Marvel mengembuskan napasnya secara perlahan, lalu ia beranjak dari ranjang. Marvel berjalan menuju toilet untuk membersihkan diri. Sampai di rumah, sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Selesai mandi, Marvel duduk di tepi ranjang dengan keadaan setengah telanjang. Tubuh bagian atasnya terekspos apalagi jika tetesan air di rambutnya itu berjatuhan di bahunya.Marvel menghidupkan ponselnya. Ia melihat kontak Grace yang terhubung langsung dengan aplikasi hijau.Marvel berselancar menuju aplikasi W******p itu, mencari kontak Grace yang ia beri nama Sweetie. Terlebih dahulu Marvel melihat status dari kontak Grace apakah sedang online atau offline.[Sayang.]Marvel mengirim pesan tersebut pada Grace lalu tanda centang abu-abu. Berarti Grace online. Ia menekan tombol kamera dan melakukan panggilan video.Tak berapa lama, Grace menerima panggilan video dari Marvel. Astaga, Grace yang melihat dada bidang Marvel itu langsung menjauhkan kamera ponselnya dari wajahnya. Ia sangat malu melihat keadaan Marvel seperti itu."Hei, kamu kenapa?" tanya Marvel sambil terkekeh melihat kelakuan Grace."Kamu ganti ponselnya yang baru. Kamu bisa masukkan kartu kamu di sana tanpa registrasi lagi, cepat!" perintah Marvel yang langsung dimatikan oleh Grace.Grace segera melakukan apa yang disuruh Marvel padanya. Dia mengambil kotak ponsel yang mahal itu. Dengan tangan bergemetar, Grace membuka casing ponsel itu, memasukkan kartunya lalu menutup casing itu. Ia menghidupkan ponsel itu dan benar, hanya saja jam ponsel itu belum disetel. Setelah Grace menyetel jam itu sesuai dengan jam dinding di kamarnya, barulah Grace kembali menghubungkan Marvel.Dengan cepat, Marvel meggeser ke atas tombol hijau di layar ponselnya dan melihat wajah cerah dan cantik Grace di sana.Lagi-lagi, Grace mengarahkan layar ponselnya ke arah lain sehingga Marvel tak melihat wajah Grace itu."Om, pake baju dulu," ujar Grace pelan. Marvel tersenyum. Ia berjalan menuju kursi di meja rias lalu menyandarkan ponselnya di kaca meja rias dan terlihat di sana kamar Marvel yang sangat mewah oleh Grace."Om di mana?" tanya Grace pada Marvel yang tengah menyisir rambutnya."Di kamar saya," jawab Marvel.Grace membulatkan matanya melihat tubuh Marvel yang sangat atletis. Dadanya yang bidang, bahu, otot lengan dan perutnya sangat kekar. Apalagi leher Marvel yang besar itu menambah kesan hot dan membuat jantungnya berdetak lima kali lebih cepat.Grace teringat ketika tadi siang saat Marvel membawanya ke kantor, mereka bercumbu mesra di atas sofa sana. Ia teringat ketika tubuh bisep milik Marvel itu menindih tubuh mungilnya. Grace menutup lehernya dengan selimut motif bunga mawar saat Marvel selesai mengenakan baju kaos oblongnya dan celana pendek di sana.Sementara Grace hanya diam. Marvel membawa ponselnya lalu ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, menatap Grace berbaring di ranjangnya dengan sprai berwarna maroon itu."