Beranda / Romansa / Obsesi Liar CEO / Bibirnya Begitu Manis dan Kecil

Share

Bibirnya Begitu Manis dan Kecil

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-18 11:28:27

Grace yang mendapat ketukan pintu saat ia kembali memasang dressnya dengan benar, dia membuka pintu dan terlihat seorang bodyguard Marvel memberikan paperbag padanya.

"Ini pesanan Tuan Muda untuk Anda, Nona."

"Saya Pak Yudi," katanya lagi seraya memperkenalkan diri pada Grace.

Sejenak Grace berpikir bahwa pria bertubuh besar ini tadilah yang menyetir mobil. Grace menganggukkan kepala lalu menerima paperbag itu dan kembali menutup pintu kamar.

Sebelum Marvel keluar dari kamar mandi, Grace dengan tergesa-gesa memakai baju kaos dan celana training yang baru saja dibeli oleh bodyguard Marvel. Tak lupa dia memasukkan dressnya ke paperbag itu dan merapikan rambutnya. Grace mengikat rambut yang panjang dan ia kembali duduk di ranjang.

Hujan belum reda, apakah hujan ini akan reda hingga subuh?

Ting!

1 pesan masuk dari ponsel Grace.

Bunda

[Kamu di mana, Sayang? Jam berapa akan pulang?]

Ibu Grace mengirim pesan pada anak perempuannya karena malam ini sudah menunjukkan pukul 22.12 WIB.

[Sebentar lagi, Bun.]

Send!

Grace membalas pesan ibunya dengan cepat lalu mengangkat kepalanya saat terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.

Ia berdiri dengan wajah gelisah. Grace harus meminta tolong pada Marvel untuk mengantarnya pulang, karena jika ia mengandalkan angkutan umum mungkin sudah tak ada dan sulit dicari. Jika taksi, itu akan sangat mahal bayarannya. Walaupun Marvel sudah memberinya uang yang sangat banyak tadi.

"Mm, Om. Bisakah kau mengantarkanku pulang?" tanyanya dengan hati-hati. Takut Marvel akan marah padanya dan menolak permintaannya.

Marvel menganggukkan kepalanya dan sejenak ia terdiam. Melihat penampilan Grace yang terlihat seperti anak muda. Pakaian santai yang ia kenakan benar-benar cocok di tubuhnya yang ramping.

"By the way, terimakasih banyak Om atas bajunya ini. Saya merasa nyaman," ujar Grace yang mengetahui Marvel sedari tadi menatap tubuhnya.

"Iya," ujar Marvel singkat. Ia mengambil ponselnya untuk mengirim pesan pada bodyguardnya agar meninggalkan mobil miliknya di parkiran hotel karena ia akan memakai mobil itu sekarang.

Ping!

[Baik, Tuan Muda.]

Setelah mendapat balasan dari mereka. Marvel segera berjalan menuju pintu utama kamar hotel, ia mengeluarkan kunci kamar hotel dari guci kecil lalu memutar kunci tersebut setelah ia memasukkan kuncinya ke dalam engsel pintu.

Grace mengikuti Marvel dari belakang sembari melihat ponselnya yang sudah menunjukkan ke menit dua puluh.

Sesampainya di parkiran mobil VVIP, orang suruhannya berjalan ke arah Marvel dan memberikan kunci mobil padanya.

"Ayo," ajak Marvel seraya membuka kunci mobil dengan remote control. Marvel duduk di kursi kemudi sementara Grace memilih duduk di kursi belakang.

"Pindah ke depan, Grace. Saya bukan supir kamu," ucap Marvel.

Grace mendesah pelan seraya meniupkan poninya lalu ia berpindah duduk ke depan dan Marvel menjalankan mobilnya.

***

Diperjalanan, Marvel maupun Grace hanya diam membisu. Marvel yang fokus mengemudikan mobilnya, sementara Grace termenung menatap ke arah jendela mobil.

Marvel sesekali menatap Grace yang berdiam diri dan kembali memfokuskan pikirannya pada jalan raya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Marvel memecahkan keheningan diantara mereka.

"Enggak ada," jawab Grace singkat dan mendapat helaan napas dari Marvel.

Sungguh, gadis ini sangat sulit ditaklukkan. Sangat berbeda dari wanita-wanita yang pernah ia temui. Karyawan dan wanita malam baginya sama saja. Tetapi, Grace dia sungguh berbeda.

