Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dari celah celah tirai yang menerobos masuk kedalam kamar axton, quinza yang baru saja tersadar dari tidur mengerjapkan matanya, melihat keseliling kamar yang bukan kamar milik nya apa lagi di saat tangan kokoh sedang melingkar di perut ratanya, ia tersentak mendapatkan axton yang sedang berbaring di ranjang yang sama bersama dengan nya.
Quinza memperhatikan axton yang masih terlelap, menatap wajah axton begitu damai di saat axton tertidur, berbeda dengan axton yang selalu menatap dengan pandangan dingin, membuat quinza selalu takut padanya, tangan quinza mengelus permukaan wajah tampan axton menyentuh kening, alis, mata, hidung, dan terakhir menyentuh bibir lancang axton yang selalu menciumnya tanpa permisi, quinza mengusap bibir axton secara lembut menggunakan jari telunjuk nya, ia tidak tau jika axton sudah terbangun sejak tadi di saat quinza memandang wajah axton dan menyentuh wajahnya.
Axton menikmati setiap sentuhan quinza di wajah nya, apalagi di saat quinza menyentuh bibirnya, axton sangat menyukai itu, perlahan lahan axton membuka matanya, menatap quinza yang sedang mempehatikan bibirnya
"Sudah puas mengusap bibir ku nona manis" Tanya axton, mengejutkan quinza yang masih menyentuh bibir nya,
Mendengar suara axton yang sudah terbangun, membuat quinza menurunkan tangannya, hingga tatapan quinza beralih ke mata biru milik axton
"Axton.." Ucap quinza, melihat axton memandang nya lekat, sampai hidung mereka bersentuhan
Axton tak bergeming dari tempatnya, menatap quinza lekat, tangannya terulur merapikan anak rambut quinza yang sedikit menutupi bagian mata nya.
"Morning sugar"- sapa axton, yang masih merapihkan anak rambut quinza kebelakang telinganya
"Cup" Sekilas axton mengecup bibir quinza dan tersenyum kearahnya
Quinza sempat terpesona melihat axton yang jarang sekali menampilkan senyumnya bahkan axton tidak pernah tersenyum sama sekali di hadapan orang banyak atau pun di hadapan quinza
"Apa kau akan terus menatap ku seperti itu hemm, jangan salahkan aku jika aku berbuat sesuatu pada mu, apa lagi dengan posisi tangan mu yang berada di atas junior ku"-
Sontak, quinza terkejut dan melihat tangan nya yang berada di atas junior axton, pantas saja quinza merasa ada sesuatu yang keras di di telapak tangan nya.
Dengan cepat quinza menarik tangan nya dari atas junior axton dan memalingkan wajahnya yang memerah karena malu atas kecerobohan tangannya.
Axton melihat wajah quinza yang memerah hanya bisa terkekeh, dan gemas terhadap tingkah quinza
"Jangan melihat ku seperti itu"- kata quinza, tidak mau melihat wajah tampan axton
"Kenapa hmm, apa kau masih malu saat tangan mu memegang juniorku, aku tidak keberatan sama sekali jika tangan mu mengelus atau memegang junior ku"- ucap axton tanpa memfilter ucapannya
Wajah quinza semakin memerah karena ucapan axton, akhirnya quinza memutuskan untuk bangun dari ranjang milik axton dan bersiap untuk membersihkan diri
Quinza tidak tau jika axton yang berada di belakangnya sedang memperhatikan lekuk tubuhnya, quinza berjalan menuju kamar mandi di kamar itu, melenggak lenggokan bokong pandatnya seperti model yang berjalan di catwalk
Hal itu tak luput dari pandangan axton, axton menelan salivanya dengan kasar, melihat quinza memakai kemeja yang ia gantikan semalam, quinza begitu sexy dengan kemejanya, lekukan lekukan tubuh quinza membuat pikaran liar axton tertancap dalam otaknya
"Sial, apa dia sengaja menggoda ku, kalau begini terus aku tidak tahan untuk menerkamya"- batin axton yang masih memperhatikan quinza
Axton berusaha mengalihkan pandangannya ketempat lain, tapi sayang nya suara intrupsi dari quinza membuat pandangan axton kembali terfokus padanya
"Dimana letak kamar mandinya, dan kenapa aku memakai kemeja mu"- tanya quinza heran setalah ia tersadar baju yang ia kenakan bukan miliknya
"Di sebelah kanan, pintu warna hitam, baju mu kotor dan aku yang menggantikan nya denga kemaja ku"- jawab axton
"Ka.. Kauu.. Yang mengganti bajuku"- tanya quinza lagi pada axton
Axton menganggukan kepala nya sebagai jawaban, ia tidak ingin menatap quinza lebih lama lagi, ia pun segara memalingkan pandangan nya ke arah lain takut kalau ia tidak bisa mengontrol dirinya dan menerkam quinza saat itu juga
©©©©©©©©
Quinza yang baru saja keluar dari kamar mandi mencium aroma masakan yang sangat lezat.
