ikut bermain. Bibir Axton pun bermain di leher jenjang Quinza. Mencium, menyesap dan memberikan tanda kemerahan di lehernyaDengan menjalarkan lidahnya turun ke bawah sampai ke pundak Quinza. Yang sedikit terbukaHingga tangan Axton yang lain merambat ke arah baju Quinza dan membuka beberapa kancing baju milik Quinza, yang menampakan nipple pink miliknyaAxton mengumpat dalam hatinya melihat Quinza tidak memakai Bra untuk menutupi dadanya. "Sial, a
Columbia univesity, New YorkTerdengar suara jeritan dan rintihan dari seorang gadis menggema di sebuah ruangan kosong yang sudah tak terpakai di salah satu area kampus tempat gadis itu menempuh pendidikannya."Arggghhhh.. ""Srettttt""Krettttt"Brakkk"Plakk"Beragam Pukulan, tamparan, gadis itu dapatkan kan hingga berulang kali tanpa tau letak kesalahan nya apaBau anyir yang menyengat menyeruak tajam kedalam rongga hidung akibat tamparan keras menggores sudut bibirnyaTidak hanya goresan di sudut bibir nya, luka lebam gadis itu juga dia dapatkan, hingga wajah cantik nya hampir tak terbentuk penuh dengan luka lebam dan darah."Hiks.. Hikss.. Hiksss.. ""Kenapa kau selalu menyiksa ku, apa sebenarnya kesalahan ku pada mu, aku tidak pernah melakukan apa pun tapi kau selalu saja berbuat kejam dan menyakiti ku" Ucap quiza dengan hisakan nya."Sudah berapa kali aku
Columbia university, New yorkDesas desus terdengar kabar di seluruh kalangan mahasiswa tentang dosen baru yang akan mengajar di universitas ini, banyak dari mereka berantusias ingin melihat langsung ke tampanan sang dosen, terutama para mahasiswi.Tapi tidak dengan salah satu mahasiswi cantik yang bernama quinza zelene aleandro martinez, anak ke tiga dari pasangan Moren martinez dan Veronica martinez, Quinza sama sekali tidak tertarik ataupun berantusias seperti mahasiswi lainnya, bagi dirinya semua dosen itu sama, sama sama mengajar dan membagi ilmu meraka untuk para siswa dan siswi di universitas ini."Ku dengar dosen baru kita sudah berada di sini, apa kau tau fakultas mana dosen itu mengajar""Aku melihat dosen baru itu, siaalll, dosen baru itu sangatlah tampan, aku siap untuk menghangat kan ranjang nya setiap hari." Dosen itu, uhhh sangat lah sexy, apa lagi dengan bentuk tubuh atletis nya dan dada bida
Axton semakin merapatkan tubuhnya,menghirup aroma lavender yang melekat di tubuh Quinza, dan mencium Quinza lebih dalam lagi.Tidak sampai disitu, tangan kanan Axton pun sudah memegang bokong sintal milik quinza meremas bokong quinza dengan kasar, hingga tangan axton pun turun kebawah mengelus paha quinza yang mulus, menyingkap rok Quinza agar Axton lebih leluasa mengelus bagian dalam paha Quinza.Axton yang sudah di selimuti gairah melepaskan ciuman nya tanpa memperkikis jarak antara mereka, memberikan Quinza ruang untuk menghirup udara sebanyak banyak nya, tanpa melepaskan padangannya kearah Quinza.Melihat sudut bibir Quinza berdarah, Axton menghapus darah yang berada di sudut bibir quinza dengan ibu jarinya, dan mengatakan sesuatu pada Quinza."Itu baru permulaan sugar, jika kau berani terhadap ku bahkan kau berani bermain dengan ku, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada ini" uca
Axton mengangkat salah satu kaki Quinza ke atas meja dengan posisi Quinza yang masih terduduk di atas, hal itu mempermudah Axton untuk mengusap paha atas Quinza yang terekspos.Tangan Axton mulai mengusap paha atas Quinza secara lembut, menaik turunkan tangannya, membuat Quinza tidak bisa menahan desahannya lagi"Akhhhh.. "Desahan keluar dari bibir mungil sexynya, Axton semakin bersemangat untuk membuat Quinza lebih bergairah dan terbakar hasratnyaTidak hanya tangan Axton yang ikut bermain. Bibir Axton pun bermain di leher jenjang Quinza. Mencium, menyesap dan memberikan tanda kemerahan di lehernyaDengan menjalarkan lidahnya turun ke bawah sampai ke pundak Quinza. Yang sedikit terbukaHingga tangan Axton yang lain merambat ke arah baju Quinza dan membuka beberapa kancing baju milik Quinza, yang menampakan nipple pink miliknyaAxton mengumpat dalam hatinya melihat Quinza tidak memakai Bra untuk menutupi dadanya. "Sial, a
Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dari celah celah tirai yang menerobos masuk kedalam kamar axton, quinza yang baru saja tersadar dari tidur mengerjapkan matanya, melihat keseliling kamar yang bukan kamar milik nya apa lagi di saat tangan kokoh sedang melingkar di perut ratanya, ia tersentak mendapatkan axton yang sedang berbaring di ranjang yang sama bersama dengan nya.Quinza memperhatikan axton yang masih terlelap, menatap wajah axton begitu damai di saat axton tertidur, berbeda dengan axton yang selalu menatap dengan pandangan dingin, membuat quinza selalu takut padanya, tangan quinza mengelus permukaan wajah tampan axton menyentuh kening, alis, mata, hidung, dan terakhir menyentuh bibir lancang axton yang selalu menciumnya tanpa permisi, quinza mengusap bibir axton secara lembut menggunakan jari telunjuk nya, ia tidak tau jika axton sudah terbangun sejak tadi di saat quinza memandang wajah axton dan menyentuh wajahnya.Axton me