Ada rasa penasaran di lubuk hati Marvel. Ia ingin sekali masuk ke dalam kehidupan Grace. Tetapi, sepertinya gadis itu lebih memilih menutup dirinya dari siapapun.

Rencana awal, Marvel ingin melihat bagaimana reaksi gadis itu saat berada di bawah kungkungannya. Tapi, malah Marvel yang kena imbasnya.

Dia bernafsu melihat wajah Grace dari dekat. Saat Grace memejamkan matanya di saat dia mencium Grace dan meremas di baju kaosnya saat Marvel tak mengetahui bahwa Grace kehilangan oksigennya.

Mengulang kejadian tadi, membuat miliknya kembali menegang. Marvel menoleh ke arah Grace yang masih di dalam posisi yang sama. Marvel mencengkram erat stir mobilnya hingga muncul urat di pergelangan tangan hingga ke punggung tangannya.

Berlama-lama di dekat Grace membuatnya kehilangan kesadaran dan ... ah, sulit dijelaskan, pikirnya.

Sesampainya di gang, Marvel kembali menanyakan di nomor berapakah rumahnya. Tetapi, Grace meminta untuk menurunkannya di mana mobil itu berada. Tentulah Marvel tak akan memberhentikan mobilnya. Ia juga penasaran dan ingin melihat gadis itu masuk ke dalam rumahnya dengan selamat.

"Di sini aja, Om," pinta Grace.

"Di depan lagi," sambung Grace setelah mendapat gelengan kepala dari Marvel.

20 detik kemudian ...

"Oke, stop."

Marvel menghentikan laju mobilnya. Terdapat sebuah rumah sederhana di samping kanan mobilnya.

Saat Grace membuka pintu mobilnya. Marvel menahan pergelangan tangan gadis itu, otomatis Grace kembali menutup pintu mobil milik Marvel dan menoleh ke arah Marvel.

Marvel tersenyum miring lalu melepas sealtbetnya, mendekatkan dirinya ke arah Grace.

Grace langsung memejamkan matanya saat mengetahui Marvel yang kembali mendekati dirinya.

'Jangan cium aku,' batin Grace.

Sementara Marvel yang melihat Grace menutup matanya saat ia mendekati wajahnya. Marvel tersenyum kecil, tanpa suara dan menikmati wajah Grace yang tengah ketakutan.

'Grace, gadis yang polos tapi pikirannya sangat liar,' batin Marvel seraya menyampingkan beberapa helaian rambut Grace yang terurai di pipinya.

Mata Grace terbuka saat merasakan sentuhan tangan Marvel yang menyentuh kulit wajahnya lalu bergerak ke belakang telinga.

Grace bergidik geli, tubuhnya bergetar menerima sentuhan Marvel. Apalagi jari-jari tangannya yang lembut dan dingin.

"Masuklah ke dalam rumahmu."

Seketika kedua mata Grace terbuka. Marvel tak lagi berada di depan wajahnya. Melainkan kembali duduk di tempat kemudinya dengan tenang, memenga stir mobil dengan tangan kanannya.

Tanpa berkata-kata lagi, Grace segera membuka pintu mobil sambil menyelempanhkan tas kecil miliknya dan membawa paperbag.

Setelah Grace menutup pintu mobil milik Marvel, dia tak segera menyalakan mesin mobil. Melainkan melihat Grace yang berjalan memasuki rumahnya sesekali Grace menoleh ke belakang karena Marvel tak jua pergi dari permukiman rumahnya.

Setelah pintu rumah Grace tertutup rapat, barulah Marvel menghidupkan mesin mobilnya dan menjalankan mobil mewahnya keluar dari kawasan permukiman rumah Grace.

***

Sesampainya di kamar hotel, Marvel meletakkan dompet, ponsel dan kunci mobilnya di nakas. Ia mematikan lampu utama, menyisahkan lampu tidur di atas nakas yang menyala dan tetap menghidupkan lampu kamar mandi, tak lupa untuk membuka pintu kamar mandi tersebut agar tak terlalu gelap.

Marvel merasa gerah di tubuhnya, padahal pendingin ruangan tetap menyala dengan suhu 22 derajat celcius.

