Share

Bab 25 Pergi

Penulis: Nuvola
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 22:12:17

"Kakek," panggil Arin yang masuk ke dalam rumah Kakek Indra.

"Sayang kamu sama siapa kemari?" tanya Kakek Indra yang terkejut mendapati cucunya datang.

"Sendiri," jawab Arin yang mendekati Kakek Indra. "Kek boleh minta tolong?"

"Kenapa Arin?" tanya Kakek Indra dengan lembut.

"Belum Arin bayar taxinya," ucap Arin dengan hati-hati. Kakek Indra langsung mengisyaratkan kepada kepada Erwin untuk membayar taxi Arin. "Terimakasih Kakek," ucap Arin.

"Apa Samuel tahu kamu kemarin?" tanya Kakek Indra menatap Arin dengan serius. Arin menggelengkan kepalanya dengan lemah.

"Kek please jangan kasih tahu Mas Samuel," pinta Arin.

Kakek Indra diam sejenak membuat Arin mengerucutkan bibirnya. "Baiklah, kamu istirahat pasti lelah," ujar Kakek Indra membuat senyum terukir di wajah Arin. Arin langsung memeluk Kakek Indra untuk berterima kasih.

"Istirahat ya, jangan memikirkan hal lain kakek akan mengurusnya untukmu," tutur Kakek Indra mengusap kepala Arin.

Arin sungguh terharu dengan apa yang Kake
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsession In Love   Bab 26 ...

    "Selamat malam Nyonya, saya membawakan makan malam untuk Nyonya Kata Tuan Besar Anda belum makan," jelas maid itu membuat Arin terpaku. "Bu Santi?" ucap Arin yang mengenali wanita paruh baya di depannya itu. Bu Santi tersenyum, "Makanannya mau diletakan dimana?" tanya Bu Santi. "Ibu kok bisa berada disini?" tanya Arin yang penasaran. "Sejak kapan Bu Santi bekerja di sini?" sambung Arin. "Saya sudah lama bekerja dengan Tuan Samuel, Nyonya," jawab Bu Santi membuat Arin semakin bingung. "Maksudnya?" tanya Arin kembali. "Maaf Nyonya, bukan wewenang saya untuk menjelaskan." Arin menerima makanan itu dan Bu Santi pun pamit untuk pergi dari sana. Arin segera meletakkan makanannya di atas meja lalu dia keluar untuk mencari Kakek Indra. "Paman Erwin, Kakek dimana?" tanya Arin karena tidak mendapati Kakek Indra di ruang makan. "Beliau ada di ruang kerjanya, Nyonya."Arin langsung berlari ke menuju ke ruang kerja Kakek Indra. Tanpa mengetuk pintu Arin langsung masuk ke ruangan itu. "Ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Obsession In Love   Bab 27 Cinta?

    Selesai sarapan Arin naik ke atas tempat tidur, dia bersandar di kepala tempat tidur. Arin menyalakan ponselnya, banyak pesan dari Samuel saat Samuel mencari dirinya. Arin kemudian membuka sosial media, ada berita yang menjadi trending topik sekarang. "Felicia Rania Safira seorang model terkenal yang baru saja kembali kini di tangkap polisi pagi tadi atas tuduhan pembunuhan berencana yang menewaskan James Xalvandor dan Istrinya Agnes Charlotte yang mengalami kecelakaan enam tahun yang lalu. Dalam kecelakaan itu menewaskan juga Noah dan Agnes Juanita."Jantung Arin berdegup dengan kencang saat membaca berita itu. Tangannya bergetar, pasalnya Noah dan Agnes Juanita adalah kedua orang tuanya. "Xalvandor?" ucap Arin bersamaan dengan Samuel yang masuk ke dalam kamar. "Kamu kenapa, baby?" tanya Samuel saat Arin menatapnya dan terlihat istrinya itu yang bergetar. Samuel langsung menghampirinya dan memeluknya erat. "Ada apa?""Apa maksudnya ini?" tanya Arin menunjukkan berita yang baru saj

