Home / Romansa / Obsession In Love / Bab 30 Masih Tak Percaya

Share

Bab 30 Masih Tak Percaya

Author: Nuvola
last update Last Updated: 2024-10-30 19:39:31

Hari ini Arin sudah di perbolehkan pulang Samuel dan Kakek Indra menjumputnya. Melihat Kakek Indra yang datang membuat senyum Arin mengembang.

"Apa kamu benar-benar sudah membaik?" tanya Kakek Indra.

"Sudah Kek," jawab Arin dengan tersenyum.

Samuel mengambil kursi roda untuk Arin, sebenarnya Arin sudah mengatakan jika dia bisa berjalan keluar dari rumah sakit sendiri. Tetapi Samuel memaksanya untuk menggunakan kursi roda. Mau tak mau Arin mengikuti perkataan Samuel.

Mereka keluar dari rumah sakit dan di depan lobi mobil mereka sudah menunggu. Kakek Indra menggunakan mobil berbeda dari Arin dan Samuel. Di perjalanan Arin menatap ke luar jendela, ia masih tidak percaya dengan statusnya ini.

Samuel sendiri sudah menunjukkan buku nikah mereka dan itu benar-benar membuat Arin terkejut. Meskipun Samuel sudah menunjukkan bukti tetap saja Arin merasa canggung dengan Samuel. Karena ingat dia Samuel adalah dosen pembimbingnya yang terkenal killer di kampus. Sangat aneh jika mereka menikah.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Obsession In Love   Bab 31 Ingatan Buruk

    Arin keluar dari kamar mandi, Fani dan Sinta sudah mengambilkan pakaian ganti untuknya. Sebenarnya mereka ingin membantu Arin untuk memakai pakaian tetapi Arin menolaknya. Dia sangat malu jika mereka terus membantunya memakai pakaian dan sesuai pesan Samuel kepada mereka untuk menuruti perkataan Arin mereka pun patuh kepada Arin. Selesai mengenakan pakaian mereka membanti Arin mengeringkan rambutnya. Pintu kamar Arin di buka terlihat Samuel dengan setelan jasnya. "Sudah selesai, Baby?" tanya Samuel yang dijawab anggukan kepala. "Ayo sarapan, Kakek sudah menunggu di bawah," ajak Samuel. Arin pun melangkah ke arah Samuel, Samuel menggenggam tangan Arin membawa Karin ke ruang makan. Arin terus menundukkan kepalanya, dia merasa aneh dengan semua ini. "Angkat kepalanya Baby," bisik Samuel membuat Arin semakin merinding. Samuel mencium puncak kepala Arin membuat Arin seakan tersengat aliran listrik. Ting! Pintu lift terbuka membuat Arin segera melepaskan genggaman tangan Samuel dan kel

    Last Updated : 2024-10-31
  • Obsession In Love   Bab 32 Mengendalikan Emosi

    Jam menunjukkan pukul delapan malam, Arin baru saja selesai makan malam. Dia tidak kembali ke kamar, pikirkan sangat kacau tentang Samuel dan suara tembakan itu malah terdengar jelas di telinganya. "Baby kenapa disini?" Deg! Suara itu mempu membuat Air membeku, ia mendongakkan kepalanya menatap pria yang berada di hadapannya sekarang. Samuel menatapnya dengan tersenyum kecil, terlihat lembut dan penuh kasih sayang. Jika ingatan itu tidak kembali mungkin Arin langsung terpesona melihatnya. "Ayo masuk," ajak Samuel tetapi Arin masih diam di tempatnya. "Aku tidak akan menyakitimu Sayang, aku hanya tidak mau kamu sakit. Udara disini dingin, tenang saja aku tidak akan menyentuhmu," tutur Samuel dengan lembut membujuk Arin agar mau mengikutinya. Arin akhirnya mengikuti perkataan Samuel dia masuk ke dalam rumah menuju ke kamar utama. Terlihat jelas di mata Samuel bagaimana Arin takut kepadanya hingga memberi jarak di antara mereka. Samuel membuka pintu kamar dia lalu masuk ke dalam kama