Dia menoleh ke bawah dan betapa terkejutnya jika barang miliknya kembali menyesakkan celana yang ia kenakan. 'Adik' kecilnya kembali menegang secara tiba-tiba.

"Tadi kamu juga sudah berdiri, sekarang berdiri lagi? Kau benar-benar menyusahkanku saja. Kau harus tahu, aku bersusah payah untuk menidurimu dengan alami tanpa harus menggunakan tanganku ini," gerutu Marvel seraya membuka baju kaosnya, mengganti celana jeansnya dengan celana pendek, longgar berwarna hitam garis merah.

Marvel berjalan menuju kamar mandi dan kembali berendam air dingin sambil membawa ponselnya.

Di dalam bathup, Marvel men-scroll aplikasi E-Mailnya untuk melihat kerjaan di kantornya. Besok pagi, ia berinisiatif untuk menjemput Grace ke rumahnya untuk mengantarnya ke kampus.

Ping!

Gerland

[Malam, Tuan. Saya hanya ingin melaporkan untuk besok pagi kita ada rapat dengan perusahaan Farma Corp.]

Gerland adalah manager di perkantoran milik Marvel, yang di bawah kekuasaannya.

[Iya.]

Send.

Marvel membalas singkat pesan dari Gerland, managernya. Ah, sepertinya ia ada ide.

Marvel kembali mengambil ponsel di samping bathup yang sempat ia letakkan di sana. Ia membuka aplikasi W******p lalu mencari pesan pertama dari Gerland.

[Saya minta tolong untuk membelikan ponsel yang paling bagus. Pakai uangmu dulu, nanti saya akan menggantinya 3 kali lipat.]

Setelah mengirim pesan tersebut pada Gerland, Marvel kembali meletakkan ponselnya seraya meletakkan kedua pergelangan tangannya ke kepala bath up yang setinggi dadanya.

Ping!

Gerland

[Baik, Tuan.]

Marvel menoleh dan melihat pesan dari Gerland tanpa mengambil ponselnya. Ia menyinggungkan senyum di garis bibirnya hingga ia terlihat tampan.

Entahlah, sepertinya Marvel sudah menyukai gadis di bawah umur itu. Bahkan sangat. Marvel ingin sekali memilikinya, bahkan jika itu akan berakibat fatal baginya.

"Grace, gadis polos, lugu dan masih suci itu. Bisa membuat jantungku berdebar dan bahkan milikku saja menegang. Aku hanya mencium bibirnya saja, membuatku langsung terangsang dan aku menginginkan lebih jika saja dia tadi tak menghentikan aksiku. Padahal tadi aku hanya ingin mengerjainya, tapi malah aku yang kena imbasnya."

"Bibirnya begitu manis dan kecil. Aku bahkan tak puas jika hanya melumatnya, tapi aku juga ingin memakan bibir mungil itu. By the way, tubuh mungilnya itu benar-benar charming. Aku menyukai garis wajahnya, matanya yang indah mengkilat, kulitnya yang putih bersih merona, kulit tubuhnya yang halus dan aroma tubuhnya yang harum lembut." Marvel bergumam sembari menikmati aroma cytrus di bathup pemandiannya.

Marvel kembali membayangkan kejadi beberapa jam lalu saat ia melihat gadis itu pertama kali di bar dan berakhir di ranjang kamar hotelnya.

Sungguh mendebarkan dan Marvel ingin mengulang kejadian tadi. Jika saja Grace tidak sekolah, mungkin saja Marvel akan mengajaknya untuk bermalam bersamanya dan akan membawanya ke villa.

Ah, miliknya kembali berdiri saat pikirannya kembali ke Grace. Marvel memejamkan matanya sejenak. Sudah 30 menit ia berendam dan miliknya masih belum tidur juga.

Marvel memijit pelipisnya, kepalanya kembali pusing. Untuk pertama kalinya Marvel menahan hasratnya dengan berendam air dingin di dalam bathup selama ini. Biasanya jika ia berhasrat dengan birahi biologisnya, ia pasti akan memanggil untuk menghangatkan ranjangnya dan akan menerima bayaran jika ia puas.

Tapi, entah kenapa Marvel tak lagi memanggil para jalang-jalang itu untuk datang padanya. Memberikan tubuh mereka padanya, dan sekarang ia memilih untuk berendam. Mungkin saja ia terpanah dengan pesona Grace, jadi ia menahan hasratnya agar ia bisa menyalurkan pada Grace seorang.

