Share

Bab 65

Author: Nuvola
last update Last Updated: 2024-12-09 15:39:03

Samuel pulang ke rumah dia langsung menuju ke kamar, Arin terlihat memakai dress berwarna pink. Dia langsung berjalan ke arah Samuel membantu Samuel melepas jas dan dasinya. "Pulang jam berapa tadi?" tanya Samuel.

"Jam satu lewat," jawab Arin. "Oh ya tadi Ola main ke sini, maaf tidak izin dulu sama Mas," sambung Arin.

"Tidak apa-apa Sayang, ini rumah kamu jadi kamu bebas membawa siapapun kecuali laki-laki ya," tutur Samuel yang kemudian mencium bibir Arin. "Aku mandi dulu ya gerah," tutur Samuel yang kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Arin menyiapkan pakaian untuk Samuel lalu dia meminta Sinta membawa kopi dan cemilan ke kamar. Tak butuh waktu lama Sinta pun datang membawa kopi untuk Samuel, Arin membiarkannya masuk ke dalam kamar. Sinta meletakkannya di atas meja lalu dia langsung keluar dari kamar itu.

Samuel keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di pinggangnya. Dia segera memakai pakaiannya lalu duduk di samping Arin. "Irawan tadi ke kantor," ucap Samuel.

"Un
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Obsession In Love   Bab 66 Dibalik Rak

    Arin berpikir jika Samuel telah pergi tetapi sebenarnya suaminya itu berada di ruang bawah tanah. Samuel menatap Hendrik yang terikat, teriakan terdengar seakan sangat tersiksa. Seekor kambing tengah menjilati kakinya. Terdengar lucu saat Samuel memberi hukuman jilatan kambing. Kambing bukankah hewan yang berbahaya tetapi hukuman itu akan menyebabkan penderitaan yang tak terbayangkan. Kaki Hendrik sebelumnya telah direndam dengan air asin lalu disebabkan dan diikat. Kakinya dibiarkan terbuka dan seekor kambing pun mulai menjilatinya. Awalnya mungkin nampak lucu dan menggelikan bagi Hendrik yang terikat. Tetapi lidah kambing yang kasar bertindak seperti amplas alami yang akan mengikis kulit. Rasa sakit mengubah tawa dan siksaan itu menjadi tak tertahankan. Kekejaman Samuel terlihat dari lamanya dia menyiksa Hendrik. Hewan yang sebelumnya tidak berbahaya itu ternyata jendela dalam jiwa manusia yang menunjukkan jika kekejaman bisa muncul dalam bentuk yang tidak terduga.Kurang lebih t

    Last Updated : 2024-12-10
  • Obsession In Love   Bab 67 Bersepeda

    Arin sekarang berada di Zaanse Schans. Zaanse Schans adalah tempat terbaik untuk melihat kincir angin. "Mas naik sepeda yuk," ajak Arin. "Tidak mau, kita disini saja jangan jauh-jauh," tutur Samuel. "Aku mau berkeliling, lagipula kita sudah sampai sini," rengek Arin yang ingin berkeliling dengan sepeda. Samuel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Alec yang ikut dengan mereka berdiri tak jauh di belakang mereka. Samuel menoleh ke arah Alec membuat Alec langsung mengerti. Tak lama kemudian Alec membawa sebuah sepeda yang entah dia dapat dari mana. "Kenapa Mas?" tanya Arin yang melihat wajah Samuel nampak bingung. "Bagaimana caranya naik sepeda?" seketika tawa terdengar renyah di telinga Samuel. Alec yang berdiri tak jauh dari mereka pun mengulum tawanya mendengar pertanyaan Samuel. "Mas tidak bisa naik sepeda?""Bukan tidak bisa, tidak pernah," jawab Samuel segera. "Sini aku ajarin," ucap Arin. Dia mengambil alih sepeda itu lalu dengan mudah mengayuh sepeda itu. "Seperti ini Ma

