Quinza menatap lekat kedua bola mata biru milik Axton yang selalu sulit dibaca olehnya, entah apa yang di pikirkan Quinza hingga berani mengelus wajah tampan Axton dengan jemarinya begitu lembut
Hingga membuat Axton pun menikmati setiap sentuhan lembut dari jemari lentiknya sampai ia memejamkan mata
Tersadar yang quinza lakukan, ia pun menghentikan pergerakan jemari nya dari wajah axton, tapi sayangnya axton mencekal tangan Quinza untuk tetap berada di permukaan wajah tampannya.
"Biarkan seperti ini, aku sangat menyukai jemari tangan mu saat menyentuh wajah ku" Kata Axton, memegang tangan Quinza yang masih ia genggam di wajahnya
Quinza yang ingin memanggil axton di dahului suara dari seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya.
Dom lah yang memanggil Axton yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat teman brengseknya bersama seorang wanita cantik, sehingga Dom pun menghampiri axton.
"Wow, apa yang baru saja aku lihat disini, kau bersama seorang wanita huh, apa wanita ini jalang baru mu" Ucap Dominic
Axton malas jika ia sudah bertemu dengan Dom, pasti Dom akan menayakan yang tidak-tidak seperti ini.
"Bukan urusan mu, lebih baik kau urus mayat itu" Ucap Axton, dingin tanpa memperdulikan dominic di dekatnya
"Sikap mu selalu saja seperti itu dude, untung saja kau sahabat ku jika tidak sudah kumasukan peluru ini ketubuhmu"
Axton menajamkan matanya pada dominic, meminta dominic untuk tidak banyak bicara dan segera pergi dari sini.
"Baiklah, baik aku akan menyuruh anak buah ku untuk membuang mayat itu"
Banyak pertanyaan hinggap di dalam otak cantik Quinza, pikaran pikaran negative selalu saja bertebaran di dalam benak nya, hingga ia tersadar saat axton menarik tangan nya untuk pergi dari sana.
"Aku tau apa yang kau pikirkan sugar, ku harap kau tidak takut dengan ku nantinya" Kata axton memberi penjelasan pada Quinza
" Axton" Panggil Quinza, seketika Axton pun berhenti berjalan. Diam menatap Quinza dalam
Quinza menatap lekat axton hingga ia berani menayakan apa yang axton ingin kan darinya "A.. Ku tidak mengerti apa yang sedang kau lakukan, kau menarik ku, membawa ku masuk kedalam dunia mu, kau mengklaim ku sebagai milikmu, dan apa yang kau ingin kan dari ku axton, aku sama sekali tidak mengenalmu" pertanyaan itu langsung keluar begitu saja dari bibir mungil Quinza.
Quinza pun tidak tahu, tak mengerti, keberanian dari mana ia dapatkan sehingga berani bertanya pada Axton yang selalu saja terlihat mengerikan dan membuat Quinza takut padanya
Axton sedikit tersenyum menimpali pertanyaan Quinza. Dan akhir ia pun hanya membalas seadaanya. pertanyaan Quinza dengan santai "Hanya kau yang berani menentang ku"
Mendengar pernyataan axton, Quinza pun terdiam, mencerna setiap kata yang axton katakan padanya
Melihat quinza terdiam axton pun menarik pinggang quinza untuk merapatkan tubuhnya ke axton.
"Cup"
"Cup"
"Cup"
Tiga kali Axton mengecup bibir Quinza, menatap lekat kedua bola mata Quinza yang selalu mengunci pandangannya.
Tak memerlukan waktu lama, Axton pun membungkam bibir Quinza dengan penuh kelembutan, memberikan sengatan-sengatan halus di permukaan bibir bawah Quinza dengan lidahnya.
Sehingga Quinza pun membalas lumatan Axton, mengikuti gerakan dan lidah Axton yang berada di dalam rongga mulutnya
Desahan Quinza lolos begitu saja dari mulutunya, setelah tangan Axton berhasil masuk kedalam kaos yang Quinza kenakan.
Tangan Axton mengelus punggung Quinza dengan jari jemarinya. Mengusap lemubut, hingga naik ke atas, tepat di penyangga kedua buah dada Quinza dan membukanya dalam sekali hentakan
Axton meremas kedua dada quinza yang terasa pas di tangan nya dan bibir axton masih setia melumat bibir quinza hingga bibir axton mulai menjalar kepermukaan leher jenjang quinza.