    Last Updated : 2024-11-02
  • Obsession In Love   Bab 33 Menguji Kesabaran

    Selesai berganti pakaian Arin langsung naik ke atas tempat tidur, dia menutup tubuhnya menggunakan selimut. Baru beberapa menit memejamkan mata Arin merasakan bahwa tempat tidur di sampingnya bergerak. Ia pun membuka matanya, terlihat Samuel yang ikut berbaring di sebelahnya. "Apa aku masih belum boleh tidur disini?" tanya Samuel yang melihat tatapan Arin yang tidak bersahabat. "Tentu saja boleh karena ini rumah Anda," jawab Arin membuat Samuel tersenyum. Tetapi detik kemudian senyum itu pun lenyap ketika Arin turun dari tempat tidur. "Kembali ke tempat tidur," ucap Samuel yang bangkit dari tempat tidur dengan membawa bantal. Dia langsung merebahkan dirinya di atas sofa. "Tidak apa-apa tiap hari badan terasa remuk yang penting masih satu kamar sama istri," gumam Samuel yang sengaja agar terdengar Arin. "Saya pindah kamar saya." "Jangan buat aku marah Baby," ucap Samuel dengan suara beratnya. "Kalau begitu kenapa Anda tidak minta maid menata kasur lagi di kamar ini, lag

    Last Updated : 2024-11-04
  • Obsession In Love   Bab 34 Arin Berulah

    Beberapa hari ini Samuel sibuk dengan pekerjaan yang sangat penting, perusahaan pusat Italia mengalami masalah. Samuel mendapatkan kerugian lebih dari lima milyar dolar. Tetapi dengan dia yang berada di sana selama beberapa hari mampu membuat perusahaan kembali stabil. Bahkan harga sahamnya kini meningkat tiga puluh persen, semua kerugian yang Samuel dapat telah tertutupi. Samuel pun mengambil alih perusahaan yang membuatnya mengalami kerugian. Dia tidak membiarkan siapapun membuatnya rugi sedikit pun. Semuanya akan Samuel hancurkan bahkan dia tidak memandang usia. Besok pagi Samuel berencana kembali dia sangat merindukan istri tercintanya itu. Sekarang Samuel tengah bersiap untuk pergi ke pesta yang dia adakan untuk merayakan kehancuran musuh yang berani mengusiknya. Dia sengaja membuat pesta besar untuk memberi peringatan agar tidak ada yang berani mengusiknya lagi. Dengan setelan tuxedo hitam Samuel berjalan memasuki gedung acara itu. Semua mata memandang dirinya dia dengan acuh

    Last Updated : 2024-11-05
  • Obsession In Love   Bab 35 Kembali Menjadi Suami Istri

    Seharian ini Samuel menemani Arin keluar rumah, setelah melihat cafe dan hotel dia menuruti semua keinginan Arin. Hingga membawa Arin ke pantai, senyum terlihat di wajah Arin yang cantik. Jam menunjukkan pukul delapan malam ketika mereka memasuki area rumah. Samuel keluar dari mobil lebih dahulu untuk membukakan Arin pintu mobil. Keduanya lalu masuk ke dalam rumah, saat membuka pintu Arin merasa suasana rumah yang nampak berbeda. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah itu, nampak sepi tak terlihat satu pun maid dan bodyguard ada di dalam rumah. "Kenapa sepi sekali?" tanya Arin yang menoleh ke arah Samuel. Samuel tidak langsung menjawabnya dia justru memeluk Arin dari belakang. "Pak lepas!" seru Arin tetapi diabaikan oleh Samuel. "Aku sengaja meliburkan mereka semua," bisik Samuel membuat Arin menaikan alisnya. "Bukankah tadi sudah aku katakan jika kamu keluar menggunakan rok ini maka malam ini aku tidak akan melepaskanmu," sambung Samuel yang membuat Arin bergetar. "Buk