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Obsession In Love   Bab 28 Amarah

    Sore yang cerah ini sesuai izin Samuel maka Arin akan pergi ke taman kota. Arin telah bersiap dengan memakai atasan putih dan bawahan denim. Samuel sejak pagi tidak berada di rumah dia sudah berpesan kepada Arin untuk pergi dengan supir. Sebelum pergi Arin berpamitan kepada Kakek Indra terlebih dahulu lalu dia keluar dari rumah. Mobil telah bersiap untuk mengantarnya. "Mari Nyonya," ucap supir itu yang membuat Arin terpaku. "Pak Ujang?" panggil Arin mengenali pria yang tengah membukakan mobil. "Apa kabar Nyonya?" sapa Pak Ujang. "Mari saya antar," sambung pak Ujang membuat Arin melangkah masuk ke dalam mobil. Arin duduk di kursi penumpang sedangkan di depan ada Pak Ujang yang sedang menyetir dan bodyguard Rocky untuk menjaga Arin. "Bapak sudah lama juga bekerja untuk Samuel?" tanya Arin saat mobil telah melaju. "Benar Nyonya," jawab Pak Ujang. Arin memijat pelipisnya, jadi benar jika selama ini diam-diam Samuel menjaganya. Tetapi sikap Samuel sekarang kepada dirinya j

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Obsession In Love   Bab 29 Suami?

    Ini hari ketiga dimana Arin koma, Samuel masih setia menunggunya di ruangan itu. Dia tidak pernah kelaur dari sana sekalipun dokter memeriksa Arin. Rumah sakit itu miliknya sehingga para dokter tak berani menentang perkataan Samuel. Sedangkan Kakek Indra sesekali menjenguk Arin, awal Kakek Indra ke rumah sakit itu dia langsung melayangkan tamparsn di pipi Samuel. Berkali-kali Kakek Indra memperingati Samuel agar bersikap lembut kepada Arin. Tetapi perkataan itu tidak pernah di dekat Samuel, dia terlalu terobsesi kepada Arin hingga tak ingin memberikan sedikit celah pun. Apa yang terjadi terakhir kali karena dia cemburu, dia cemburu karena Arin berdekatan dengan pria lain. Hingga dia pun tidak berpikir jernih dan justru membuat Arin hancur. "Maafkan aku, aku mohon bangunlah," pinta Samuel sekian kalinya. Terus memohon dan memohon agar wanitanya membuka mata. Samuel nampak berantakan, dengan rambut yang tumbuh di wajahnya. Tak terlihat seperti Samuel yang biasanya berwibawa dengan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Obsession In Love   Bab 30 Masih Tak Percaya

    Hari ini Arin sudah di perbolehkan pulang Samuel dan Kakek Indra menjumputnya. Melihat Kakek Indra yang datang membuat senyum Arin mengembang. "Apa kamu benar-benar sudah membaik?" tanya Kakek Indra. "Sudah Kek," jawab Arin dengan tersenyum. Samuel mengambil kursi roda untuk Arin, sebenarnya Arin sudah mengatakan jika dia bisa berjalan keluar dari rumah sakit sendiri. Tetapi Samuel memaksanya untuk menggunakan kursi roda. Mau tak mau Arin mengikuti perkataan Samuel. Mereka keluar dari rumah sakit dan di depan lobi mobil mereka sudah menunggu. Kakek Indra menggunakan mobil berbeda dari Arin dan Samuel. Di perjalanan Arin menatap ke luar jendela, ia masih tidak percaya dengan statusnya ini. Samuel sendiri sudah menunjukkan buku nikah mereka dan itu benar-benar membuat Arin terkejut. Meskipun Samuel sudah menunjukkan bukti tetap saja Arin merasa canggung dengan Samuel. Karena ingat dia Samuel adalah dosen pembimbingnya yang terkenal killer di kampus. Sangat aneh jika mereka menikah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Obsession In Love   Bab 31 Ingatan Buruk

