Columbia university, New york
Desas desus terdengar kabar di seluruh kalangan mahasiswa tentang dosen baru yang akan mengajar di universitas ini, banyak dari mereka berantusias ingin melihat langsung ke tampanan sang dosen, terutama para mahasiswi.
Tapi tidak dengan salah satu mahasiswi cantik yang bernama quinza zelene aleandro martinez, anak ke tiga dari pasangan Moren martinez dan Veronica martinez, Quinza sama sekali tidak tertarik ataupun berantusias seperti mahasiswi lainnya, bagi dirinya semua dosen itu sama, sama sama mengajar dan membagi ilmu meraka untuk para siswa dan siswi di universitas ini.
"Ku dengar dosen baru kita sudah berada di sini, apa kau tau fakultas mana dosen itu mengajar"
"Aku melihat dosen baru itu, siaalll, dosen baru itu sangatlah tampan, aku siap untuk menghangat kan ranjang nya setiap hari.
" Dosen itu, uhhh sangat lah sexy, apa lagi dengan bentuk tubuh atletis nya dan dada bidang yang membuat wanita berfantasi liar.
"aku melihat cara dia berjalan, menatap, bahkan tatapan dingin nya membuat ku terpesona.
"Bukan hanya tampan, dosen itu benar benar sexy..
Itu lah yang selalu di dengar Quinza, Setiap kali quinza berjalan, melewati para mahasiswi itu, mereka selalu saja membicarakan dosen baru yang sekarang menjadi salah satu idola mereka saat ini.
"Apa mereka tidak ada kegiatan lain, selain membicarakan dosen baru itu, ya tuhan lama lama kuping ku panas mendengar pembicaraan mereka" Ucap Quinza dalam hati, merasa jengah mendengar mereka tentang dosen baru itu.
Di saat itu pula quinza mendengar teriakan sahabat nya, memanggil quinza dengan suara lantangnya
"Quinza, quinza.. Wait, kenapa kau jalan cepat sekali huh" Ucap Felecia sahabat ku," Apa kau tidak mendengar, aku meneriaki mu dari tadi hah? Teriak felicia kesal.
Mendengar Felicia berteriak membuat kuping Quinza semakin panas, pengang" Apa sahabatnya itu sekali saja tidak berteriakk memanggil namanya. Sungguh Quinza sangat malu jika sahabatnya itu memanggilnya dengan cara berteriak. Kesal Quinza, merutuki sahabat nya yang selalu saja berteriak jika quinza tidak menyahuti panggilannya
Tepat di saat quinza akan berbalik badan menoleh ke arah felica, quinza menabrak dada bidang seorang pria.
"Brukkk.."
Quinza terjatuh tepat di depan pria itu, dengan kesal Quinza memaki pria yang menabraknya" Apa kau tidak punya mata, sampai kau menabrak ku hingga ku terjatuh dan kau tidak ada niatan untuk membantuku berdiri, brengsek"
"Kau menuduh ku seolah olah aku tidak mempunyai mata, justru yang harus di salahkan adalah kau, dimana letak mata mu sampai kau berbalik badan tidak melihat aku yang sudah berada di depan mu" Jawab pria itu santai, tanpa mau membantu quinza berdiri, dan mensejajarkan dirinya di depan quinza begitu dekat, hingga pria itu membisikan sesuatu pada quinza
"Jangan pernah mengeluarkan kata kasar dari mulut cantik mu jika kau tidak tau seberapa brengseknya aku, dan ingat satu hal kau tidak akan pernah lepas dari ku, sugar" pria itu pergi meninggalkan quinza yang mematung di tempatnya,
Quinza mematung mendengarkan ucapan terakhir dari pria itu, tanpa sadar, Quinza sudah menjadi pusat objek para mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang di area kampusnya.
Bisik bisik terdengar jelas dari indra pendengaran quinza membangun kan quinza dari lamunan ny tentang kejadian itu, banyak di antara mereka yang kasihan pada quinza, ada pula sebagian dari mereka mencemooh quinza atas keceroboan dan makian quinza.
"Ya tuhan.. Quinza apa yang kau lakukan hah, apa kau tidak tau siapa pria yang kau tabrak tadi, apa kau mau menjadi pusat perhatian para mahasisw dan mahasiswi di kampus ini, cepat bangun" Ucap Felicia, mengulurkan tangan nya untuk membantu quinza berdiri.
"Kau membuat gempar seluruh kampus ini dengan makian mu quinza, apa yang ada di otak cantikmu sehingga kau memaki dosen baru itu, quinza" Tanya Felicia tidak abis pikir dengan sahabat nya memaki dosen barunya yang menjadi idola para mahasiswi di kampus ini.