    Last Updated : 2024-11-06
  • Obsession In Love   Bab 36 Mangga Muda

    Hubungan Arin dan Samuel semakin membaik, Samuel tidak pernah lagi berbuat kasar. Justru Samuel yang sekarang tidak berani melawan Arin, semua yang Arin inginkan maka dia akan penuhi. Arin pun bisa keluar rumah meskipun dalam penjagaan ketat tetapi Arin cukup senang. Sekarang Arin masih berada di taman yang berada di rumah itu. Fani dan Sinta berdiri tak jauh darinya, Arin hanya menghabiskan waktu sore untuk melihat taman itu. Saat sore dia sering sekali berada disana, mungkin bisa dikatakan jika taman tempat favoritnya di rumah itu. Arin melihat pohon mangga dan di atas sana ada buah mangga yang masih muda. Air liur Arin terasa ingin menetes ia pun bangkit dari duduknya menuju ke pohon itu. "Apa Nyonya menginginkan buah mangga?" tanya Fani yang memperhatikan Ola. "Saya mau itu," ucap Arin. "Tapi itu belum matang Nyonya, di dalam ada buah mangga yang sudah matang biar saya kupaskan," tutur Fani yang kemudian pergi dari sana. "Tetapi itu terlihat lebih menggoda," gumam Arin. "Sint

    Last Updated : 2024-11-08
  • Obsession In Love   Bab 37 Manja

    Ola memberikan obat kepada Samuel, sejak tadi Samuel masih saja sakit perut hingga berakhir memanggil dokter. "Maaf," ucap Arin yang kini merasa bersalah. "Tidak apa-apa," jawab Samuel yang memasang senyumnya. "Temani aku tidur," pinta Samuel yang menepuk sisi tempat tidur yang kosong. Arin pun naik ke atas tempat tidur lalu Samuel dengan manjanya memeluk Arin dengan meletakan kepalanya di dada Arin. Arin tidak protes dengan apa yang dilakukan Samuel. Dia justru mengusap punggung Samuel dan mencium puncak kepala Samuel. Arin mengusap wajah Samuel yang kini telah tidur, rasa bersalah kini menyelimutinya. Dia tidak menyangka akan berakhir seperti ini, Arin menemani Samuel tidur tanpa meninggalkannya sebentar pun. Ia terus memperhatikan wajah sang suami dan mengakui jika ciptaan Tuhan yang ada di depannya itu nyaris sempurna. Tak ada cela untuk Samuel terlihat buruk, pantas jika dirinya berakhir jatuh cinta dengan suaminya itu. Arin memang sudah benar-benar jatuh cinta kepada Samuel

    Last Updated : 2024-11-09
  • Obsession In Love   Bab 38 Manjanya Arin

    Wakah Arin nampak masam membuat Samuel bingung, pasalnya dia tidak merasa melakukan kesalahan. "Baby ayo sarapan," ajak Samuel. "Tidak mau, Mas aja yang makan," tolak Arin membuat Samuel berjalan mendekat ke arahnya. "Kamu kenapa? Apa Mas membuat kesalahan?" tanya lembut Samuel. Arin diam tidak menjawab pertanyaan Samuel membuat Samuel semakin bingung. "Baby," panggil lembut Samuel. "Aku hanya malas makan, kalau Mas mau makan ya sudah sana makan!" ketus Arin. Samuel duduk dengan menghadap ke arah Arin dia menelisik wajah Arin yang nampak muram. "Ada yang kamu inginkan?""Aku pengen makan soto ayam kuning tapi tadi aku lihat maid tidak memasak itu.""Kenapa tidak bilang hm? Jika kamu mau kamu langsung saja menyuruh mereka," tutur lembut Samuel mengusap rambut istrinya itu. "Aku kasihan sama mereka karena sudah selesai masak tapi tiba-tiba aku minta yang lain," gumam Arin. "Tidak apa-apa Baby, lagipula Mas menggaji mereka untuk melayanimu," jelas Samuel. "Ya sudah Mas minta mereka