***

Grace yang tengah berbaring di ranjang kecilnya, kembali melayangkan pikirannya pada kejadian di kamar hotel.

Ah, Grace sekarang benar-benar menggilai Marvel. Pria itu benar-benar tampan, kulitnya yang putih pucat, rambit hitam legamnya, wangi tubuhnya sangat harum, sentuhan bibir dan tangan Marvel hingga sekarang masih terasa di pipi, dan bibirnya.

Grace memegangi bibirnya yang tadi disentuh Marvel, benar-benar lembut bibir milik Marvel. Bibirnya yang berwarna merah alami, basah dan berisi itu.

Grace menggigit bibir bawahnya, pikirannya sangat kotor setelah bertemu dengan Marvel malam ini. Apalagi saat Marvel menatap matanya. Mata itu benar-benar hitam dan tajam. Menusuk hingga ke sanubarinya.

Mata itu membuatnya seketika gugup, apalagi ketika mata Marvel beralih ke bawah, menatap bibir dan dadanya.

"Ah, sudah jangan berpikir seperti itu."

Grace mengacak-acak rambutnya. Ia berkeringat, mengingat kejadian tadi. Ia merasa ingin lagi dan lagi. Grace merasa bahwa waktu seharusnya berpihak padanya dan Grace bisa merasakan lebih lama lagi. Hingga ia merasa puas dan muak dengan bibir Marvel. Tapi, ia rasa tidak. Melihat Grace yang sangat menawan dan tampan itu.

Ceklek!

Pintu kamar Grace terbuka dan muncul wanita paruh baya yang menggunakan baju tidur berbahan katun berwarna biru putih.

"Bunda."

Grace terbangun dari berbaringnya. Rinrada melihat penampilan aneh Grace. Dari mana ia mendapatkan baju kaos lengan panjang dan celana training itu?

"Kamu pulang? Kapan? Itu baju siapa?"

Grace tergagap, ia harus menjawab pertayaan Rinrada dari mana dulu?

"Hm, iya Bun. Tadi, aku udah pulang. Ini baju teman, tadi bajuku basah karena kena tumpahan jus alpukat. Jadi, dia membelikan untukku."

Rinrada menganggukkan kepalanya, ia percaya.

"Jangan lupa bayar utangmu, ya. Cuci muka, gosok gigi, cuci tangan sama kaki, baru pergi ke atas tempat tidur."

Rinrada menutup pintu kamar milik Grace. Sementara Grace kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia mengambil selimut tipis bergambar Doraemon, memperbaiki posisi tidurnya dan menutup mata.

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   Sudah Saya Katakan, Kamu Harus Membayarnya

    ***"Tapi, itu tak gratis. Kau harus membayarnya."Mendengar penuturan Marvel, seketika senyuman yang terukir di bibirnya yang mungil pudar. Bagaimana ia harus membayarnya? Ponsel ini sangat mahal, dan ia membalikkan kotak ponsel itu. Melihat harga ponsel tersebut.21 juta rupiah.Grace gugup, ia harus bagaimana? Bagaimana cara membayar uang sebanyak itu? Apakah ia harus mengembalikan uang milik Marvel padanya?"Maaf, aku akan membalikkan ponsel ini padamu."Grace meletakkan kotak ponsel itu di atas dashboard mobil Marvel. Seketika wajah Marvel jadi muram dan ia merasa marah karena Grace menolak pemberiannya.Marvel menghela napasnya dengan kasar lalu meremas stir mobil. Melihat urat-urat di tangan kekar Marvel, ia ketakutan. Apakah nasibnya akan sama dengan stir mobil itu?Grace dengan sembunyi membuka pintu mobil itu. Tetapi tak bisa. Melihat gelagat Grace yang ingin kabur secara diam-diam diketahui Marvel.Seketika Marvel tersenyum smirk. Ia tahu jika Grace akan keluar dari mobilny

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Obsesi Liar CEO   Bentar Bang, Haus