Quinza tercengang mendengar penuturan sahabatnya, hingga quinza terdiam mematung di tempat yang sama, tanpa di sadari quinza, seseorang pria melihat quinza dari kejauhan dengan senyum yang sulit di artikan, "menarik"
Felicia mengguncangkan bahu quinza agar sahabatnya tersadar dari lamunannya "Heii.. Are you okay, kenapa kau diam, apa ad seseuatu yang mengusik pikiran mu hah" Tanya felicia curiga, melihat Quinza terdiam seperti ini.
"I'm okay, jadi pria itu, dosen baru di kampus ini"
"Hmm, pria yang kau tabrak dan kau maki itu adalah dosen baru kita, sekaligus dosen pembimbing kita, ku dengar dari beberapa senior kita, dosen baru itu sangat lah killer dia tidak segan segan menghukum para murid nya jika tidak mengikuti peraturan yang dia buat" Jelas felicia
"Sudahlah lebih baik kita masuk kelas sekarang, waktu kita tinggal 5 menit lagi, aku tidak mau kena hukuman di hari pertama dosen itu masuk ke kelas kita" Felcia lekas menarik tangan quinza meninggalkan tempat itu.
©©©©©
Mata pelajaran pertama pun mulai, para mahasiswi yang berada di kelas itu merapih kan penampilan nya untuk sang dosen baru, ada juga yang sengaja membuka kancing bajunya untuk memperlihat kan buah dada mereka.
Hingga pintu kelas pun terbuka menampilkan sang dosen yang sedang berjalan di kelas mereka dan berhenti tepat di depan para mahasiswa dan mahasiswinya, tanpa berbasi basi dosen itu memperkenalkan diri nya dan memberikan peraturan dalam kelasnya.
"Saya Axton Alarich Jacob, kalian bisa memanggil saya Mr.Axton, di kelas ini saya adalah guru pembimbing kalian yang baru menggantikan miss renata, dan saya sudah membuat peraturan untuk kelas saya ini, pertama saya tidak suka dengan mahasiswa atau mahasiswi yang telat di kelas saya, kedua saya tidak suka dengan mahasiswa atau mahasiswi yang lalai dalam memberikan tugas yang saya pinta, ketiga saya tidak suka jika saya sedang mengajar di antara kalian tidak mendengarkan penjelasan saya jika ada mahasiswi atau mahasiswa yang tidak mau ngikuti peraturan saya, kalian bisa angkat kaki dari kelas ini atau nilai akhir dari semester ini tidak akan saya berikan dan kalian akan mengulang nya tahun depan" Ucap Axton denga tegas.
Setelah axton memberikan peraturan untuk mahasiswa dan mahasiswi nya, kelas yang axton bimbing pun di mulai, axton memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang axton berikan pada mereka, tidak ada satu pun dari mereka yang berani ribut di kelas axton, mereka tidak berani membantah peraturan axton, mereka tau kosekuensi apa yang mereka dapat jika melanggar peraturan yang axton buat.
Kelas axton pun berakhir, para mahasiswa dan mahasiswi pun berbondong bondong keluar dari kelas mereka, ada pun dari mereka secara terang terangan menggoda sang dosen untuk menghangatkan rahim nya,
tak lama mereka pun keluar dari kelas, meninggalkan quinza dan axton disana, suasana di kelas itu terasa canggung, hingga quinza melihat tatapan axton yang sulit di artikan, dengan cepat quinza membereskan buku buku pelajaran nya, tanpa mau melihat tatapan axton yang sangat mengerikan untuk quinza.
"Aku bersyukur kau salah satu mahasiswiku, jadi aku bisa mengawasimu setiap hari, dan ingat perkataan ku tadi, aku tidak akan pernah melepaskanmu dari pandanganku, Quinza" Ucap axton, sembari melangkah menghampiri quinza yang enggan menatapnya
"Tap"
"Tap"
"Tap"
Axton menghampiri Quinza, yang masih terdiam di mejanya,axton membalikan tubuh quinza, dengan tangannya, sampai tatapan mereka bertemu tanpa melepaskan cengkraman tangan nya di pundak Quinza
Axton memperhatikan setiap inci wajah cantik quinza tanpa melepaskan tatapan nya di bibir mungil quinza.
