Share

18. Undangan Dari Kaisar

"Kalau begitu, sekarang kita telah sepakat."

Senyum Arxen mengembang sempurna. Pipinya yang masih memiliki sedikit lemak bayi itu seolah menumpuk membuat Bellanca tanpa sadar ikut senang melihatnya.

"Aku pasti akan membela kehormatan dan kebanggaan Ibu di depan ayah dan mereka." Arxen sangat percaya diri. Senyumannya berubah menjadi seringaian. "Aku pasti akan mengalahkan lalu menyingkirkan mereka semua."

"Itu bagus. Sekarang kau semakin mirip dengan Ibumu ini."

Arxen membiarkan saat Bellanca beranjak dari tempat wanita itu, menghampirinya lalu mengelus puncak kepala Arxen.

Bellanca terlihat puas dan bangga. "Kau memang selalu menjadi kebanggaanku."

Arxen mengerjap. Dia hanya bungkam, tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.

Arxen sebelumnya tidak pernah merasa sedekat ini dengan Bellanca. Bahkan dulu, Arxen sering menjauhi Ibunya itu karena menganggap ibunya orang yang cukup kejam terhadap saudara Arxen sendiri. Arxen juga tidak suka saat Ibunya terus-terusan menyuruhnya unt
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status