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Marvel menatap wajah Grace di layar ponselnya. Grace menggelengkan kepalanya.Malam ini, Marvel sangat tampan dengan jambulnya yang ia kedepankan membentuk sebuah poni di keningnya. Marvel terlihat cute dan menggemaskan di mata Grace.Jika Marvel yang ia lihat saat pertama kali di bar, menjemputnya pergi ke sekolah Marvel memperlihatkan jidat mulusnya itu, tetapi sebagian dari rambutnya ia kedepankan dengan berantakan. Terlihat maskulin, sangar dan hot."Apa kamu lagi mikirin waktu kita ciuman itu, ya?" tebak Marvel membuat Grace membulatkan matanya. Pipinya memerah.Grace sempat membayangkan hal itu saat Marvel menyisir rambutnya, di saat Marvel memperlihatkan tubuhnya yang sangat kekar itu dan punggung Marvel yang terlihat menggiurkan di waktu Marvel membalikkan tubuhnya menuju lemari."Enggaklah, Om yang mesum," tukas Grace tak terima."Hahaha ... kebetulan saya kepengen lagi," rengek Marvel pada Grace."Jangan ngomong kayak gitu," sarkas Grace. Ia kepalang malu sekarang. Marvel sangat santai mengatakan hal itu membuat jantungnya berdisko dan ia sesak napas."Grace.""Ha?""Kamu gak pake baju, ya?" tanya Marvel."Pake," jawab Grace lalu membuka selimutnya memperlihatkan baju tidurnya dengan bahan katun itu berwarna coklat."Saya belum cium leher kamu tadi siang.""Om, saya matiin nih," ancam Grace.Marvel terkekeh memperlihatkan giginya yabg rapi. Grace memang susah digoda, tetapi jika mereka berdua Marvel jarang menggodanya dengan kata-kata. Ia lebih suka dengan sentuhan langsung."By the way, kamu jangan ganti parfum ya. Wangi kamu soft, saya suka dengan aroma tubuh kamu."Grace menelan salivanya ketika mendengar penuturan Marvel. Grace melipat bibirnya karena gugup. Jika saja Marvel berada di sampingnya, mungkin Grace akan pergi dari sini. Dia tak kuat dengan godaan Marvel sekarang."Grace, jangan digituin bibirnya. Itu milik saya, kamu jaga baik-baik."Lagi-lagi Marvel melontarkan kata-kata yang membuat hati dan wajahnya memanas."Kamu tahu, setiap saya cium bibir kamu. Saya merasa tak puas. Saya rasa, saya harus makan bibir kamu juga. Bibir kamu itu, rasanya manis. Saya sangat suka hal itu," timpal Marvel."Sekarang, siapa yang mesum?" tanya Grace pada Marvel."Cuman saya yang boleh mesum sama kamu, Grace. Pria lain jangan. Saya akan marah.""Emangnya Om siapa saya? Tadi juga ngaku-ngaku pacar saya. Tuh, Bunda sama Ayah saya malah nanyain tahu, gak.""Emang mereka tanyain apa?" tanya Marvel penasaran."Tahu ah!"Grace memasang wajahnya yang cemberut. Sementara Marvel tersenyum mendengar Grace tadi yang berbicara banyak. Marvel sangat rindu kehadiran Grace di sampingnya. Ia sangat ingin memeluk Grace malam ini dan malam-malam berikutnya."Ya udah, udah malam. Tidur ya. Besok saya jemput kamu, gak ada penolakan."Marvel langsung mematikan panggilan video mereka secara sepihak. Ia tak mau mendengar penolakan dari Grace-- Sugar babynya itu.Marvel tersenyum menatap langit-langit kamarnya. Ia sangat bahagia bisa melihat wajah Grace walaupun di layar ponselnya itu. Grace memang cantik jika dilihat dari mana pun.