"Apa yang akan anda lakukan, lepaskan cengkraman anda"
"Menerut mu sugar, apa yang bisa aku lakukan padamu, kita bisa bersenang senang di sini, bukan kah itu hal yang sangat bagus"-
"Brengsekk, apa maksud dari perkataan anda tuan Axton, kau dosen pembimbing ku, seharus nya kau memberikan contoh yang baik untuk mahasiswi mu" Ucap Quinza geram, mendengar ucapan Axton yang membuatnya berang. Marah. Kesal
"Kau bilang aku brengsek, aku akan memperlihatkan seberapa brengseknya diriku.
Di detik itu juga Axton mencium Quinza dengan kasar, dominan, quinza tidak bisa melawan Axton karena dirinya di kukung oleh kedua tangan Axon dan posisi yang sangat tidak menguntungkan bagi Quinza berada di sudut meja belakang kelasnya.
Axton semakin merapatkan tubuhnya,menghirup aroma lavender yang melekat di tubuh Quinza, dan mencium Quinza lebih dalam lagi.Tidak sampai disitu, tangan kanan Axton pun sudah memegang bokong sintal milik quinza meremas bokong quinza dengan kasar, hingga tangan axton pun turun kebawah mengelus paha quinza yang mulus, menyingkap rok Quinza agar Axton lebih leluasa mengelus bagian dalam paha Quinza.Axton yang sudah di selimuti gairah melepaskan ciuman nya tanpa memperkikis jarak antara mereka, memberikan Quinza ruang untuk menghirup udara sebanyak banyak nya, tanpa melepaskan padangannya kearah Quinza.Melihat sudut bibir Quinza berdarah, Axton menghapus darah yang berada di sudut bibir quinza dengan ibu jarinya, dan mengatakan sesuatu pada Quinza."Itu baru permulaan sugar, jika kau berani terhadap ku bahkan kau berani bermain dengan ku, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada ini" uca
Langit sudah mulai senja, Axton pun bergegas pergi meninggalkan kampus tempat dirinya mengajar, belum sempat Axton membuka pintu mobil suara dering ponselnya berbunyi. Axton segera mengangkat ponsel nya yang terletak di celana panjang miliknya, tanpa melihat nama sang penelepon."Katakan ada apa kau menelephon ku?" tanya Axton tanpa basa-basi."Bagaimana bisa.., apa yang kalian kerjakan hah?!""Aku tidak mau tahu kau urus penghianat itu sampai aku datang kesana dan kirimkan lokasi nya pada ku sekarang juga, pastikan pria itu tidak kabur" Axton memutuskan panggilan sepihaknya, tanpa mau mendengarkan ucapan si penelepon lagi,Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit. 
Quinza menatap lekat kedua bola mata biru milik Axton yang selalu sulit dibaca olehnya, entah apa yang di pikirkan Quinza hingga berani mengelus wajah tampan Axton dengan jemarinya begitu lembutHingga membuat Axton pun menikmati setiap sentuhan lembut dari jemari lentiknya sampai ia memejamkan mataTersadar yang quinza lakukan, ia pun menghentikan pergerakan jemari nya dari wajah axton, tapi sayangnya axton mencekal tangan Quinza untuk tetap berada di permukaan wajah tampannya."Biarkan seperti ini, aku sangat menyukai jemari tangan mu saat menyentuh wajah ku" Kata Axton, memegang tangan Quinza yang masih ia genggam di wajahnyaQuinza yang ingin memanggil axton di dahului suara dari seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya.Dom lah yang memanggil Axton yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat teman brengseknya bersama seorang wanita cantik, sehingga D
Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dari celah celah tirai yang menerobos masuk kedalam kamar axton, quinza yang baru saja tersadar dari tidur mengerjapkan matanya, melihat keseliling kamar yang bukan kamar milik nya apa lagi di saat tangan kokoh sedang melingkar di perut ratanya, ia tersentak mendapatkan axton yang sedang berbaring di ranjang yang sama bersama dengan nya.Quinza memperhatikan axton yang masih terlelap, menatap wajah axton begitu damai di saat axton tertidur, berbeda dengan axton yang selalu menatap dengan pandangan dingin, membuat quinza selalu takut padanya, tangan quinza mengelus permukaan wajah tampan axton menyentuh kening, alis, mata, hidung, dan terakhir menyentuh bibir lancang axton yang selalu menciumnya tanpa permisi, quinza mengusap bibir axton secara lembut menggunakan jari telunjuk nya, ia tidak tau jika axton sudah terbangun sejak tadi di saat quinza memandang wajah axton dan menyentuh wajahnya.Axton me