    Last Updated : 2024-12-10
  • Obsession In Love   Bab 68

    Arin membuka matanya terlihat Samuel yang berada di sampingnya tengah menatap wajahnya. Arin dengan manja mendekat dan menyembunyikan wajahnya di dada Samuel. "Mau makan apa, Baby?" tanya Samuel. "Aku mau makanan Indonesia," jawab Arin karena sejak kemarin dia tidak menjumpai makanan Indonesia. "Mau apa?""Sate lilit.""Baiklah Sayang."Samuel meraih benda pipih yang ada di atas nakas dia menelpon Alec. Setelah memberi perintah maka Samuel mematikan teleponnya. Dia kembali meletakkan ponselnya di atas nakas. "Mau mandi sekarang?" tanya Samuel. "Malas bangun, capek sekali.""Padahal Mas ingin satu ronde lagi," ucapa Samuel sontak membuatnya mendapat pukulan dari Arin. Arin memukul dada Samuel dengan kesal karena suaminya itu tidak pernah terlihat lelah. Bukannya merasa sakit tetapi Samuel justru tertawa saat menerima pukulan dari Arin. "Suruh siapa kamu menggoda hm?""Tidak ada yang menggoda ih... " kesal Arin. "Tuh menggoda lagikan sengaja memperlihatkan dadanya," tutur Samuel m

    Last Updated : 2024-12-11
  • Obsession In Love   Bab 69 Sate

    Arin menatap ponselnya dia melihat foto-foto yang dia nabil saat liburan bersama Samuel. Mereka sampai di tanah air tadi pagi, dan sekarang dia berada di kamarnya sedangkan Samuel telah kembali ke aktivitas bekerjanya. Tiga hari di Belanda membuat Arin bahagia, semua kenangan manis tercipta. Dia juga sempat menaiki Kanal bersama dengan Samuel. Semuanya nampak indah tercetak di memori Arin, Pernikahan yang berawal karena hutang ini ternyata membuatnya bahagia. Suara ketukan pintu membuat Arin menoleh. "Siapa?""Saya Fani, Nyonya.""Masuk Fan," ucap Arin. Pintu kamar di buka nampak Fani dan Sinta yang membawakan makan siang untuk Arin. "Kenapa di bawa ke kamar?""Tuan berpesan agar membawa makan siang Nyonya ke kamar, beliau takut jika Anda masih kelelahan," jelas Fani. Arin tersenyum, "Makasih," ucap Arin. "Oh ya ini untuk kalian berdua," tutur Arin memberi Sinta dan Fani paper bag. "Terimakasih banyak Nyonya," ucap keduanya bersamaan. "Ini kalian bagikan ke maid dan pekerja yang

    Last Updated : 2024-12-11
  • Obsession In Love   Bab 70 Capella

    Sampai di rumah Fani langsung menata sate ke dalam piring. Arin menunggunya di dalam kamar, dia duduk di sofa dan tidak lama Fani datang membawa sate dan cireng yang tadi mereka beli. "Makasih," ucap Arin ketika Fani masuk ke dalam kamar dan meletakkan sate itu di atas meja. "Sama-sama Nyonya, kalau begitu saya permisi untuk keluar," pamit Fani. Arin menganggukkan kepalanya, Fani pun keluar dari kamar utama. Arin langsung memotret sate dan cireng itu laku mengirimnya ke Samuel. Detik kemudian Samuel langsung menelponnya. "Halo Sayang kapan kamu beli?""Baru saja aku keluar sama Fani dan Pak Ujang.""Kenapa tidak menunggu Mas pulang.""Aku maunya sekarang.""Kan bisa telepon Mas biar Mas belikan jika kamu tidak mau maid yang beli," tutur Samuel yang terlihat khawatir. Arin memajukan bibirnya dia nampak sedih ketika Samuel memarahi dirinya. "Ya sudah tidak apa-apa, kamu makan ya. Jangan sedih lagi, Mas minta maaf."Arin menganggukkan kepalanya lalu mencoba sate yang dia beli. "Bagaima