"Akhhh"
"Akhhh"
"Axtonnnn... " Desah Quinza. Menikmati sentuhan Axton di dadanya
Desahan demi desahan Quinza semakin menjadi, sampai Axton tersadar jika dirinya masih berada di depan jalan, Axton pun menghentikan kegiatannya dan melihat wajah Quinza yang sudah sangat kacau akibat perbuatanya
"Kita tidak bisa melakukan nya di sini sugar, aku tidak ingin di saksikan orang lain di saat aku bercinta dengamu"- ucap axton, menghentikan kegiatan mereka dan menarik quinza untuk masuk ke mobilnya.
©©©©©©
Axton pun mengajak quinza ke penthouse nya, di dalam perjalanan quinza pun terdiam, ia butuh mengistirahatkan tubuh dan otaknya sekarang.
Quinza pun tertidur di dalam mobil sport milik Axton, setelah sampai di penthouse milik Axton, ia memakirkan mobilnya di depan penthouse miliknya, melirik kearah Quinza yang sudah tertidur pulas di mobilnya, Axton pun enggan membangun Quinza, sehingga ia membopong Quinza ala bridal style
Sesampainya axton di dalam loby, axton melihat banyak wanita yang meliriknya, axton pun tak peduli dengan meraka, yang dipikirkan axton hanya ingin cepat sampai di penthouse nya, membaringkan Quinza di ranjangnya, dan memeluk Quinza dalam dekapannya
Axton pun masuk kedalam tabung persegi khusus, menakan tombol yang berada di sisi kanan pintu, tidak berapa lama pintu lift terbuka dan axton keluar dari tabung persegi itu
Setelah berada didepan pintu penthousenya axton Memencet angka passkode untuk masuk kedalam penthouse nya dan menuju kamar pribadinya untuk membaringkan Quinza.
Axton membaringkan quinza di ranjangnya, membuka seluruh baju yang melekat di tubuh quinza, axton tertegun melihat bentuk tubuh quinza yang begitu sempurna, dengan cepat axton memakaikan baju miliknya, ia tidak ingin pikiran pikiran kotor merusak otak nya yang masih sadar.
Selesai memakaikan Quinza baju miliknya, Axton bergegas menuju kamar mandi, axton perlu menjernihkan otak nya dengan air dingin, berada dekat di dekat quinza membuat otak nya tak lagi waras
Hanya perlu waktu dua puluh lima menit untuk Axton membersihkan diri dan menjernihkan otaknya,
Tak lama, Axton keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut yang basah dan hanya menggunakan celana tidurnya dan bertelanjang dada, ia mendekatkan dirinya kearah Quinza yang sedang berbaring di ranjangnya.
Axton tersenyum menatap dan mengelus wajah cantik quinza, mulai dari mata hidung dan terakhir bibir mungil Quinza, Axton mengelus bibir mungil Quinza dengan ibu jarinya, sesekali Axton mengecup bibirnya
"You're mine Quinza, aku akan terus mengejarmu walau pun kau selalu menolak keberadaan ku, dan aku pastikan tidak ada satupun pria lain yang bisa memiliki mu terkecuali aku, kau milik ku hanya milik ku"- ucap axton dalam hatinya, sambil mengelus rambut quin dan menyelipkan anak rambut quinza kebelakang telinganya.
Axton pun mulai berbaring di samping Quinza, meletakan tangannya untuk menjadi batalan kepala Quinza
Axton memeluk Quinza dari depan dengan posisi saling menatap, dan yang terakhir Axton memberikan kecupan di kening Quinza sebelum Axton memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpinya.
"Good night my sugar" Ucap Axton setelah mengecup keninqg Quinza dengan begitu sayang.
Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dari celah celah tirai yang menerobos masuk kedalam kamar axton, quinza yang baru saja tersadar dari tidur mengerjapkan matanya, melihat keseliling kamar yang bukan kamar milik nya apa lagi di saat tangan kokoh sedang melingkar di perut ratanya, ia tersentak mendapatkan axton yang sedang berbaring di ranjang yang sama bersama dengan nya.Quinza memperhatikan axton yang masih terlelap, menatap wajah axton begitu damai di saat axton tertidur, berbeda dengan axton yang selalu menatap dengan pandangan dingin, membuat quinza selalu takut padanya, tangan quinza mengelus permukaan wajah tampan axton menyentuh kening, alis, mata, hidung, dan terakhir menyentuh bibir lancang axton yang selalu menciumnya tanpa permisi, quinza mengusap bibir axton secara lembut menggunakan jari telunjuk nya, ia tidak tau jika axton sudah terbangun sejak tadi di saat quinza memandang wajah axton dan menyentuh wajahnya.Axton me
Axton mengangkat salah satu kaki Quinza ke atas meja dengan posisi Quinza yang masih terduduk di atas, hal itu mempermudah Axton untuk mengusap paha atas Quinza yang terekspos.Tangan Axton mulai mengusap paha atas Quinza secara lembut, menaik turunkan tangannya, membuat Quinza tidak bisa menahan desahannya lagi"Akhhhh.. "Desahan keluar dari bibir mungil sexynya, Axton semakin bersemangat untuk membuat Quinza lebih bergairah dan terbakar hasratnyaTidak hanya tangan Axton yang ikut bermain. Bibir Axton pun bermain di leher jenjang Quinza. Mencium, menyesap dan memberikan tanda kemerahan di lehernyaDengan menjalarkan lidahnya turun ke bawah sampai ke pundak Quinza. Yang sedikit terbukaHingga tangan Axton yang lain merambat ke arah baju Quinza dan membuka beberapa kancing baju milik Quinza, yang menampakan nipple pink miliknyaAxton mengumpat dalam hatinya melihat Quinza tidak memakai Bra untuk menutupi dadanya. "Sial, a
Columbia univesity, New YorkTerdengar suara jeritan dan rintihan dari seorang gadis menggema di sebuah ruangan kosong yang sudah tak terpakai di salah satu area kampus tempat gadis itu menempuh pendidikannya."Arggghhhh.. ""Srettttt""Krettttt"Brakkk"Plakk"Beragam Pukulan, tamparan, gadis itu dapatkan kan hingga berulang kali tanpa tau letak kesalahan nya apaBau anyir yang menyengat menyeruak tajam kedalam rongga hidung akibat tamparan keras menggores sudut bibirnyaTidak hanya goresan di sudut bibir nya, luka lebam gadis itu juga dia dapatkan, hingga wajah cantik nya hampir tak terbentuk penuh dengan luka lebam dan darah."Hiks.. Hikss.. Hiksss.. ""Kenapa kau selalu menyiksa ku, apa sebenarnya kesalahan ku pada mu, aku tidak pernah melakukan apa pun tapi kau selalu saja berbuat kejam dan menyakiti ku" Ucap quiza dengan hisakan nya."Sudah berapa kali aku
Columbia university, New yorkDesas desus terdengar kabar di seluruh kalangan mahasiswa tentang dosen baru yang akan mengajar di universitas ini, banyak dari mereka berantusias ingin melihat langsung ke tampanan sang dosen, terutama para mahasiswi.Tapi tidak dengan salah satu mahasiswi cantik yang bernama quinza zelene aleandro martinez, anak ke tiga dari pasangan Moren martinez dan Veronica martinez, Quinza sama sekali tidak tertarik ataupun berantusias seperti mahasiswi lainnya, bagi dirinya semua dosen itu sama, sama sama mengajar dan membagi ilmu meraka untuk para siswa dan siswi di universitas ini."Ku dengar dosen baru kita sudah berada di sini, apa kau tau fakultas mana dosen itu mengajar""Aku melihat dosen baru itu, siaalll, dosen baru itu sangatlah tampan, aku siap untuk menghangat kan ranjang nya setiap hari." Dosen itu, uhhh sangat lah sexy, apa lagi dengan bentuk tubuh atletis nya dan dada bida
Axton semakin merapatkan tubuhnya,menghirup aroma lavender yang melekat di tubuh Quinza, dan mencium Quinza lebih dalam lagi.Tidak sampai disitu, tangan kanan Axton pun sudah memegang bokong sintal milik quinza meremas bokong quinza dengan kasar, hingga tangan axton pun turun kebawah mengelus paha quinza yang mulus, menyingkap rok Quinza agar Axton lebih leluasa mengelus bagian dalam paha Quinza.Axton yang sudah di selimuti gairah melepaskan ciuman nya tanpa memperkikis jarak antara mereka, memberikan Quinza ruang untuk menghirup udara sebanyak banyak nya, tanpa melepaskan padangannya kearah Quinza.Melihat sudut bibir Quinza berdarah, Axton menghapus darah yang berada di sudut bibir quinza dengan ibu jarinya, dan mengatakan sesuatu pada Quinza."Itu baru permulaan sugar, jika kau berani terhadap ku bahkan kau berani bermain dengan ku, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada ini" uca