Quinza menatap lekat kedua bola mata biru milik Axton yang selalu sulit dibaca olehnya, entah apa yang di pikirkan Quinza hingga berani mengelus wajah tampan Axton dengan jemarinya begitu lembutHingga membuat Axton pun menikmati setiap sentuhan lembut dari jemari lentiknya sampai ia memejamkan mataTersadar yang quinza lakukan, ia pun menghentikan pergerakan jemari nya dari wajah axton, tapi sayangnya axton mencekal tangan Quinza untuk tetap berada di permukaan wajah tampannya."Biarkan seperti ini, aku sangat menyukai jemari tangan mu saat menyentuh wajah ku" Kata Axton, memegang tangan Quinza yang masih ia genggam di wajahnyaQuinza yang ingin memanggil axton di dahului suara dari seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya.Dom lah yang memanggil Axton yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat teman brengseknya bersama seorang wanita cantik, sehingga D
Langit sudah mulai senja, Axton pun bergegas pergi meninggalkan kampus tempat dirinya mengajar, belum sempat Axton membuka pintu mobil suara dering ponselnya berbunyi. Axton segera mengangkat ponsel nya yang terletak di celana panjang miliknya, tanpa melihat nama sang penelepon."Katakan ada apa kau menelephon ku?" tanya Axton tanpa basa-basi."Bagaimana bisa.., apa yang kalian kerjakan hah?!""Aku tidak mau tahu kau urus penghianat itu sampai aku datang kesana dan kirimkan lokasi nya pada ku sekarang juga, pastikan pria itu tidak kabur" Axton memutuskan panggilan sepihaknya, tanpa mau mendengarkan ucapan si penelepon lagi,Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit. 
Axton semakin merapatkan tubuhnya,menghirup aroma lavender yang melekat di tubuh Quinza, dan mencium Quinza lebih dalam lagi.Tidak sampai disitu, tangan kanan Axton pun sudah memegang bokong sintal milik quinza meremas bokong quinza dengan kasar, hingga tangan axton pun turun kebawah mengelus paha quinza yang mulus, menyingkap rok Quinza agar Axton lebih leluasa mengelus bagian dalam paha Quinza.Axton yang sudah di selimuti gairah melepaskan ciuman nya tanpa memperkikis jarak antara mereka, memberikan Quinza ruang untuk menghirup udara sebanyak banyak nya, tanpa melepaskan padangannya kearah Quinza.Melihat sudut bibir Quinza berdarah, Axton menghapus darah yang berada di sudut bibir quinza dengan ibu jarinya, dan mengatakan sesuatu pada Quinza."Itu baru permulaan sugar, jika kau berani terhadap ku bahkan kau berani bermain dengan ku, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada ini" uca
Columbia university, New yorkDesas desus terdengar kabar di seluruh kalangan mahasiswa tentang dosen baru yang akan mengajar di universitas ini, banyak dari mereka berantusias ingin melihat langsung ke tampanan sang dosen, terutama para mahasiswi.Tapi tidak dengan salah satu mahasiswi cantik yang bernama quinza zelene aleandro martinez, anak ke tiga dari pasangan Moren martinez dan Veronica martinez, Quinza sama sekali tidak tertarik ataupun berantusias seperti mahasiswi lainnya, bagi dirinya semua dosen itu sama, sama sama mengajar dan membagi ilmu meraka untuk para siswa dan siswi di universitas ini."Ku dengar dosen baru kita sudah berada di sini, apa kau tau fakultas mana dosen itu mengajar""Aku melihat dosen baru itu, siaalll, dosen baru itu sangatlah tampan, aku siap untuk menghangat kan ranjang nya setiap hari." Dosen itu, uhhh sangat lah sexy, apa lagi dengan bentuk tubuh atletis nya dan dada bida
Columbia univesity, New YorkTerdengar suara jeritan dan rintihan dari seorang gadis menggema di sebuah ruangan kosong yang sudah tak terpakai di salah satu area kampus tempat gadis itu menempuh pendidikannya."Arggghhhh.. ""Srettttt""Krettttt"Brakkk"Plakk"Beragam Pukulan, tamparan, gadis itu dapatkan kan hingga berulang kali tanpa tau letak kesalahan nya apaBau anyir yang menyengat menyeruak tajam kedalam rongga hidung akibat tamparan keras menggores sudut bibirnyaTidak hanya goresan di sudut bibir nya, luka lebam gadis itu juga dia dapatkan, hingga wajah cantik nya hampir tak terbentuk penuh dengan luka lebam dan darah."Hiks.. Hikss.. Hiksss.. ""Kenapa kau selalu menyiksa ku, apa sebenarnya kesalahan ku pada mu, aku tidak pernah melakukan apa pun tapi kau selalu saja berbuat kejam dan menyakiti ku" Ucap quiza dengan hisakan nya."Sudah berapa kali aku