    Arin keluar dari kamar mandi, Fani dan Sinta sudah mengambilkan pakaian ganti untuknya. Sebenarnya mereka ingin membantu Arin untuk memakai pakaian tetapi Arin menolaknya. Dia sangat malu jika mereka terus membantunya memakai pakaian dan sesuai pesan Samuel kepada mereka untuk menuruti perkataan Arin mereka pun patuh kepada Arin. Selesai mengenakan pakaian mereka membanti Arin mengeringkan rambutnya. Pintu kamar Arin di buka terlihat Samuel dengan setelan jasnya. "Sudah selesai, Baby?" tanya Samuel yang dijawab anggukan kepala. "Ayo sarapan, Kakek sudah menunggu di bawah," ajak Samuel. Arin pun melangkah ke arah Samuel, Samuel menggenggam tangan Arin membawa Karin ke ruang makan. Arin terus menundukkan kepalanya, dia merasa aneh dengan semua ini. "Angkat kepalanya Baby," bisik Samuel membuat Arin semakin merinding. Samuel mencium puncak kepala Arin membuat Arin seakan tersengat aliran listrik. Ting! Pintu lift terbuka membuat Arin segera melepaskan genggaman tangan Samuel dan kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Obsession In Love   Bab 32 Mengendalikan Emosi

    Jam menunjukkan pukul delapan malam, Arin baru saja selesai makan malam. Dia tidak kembali ke kamar, pikirkan sangat kacau tentang Samuel dan suara tembakan itu malah terdengar jelas di telinganya. "Baby kenapa disini?" Deg! Suara itu mempu membuat Air membeku, ia mendongakkan kepalanya menatap pria yang berada di hadapannya sekarang. Samuel menatapnya dengan tersenyum kecil, terlihat lembut dan penuh kasih sayang. Jika ingatan itu tidak kembali mungkin Arin langsung terpesona melihatnya. "Ayo masuk," ajak Samuel tetapi Arin masih diam di tempatnya. "Aku tidak akan menyakitimu Sayang, aku hanya tidak mau kamu sakit. Udara disini dingin, tenang saja aku tidak akan menyentuhmu," tutur Samuel dengan lembut membujuk Arin agar mau mengikutinya. Arin akhirnya mengikuti perkataan Samuel dia masuk ke dalam rumah menuju ke kamar utama. Terlihat jelas di mata Samuel bagaimana Arin takut kepadanya hingga memberi jarak di antara mereka. Samuel membuka pintu kamar dia lalu masuk ke dalam kama

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Obsession In Love   Bab 33 Menguji Kesabaran

    Selesai berganti pakaian Arin langsung naik ke atas tempat tidur, dia menutup tubuhnya menggunakan selimut. Baru beberapa menit memejamkan mata Arin merasakan bahwa tempat tidur di sampingnya bergerak. Ia pun membuka matanya, terlihat Samuel yang ikut berbaring di sebelahnya. "Apa aku masih belum boleh tidur disini?" tanya Samuel yang melihat tatapan Arin yang tidak bersahabat. "Tentu saja boleh karena ini rumah Anda," jawab Arin membuat Samuel tersenyum. Tetapi detik kemudian senyum itu pun lenyap ketika Arin turun dari tempat tidur. "Kembali ke tempat tidur," ucap Samuel yang bangkit dari tempat tidur dengan membawa bantal. Dia langsung merebahkan dirinya di atas sofa. "Tidak apa-apa tiap hari badan terasa remuk yang penting masih satu kamar sama istri," gumam Samuel yang sengaja agar terdengar Arin. "Saya pindah kamar saya." "Jangan buat aku marah Baby," ucap Samuel dengan suara beratnya. "Kalau begitu kenapa Anda tidak minta maid menata kasur lagi di kamar ini, lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04