    Marvel berjalan masuk menuju ruang kepala kampus yang di sana sudah menunggu lelaki paruh baya yang tengah duduk seraya tersenyum padanya."Selamat datang, Pak," sapanya seraya menjabat tangan Marvel."Baik, Pak. Saya ada perlu dengan Anda," ujar Marvel."Silahkan duduk, Pak."Marvel menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi merah tersebut lalu pria itu memperbaiki posisi kacamata yang bertengger di hidungnya."Saya gak bisa basa-basi, Pak. Tujuan saya kemari untuk mengurus pembayaran siswi kelas xxx atas nama Grace Mirza Rania," kata Marvel."Oh, iya. Sebentar, saya ambilkan dulu bukunya."Sapron sang kepala kampus Grace beranjak dari kursi kebesaran menuju rak buku. Di sana sudah tertulis nama mahasiswa kelas xxx, mahasiswa skor, mahasiswa keluar, mahasiswa pindah kampus dan lainnya.Sang bendahara yang ada di sana membuka almari kaca itu lalu mengecek satu per satu nama buku yang tertera di sana. Nama jurusan dan tahun ajaran mahasiswa yang melanjutkan pendidikan tinggi di sini.Sapron k

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Obsesi Liar CEO   Bahkan Aku Belum Meminta Nomor Ponselnya

    "Makanya jangan main cewek," kata Marvel."Bukan main cewek, Bang. Cuman pacaran," sahut Gio seraya menghempaskan tubuhnya di atas sofa.Gio adalah tipikal yang sangat sering gonta-ganti wanita. 1 bulan mungkin ada 21 kali ia memutuskan pacarnya. Terbuat dari apa otak dan hati Gio itu?"Sama aja," tandas Marvel dan Gio langsung diam tak menjawab ucapan Marvel. Memang benar adanya.Gio selalu menceramahi Marvel agar menerima istrinya. Tetapi, Marvel malah diam dan menutup telinganya. Bukan tak ingin mendengar perkataan Gio, tetapi Gio juga tak berpikir bagaimana buruknya dirinya dari pada sang kakak."Lu di sini aja. Gue ada rapat."Marvel beranjak dari kursi kebesarannya. Ia mematikan komputernya, mencabut flashdisk dari CPU. Lalu Marvel mengambil kunci mobil, dompet dan ponselnya.Gio hanya menganggukkan kepala dengan santai saat Marvel berjalan melintasinya. Setelah pintu ruangan Marvel ditutup oleh sang pemiliknya, Gio membaringkan tubuhnya di sofa. Ia sangat lelah habis dikejar ol

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • Obsesi Liar CEO   Saya Udah Kunci Kok Pintunya

    Diperjalanan, Grace selalu memegang perutnya. Dia menahan lapar, karena hanya meminum segelas besar jus alpukat saja tak membuat perutnya kenyang lebih lama.'Duh, jangan sampai dia tahu aku kelaparan sekarang. Perut, jangan bunyi, ya. Kalo sempat bunyi, gak aku kasih jatah makan sampai besok-besok pagi. Ingat itu,' batin Grace seraya mengedipkan kepalanya beberapa kali dan mengusap perutnya dari luar seragam yang dia kenakan.Kruk ....Grace memejamkan matanya, malu sangat. Ternyata perutnya tak bisa berkompromi dengan dirinya. Astaga, Marvel yang mendengar suara aneh dari arah Grace pun menoleh.Marvel melihat Grace tengah memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil seraya memegang perutnya. Sesaat ia tersenyum kecil melihat kelakuan Grace.Tadi dia menanyakan keadaan dirinya apakah dia lapar atau tidak. Tetapi, Grace mengatakan tidak dan sekarang malah perutnya yang berbicara. Mengatakan bahwa perut mungil Grace benar-benar lapar.Marvel mengembuskan napasnya dengan kasar."Katanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21
  • Obsesi Liar CEO   Kami Dipertemukan Secara Mendadak, Pak

    30 detik kemudian, Marvel melepaskan bibirnya. Ia membuka mata, melihat Grace yang diam dengan matanya terbuka itu pun ia merapatkan kembali tubuhnya."Itu adalah aset berharga saya. Yang nantinya akan membuat kamu ketagihan dan juga akan merasa puas," bisik Marvel."Jangan kayak gini, Om. Gak nyaman," ungkap Grace sambil memainkan kukunya.Marvel yang mendengar penuturan gadis itu tersenyum. Ia mengangkat tubuh Grace ala bridal style. Membaringkannya di sofa yang lebar itu lalu kembali menyesap bibir Grace dengan gairahnya yang kembali berkobar.Marvel menindih Grace dengan lembut, ia menggunakan kedua sikunya untuk menopang tubuhnya yang berat agar tak menabrak tubuh Grace.Kini tangan Marvel terangkat untuk memegang kepala Grace yang bergerak ketika ia mencumbu Grace.Grace hanya diam, ia belum tahu bagaimana respon ketika seseorang berciuman. Tangan Grace keduanya terkepal di atas dadanya. Ia takut jika nanti tubuh kekar Marvel menindih tubuhnya yang mungil. Tak bisa ia menahan be

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-22
  • Obsesi Liar CEO   Gak Tahan? Cium Aku?