    Last Updated : 2024-12-12
  • Obsession In Love   Bab 71 Mentraktir Cewek Lain

    Jam menunjukkan pukul empat sore, Samuel baru sadar jika Arin tidur di sofa. Samuel mematikan komputernya dan merapikan berkas yang ada di meja. Dia lalu berjalan ke arah Arin yang masih terlelap. Samuel berjongkok di depan Arin, dia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Arin. Senyum terlihat di wajah Samuel saat melihat istrinya yang tengah tidur. Arin membuka matanya dan dia pun tersenyum saat melihat Samuel berada di depan dirinya. "Sejak kapan Mas disini?""Baru saja," jawab Samuel. Arin pun langsung duduk membuat Samuel kini duduk di sampingnya. "Mau pulang sekarang?"Arin melihat jam tangannya dia lalu menganggukkan kepalanya. "Aku mau ke kamar mandi dulu," tutur Arin yang masuk ke kamar pribadi Samuel untuk ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi Arin membasuh wajahnya, setelah memastikan penampilannya dia pun keluar dari kamar mandi. Samuel ternyata menunggunya di depan kamar mandi. "Ayo Mas," ucap Arin yang melingkarkan tangannya di lengan Samuel. "Kita ke kampus du

    Last Updated : 2024-12-12
  • Obsession In Love   Bab 72

    Arin telah selesai bersiap dia memakai dress berwarna hitam dengan outer. "Sayang Mas ikut ya," tutur Samuel ketika Arin keluar dari walk in closet. Arin tidak menjawab hingga Samuel pun berdiri di depannya membuat langkah Arin terhenti. "Baby," panggil Samuel memohon. Arin menatap Samuel dengan tatapan tajam Samuel pun menyingkir dia segera mengambil kemeja lalu mengejar Arin. Terlihat Arin dan Kakek Indra yang masuk ke dalam mobil. Samuel langsung mengambil kunci mobil dari tangan Pak Ujang. "Tuan Besar dan Nyonya Xalvador mau makan dimana?" tanya Samuel dengan sopan. Kakek Indra menatap Arin, "Kakek pokoknya Arin mau makan sate, terserah dimana," tutur Arin kepada Kakek Indra. "Baik Nyonya," balas Samuel yang langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil Arin sama sekali tidak menatap Samuel, hingga mobil pun sampai di parkiran sebuah restoran mewah. Samuel langsung keluar dari mobil dia membukakan pintu untuk Arin. Arin dan Kakek Indra masuk ke dalam re

    Last Updated : 2024-12-13
  • Obsession In Love   Bab 73 Ulah Miko

    Ia mendorong tubuh Arin hingga terperangkap di antara dinding dan dirinya, menciptakan jarak yang begitu sempit. Arin tampak terkejut, nafasnya tercekat saat merasakan tubuh Miko yang begitu dekat dengannya. Miko mengikis jarak di antara mereka, Arin memberontak ketika bibir mereka hampir bersentuhan. Seseorang tiba-tiba mendobrak pintu kamar mandi, sebuah pukulan menerpa wajahnya Miko. Elang menarik Arin dari sana memastikan Arin aman. "Sudah Lang, aku tidak apa-apa kok," ucap Arin yang menahan tangan Elang ketika akan kembali memukul Miko. "Tapi... ""Ayo keluar," ucap Arin yang menarik tangan Elang untuk keluar dari kamar mandi. "Nyonya..." Fani terdiam saat melihat Arin dan Elang keluar berdua dari kamar mandi perempuan. "Dia yang menyelamatkan saya," tutur Arin. Saat Fani akan bertanya Miko pun keluar dari kamar mandi, Arin langsung menarik Fani pergi dari sana. "Nyonya apa yang pria itu lakukan?" tanya Fani. "Kita pulang, aku lelah," tutur Arin yang berjalan menuju parkira