Bab terbaru

  • Obsession In Love   Bab 98

    Mila baru selesai mandi dia memilih mengenakan rok jeans dengan belahan depan hingga selutut. Atasan Mila memakai outer bergaris berwarna biru putih, Mila memang tidak pernah memakai celana atau rok pendek hingga menampilkan pahanya. Pakaiannya terbilang cukup tertutup setiap saatnya meskipun di dalam rumah. Pintu kamar tiba-tiba dibuka oleh Rocky terlihat Rocky yang memakai kemeja biru dan kaos putih. "Sayang ayo makan," ajak Rocky. Mila menganggukkan kepalanya dan dia pun segera mengikuti langkah Rocky. Seorang wanita paruh baya terlihat tengah menata makanan di atas meja. "Oh ya Sayang kenalin ini Bibi Lia yang sering aku panggil untuk membersihkan apartemen," tutur Rocky. "Halo Bi saya Mila," sapa Mila. "Iya Nyonya Mila.""Bibi sudah makan?" "Bibi makannya nanti Nyonya, masih terlalu pagi juga Bibi tidak biasa sarapan.""Oh iya Bi.""Kalau begitu Bibi pamit kembali ke dapur Tuan Nyonya," tutur Bibi Lia dengan sopan yang kemudian pergi dari ruang makan itu. Rocky menarikkan

  • Obsession In Love   Bab 97

    Mila tidak bisa tidur padahal sekarang sudah tengah malam, perutnya sejak tadi terasa lapar tapi dia terlalu malu untuk makan tengah malam seperti ini. Dia terus menatap jam hingga akhirnya berjalan menuju ke pintu. Beberapa saat Mila hanya berdiri di balik pintu dia ragu untuk membuka pintu itu. Perutnya terus berbunyi mau tak mau Mila membuka pintu. Kepala Mila keluar dari pintu melihat ke kanan kiri yang nampak sepi dan gelap karena lampu sudah dimatikan. Mila pun segera melangkah menuju ke dapur, tidak nampak Rocky disana. Mila membuka kulkas dia mencari sesuatu untuk dimakan. "Cari apa?" "Astaga," ucap Mila yang terkejut karena Rocky tiba-tiba datang. Mila mengusap dadanya karena jantungnya berdetak dengan kencang. Rocky lalu menyalakan lampu terlihat wajah Mila yang gelagapan seolah kepergok melakukan kejahatan. "Kamu lapar?" tanya Rocky. "Iya maaf," jawab lirih Mila. "Kenapa minta maaf?" Rocky mengusap kepala Mila lalu berjalan ke arah lemari kabinet atas. "Mau mie?" tany

  • Obsession In Love   Bab 96 Kenyataan Yang Salah

    Samuel dan Arin kini berada di sebuah restoran Korea, mata Arin nampak berbinar melihat berbagai makanan Korea yang ada di depannya itu. Arin tentu saja langsung memakan topokki yang sejak awal dia incar. Samuel menatap istrinya itu yang tengah makan dengan lahap. Dia mengusap sudut bibir Arin yang belepotan, Arin tersenyum malu saat Samuel membersihkan bibirnya. "Makannya pelan-pelan tidak ada yang mau minta kok," tutur Samuel dengan lembut. "Oh ya aku lama tidak menengok Laura, bagaimana ya keadaannya sekarang?""Mau kesana nanti?" tanya Samuel yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Arin. Samuel pun tersenyum melihat Arin yang sangat antusias. "Aku mau ke kamar mandi dulu ya Mas," tutur Arin. "Kenapa apa kamu sakit perut?""Tidak, aku hanya kebelet pipis," jawab Arin dengan menunjukkan giginya yang rata. "Mas antar.""Tidak perlu, Mas tunggu disini saja."Arin menolak tawaran Samuel dia menuju ke kamar mandi seorang diri. Dari tempat Arin duduk ke kamar mandi lumayan jauh,