Axton mengangkat salah satu kaki Quinza ke atas meja dengan posisi Quinza yang masih terduduk di atas, hal itu mempermudah Axton untuk mengusap paha atas Quinza yang terekspos.Tangan Axton mulai mengusap paha atas Quinza secara lembut, menaik turunkan tangannya, membuat Quinza tidak bisa menahan desahannya lagi"Akhhhh.. "Desahan keluar dari bibir mungil sexynya, Axton semakin bersemangat untuk membuat Quinza lebih bergairah dan terbakar hasratnyaTidak hanya tangan Axton yang ikut bermain. Bibir Axton pun bermain di leher jenjang Quinza. Mencium, menyesap dan memberikan tanda kemerahan di lehernyaDengan menjalarkan lidahnya turun ke bawah sampai ke pundak Quinza. Yang sedikit terbukaHingga tangan Axton yang lain merambat ke arah baju Quinza dan membuka beberapa kancing baju milik Quinza, yang menampakan nipple pink miliknyaAxton mengumpat dalam hatinya melihat Quinza tidak memakai Bra untuk menutupi dadanya. "Sial, a
Columbia univesity, New YorkTerdengar suara jeritan dan rintihan dari seorang gadis menggema di sebuah ruangan kosong yang sudah tak terpakai di salah satu area kampus tempat gadis itu menempuh pendidikannya."Arggghhhh.. ""Srettttt""Krettttt"Brakkk"Plakk"Beragam Pukulan, tamparan, gadis itu dapatkan kan hingga berulang kali tanpa tau letak kesalahan nya apaBau anyir yang menyengat menyeruak tajam kedalam rongga hidung akibat tamparan keras menggores sudut bibirnyaTidak hanya goresan di sudut bibir nya, luka lebam gadis itu juga dia dapatkan, hingga wajah cantik nya hampir tak terbentuk penuh dengan luka lebam dan darah."Hiks.. Hikss.. Hiksss.. ""Kenapa kau selalu menyiksa ku, apa sebenarnya kesalahan ku pada mu, aku tidak pernah melakukan apa pun tapi kau selalu saja berbuat kejam dan menyakiti ku" Ucap quiza dengan hisakan nya."Sudah berapa kali aku
Axton mengangkat salah satu kaki Quinza ke atas meja dengan posisi Quinza yang masih terduduk di atas, hal itu mempermudah Axton untuk mengusap paha atas Quinza yang terekspos.Tangan Axton mulai mengusap paha atas Quinza secara lembut, menaik turunkan tangannya, membuat Quinza tidak bisa menahan desahannya lagi"Akhhhh.. "Desahan keluar dari bibir mungil sexynya, Axton semakin bersemangat untuk membuat Quinza lebih bergairah dan terbakar hasratnyaTidak hanya tangan Axton yang ikut bermain. Bibir Axton pun bermain di leher jenjang Quinza. Mencium, menyesap dan memberikan tanda kemerahan di lehernyaDengan menjalarkan lidahnya turun ke bawah sampai ke pundak Quinza. Yang sedikit terbukaHingga tangan Axton yang lain merambat ke arah baju Quinza dan membuka beberapa kancing baju milik Quinza, yang menampakan nipple pink miliknyaAxton mengumpat dalam hatinya melihat Quinza tidak memakai Bra untuk menutupi dadanya. "Sial, a
Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dari celah celah tirai yang menerobos masuk kedalam kamar axton, quinza yang baru saja tersadar dari tidur mengerjapkan matanya, melihat keseliling kamar yang bukan kamar milik nya apa lagi di saat tangan kokoh sedang melingkar di perut ratanya, ia tersentak mendapatkan axton yang sedang berbaring di ranjang yang sama bersama dengan nya.Quinza memperhatikan axton yang masih terlelap, menatap wajah axton begitu damai di saat axton tertidur, berbeda dengan axton yang selalu menatap dengan pandangan dingin, membuat quinza selalu takut padanya, tangan quinza mengelus permukaan wajah tampan axton menyentuh kening, alis, mata, hidung, dan terakhir menyentuh bibir lancang axton yang selalu menciumnya tanpa permisi, quinza mengusap bibir axton secara lembut menggunakan jari telunjuk nya, ia tidak tau jika axton sudah terbangun sejak tadi di saat quinza memandang wajah axton dan menyentuh wajahnya.Axton me