    Last Updated : 2024-12-13

Latest chapter

  • Obsession In Love   Bab 99 Bertemu Calon Mertua

    Mobil memasuki pemukiman dimana sebelah kanannya masih ada hamparan sawah yang luas. Anak-anak berlari dengan memakai seragam sekolah, tawa ceria mereka seperti tak punya beban. Pemandangan itu cukup menarik perhatian Rocky. Anak-anak itu sangat berbeda dengan Rocky, dia dulu tak memiliki teman karena asal usul yang tidak jelas itu. "Rumah warna putih itu Pak," ucap Mila yang menunjuk ke sebuah rumah dengan ada sosok pria paruh baya yang masih duduk di teras rumah. Mobil berhenti tepat di sebuah rumah yang nampak sederhana itu. Mila segera turun, pria paruh baya yang melihat Mila pun langsung berdiri. Senyum cerah menghiasi wajahnya, Mila langsung memeluk pria itu. "Ya ampun Nok akhirnya kamu sampai juga," ucap Pak Fajar yang tak lain adalah Bapak Mila. "Bu Ibu, Mila pulang ini," teriak Pak Fajar memanggil istrinya. Seorang wanita paruh baya keluar dan langsung memeluk Mila. Rocky cukup iri saat melihat pemandangan itu. "Oh ya Bapak Ibu ini Rocky," tutur Mila memperkenalkan Rocky

  • Obsession In Love   Bab 98

    Mila baru selesai mandi dia memilih mengenakan rok jeans dengan belahan depan hingga selutut. Atasan Mila memakai outer bergaris berwarna biru putih, Mila memang tidak pernah memakai celana atau rok pendek hingga menampilkan pahanya. Pakaiannya terbilang cukup tertutup setiap saatnya meskipun di dalam rumah. Pintu kamar tiba-tiba dibuka oleh Rocky terlihat Rocky yang memakai kemeja biru dan kaos putih. "Sayang ayo makan," ajak Rocky. Mila menganggukkan kepalanya dan dia pun segera mengikuti langkah Rocky. Seorang wanita paruh baya terlihat tengah menata makanan di atas meja. "Oh ya Sayang kenalin ini Bibi Lia yang sering aku panggil untuk membersihkan apartemen," tutur Rocky. "Halo Bi saya Mila," sapa Mila. "Iya Nyonya Mila.""Bibi sudah makan?" "Bibi makannya nanti Nyonya, masih terlalu pagi juga Bibi tidak biasa sarapan.""Oh iya Bi.""Kalau begitu Bibi pamit kembali ke dapur Tuan Nyonya," tutur Bibi Lia dengan sopan yang kemudian pergi dari ruang makan itu. Rocky menarikkan

  • Obsession In Love   Bab 97

    Mila tidak bisa tidur padahal sekarang sudah tengah malam, perutnya sejak tadi terasa lapar tapi dia terlalu malu untuk makan tengah malam seperti ini. Dia terus menatap jam hingga akhirnya berjalan menuju ke pintu. Beberapa saat Mila hanya berdiri di balik pintu dia ragu untuk membuka pintu itu. Perutnya terus berbunyi mau tak mau Mila membuka pintu. Kepala Mila keluar dari pintu melihat ke kanan kiri yang nampak sepi dan gelap karena lampu sudah dimatikan. Mila pun segera melangkah menuju ke dapur, tidak nampak Rocky disana. Mila membuka kulkas dia mencari sesuatu untuk dimakan. "Cari apa?" "Astaga," ucap Mila yang terkejut karena Rocky tiba-tiba datang. Mila mengusap dadanya karena jantungnya berdetak dengan kencang. Rocky lalu menyalakan lampu terlihat wajah Mila yang gelagapan seolah kepergok melakukan kejahatan. "Kamu lapar?" tanya Rocky. "Iya maaf," jawab lirih Mila. "Kenapa minta maaf?" Rocky mengusap kepala Mila lalu berjalan ke arah lemari kabinet atas. "Mau mie?" tany