    Marvel mengembuskan napasnya secara perlahan, lalu ia beranjak dari ranjang. Marvel berjalan menuju toilet untuk membersihkan diri. Sampai di rumah, sudah menunjukkan pukul 7 malam.Selesai mandi, Marvel duduk di tepi ranjang dengan keadaan setengah telanjang. Tubuh bagian atasnya terekspos apalagi jika tetesan air di rambutnya itu berjatuhan di bahunya.Marvel menghidupkan ponselnya. Ia melihat kontak Grace yang terhubung langsung dengan aplikasi hijau.Marvel berselancar menuju aplikasi WhatsApp itu, mencari kontak Grace yang ia beri nama Sweetie. Terlebih dahulu Marvel melihat status dari kontak Grace apakah sedang online atau offline.[Sayang.]Marvel mengirim pesan tersebut pada Grace lalu tanda centang abu-abu. Berarti Grace online. Ia menekan tombol kamera dan melakukan panggilan video.Tak berapa lama, Grace menerima panggilan video dari Marvel. Astaga, Grace yang melihat dada bidang Marvel itu langsung menjauhkan kamera ponselnya dari wajahnya. Ia sangat malu melihat keadaan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • Obsesi Liar CEO   Udah Gila Ya Lu?

    Grace tersenyum singkat lalu ia keluar dari mobil sport Marvel. Grace berlari masuk ke dalam pekarangan kampusnya sementara Marvel menunggu Grace hilang dari pandangannya. Setelah Grace menghilang dari kerumunan mahasiswa, Marvel menghidupkan mesin mobilnya lalu menjalankan mobil sport itu menuju kantor.Sesampainya di parkiran, Marvel keluar dari mobilnya seraya menenteng jas hitam mengkilat di lengan kiri. Ia berjalan masuk ke dalam lobi kantor tanpa staff-nya ketahui bahwa mereka tengah menggosipi Marvel dan Grace."Siapa yang nyuruh kalian berkerumun seperti ini?!" bentak Marvel membuat mereka terkejut. Tetapi, beberapa orang memilih diam tak melanjutkan perkataan mereka saat Marvel masuk ke kantornya dengan mata terbelalak."Apa yang kalian bicarakan, ha?!" bentaknya lagi pada perempuan yang berpakaian seragam milik mereka. Para staff perempuan itu hanya bisa menundukkan kepala mereka. Takut jika melihat wajah sangar Marvel sekarang, ditambah lagi dengan Marvel yang menyingsingka

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • Obsesi Liar CEO   Kamar Mandi Di Mana?

    "Gak usah Om. Bunda gak pake kayak begituan.""Ih, kamu gimana, sih? Orang saya yang mau beli kok."Terpaksa Grace memilih bungkam karena Marvel yang keras kepala. Padahal hari ini Marvel telah mengeluarkan banyak uang dan lihat, banyak sekali paperbag yang ditenteng Marvel dan satu hanya ada pakaian milik Grace saja.Lalu mereka berdua berjalan menuju perlengkapan dapur. Marvel memilih sayuran segar, sementara Grace memilih buah-buahan sambil mendorong troli. Marvel juga memasukkan beberapa sereal Quaker Instant Oatmeal dengan berat 550 gram, beberapa tomat, 3 piring strawberry, anggur, jeruk kesukaan Marvel, dan juga daging 250 gram.Setelah selesai berbelanja, Marvel dan Grace kembali masuk ke dalam mobil setelah membayar barang mereka. Sampai di villa milik Marvel, Grace sangat terpukau akan keindahannya. Villa Marvel berlantai dua seperti modern house dan sangat luas halamannya. Terdapat kolam berenang juga di sana, tempat duduk santai dan tempat berjemur. Apalagi ketika melihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status