Ia pun mencari sumber aroma masakan itu berasal dan mendapatkan Axton dengan lihai menggunakan pisau, memotong sayuran dan daging
Axton yang peka terhadap sekelilingnya tau jika quinza berada tidak jauh dari tempatnya
"Apa kau akan menatap ku seperti itu terus"- tanya axton tanpa menghentikan aktivitas memotongnya
Quinza yang masih bergeming, tak mendengarkan ucapan axton, ia masih sibuk menatap axton, axton terlihat sangat sexy dengan mengunakan apron hitam bermotif
"Apa kau masih ingin terus berada disana dan menatap ku seperti seorang pencuri"- tanya axton yang sudah selesai dari acara memotongnya
Tersadar dari lamunan nya, quinza hanya bisa tersenyum kikuj, melihat axton menatap balik kearahnya
"Da.. Dari mana kau tau jika aku berada disini"- gugup quinza seakan ucapan axton itu benar
Axton menghela nafasnya, ia tak penimpali ucapan quinza dan memilih untuk menelanjutkan aktivitasnya yang terhenti
"Hmm.. Apa aku bisa membantumu "- tanya quinza kikuk, yang berada di belakang axton
Axton membalikan tubuhnya menghadap quinza, matanya tak lepas memperhatikan quinza yang sedang menatapnya lekat
Lagi-lagi axton mengumpat kesal pada dirinya, melihat quinza memakai pakaian yang sempat quinza kenakan tadi
Kemeja yang quinza kenakan, memperlihatkan lekuk tubuhnya terutama bagian dada quinza, nipple milik quinza begitu menggiurkan, axton meneguk ludah kasar, bayangan-bayangan percintaan dalam diri axton tak lepas dari otaknya, sungguh axton ingin sekali merasakan nipple milik quinza yang merusak akal sehatnya
"Kenapa?"- tanya quinza, memincingkan matanya heran pada axton dan menyadarkan axton dari pikiran mesum nya
"Apa kau yakin ingin membantuku, "- tanya axton, yang sudah tersadar dari lamunan mesumnya
"Of course, apa yang bisa aku bantu"-
"Kau bisa menata piring-piring itu di meja"- axton memerintah quinza untuk meletakan dan menata piring di meja, ya secara tidak langsung axton mengusir quinza dari hadapannya, supaya pikiran axton kembali waras
Quinza mengangguk setuju, lagi pula quinza melihat kalau masakan yang axton masak sudah matang dan siap untuk di santap
Axton menghebuskan nafasnya secara kasar, ia kembali fokus pada masakannya yang sudah matang lalu mematikan tungku dan memindahkan makanannya kedalam wadah yang sudah ia sediakan, axton pun menyajikan makanan itu di meja meminta quinza untuk mencoba masakannya
Mata quinza berbinar setelah ia mencicipi satu-satu masakan yang axton buat, sampai quinza pun tersedak karena tidak ke hati-hatian nya dalam mengunyah makanan
"Berhati-hatilah"- ucap axton menyodorkan gelas berisi air putih pada quinza
Quinza mengambil gelas berisi air itu dari tangan axton dan menegaknya dengan cara sexy
Jakun axton naik turun melihat cara quinza menegak air begitu sexy dimatanya
Akal pikirannya pun sudah tak sejalan dengan hatinya, axton merampas gelas yang berada di tangan quinza dan membuangnya
Quinza tersentak mendengar suara pecahan gelas yang di buang axton, quinza pun melihat tatapan axton yang sudah berkabut terselimuti gairah dari kedua bola mata biru axton
Pandangan mereka bertemu, axton yang sudah tidak bisa mengotrol dirinya lagi, dengan begitu cepat axton membawa quinza ke atas meja makan, dan mencium quinza secara lembut
Quinza membiarkan axton menciumnya tanpa membalas pagutan axton
Tak ada respon dari quinza untuk membalas pagutannya, axton mencari cara agar quinza membalas, tangan axton meraba dan sesekali mengelus paha mulus quinza yang terekpos menaik turunkan tangannya, memberikan sensasi-sensasi memabukan untuk quinza
seketika otak cantik quinza merasa kosong, ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi, sensasi yang axton berikan bagaikan sengatan listrik untuknya membuat sistem kerja otaknya menghilang
quinza mengalungkan tangannya ke leher axton dan membalas ciumannya
Makanan yang berada di meja axton singkirkan tanpa melepaskan pagutan mereka, semua masakan yang axton buat berserakan di lantai
Axton membawa satu kaki quinza naik ke atas meja dengan posisi quinza yang masih terduduk di meja, supaya axton lebih leluasa untuk mengelus inti quinza