Langit sudah mulai senja, Axton pun bergegas pergi meninggalkan kampus tempat dirinya mengajar, belum sempat Axton membuka pintu mobil suara dering ponselnya berbunyi. Axton segera mengangkat ponsel nya yang terletak di celana panjang miliknya, tanpa melihat nama sang penelepon."Katakan ada apa kau menelephon ku?" tanya Axton tanpa basa-basi."Bagaimana bisa.., apa yang kalian kerjakan hah?!""Aku tidak mau tahu kau urus penghianat itu sampai aku datang kesana dan kirimkan lokasi nya pada ku sekarang juga, pastikan pria itu tidak kabur" Axton memutuskan panggilan sepihaknya, tanpa mau mendengarkan ucapan si penelepon lagi,Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit. 
Axton mengangkat salah satu kaki Quinza ke atas meja dengan posisi Quinza yang masih terduduk di atas, hal itu mempermudah Axton untuk mengusap paha atas Quinza yang terekspos.Tangan Axton mulai mengusap paha atas Quinza secara lembut, menaik turunkan tangannya, membuat Quinza tidak bisa menahan desahannya lagi"Akhhhh.. "Desahan keluar dari bibir mungil sexynya, Axton semakin bersemangat untuk membuat Quinza lebih bergairah dan terbakar hasratnyaTidak hanya tangan Axton yang ikut bermain. Bibir Axton pun bermain di leher jenjang Quinza. Mencium, menyesap dan memberikan tanda kemerahan di lehernyaDengan menjalarkan lidahnya turun ke bawah sampai ke pundak Quinza. Yang sedikit terbukaHingga tangan Axton yang lain merambat ke arah baju Quinza dan membuka beberapa kancing baju milik Quinza, yang menampakan nipple pink miliknyaAxton mengumpat dalam hatinya melihat Quinza tidak memakai Bra untuk menutupi dadanya. "Sial, a
Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dari celah celah tirai yang menerobos masuk kedalam kamar axton, quinza yang baru saja tersadar dari tidur mengerjapkan matanya, melihat keseliling kamar yang bukan kamar milik nya apa lagi di saat tangan kokoh sedang melingkar di perut ratanya, ia tersentak mendapatkan axton yang sedang berbaring di ranjang yang sama bersama dengan nya.Quinza memperhatikan axton yang masih terlelap, menatap wajah axton begitu damai di saat axton tertidur, berbeda dengan axton yang selalu menatap dengan pandangan dingin, membuat quinza selalu takut padanya, tangan quinza mengelus permukaan wajah tampan axton menyentuh kening, alis, mata, hidung, dan terakhir menyentuh bibir lancang axton yang selalu menciumnya tanpa permisi, quinza mengusap bibir axton secara lembut menggunakan jari telunjuk nya, ia tidak tau jika axton sudah terbangun sejak tadi di saat quinza memandang wajah axton dan menyentuh wajahnya.Axton me
Quinza menatap lekat kedua bola mata biru milik Axton yang selalu sulit dibaca olehnya, entah apa yang di pikirkan Quinza hingga berani mengelus wajah tampan Axton dengan jemarinya begitu lembutHingga membuat Axton pun menikmati setiap sentuhan lembut dari jemari lentiknya sampai ia memejamkan mataTersadar yang quinza lakukan, ia pun menghentikan pergerakan jemari nya dari wajah axton, tapi sayangnya axton mencekal tangan Quinza untuk tetap berada di permukaan wajah tampannya."Biarkan seperti ini, aku sangat menyukai jemari tangan mu saat menyentuh wajah ku" Kata Axton, memegang tangan Quinza yang masih ia genggam di wajahnyaQuinza yang ingin memanggil axton di dahului suara dari seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya.Dom lah yang memanggil Axton yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat teman brengseknya bersama seorang wanita cantik, sehingga D
Langit sudah mulai senja, Axton pun bergegas pergi meninggalkan kampus tempat dirinya mengajar, belum sempat Axton membuka pintu mobil suara dering ponselnya berbunyi. Axton segera mengangkat ponsel nya yang terletak di celana panjang miliknya, tanpa melihat nama sang penelepon."Katakan ada apa kau menelephon ku?" tanya Axton tanpa basa-basi."Bagaimana bisa.., apa yang kalian kerjakan hah?!""Aku tidak mau tahu kau urus penghianat itu sampai aku datang kesana dan kirimkan lokasi nya pada ku sekarang juga, pastikan pria itu tidak kabur" Axton memutuskan panggilan sepihaknya, tanpa mau mendengarkan ucapan si penelepon lagi,Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit. 
