***Rasa lapar di perut sudah tidak bisa ditahan lagi, Yerinsa mengerang dan akhirnya membuka mata dengan enggan. Mengerjab berkali-kali untuk melihat jam dinding di sekat antara set sofa dan kasur, jam bulat itu menunjukkan pukul sebelas siang.Yerinsa mendengkus sambil bangkit duduk, mengusap wajah dan menyugar rambut kusut ke belakang. Menguap sambil mengucek mata, sejenak melamun di posisi masih mengantuk.Karena kejadian malam tadi, dia jadi sulit tidur hingga ke tahap insomnia. Obrolan dengan Luga tadi malam berputar, tentang keadaan keluarganya yang di ambang kehancuran sejak sang kepala keluarga terbaring di rumah sakit.Setidaknya tidak mati.Selain itu, Luga juga tadi malam berkata akan pergi pagi ini, berarti sekarang hanya ada Yerinsa di mansion, bersama para pelayan tentunya.Bagaimana jika setelah sarapan Yerinsa mencoba melihat keluar, lagi?Senyum Yerinsa terbit saat memikirkan itu, menyibak selimut tergesa-gesa untuk turun dari kasur. Baru selangkah akan ke kamar mand
***Yerinsa mendengarkan tanpa respon, selama di sini memang sudah diperhatikan penuh oleh para pelayan. Tapi secara acak yang masuk ke kamarnya, kadang pelayan tua sulit diajak berkomunikasi, kadang pelayan muda begitu pemalu diajak bicara.Chang Mei dan Ruan Ruan adalah yang paling bisa diandalkan karena mengerti dan cukup fasih berbahasa Inggris. Lagipula, selama ini sangat sedikit interaksi Yerinsa dengan para pelayan, lebih sering tidur, bangun hanya untuk makan dan ke kamar mandi, itupun terkadang sambil setengah tidur berjalan."Tuan Muda juga menyuruh kami untuk mengembalikan berat badan Anda selama dia tidak ada," tambah Chang Mei hati-hati, selesai menyisir rapi rambut Yerinsa, tidak juga mendapat balasan."Nona, air mandi sudah siap." Ruan Ruan keluar dari kamar mandi, mendekati Yerinsa dan Chang Mei lagi.Dua pelayan itu membantu Yerinsa bangkit berdiri, menuntun memasuki kamar mandi tanpa berkata apapun. Ruangan tidak benar-benar sunyi karena ada gemerincing rantai beradu
***Tatapan dingin dari sepasang mata amber menggetarkan Anastasya yang sejak awal sudah gemetar ketakutan, ditambah suhu dingin di musim dingin membuat seluruh tulang dan sendi bergemeletuk.Tidak ...Yang lebih mengerikan dari dua hal itu malam ini bukan itu, melainkan kubangan cairan merah di kaki Anastasya yang bersimpuh selemah agar-agar, kedua lengan ditahan dua orang pria agar tidak bisa bergerak memberontak.Mata hitam gadis itu bergetar hebat melihat sosok ayah dan ibunya teronggok tidak bernyawa di lantai, dengan darah terus mengalir keluar dari lubang yang tercipta di perut dan jantung akibat tembakan timah panas.Tidak hanya dua orang itu, tapi juga sejumlah orang yang bekerja di kediaman Claymond, tewas tanpa menyisakan satu nyawa pun, selain Anastasya sendiri sebagai target terakhir."Apa ... apa yang sebenarnya Anda inginkan?!" Anastasya tersedak oleh tangisan yang sudah pecah sejak melihat orangtuanya melawan anak buah pria penjarah ini.Anastasya bahkan tidak bisa unt
***Satu minggu setelah pengakuan Anastasya itu, Margareth memang langsung mengatakan keterangan pada penyidik tentang yang Anastasya lihat. Tapi, penyidik butuh bukti, bukan hanya kesaksian mulut, jadi kata-kata Anastasya tidak bisa dipercayai sepenuhnya.Yang mengejutkan, satu minggu selanjutnya usai pengakuan Anastasya ke kantor polisi, lebih tepatnya hari ini, keluarga Claymond ditemukan tewas di kediaman mereka tanpa menyisakan satu orangpun.Kecuali, pelayan yang tidak bekerja bermalam di rumah itu, hanya beberapa orang, itupun tidak bisa membantu penyelidikan polisi karena minim informasi.Untuk saat ini pihak kepolisian akan mengusut tuntas kasus ini, dan sejumlah petugas masih menyisir tempat kejadian untuk mencari bukti.Berita kematian bahkan disiarkan dalam berita, meski dugaan sementara adalah pembunuhan berencana, tapi belum ada tersangka yang disebut.Kenapa ini terjadi tiba-tiba?Di saat Anastasya cukup dibutuhkan."Ibu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Gabriella