    Last Updated : 2024-11-10

Latest chapter

  • Obsession In Love   Bab 119 End

    Langit pagi itu mendung, seolah menyelimuti bumi dengan kesedihan yang tenang. Angin bertiup lembut, menyapu dedaunan yang jatuh di sepanjang jalan menuju pemakaman. Arin berdiri diam di depan dua nisan yang tertata rapi, dengan nama kedua orang tuanya terpahat di atas batu marmer putih. Matanya berkaca-kaca, tapi bibirnya menyunggingkan senyuman kecil yang penuh makna. Di sampingnya, Samuel berdiri memegang Noah yang tertidur dalam pelukannya. Bayi mungil itu tampak tenang, seolah memahami bahwa hari ini adalah momen penting bagi mamanya. Sementara itu, Fani berdiri beberapa langkah di belakang mereka, menjaga jarak, tapi tetap waspada seperti biasanya. Arin menghela napas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang bergejolak. “Akhirnya, aku kembali ke sini, Ayah, Ibu,” katanya pelan, nyaris seperti bisikan. Suaranya bergetar, tapi ia mencoba untuk tetap tegar. “Aku tahu... sudah terlalu lama aku tidak datang. Tapi sekarang, aku punya banyak hal yang ingin aku ceritakan.” Samuel

  • Obsession In Love   Bab 118

    Mila masuk ke apartemen bersama dengan Rocky, Rocky langsung berlutut untuk melepaskan heels yang Mila kenakan. “Aku bisa sendiri, Mas.”“Tapi selama ada aku, kamu tidak boleh melakukannya sendiri,” ucap Rocky yang menarik hidung Mila. “Bagaimana apa kamu lelah? Atau mual?“Tidak Mas, aku baik-baik saja. Gerah sekali, aku mau mandi dulu ya.”“Jangan mandi malam-malam,” larang Rocky.Dari dulu Rocky memang perhatian tapi setelah mengetahui jika Mila hamil dia semakin perhatian.“Gerah Mas.”“Nanti sakit Sayang, sudah ayo ganti baju lalu tidur,” tutur Rocky yang langsung menggendong Mila. Mila dengan refleks mengalungkan tangannya di leher Rocky. Mila akhirnya patuh dengan perkataan Rocky yang melarangnya untuk mandi. Dia hanya mengganti pakaiannya dengan baju tidur. “Loh Mas kok mandi?” protes Mila. “Gerah.”“Curang!”Rocky mencium pipi Mila dengan gemas, “Aku khawatir kamu sakit, Sayang. Kita tidur ya.”Rocky menuntun Mila naik ke atas tempat tidur, dengan lengan Rocky sebagai bant

  • Obsession In Love   Bab 117 Kelahiran dan Kematian

    Malam itu begitu tenang. Samuel duduk di samping Arin yang terbaring di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat, tetapi senyum kecil tak pernah lepas dari bibirnya. Di pelukannya, seorang bayi mungil yang baru saja lahir beberapa jam lalu. "Noah," bisik Samuel, matanya menatap lembut ke wajah anak itu. "Aku ingin menamainya Noah. Untuk menghormati Ayahmu, Arin. Dia pasti bangga." Arin tersenyum meski lelah. Air mata hangat mengalir dari sudut matanya. "Noah... Nama yang indah.”Samuel membelai rambut Arin dengan penuh kasih. Di dalam hatinya, ia berjanji untuk menjaga dua orang yang paling ia cintai ini dengan segenap jiwa raganya. "Kamu tahu, aku tidak pernah seberharap ini sebelumnya," ujar Samuel, suaranya pelan tapi penuh emosi. "Melihat kamu dan Noah… rasanya seperti semua perjuangan selama ini terbayar." Arin mengangguk kecil. Tubuhnya masih lemah setelah proses persalinan yang cukup panjang. Tapi melihat bayi mereka yang sehat dan Samuel yang selalu ada di sisinya, ia meras