Sementara Grace, ia tersenyum malu-malu sambil menggigit jari telunjuknya. Marvel juga berbicara apa adanya pada Grace, Marvel sangat ahli dalam melontarkan kata-kata andalan miliknya.***Pagi tiba, Marvel terlebih dahulu melakukan sit up dan push up di lantai kamarnya. Barulah ia membersihkan diri di kamar mandi elit miliknya sementara Grace kini tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk.Lalu Grace menghidupkan kipas anginnya untuk mengeringkan rambutnya lebih cepat. Karena sekarang sudah menunjukkan pukul 5.45 WIB.Grace bangun jam 4 pagi, ia terlebuh dahulu memasak bersama Rinrada, mencuci piring dan bajunya yang kotor lalu menjemurnya di tali jemuran yang terdapat di belakang rumahnya.Nah, pukul 5 pagi, barulah Grace membersihkan tubuhnya. Grace duduk di ranjang sempit miliknya yabg muat untuk satu orang itu seraya mencari daftar pelajaran hari ini yang akan ia bawa."Astaga, ada PR bahasa Inggris lagi."Saat Grace membuka lembaran buku tulisnya, terakhir ia mengecek apakah buku tulis itu ada yang terlipat dan ternyata itu adalah buku Bahasa Inggris. Grace sampai lupa untuk mengerjakan PR bahasa Inggrisnya. Salah satu mata pelajaran yang ia sukai.Setelah selesai, barulah Grace sarapan. Kali ini, mereka sarapan dengan mewah. Yaitu ayam goreng kesukaannya. Setelah Marvel pulang, Grace dan Bryan pergi ke pasar tradisional untuk memberi 2 ekor ayam potong sebagai lauk pauknya.Rinrada, Sansan dan Bryan cukup terkejut dengan gaji Grace yang sangat banyak itu. Rinrada sempat menerka apakah itu uang dari pacarnya, Marvel?Tetapi, Grace berbohong dengan mengatakan tidak. Fanyalah yang memberinya ketika Grace melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Grace. Sesuai dengan perkataan Fanya pada Rinrada.Rinrada begitu bahagia, ternyata Fanya orangnya bisa dipercaya dan buktinya uang itu adalah milik Grace.Tetapi, sebenarnya bukanlah seperti itu. Grace terpaksa berbohong lagi dan lagi untuk kebaikan dirinya dan keluarganya.***Pukul 6.30 WIB, Marvel telah sampai di depan rumah Grace dengan mobil sportnya. Setelannya hari ini adalah kemeja putih dengan jas hitam mengkilat berpadu dengan celana senada.Marvel terlihat lebih macho ketika gaya rambutnya itu memperlihatkan jidat paripurnanya dan ia juga mengenyampingkan rambut sebelah kanannya memperlihatkan potongan undercut di sana.Grace yang nendapat pesan dari Marvel bahwa ia sudah menunggu pintu rumahnya terbuka, dengan tergesa-gesa Grace berpamitan.Ceklek!Marvel menyimpan ponselnya di saku jas saat mendengar suara pintu itu dan terbukalah. Menampilkan Grace dengan seragam putih, jas dan rok hitam bergaris putih.Marvel tersenyum membalas senyuman Grace. Grace duduk di balai-balai rumahnya untuk memasang sepatu miliknya.Marvel berjalan menuju Grace lalu mengambil sepatu hitam mengkilat milik Grace. Marvel menolong Grace mengenakan kaos kakinya terlebih dahulu. Mendapat perlakuan seperti itu, Grace benar-benar jatuh hati pada Marvel. Apalagi penampilan Marvel yang sangat cool dan macho itu ditambah lagi aroma parfum milik Marvel menguar hingga ke indra penciumannya.Tangan Marvel sangat dingin saat dia menyentuh pergelangan kaki Grace yang mungil. Lalu setelah selesai, Marvel memasangkan sepatu ke kaki Grace dengan lembut. Grace hanya bisa menurut.Di sisi lain, Bryan tengah mengintip kemesraan adik perempuannya bersama pacarnya itu. Di mata Bryan, Marvel adalah orang