re
***Satu bulan ...Waktu benar-benar berlalu satu bulan Yerinsa lewati di mansion mewah itu, lebih tepatnya beraktifitas hanya di dalam kamar tidur, dan semua keperluan dilayani sangat baik oleh Chang Mei dan Ruan Ruan.Namun, justru itulah yang membuat Yerinsa frustasi, sudah terbiasa hidup bebas selama ini, melakukan yang diinginkan, jadi sangat tidak terima dikurung dengan pergerakan terbatas seperti ini.Hari demi hari dilalui dalam kamar, makan, tidur, mandi, buang air, dan melamun secara membosankan. Setumpuk salju tebal sudah tercipta di luar, seharian Yerinsa hanya menonton bulir-bulir putih itu berjatuhan dari langit."Bukankah ini musim salju pertamaku di dunia ini?" monolog Yerinsa sambil menyentuh kaca jendela yang berembun.Begitu diingat-ingat kembali, Yerinsa datang ke dunia ini saat akhir musim panas, mendekati musim semi, mungkin baru sekitar enam bulan lebih dia hidup sebagai Yerinsa hingga saat ini.Selama di sini, diam-diam Yerinsa masih terus mencoba melepaskan b
***Pertanyaan bingung Yerinsa terbungkam sebelum sempat keluar, bibir tipis dengan polesan lipbalm setiap sebelum tidur itu disapu habis Luga dalam ciuman dalam. Bisa Luga rasakan tubuh itu menegang kaku, terlambat mencerna keadaan karena keterkejutan.Yerinsa membolakan mata seakan itu bisa meloncat dari rongganya, meremas kedua pundak Luga menahan dorongan begitu kuat yang membuat kepala termundur. Belum pernah berciuman sebelum ini menyulut gelenyar asing merambat ke seluruh tubuhnya."Manis sekali," bisik Luga setelah memisahkan tautan bibir dengan seuntai saliva di ujung.Mengusap bibir berkilau di tengah keremangan cahaya, Luga tersenyum sebelum kembali menyesap benda kenyal terasa manis itu.Tengkuk ditahan dengan satu tangan, sementara satu tangan lain melingkari pinggang. Belum sempat bernapas lega, pernapasan Yerinsa disumbat kembali hingga butuh sedikit usaha untuk meminta ruang."Tung- ... umm ... tunggu-" erang Yerinsa protes, mendorong pelan dada Luga untuk melepaskan d
***Setuju dengan apa yang Luga katakan bukan berarti Yerinsa juga menerima sepenuhnya tinggal satu rumah dengan laki-laki itu selamanya. Yerinsa hanya harus di sini sampai keluarganya stabil dan bisa baik-baik saja, entah sampai kapan itu."Kenapa aku harus memakai ini? Kami hanya akan sarapan, kan?" tanya Yerinsa mengernyit terganggu dengan semua perintilan pakaian yang disiapkan Ruan Ruan."Tuan Muda yang menyuruh kami mempersiapkan Anda seperti ini," jawab Chang Mei yang mengikatkan kawat seperti tudung saji ke pinggang ramping Yerinsa."Ini merepotkan dan hanya membuang waktu," komentar Yerinsa yang berdiri memperhatikan dua pelayan itu membantu mengenakan sebuah dress rumit.Sebenarnya tidak terlalu rumit, hanya saja Yerinsa masih mengantuk dan malas bangun pagi untuk berdandan sebelum sarapan bersama Luga di lantai bawah."Tuan sangat memperhatikan hal-hal terkecil tentang Anda, Nona, tolong jangan membuatnya marah," kata Chang Mei agak berkerut dahi."Baiklah, baik. Aku tidak
***Luga tidak repot-repot menyangkal sorot mata terpesona yang melayang pada sosok di ambang pintu ruangan, mengabaikan dua perempuan lain di belakang Yerinsa seakan itu hanya pajangan meja.Melihat Yerinsa berpenampilan seperti ini membuat Luga harus meredam degup jantung euforia yang perlahan melonjak naik. Kesukaannya pada hal-hal indah membuat Luga ingin lebih mempercantik Yerinsa dengan segala kemewahan.Melihat sosok seperti malaikat memikat itu sekarang, bagaimana Luga bisa rela membiarkannya lepas suatu hari nanti?Tentu saja Luga tidak akan dengan mudah membiarkan Yerinsa bebas, iming-iming yang diucapkan tadi malam hanya sebuah omong kosong. Memanipulasi pikiran lugu Yerinsa bukan hal sulit bagi Luga, semakin gadis itu tunduk, semakin mudah mencengkeramnya.Jika bisa Luga ingin mengerangkeng gadis itu ..."Kenapa berhenti di sana?" tanya Luga sambil menyingkirkan handphone dari tangan dan bangkit berdiri.Sebenarnya, Yerinsa diam karena malu, melihat Luga hanya mengenakan s