Axton mengangkat salah satu kaki Quinza ke atas meja dengan posisi Quinza yang masih terduduk di atas, hal itu mempermudah Axton untuk mengusap paha atas Quinza yang terekspos.Tangan Axton mulai mengusap paha atas Quinza secara lembut, menaik turunkan tangannya, membuat Quinza tidak bisa menahan desahannya lagi"Akhhhh.. "Desahan keluar dari bibir mungil sexynya, Axton semakin bersemangat untuk membuat Quinza lebih bergairah dan terbakar hasratnyaTidak hanya tangan Axton yang ikut bermain. Bibir Axton pun bermain di leher jenjang Quinza. Mencium, menyesap dan memberikan tanda kemerahan di lehernyaDengan menjalarkan lidahnya turun ke bawah sampai ke pundak Quinza. Yang sedikit terbukaHingga tangan Axton yang lain merambat ke arah baju Quinza dan membuka beberapa kancing baju milik Quinza, yang menampakan nipple pink miliknyaAxton mengumpat dalam hatinya melihat Quinza tidak memakai Bra untuk menutupi dadanya. "Sial, a
Columbia univesity, New YorkTerdengar suara jeritan dan rintihan dari seorang gadis menggema di sebuah ruangan kosong yang sudah tak terpakai di salah satu area kampus tempat gadis itu menempuh pendidikannya."Arggghhhh.. ""Srettttt""Krettttt"Brakkk"Plakk"Beragam Pukulan, tamparan, gadis itu dapatkan kan hingga berulang kali tanpa tau letak kesalahan nya apaBau anyir yang menyengat menyeruak tajam kedalam rongga hidung akibat tamparan keras menggores sudut bibirnyaTidak hanya goresan di sudut bibir nya, luka lebam gadis itu juga dia dapatkan, hingga wajah cantik nya hampir tak terbentuk penuh dengan luka lebam dan darah."Hiks.. Hikss.. Hiksss.. ""Kenapa kau selalu menyiksa ku, apa sebenarnya kesalahan ku pada mu, aku tidak pernah melakukan apa pun tapi kau selalu saja berbuat kejam dan menyakiti ku" Ucap quiza dengan hisakan nya."Sudah berapa kali aku
Columbia university, New yorkDesas desus terdengar kabar di seluruh kalangan mahasiswa tentang dosen baru yang akan mengajar di universitas ini, banyak dari mereka berantusias ingin melihat langsung ke tampanan sang dosen, terutama para mahasiswi.Tapi tidak dengan salah satu mahasiswi cantik yang bernama quinza zelene aleandro martinez, anak ke tiga dari pasangan Moren martinez dan Veronica martinez, Quinza sama sekali tidak tertarik ataupun berantusias seperti mahasiswi lainnya, bagi dirinya semua dosen itu sama, sama sama mengajar dan membagi ilmu meraka untuk para siswa dan siswi di universitas ini."Ku dengar dosen baru kita sudah berada di sini, apa kau tau fakultas mana dosen itu mengajar""Aku melihat dosen baru itu, siaalll, dosen baru itu sangatlah tampan, aku siap untuk menghangat kan ranjang nya setiap hari." Dosen itu, uhhh sangat lah sexy, apa lagi dengan bentuk tubuh atletis nya dan dada bida
Axton semakin merapatkan tubuhnya,menghirup aroma lavender yang melekat di tubuh Quinza, dan mencium Quinza lebih dalam lagi.Tidak sampai disitu, tangan kanan Axton pun sudah memegang bokong sintal milik quinza meremas bokong quinza dengan kasar, hingga tangan axton pun turun kebawah mengelus paha quinza yang mulus, menyingkap rok Quinza agar Axton lebih leluasa mengelus bagian dalam paha Quinza.Axton yang sudah di selimuti gairah melepaskan ciuman nya tanpa memperkikis jarak antara mereka, memberikan Quinza ruang untuk menghirup udara sebanyak banyak nya, tanpa melepaskan padangannya kearah Quinza.Melihat sudut bibir Quinza berdarah, Axton menghapus darah yang berada di sudut bibir quinza dengan ibu jarinya, dan mengatakan sesuatu pada Quinza."Itu baru permulaan sugar, jika kau berani terhadap ku bahkan kau berani bermain dengan ku, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada ini" uca
Langit sudah mulai senja, Axton pun bergegas pergi meninggalkan kampus tempat dirinya mengajar, belum sempat Axton membuka pintu mobil suara dering ponselnya berbunyi. Axton segera mengangkat ponsel nya yang terletak di celana panjang miliknya, tanpa melihat nama sang penelepon."Katakan ada apa kau menelephon ku?" tanya Axton tanpa basa-basi."Bagaimana bisa.., apa yang kalian kerjakan hah?!""Aku tidak mau tahu kau urus penghianat itu sampai aku datang kesana dan kirimkan lokasi nya pada ku sekarang juga, pastikan pria itu tidak kabur" Axton memutuskan panggilan sepihaknya, tanpa mau mendengarkan ucapan si penelepon lagi,Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit. 