  • Obsession In Love   Bab 116

    Mentari pagi menyelinap dari celah-celah tirai jendela kamar tidur mewah milik Samuel dan Arin. Suara burung yang berkicau terdengar lembut, seolah menyambut hari baru yang penuh kebahagiaan. Arin membuka matanya perlahan. Dia menoleh, menemukan Samuel yang sudah duduk di tepi ranjang, mengenakan kemeja putih yang digulung di bagian lengannya. Tatapan pria itu hangat, penuh cinta. “Pagi, istriku,” sapa Samuel sambil tersenyum. Arin tersenyum kecil, matanya masih setengah mengantuk. “Pagi, suamiku. Kenapa bangun pagi-pagi sekali? Biasanya kamu kan malas-malasan dulu.” Samuel tertawa kecil, lalu membelai rambut Arin dengan lembut. “Aku cuma ingin memastikan kamu istirahat dengan cukup. Lagipula, ada sesuatu yang spesial hari ini.” Arin mengerutkan kening, bingung. “Spesial? Apa? Hari ini bukan ulang tahun kita, kan?” Samuel mengangguk pelan, wajahnya penuh rahasia. “Nanti juga kamu tahu. Yang penting sekarang, kamu siap-siap, ya. Aku mau kita habiskan hari ini dengan santai, cu

  • Obsession In Love   Bab 115

    Pagi itu, Arin berdiri di depan gedung utama Venus Corporation. Bangunan megah itu terlihat kokoh, tapi di matanya, gedung itu seperti menyimpan luka lama. Perusahaan yang dulu milik kedua orang tuanya telah mengalami begitu banyak perubahan buruk di tangan Irawan. Namun sekarang, semuanya ada di tangannya. Arin menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya. Ini adalah langkah besar, dan dia tidak boleh gagal.Di sampingnya, Samuel berdiri dengan tenang. Wajahnya seperti biasa, penuh ketegasan, tapi ada senyum kecil yang membuat Arin merasa lebih percaya diri.“Kamu yakin bisa handle semuanya?” tanya Samuel, memecah keheningan.Arin menoleh, tersenyum tipis. “Aku harus bis. Ini perusahaan orang tuaku, Mas. Aku tidak bisa biarin apa yang mereka bangun terbuang sia-sia.”Samuel mengangguk. “Kalau kamu butuh bantuan, Mas selalu ada. Mas tahu ini berat, tapi kamu tidak sendirian.”Mendengar itu, Arin merasa lebih lega. Ada kekuatan dalam kata-kata Samuel yang membuatnya yakin la

  • Obsession In Love   Bab 114

    Clara berdiri di depan cermin besar di kamar pribadinya. Gaun merah yang membalut tubuhnya terlihat sempurna, namun wajahnya menyimpan kelelahan yang sulit disembunyikan. Senyum tipis menghiasi bibirnya, meskipun hatinya penuh amarah. Samuel. Nama itu terus berputar di kepalanya. Dia ingat betul bagaimana pria itu menatapnya dingin beberapa hari yang lalu, menolak kehadirannya tanpa sedikit pun ragu.“Dia tidak bisa terus seperti ini,” gumam Clara pada dirinya sendiri, suaranya hampir seperti bisikan. Matanya menatap pantulan dirinya dengan tajam, seolah mencoba meyakinkan diri bahwa dia masih punya kendali. ---Di ruang tamu, Irawan berdiri dengan wajah merah padam. Di depannya, Bella berdiri dengan koper besar di tangannya. Wanita itu mengenakan pakaian sederhana, tidak seperti biasanya. Wajahnya yang biasanya penuh senyum kini terlihat dingin dan penuh kebencian. “Kamu mau ke mana?” suara Irawan terdengar keras, hampir seperti teriakan. Bella menatapnya dengan tenang, tapi sorot