baik, sopan dan lembut. Sementara Rinrada yang melihat Bryan putra sulungnya itu tengah mengintip di balik jendela juga ikutan untuk melihat.Rinrada langsung menutup mata Bryan seraya membisikkan bahwa mengintip seseorang yang tengah berpacaran itu berdosa. Ada-ada saja Rinrada.Setelah selesai, Marvel mendongakkan kepalanya menatap Grace yang terpaku akan perhatian kecilnya itu.Grace menatap ke arah lain ketika Marvel lagi-lagi melemparkan senyum andalannya. Hati Grace meronta-ronta ingin dipeluk Marvel, tetapi karena gengsi Grace hanya bisa memainkan jarinya diam tak berkutik.Marvel menggenggam jemari Grace, membawa tas ransel milik gadis itu di bahunya yang lebar lalu menarik gadis itu masuk ke dalam mobilnya.Diperjalanan, Grace sesekali mencuri pandang ke arah Marvel yang tengah fokus menyetir mobilnya. Marvel yang merasakan hal itu langsung menoleh ke samping, mendapati Grace yang tengah melirik dirinya, tetapi Grace lebih duku mengalihkan tatapannya ke arah samping mobil."Kamu kenapa sih, Sayang?" tanya Marvel.Mendengar kata sayang dari Marvel, Grace melipat bibirnya. Ia sangat gugup sekarang. Duh, Marvel. Kamu bisa membuat Grace mati mendadak tahu.Grace menggelengkan kepalanya sebagai jawaban seraya melipat bibirnya itu. Marvel yang tak tahan melihat tingkah Grace, ia melihat jalan raya yang lengang lalu dengan cepat mengecup bibir Grace dengan satu tangannya mengarahkan kepala Grace menghadap ke arahnya dan satu lagi menahan stir mobil agar tetap lurus.Hanya waktu 1 detik sudah cukup membuat Grace mati kutu. Sementara Marvel kembali pada kemudinya. Grace mengangkat satu tangannya, lalu jari telunjuk dan jari tengahnya memegang bibir yang baru saja dicium oleh Marvel beberapa detik lalu."Kemaren malam 'kan saya udah bilang sama kamu, jangan kamu lipat bibir kamu. Kamu yang kayak gitu udah buat saya gak tahan tahu, gak buat cium kamu," gerutu Marvel.'Gak tahan? Cium aku?' batin Grace.Otaknya mulai berpikir aneh, apalagi ketika Marvel secara mendadak mendekatkan wajah berserinya itu ke wajah Grace.Astaga, hati Grace sekarang sudah berbunga-bunga. Grace merasa melayang sekarang.***Mobil sport yang diduduki oleh Marvel dan Grace pun berhenti di depan gerbang sekolahan Grace. Marvel menoleh ke arah Grace yang menatapnya.Mata Marvel turun ke bawah, melihat bibir Grace yang tadi ia cium dengan kilat. Grace menutup bibirnya dengan kedua telapak tangan ketika padangan Marvel sayu ke arah bibirnya.Marvel menjulurkan kedua tangannya untuk mengancingkan jas sekolah yang dipakai Grace agar terlihat rapi dan tak memperlihatkan lekuk tubuh indah Grace karena kemeja putih itu ia masukkan ke dalam roknya.Marvel tersenyum sambil mengelus poni Grace yang di bawah alisnya. Sangat lucu dan menggemaskan."Nanti saya jemput kamu, kamu udah bawa uang jajan?"Grace menganggukkan kepalanya memperlihatkan 3 lembar uang merah yang ia bawa."Ponsel?""Ada di dalam tas.""Oke."Marvel menangkupkan rahang Grace dengan kedua tangannya lalu kembali mempertemukan birai mereka. Marvel sangat candu akan hal ini, apalagi rasanya berperisa strawberry. Grace paling handal dalam memilah lip balm yang ia pakai.Grace tersenyum singkat lalu ia keluar dari mobil sport Marvel. Grace berlari masuk ke dalam pekarangan kampusnya sementara Marvel menunggu Grace hilang dari pandangannya. Setelah Grace menghilang dari kerumunan mahasiswa, Marvel menghidupkan mesin mobilnya lalu