Quinza menatap lekat kedua bola mata biru milik Axton yang selalu sulit dibaca olehnya, entah apa yang di pikirkan Quinza hingga berani mengelus wajah tampan Axton dengan jemarinya begitu lembutHingga membuat Axton pun menikmati setiap sentuhan lembut dari jemari lentiknya sampai ia memejamkan mataTersadar yang quinza lakukan, ia pun menghentikan pergerakan jemari nya dari wajah axton, tapi sayangnya axton mencekal tangan Quinza untuk tetap berada di permukaan wajah tampannya."Biarkan seperti ini, aku sangat menyukai jemari tangan mu saat menyentuh wajah ku" Kata Axton, memegang tangan Quinza yang masih ia genggam di wajahnyaQuinza yang ingin memanggil axton di dahului suara dari seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya.Dom lah yang memanggil Axton yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat teman brengseknya bersama seorang wanita cantik, sehingga D
Axton mengangkat salah satu kaki Quinza ke atas meja dengan posisi Quinza yang masih terduduk di atas, hal itu mempermudah Axton untuk mengusap paha atas Quinza yang terekspos.Tangan Axton mulai mengusap paha atas Quinza secara lembut, menaik turunkan tangannya, membuat Quinza tidak bisa menahan desahannya lagi"Akhhhh.. "Desahan keluar dari bibir mungil sexynya, Axton semakin bersemangat untuk membuat Quinza lebih bergairah dan terbakar hasratnyaTidak hanya tangan Axton yang ikut bermain. Bibir Axton pun bermain di leher jenjang Quinza. Mencium, menyesap dan memberikan tanda kemerahan di lehernyaDengan menjalarkan lidahnya turun ke bawah sampai ke pundak Quinza. Yang sedikit terbukaHingga tangan Axton yang lain merambat ke arah baju Quinza dan membuka beberapa kancing baju milik Quinza, yang menampakan nipple pink miliknyaAxton mengumpat dalam hatinya melihat Quinza tidak memakai Bra untuk menutupi dadanya. "Sial, a
Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dari celah celah tirai yang menerobos masuk kedalam kamar axton, quinza yang baru saja tersadar dari tidur mengerjapkan matanya, melihat keseliling kamar yang bukan kamar milik nya apa lagi di saat tangan kokoh sedang melingkar di perut ratanya, ia tersentak mendapatkan axton yang sedang berbaring di ranjang yang sama bersama dengan nya.Quinza memperhatikan axton yang masih terlelap, menatap wajah axton begitu damai di saat axton tertidur, berbeda dengan axton yang selalu menatap dengan pandangan dingin, membuat quinza selalu takut padanya, tangan quinza mengelus permukaan wajah tampan axton menyentuh kening, alis, mata, hidung, dan terakhir menyentuh bibir lancang axton yang selalu menciumnya tanpa permisi, quinza mengusap bibir axton secara lembut menggunakan jari telunjuk nya, ia tidak tau jika axton sudah terbangun sejak tadi di saat quinza memandang wajah axton dan menyentuh wajahnya.Axton me
Quinza menatap lekat kedua bola mata biru milik Axton yang selalu sulit dibaca olehnya, entah apa yang di pikirkan Quinza hingga berani mengelus wajah tampan Axton dengan jemarinya begitu lembutHingga membuat Axton pun menikmati setiap sentuhan lembut dari jemari lentiknya sampai ia memejamkan mataTersadar yang quinza lakukan, ia pun menghentikan pergerakan jemari nya dari wajah axton, tapi sayangnya axton mencekal tangan Quinza untuk tetap berada di permukaan wajah tampannya."Biarkan seperti ini, aku sangat menyukai jemari tangan mu saat menyentuh wajah ku" Kata Axton, memegang tangan Quinza yang masih ia genggam di wajahnyaQuinza yang ingin memanggil axton di dahului suara dari seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya.Dom lah yang memanggil Axton yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat teman brengseknya bersama seorang wanita cantik, sehingga D