  • Obsession In Love   Bab 113 Kedatangan Samuel

    Pagi itu, suasana kantor pusat Venus terasa berbeda. Setelah konfrontasi besar yang terjadi kemarin, berita tentang keberanian Arin menyebar seperti api. Namun, meski kemenangan awal itu membuat hatinya sedikit lega, ia tahu ancaman belum berakhir. Irawan dan Clara tidak akan tinggal diam. Arin duduk di ruangannya, memandangi secangkir teh yang sudah dingin. Matanya menatap kosong ke luar jendela besar, pikirannya melayang pada langkah selanjutnya yang harus ia ambil. Fani mengetuk pintu perlahan sebelum masuk dengan membawa beberapa dokumen.“Nyonya Arin, ini proposal yang harus Nyonya tandatangani untuk rapat siang nanti,” ujar Fani sambil meletakkan map di meja. “Dan tadi ada kabar dari Tuan Samuel. Katanya beliau sudah di jalan ke sini.”Arin tertegun, menoleh cepat ke arah Fani. “Mas Samuel... akan datang ke sini?”“Iya, Nyonya. Katanya mau mendukung Ibu langsung di hadapan para pemegang saham,” jawab Fani dengan senyum kecil. “Sepertinya beliau tidak mau cuma diam melihat Nyony

  • Obsession In Love   Bab 112 Konfrontasi di Venus

    Langit pagi itu cerah, tapi hati Arin penuh badai. Di balik ketenangan wajahnya, ada amarah yang telah lama ia simpan. Hari ini, ia akan menyelesaikan semuanya, mengembalikan apa yang seharusnya menjadi miliknya—Venus, perusahaan yang dibangun oleh kedua orang tuanya dengan penuh cinta dan kerja keras. Terakhir dia memang berhasil membuat Irawan dan Clara diusir tapi dengan licik mereka memanipulasi semua lagi. Para pemegang saham lebih percaya dengan omongan mereka daripada ArinArin berdiri di depan cermin besar di kamar utama. Gaun formal berwarna hitam yang ia kenakan memancarkan aura kekuatan. Rambutnya disanggul rapi, memberi kesan elegan namun tegas. Di belakangnya, Fani berdiri dengan tangan di pinggang, seperti biasa dengan ekspresi serius.“Bu Arin, semua dokumen sudah siap. Rekaman suara dan bukti saham yang Ibu minta sudah saya simpan di tas kerja. Kalau ada yang coba macam-macam, saya juga sudah siap.” Fani.Arin tersenyum tipis. “Terima kasih, Fani.”Ruang rapat di lant

  • Obsession In Love   Bab 111

    Pernikahan Mila dan Rocky berjalan dengan sangat lancar. Arin yang ikut menyaksikan pernikahan mereka pun ikut merasa senang. Pernikahan yang penuh kebahagiaan dan rasa haru itu mampu membuat Arin sedikit iri. Iri karena kedua orang tua Mila yang hadir, kasih sayang orang tua Mila membuat Arin merindukan kedua orang tuanya. Samuel yang menggandeng tangan Arin merasakan tangan itu semakin dingin. "Apa kamu baik-baik saja, Baby?" tanah Samuel yang nampak cemas. Arin menganggukan kepalanya dengan tersenyum kecil. Samuel tak bisa ia bohong dia mengerti jika Arin sedang tidak baik-baik saja. Tapi Samuel tak mau bertanya lebih karena mereka belum kembali ke rumah. Keduanya berjalan keluar dari gedung pernikahan itu, Alec membukakan pintu mobil untuk mereka. Arin dan Samuel pun segera masuk ke dalam mobil. Samuel membawa Arin agar bersandar di dadanya. Pria itu mencium puncak kepala Arin membuat Arin merasa nyaman. Diusapnya perut Arin yang sudah membesar itu. "Baik-baik ya Sayang di dal

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status