  • Obsession In Love   Bab 96 Kenyataan Yang Salah

    Samuel dan Arin kini berada di sebuah restoran Korea, mata Arin nampak berbinar melihat berbagai makanan Korea yang ada di depannya itu. Arin tentu saja langsung memakan topokki yang sejak awal dia incar. Samuel menatap istrinya itu yang tengah makan dengan lahap. Dia mengusap sudut bibir Arin yang belepotan, Arin tersenyum malu saat Samuel membersihkan bibirnya. "Makannya pelan-pelan tidak ada yang mau minta kok," tutur Samuel dengan lembut. "Oh ya aku lama tidak menengok Laura, bagaimana ya keadaannya sekarang?""Mau kesana nanti?" tanya Samuel yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Arin. Samuel pun tersenyum melihat Arin yang sangat antusias. "Aku mau ke kamar mandi dulu ya Mas," tutur Arin. "Kenapa apa kamu sakit perut?""Tidak, aku hanya kebelet pipis," jawab Arin dengan menunjukkan giginya yang rata. "Mas antar.""Tidak perlu, Mas tunggu disini saja."Arin menolak tawaran Samuel dia menuju ke kamar mandi seorang diri. Dari tempat Arin duduk ke kamar mandi lumayan jauh,

  • Obsession In Love   Bab 95

    "Seperti kita pulang saja," ucap Mila tiba-tiba. "Kenapa?""Aku datang pulang," jawab Mila dengan ragu. "Kita mampir indomaret dulu ya," tutur Rocky yang langsung berhenti di indomaret karena kebetulan tadi mereka berada dekat dengan indomaret. "Kamu tidak perlu turun, biar aku saja yang turun," sambung Rocky yang kemudian keluar dari mobil. Tapi sebelum masuk ke indomaret tiba-tiba Rocky kembali ke mobil dia mengetuk kaca Mila. Mila pun menurunkan kaca mobilnya. "Kamu biasanya pakai merk apa?""Hah? Maksudnya?""Pembalut, kamu biasanya merk apa?""Aku bisa beli sendiri," tutur Mila yang akan membuka pintu mobil tapi di tahan oleh Rocky. "Diam di dalam, katakan saja padaku.""Yang warna hijau daun sirih lalu yang malam warna biru.""Oke."Rocky kembali berjalan ke indomaret itu, Mila menatapnya bingung hingga tak lama terlihat Rocky yang keluar dari indomaret dengan membawa satu kantong plastik. Karena plastik itu warna putih jadi Mila bisa melihat apa yang Rocky bawa. Mila tidak

  • Obsession In Love   Bab 94

    Sampai di rumah Arin langsung memberi kabar Samuel jika dia sudah sampai rumah, suaminya itu langsung menelpon dirinya. "Halo Mas.""Sudah makan?""Sudah Mas, tadikan aku sudah bilang kalau aku makan di cafe.""Oh iya, yaudah kamu istirahat jangan kemana-mana lagi.""Iya suamiku yang bawel.""Nanti pulangnya kalau ingin dibelikan sesuatu bilang saja ya.""Oke Mas, yaudah sana Mas lanjut kerja aja.""Iya Sayang, I love you.""I love you more.""I love you more," ucap Samuel kembali yang setelah baru telepon pun dimatikan. Arin merebahkan dirinya di atas tempat tidur dia pun memilih untuk tidur karena cukup lelah. Tak lama kemudian mata Arin langsung terpejam, dia langsung masuk ke alam mimpinya. Sedangkan di tempat lain Clara baru saja kembali menggunakan taxi karena mobilnya di bengkel. Clara malas menunggunya hingga memilih pulang. "Dimana mobilnya?" tanya Bella karena dia tidak tahu jika mobil Clara lecet. "Di bengkel, hanya lecet sedikit. " Bagaimana bisa?""Itu tidak penting