Axton semakin merapatkan tubuhnya,menghirup aroma lavender yang melekat di tubuh Quinza, dan mencium Quinza lebih dalam lagi.Tidak sampai disitu, tangan kanan Axton pun sudah memegang bokong sintal milik quinza meremas bokong quinza dengan kasar, hingga tangan axton pun turun kebawah mengelus paha quinza yang mulus, menyingkap rok Quinza agar Axton lebih leluasa mengelus bagian dalam paha Quinza.Axton yang sudah di selimuti gairah melepaskan ciuman nya tanpa memperkikis jarak antara mereka, memberikan Quinza ruang untuk menghirup udara sebanyak banyak nya, tanpa melepaskan padangannya kearah Quinza.Melihat sudut bibir Quinza berdarah, Axton menghapus darah yang berada di sudut bibir quinza dengan ibu jarinya, dan mengatakan sesuatu pada Quinza."Itu baru permulaan sugar, jika kau berani terhadap ku bahkan kau berani bermain dengan ku, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada ini" uca
Columbia university, New yorkDesas desus terdengar kabar di seluruh kalangan mahasiswa tentang dosen baru yang akan mengajar di universitas ini, banyak dari mereka berantusias ingin melihat langsung ke tampanan sang dosen, terutama para mahasiswi.Tapi tidak dengan salah satu mahasiswi cantik yang bernama quinza zelene aleandro martinez, anak ke tiga dari pasangan Moren martinez dan Veronica martinez, Quinza sama sekali tidak tertarik ataupun berantusias seperti mahasiswi lainnya, bagi dirinya semua dosen itu sama, sama sama mengajar dan membagi ilmu meraka untuk para siswa dan siswi di universitas ini."Ku dengar dosen baru kita sudah berada di sini, apa kau tau fakultas mana dosen itu mengajar""Aku melihat dosen baru itu, siaalll, dosen baru itu sangatlah tampan, aku siap untuk menghangat kan ranjang nya setiap hari." Dosen itu, uhhh sangat lah sexy, apa lagi dengan bentuk tubuh atletis nya dan dada bida
Columbia univesity, New YorkTerdengar suara jeritan dan rintihan dari seorang gadis menggema di sebuah ruangan kosong yang sudah tak terpakai di salah satu area kampus tempat gadis itu menempuh pendidikannya."Arggghhhh.. ""Srettttt""Krettttt"Brakkk"Plakk"Beragam Pukulan, tamparan, gadis itu dapatkan kan hingga berulang kali tanpa tau letak kesalahan nya apaBau anyir yang menyengat menyeruak tajam kedalam rongga hidung akibat tamparan keras menggores sudut bibirnyaTidak hanya goresan di sudut bibir nya, luka lebam gadis itu juga dia dapatkan, hingga wajah cantik nya hampir tak terbentuk penuh dengan luka lebam dan darah."Hiks.. Hikss.. Hiksss.. ""Kenapa kau selalu menyiksa ku, apa sebenarnya kesalahan ku pada mu, aku tidak pernah melakukan apa pun tapi kau selalu saja berbuat kejam dan menyakiti ku" Ucap quiza dengan hisakan nya."Sudah berapa kali aku