menjalankan mobil sport itu menuju kantor.Sesampainya di parkiran, Marvel keluar dari mobilnya seraya menenteng jas hitam mengkilat di lengan kiri. Ia berjalan masuk ke dalam lobi kantor tanpa staff-nya ketahui bahwa mereka tengah menggosipi Marvel dan Grace."Siapa yang nyuruh kalian berkerumun seperti ini?!" bentak Marvel membuat mereka terkejut. Tetapi, beberapa orang memilih diam tak melanjutkan perkataan mereka saat Marvel masuk ke kantornya dengan mata terbelalak."Apa yang kalian bicarakan, ha?!" bentaknya lagi pada perempuan yang berpakaian seragam milik mereka. Para staff perempuan itu hanya bisa menundukkan kepala mereka. Takut jika melihat wajah sangar Marvel sekarang, ditambah lagi dengan Marvel yang menyingsingka
"Gak usah Om. Bunda gak pake kayak begituan.""Ih, kamu gimana, sih? Orang saya yang mau beli kok."Terpaksa Grace memilih bungkam karena Marvel yang keras kepala. Padahal hari ini Marvel telah mengeluarkan banyak uang dan lihat, banyak sekali paperbag yang ditenteng Marvel dan satu hanya ada pakaian milik Grace saja.Lalu mereka berdua berjalan menuju perlengkapan dapur. Marvel memilih sayuran segar, sementara Grace memilih buah-buahan sambil mendorong troli. Marvel juga memasukkan beberapa sereal Quaker Instant Oatmeal dengan berat 550 gram, beberapa tomat, 3 piring strawberry, anggur, jeruk kesukaan Marvel, dan juga daging 250 gram.Setelah selesai berbelanja, Marvel dan Grace kembali masuk ke dalam mobil setelah membayar barang mereka. Sampai di villa milik Marvel, Grace sangat terpukau akan keindahannya. Villa Marvel berlantai dua seperti modern house dan sangat luas halamannya. Terdapat kolam berenang juga di sana, tempat duduk santai dan tempat berjemur. Apalagi ketika melihat
10 menit kemudian, Marvel membuka pintu kamar mandi tersebut hingga membjat Grace tersentak kaget mendengarnya karena Grace sejak tadi memfokuskan pikirannya pada ponsel pintar itu.Marvel datang dengan keadaan tubuh bagian atas yang terekspose sementara tubuh bagian bawah ia tutupi dengan handuk putih batas pinggang ke lututnya.Bentuk tubuh Marvel itu body goals maka jika dilihat dari mana saja akan terlihat ototnya yang atletis membuat siapa saya yang sekarang berada di posisi Grace akan terpanah, payah menelan salivanya dan napasnya tercekat. Sungguh melihat Marvel itu membuatnya mati mendadak.Marvel mengambil kaos pendek lengannya, boxer dan celana pendeknya. Ia kembali masuk ke dalam kamar mandi, tapi sebelum itu Marvel mengedipkan sebelah matanya ke arah Grace yang sesari tadi menatap aktivitasnya.Grace yang mendapatkan kedipan Marvel segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Ke arah depan.Tak berapa lama, Marvel keluar membawa hair dryer. Ia berdiri depan tubuh Grace lalu m
Marvel kembali menghangatkan daging sapi itu ke microwave. Ia menunggu Grace sambil menonton televisi di ruang keluarga. Lima belas menit kemudian, Grace keluar dengan piyama baru berwarna orange. Marvel masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap hanya butuh waktu 10 menit Marvel kembali turun dengan gayanya yang cool dan maskulin. Setelan jas hari ini adalah jas dan kemeja berwarna putih, celana kantor berwarna hitam dengan dasi berwarna hitam.Marvek tersenyum melihat Grace menatapnya yang terpukau akan penampilan Marvel saat ini apa lagi beberapa helai rambutnya itu turun menambah kesan hottest."Yuk, kita sarapan."Grace berjalan mengikuti Marvel. Dari belakang, sudah terlihat gagahnya Marvel dengan punggungnya yang lebar, ditambah lagi rambutnya yang macho.Grace duduk di meja makan sementara Marvel mengambil dua piring daging yang telah ia masak dini hari tadi. Grace terperangah melihat sarapannya pagi ini. Sangat menggugah selera dan ini pertama kalinya Grace memakan daging sapi a