  • Obsession In Love   Bab 95

    "Seperti kita pulang saja," ucap Mila tiba-tiba. "Kenapa?""Aku datang pulang," jawab Mila dengan ragu. "Kita mampir indomaret dulu ya," tutur Rocky yang langsung berhenti di indomaret karena kebetulan tadi mereka berada dekat dengan indomaret. "Kamu tidak perlu turun, biar aku saja yang turun," sambung Rocky yang kemudian keluar dari mobil. Tapi sebelum masuk ke indomaret tiba-tiba Rocky kembali ke mobil dia mengetuk kaca Mila. Mila pun menurunkan kaca mobilnya. "Kamu biasanya pakai merk apa?""Hah? Maksudnya?""Pembalut, kamu biasanya merk apa?""Aku bisa beli sendiri," tutur Mila yang akan membuka pintu mobil tapi di tahan oleh Rocky. "Diam di dalam, katakan saja padaku.""Yang warna hijau daun sirih lalu yang malam warna biru.""Oke."Rocky kembali berjalan ke indomaret itu, Mila menatapnya bingung hingga tak lama terlihat Rocky yang keluar dari indomaret dengan membawa satu kantong plastik. Karena plastik itu warna putih jadi Mila bisa melihat apa yang Rocky bawa. Mila tidak

  • Obsession In Love   Bab 94

    Sampai di rumah Arin langsung memberi kabar Samuel jika dia sudah sampai rumah, suaminya itu langsung menelpon dirinya. "Halo Mas.""Sudah makan?""Sudah Mas, tadikan aku sudah bilang kalau aku makan di cafe.""Oh iya, yaudah kamu istirahat jangan kemana-mana lagi.""Iya suamiku yang bawel.""Nanti pulangnya kalau ingin dibelikan sesuatu bilang saja ya.""Oke Mas, yaudah sana Mas lanjut kerja aja.""Iya Sayang, I love you.""I love you more.""I love you more," ucap Samuel kembali yang setelah baru telepon pun dimatikan. Arin merebahkan dirinya di atas tempat tidur dia pun memilih untuk tidur karena cukup lelah. Tak lama kemudian mata Arin langsung terpejam, dia langsung masuk ke alam mimpinya. Sedangkan di tempat lain Clara baru saja kembali menggunakan taxi karena mobilnya di bengkel. Clara malas menunggunya hingga memilih pulang. "Dimana mobilnya?" tanya Bella karena dia tidak tahu jika mobil Clara lecet. "Di bengkel, hanya lecet sedikit. " Bagaimana bisa?""Itu tidak penting

  • Obsession In Love   Bab 93 Bersama Elang

    Jam menunjukkan pukul delapan pagi Clara kembali ke kamar setelah dia sarapan. Dia berniat menghubungi Elang, meskipun sekarang Clara berambisi mendapatkan Samuel tetapi dia juga ingin mendapatkan Elang. Dengan tidak sabar Clara menelpon nomor Elang, Elang tak langsung mengangkatnya. Hingga beberapa detik kemudian Elang pun mengangkat teleponnya membuat Clara berjingkrak. "Halo Elang ini aku Clara," ucap Clara. "Oh iya Ra, kenapa?""Mau tanya soal motornya, jadi berapa semuanya Lang?""Tidak usah Clara, kamu tidak perlu ganti rugi lagipula mobil kamu juga lecetkan," tutur lembut Elang membuat jantung Clara berdetak dengan kencang. "Aku tidak enak jika tidak ganti rugi Elang, kirimkan notanya saja.""Tidak usah, pokoknya tidak usah.""Hm baiklah baiklah kalau begitu aku traktir makan siang aja bagaimana?" tutur Clara yang berharap Elang mau menerima tawarannya. "Oke kalau itu boleh deh, tapi aku yang menentukan tempatnya ya.""Tentu saja, mau dimana?""Asteria cafe."Mendengar nam