Langit sudah mulai senja, Axton pun bergegas pergi meninggalkan kampus tempat dirinya mengajar, belum sempat Axton membuka pintu mobil suara dering ponselnya berbunyi. Axton segera mengangkat ponsel nya yang terletak di celana panjang miliknya, tanpa melihat nama sang penelepon."Katakan ada apa kau menelephon ku?" tanya Axton tanpa basa-basi."Bagaimana bisa.., apa yang kalian kerjakan hah?!""Aku tidak mau tahu kau urus penghianat itu sampai aku datang kesana dan kirimkan lokasi nya pada ku sekarang juga, pastikan pria itu tidak kabur" Axton memutuskan panggilan sepihaknya, tanpa mau mendengarkan ucapan si penelepon lagi,Setelah memastikan sambungan telepon ia matikan, axton melihat lokasi yang baru saja ia terima dari salah satu sahabatnya.Lokasi itu tidak begitu jauh dari tempat ia berada, hanya perlu mengendarai kuda besi nya selama 30 menit. 
Axton semakin merapatkan tubuhnya,menghirup aroma lavender yang melekat di tubuh Quinza, dan mencium Quinza lebih dalam lagi.Tidak sampai disitu, tangan kanan Axton pun sudah memegang bokong sintal milik quinza meremas bokong quinza dengan kasar, hingga tangan axton pun turun kebawah mengelus paha quinza yang mulus, menyingkap rok Quinza agar Axton lebih leluasa mengelus bagian dalam paha Quinza.Axton yang sudah di selimuti gairah melepaskan ciuman nya tanpa memperkikis jarak antara mereka, memberikan Quinza ruang untuk menghirup udara sebanyak banyak nya, tanpa melepaskan padangannya kearah Quinza.Melihat sudut bibir Quinza berdarah, Axton menghapus darah yang berada di sudut bibir quinza dengan ibu jarinya, dan mengatakan sesuatu pada Quinza."Itu baru permulaan sugar, jika kau berani terhadap ku bahkan kau berani bermain dengan ku, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari pada ini" uca
Columbia university, New yorkDesas desus terdengar kabar di seluruh kalangan mahasiswa tentang dosen baru yang akan mengajar di universitas ini, banyak dari mereka berantusias ingin melihat langsung ke tampanan sang dosen, terutama para mahasiswi.Tapi tidak dengan salah satu mahasiswi cantik yang bernama quinza zelene aleandro martinez, anak ke tiga dari pasangan Moren martinez dan Veronica martinez, Quinza sama sekali tidak tertarik ataupun berantusias seperti mahasiswi lainnya, bagi dirinya semua dosen itu sama, sama sama mengajar dan membagi ilmu meraka untuk para siswa dan siswi di universitas ini."Ku dengar dosen baru kita sudah berada di sini, apa kau tau fakultas mana dosen itu mengajar""Aku melihat dosen baru itu, siaalll, dosen baru itu sangatlah tampan, aku siap untuk menghangat kan ranjang nya setiap hari." Dosen itu, uhhh sangat lah sexy, apa lagi dengan bentuk tubuh atletis nya dan dada bida
Columbia univesity, New YorkTerdengar suara jeritan dan rintihan dari seorang gadis menggema di sebuah ruangan kosong yang sudah tak terpakai di salah satu area kampus tempat gadis itu menempuh pendidikannya."Arggghhhh.. ""Srettttt""Krettttt"Brakkk"Plakk"Beragam Pukulan, tamparan, gadis itu dapatkan kan hingga berulang kali tanpa tau letak kesalahan nya apaBau anyir yang menyengat menyeruak tajam kedalam rongga hidung akibat tamparan keras menggores sudut bibirnyaTidak hanya goresan di sudut bibir nya, luka lebam gadis itu juga dia dapatkan, hingga wajah cantik nya hampir tak terbentuk penuh dengan luka lebam dan darah."Hiks.. Hikss.. Hiksss.. ""Kenapa kau selalu menyiksa ku, apa sebenarnya kesalahan ku pada mu, aku tidak pernah melakukan apa pun tapi kau selalu saja berbuat kejam dan menyakiti ku" Ucap quiza dengan hisakan nya."Sudah berapa kali aku