Quinza menatap lekat kedua bola mata biru milik Axton yang selalu sulit dibaca olehnya, entah apa yang di pikirkan Quinza hingga berani mengelus wajah tampan Axton dengan jemarinya begitu lembutHingga membuat Axton pun menikmati setiap sentuhan lembut dari jemari lentiknya sampai ia memejamkan mataTersadar yang quinza lakukan, ia pun menghentikan pergerakan jemari nya dari wajah axton, tapi sayangnya axton mencekal tangan Quinza untuk tetap berada di permukaan wajah tampannya."Biarkan seperti ini, aku sangat menyukai jemari tangan mu saat menyentuh wajah ku" Kata Axton, memegang tangan Quinza yang masih ia genggam di wajahnyaQuinza yang ingin memanggil axton di dahului suara dari seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya.Dom lah yang memanggil Axton yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat teman brengseknya bersama seorang wanita cantik, sehingga D
Langit sudah mulai senja, Axton pun bergegas pergi meninggalkan kampus tempat dirinya mengajar, belum sempat Axton membuka pintu mobil suara dering ponselnya berbunyi. Axton segera mengangkat ponsel nya yang terletak di celana panjang miliknya, tanpa melihat nama sang penelepon."Katakan ada apa kau menelephon ku?" tanya Axton tanpa basa-basi."Bagaimana bisa.., apa yang kalian kerjakan hah?!""Aku tidak mau tahu kau urus penghianat itu sampai aku datang kesana dan kirimkan lokasi nya pada ku sekarang juga, pastikan pria itu tidak kabur" Axton memutuskan panggilan sepihaknya, tanpa mau mendengarkan ucapan si penelepon lagi,Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit. 
Axton semakin merapatkan tubuhnya,menghirup aroma lavender yang melekat di tubuh Quinza, dan mencium Quinza lebih dalam lagi.Tidak sampai disitu, tangan kanan Axton pun sudah memegang bokong sintal milik quinza meremas bokong quinza dengan kasar, hingga tangan axton pun turun kebawah mengelus paha quinza yang mulus, menyingkap rok Quinza agar Axton lebih leluasa mengelus bagian dalam paha Quinza.Axton yang sudah di selimuti gairah melepaskan ciuman nya tanpa memperkikis jarak antara mereka, memberikan Quinza ruang untuk menghirup udara sebanyak banyak nya, tanpa melepaskan padangannya kearah Quinza.Melihat sudut bibir Quinza berdarah, Axton menghapus darah yang berada di sudut bibir quinza dengan ibu jarinya, dan mengatakan sesuatu pada Quinza."Itu baru permulaan sugar, jika kau berani terhadap ku bahkan kau berani bermain dengan ku, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada ini" uca
Columbia university, New yorkDesas desus terdengar kabar di seluruh kalangan mahasiswa tentang dosen baru yang akan mengajar di universitas ini, banyak dari mereka berantusias ingin melihat langsung ke tampanan sang dosen, terutama para mahasiswi.Tapi tidak dengan salah satu mahasiswi cantik yang bernama quinza zelene aleandro martinez, anak ke tiga dari pasangan Moren martinez dan Veronica martinez, Quinza sama sekali tidak tertarik ataupun berantusias seperti mahasiswi lainnya, bagi dirinya semua dosen itu sama, sama sama mengajar dan membagi ilmu meraka untuk para siswa dan siswi di universitas ini."Ku dengar dosen baru kita sudah berada di sini, apa kau tau fakultas mana dosen itu mengajar""Aku melihat dosen baru itu, siaalll, dosen baru itu sangatlah tampan, aku siap untuk menghangat kan ranjang nya setiap hari." Dosen itu, uhhh sangat lah sexy, apa lagi dengan bentuk tubuh atletis nya dan dada bida
Columbia univesity, New YorkTerdengar suara jeritan dan rintihan dari seorang gadis menggema di sebuah ruangan kosong yang sudah tak terpakai di salah satu area kampus tempat gadis itu menempuh pendidikannya."Arggghhhh.. ""Srettttt""Krettttt"Brakkk"Plakk"Beragam Pukulan, tamparan, gadis itu dapatkan kan hingga berulang kali tanpa tau letak kesalahan nya apaBau anyir yang menyengat menyeruak tajam kedalam rongga hidung akibat tamparan keras menggores sudut bibirnyaTidak hanya goresan di sudut bibir nya, luka lebam gadis itu juga dia dapatkan, hingga wajah cantik nya hampir tak terbentuk penuh dengan luka lebam dan darah."Hiks.. Hikss.. Hiksss.. ""Kenapa kau selalu menyiksa ku, apa sebenarnya kesalahan ku pada mu, aku tidak pernah melakukan apa pun tapi kau selalu saja berbuat kejam dan menyakiti ku" Ucap quiza dengan hisakan nya."Sudah berapa kali aku