  • Obsession In Love   Bab 93 Bersama Elang

    Jam menunjukkan pukul delapan pagi Clara kembali ke kamar setelah dia sarapan. Dia berniat menghubungi Elang, meskipun sekarang Clara berambisi mendapatkan Samuel tetapi dia juga ingin mendapatkan Elang. Dengan tidak sabar Clara menelpon nomor Elang, Elang tak langsung mengangkatnya. Hingga beberapa detik kemudian Elang pun mengangkat teleponnya membuat Clara berjingkrak. "Halo Elang ini aku Clara," ucap Clara. "Oh iya Ra, kenapa?""Mau tanya soal motornya, jadi berapa semuanya Lang?""Tidak usah Clara, kamu tidak perlu ganti rugi lagipula mobil kamu juga lecetkan," tutur lembut Elang membuat jantung Clara berdetak dengan kencang. "Aku tidak enak jika tidak ganti rugi Elang, kirimkan notanya saja.""Tidak usah, pokoknya tidak usah.""Hm baiklah baiklah kalau begitu aku traktir makan siang aja bagaimana?" tutur Clara yang berharap Elang mau menerima tawarannya. "Oke kalau itu boleh deh, tapi aku yang menentukan tempatnya ya.""Tentu saja, mau dimana?""Asteria cafe."Mendengar nam

  • Obsession In Love   Bab 92 Memuakan

    Irawan mempersilahkan Samuel untuk masuk mereka menuju ke ruang makan. Clara duduk di depan Samuel membuat Samuel bisa melihat dengan jelas belahan dada Clara. Samuel dalam hati terus mengumpat karena mengikuti permintaan istrinya dia berakhir sepe ini. Sangat memuakan bagi Samuel bagaimana Clara terus menerus mencoba menarik perhatiannya. "Apa Tuan Samuel baru saja pulang dari kantor?" tanya Irawan. "Tidak saya dari rumah, saya menemani istri saya makan baru kemari," jelas Samuel terus terang membuat Clara mengepalkan tangannya. Susah payah dia berdandan agar menarik perhatian Samuel bahkan dia menunggu lama Samuel hingga kelaparan tetapi Samuel dengan santainya mengatakan jika dia menemani istrinya makan. Clara sangat kesal mendengar kejujuran Samuel itu. "Kenapa tidak mengajak istrinya ke mari Tuan?" tanya Bella yang masih terlihat ramah. "Dia menemani saya seharian di kantor jadi lelah, apalagi masih hamil. Saya tidak ingin dia kelelahan karena terus menemani saya.""Saya bar

  • Obsession In Love   Bab 91 Mual

    Bella sibuk memilih baju untuk Clara, beberapa gaun yang ada di lemari sudah mereka coba tetapi belum menemukan yang menarik. "Kurang seksi, ganti-ganti," ucap Bella. "Berat badanmu sekarang berapa, perlu diet kamu.""Iya Ma aku tahu aku naik satu kilo.""Bisa-bisa kamu naik banyak! Jaga pola makan, Mama tidak mau kamu gemuk."Clara memutar bola matanya malas, berat badannya sekarang empat puluh satu kilo. Cukup berat bagi Clara untuk harus menjaga berat badan supaya stay di angka empat puluh kilo. Bella mengambil gaun berwarna hitam dengan tali tipis di punggung yang menampakkan punggungnya itu. Bella meminta Clara mencoba gaun itu, Clara tanpa membantah mencobanya. Saat gaun itu telah melekat di badan Clara maka Bella pun langsung tersenyum. Pasalnya punggung putih Clara membuat Clara semakin seksi. Apalagi gaun itu yang sebatas paha membuat paha Clara terpampang jelas. Dengan penampilan seperti itu Bella yakin jika Samuel akan tertarik oleh Clara. Gadis itu juga memiliki wajah y

DMCA.com Protection Status