  • Obsession In Love   Bab 92 Memuakan

    Irawan mempersilahkan Samuel untuk masuk mereka menuju ke ruang makan. Clara duduk di depan Samuel membuat Samuel bisa melihat dengan jelas belahan dada Clara. Samuel dalam hati terus mengumpat karena mengikuti permintaan istrinya dia berakhir sepe ini. Sangat memuakan bagi Samuel bagaimana Clara terus menerus mencoba menarik perhatiannya. "Apa Tuan Samuel baru saja pulang dari kantor?" tanya Irawan. "Tidak saya dari rumah, saya menemani istri saya makan baru kemari," jelas Samuel terus terang membuat Clara mengepalkan tangannya. Susah payah dia berdandan agar menarik perhatian Samuel bahkan dia menunggu lama Samuel hingga kelaparan tetapi Samuel dengan santainya mengatakan jika dia menemani istrinya makan. Clara sangat kesal mendengar kejujuran Samuel itu. "Kenapa tidak mengajak istrinya ke mari Tuan?" tanya Bella yang masih terlihat ramah. "Dia menemani saya seharian di kantor jadi lelah, apalagi masih hamil. Saya tidak ingin dia kelelahan karena terus menemani saya.""Saya bar

  • Obsession In Love   Bab 91 Mual

    Bella sibuk memilih baju untuk Clara, beberapa gaun yang ada di lemari sudah mereka coba tetapi belum menemukan yang menarik. "Kurang seksi, ganti-ganti," ucap Bella. "Berat badanmu sekarang berapa, perlu diet kamu.""Iya Ma aku tahu aku naik satu kilo.""Bisa-bisa kamu naik banyak! Jaga pola makan, Mama tidak mau kamu gemuk."Clara memutar bola matanya malas, berat badannya sekarang empat puluh satu kilo. Cukup berat bagi Clara untuk harus menjaga berat badan supaya stay di angka empat puluh kilo. Bella mengambil gaun berwarna hitam dengan tali tipis di punggung yang menampakkan punggungnya itu. Bella meminta Clara mencoba gaun itu, Clara tanpa membantah mencobanya. Saat gaun itu telah melekat di badan Clara maka Bella pun langsung tersenyum. Pasalnya punggung putih Clara membuat Clara semakin seksi. Apalagi gaun itu yang sebatas paha membuat paha Clara terpampang jelas. Dengan penampilan seperti itu Bella yakin jika Samuel akan tertarik oleh Clara. Gadis itu juga memiliki wajah y

  • Obsession In Love   Bab 90 Tuhan Berpihak Pada Clara?

    "Mau minum apa Baby?" tanya Samuel ketika mereka berada di ruangan Samuel. "Apa aja Mas," jawab Arin. "Banyak kerjaan ya, maaf ya aku kesini tanpa ngabarin.""It is okay baby girl." Samuel memberikan kecupan di pipi Arin. "Aku kangen," ucap Arin yang memeluk manja suaminya itu yang tentu saja di balas pelukan oleh Samuel. "Oh ya dia kenapa kemari?""Memberi itu," jawab Samuel menuju sebuah kue yang ada di atas meja. "Katanya anaknya yang buat.""Mungkin dia ingin Mas tertarik dengan Clara," ucap Arin yang melihat kue red velvet itu. Arin mengambil kue itu lalu dia langsung memasukkan ke dalam tong sampah. Melihat apa yang dilakukan istrinya itu membuat Samuel tersenyum. "Aku tak suka ada yang mengganggu hubungan kita lagi.""Apa kamu lupa bagaimana aku terobsesi denganmu dulu?""Tapi namanya laki-laki jika dikasih barang gratis pasti langsung mau.""Bukankah dari dulu aku tak suka gratisan, jangan lupa dulu hanya untuk memantaumu aku membangun Asteria Cafe. Bahkan dulu cafe itu tak

DMCA.com Protection Status