Grace menatap foto Marvel dengan senyuman. Xella dan Anggi. mereka main mata. Diam-diam, Xella menjepret Grace yang tengah menatap e arah layar pobselnya dengan pose candid. Sangat cantik."Ho ... senyam-senyum aja!" pekik Anggi."Hahahha ..." Xella tertawa memperlihatkan foto Grace yang tersenyum pada pemiliknya. Grace yang tak ingin Xella menyebar fotonya itu segera mungkin mengambil ponsel Xella dari tangannya, tetapi keberuntungan berpihak pada Xella pagi ini. Guru masuk saat akan terjadi keributan antara Grace dan Xella dan pada akhirnya Grace mengalah. Gadis itu mempoutkan bibirnya lucu, hingga Xella dan Anggi terkikik geli seraya meredam suara tertawa mereka drngan membekap mulutnya dengan telapak tangan.***Marvel yang sudah berjalan menuju lobi kantor dengan cepat ia menuju pintu lift karena 'adik' kecilnya itu tengah terbangun. Astaga, Marvel memukul kapalamya melihat hal itu."Ini kenapa pake acara bangun segala, sih? Cuman keingat paha Grace aja udah on aja nih, junior,"
Grace membiarkan pesan Marvel tanpa membalasnya lalu dia mencari jalan dari pelajaran Kalkulus malam ini. Grace tak mengerti dengan jalan penyelesaian dari dosen bidang studinya Pak Viriyakul.***Marvel berbaring di atas ranjang empuknya dengan sebuah laptop di atas pangkuannya. Malam ini, Marvel menyelesaikan sebuah tugas dari sekretarisnya untuk rapat hari esok karena sekretarisnya itu tengah kemalangan. Marvel tak bisa berbuat apa-apa selain mengerjakan. Jika tidak, rapat itu batal.Waktu adalah uang, itu prinsip Marvel.***Setelah selesai dengan tugas-tugas Grace. Ia meletakkan buku cetak Kalkulus, Bahasa Indonesiadan tata tulis karya ilmiah, dan Kewarganegaraannya itu di atas keranjang khusus untuk buku-bukunya.Grace lalu meletakkan piring bekas makanan yang diberikan Marvel untuknya itu ke baskom tempat piring kotor. Setelah mencuci wajah dan menggosok giginya, Grace mengirim pesan pada Marvel.20.34 WIBTo Sugar Daddy[Sudah, Om.]Marvel yang telah selesai mengerjakan tugasn
Marvel beristirahat 30 menit di kantornya lalu kembali ke parkiran untuk menjemput Grace.Grace yabg tengah membaca bukunya itu terkejut dengan getaran ponselnya dan menampilkan foto Marvel. Ya, Marvel tengah memanggilkan Grace ke panggilan video call di aplikasi hijau.Grace terkejut, Xella yang melihat guratan wajah kusut Grace tersenyum jahil. Ia menyandarkan ponselnya di buku milik Xella yang ia kumpulkan di atas meja belajar mereka lalu memberikan pada Grace headset bluetooth setelah terhubung dan menekan tombol hijau.Grace cukup terjeut dengan wajah Marvel yang tiba-tiba saja muncul dan Xella cekikan lalu kembali terdiam melanjutkan meringkas bukunya."Apa?" tanya Grace pelan. Marvel yang melihat Grace tengah berada di dalam kelasnya mengerutkan keningnya dan memasang wajah datar setelah ia mengetahui bahwa ini belum jam pulang kuliah."Lagi apa?" tanya Marvel menatap Grace.Grace memperlihatkan bukunya yang berisi tulisan dan pena di tangan kidalnya. Marvel manggut-manggut men
Marvel membalikkan tubuh mungil Grace lalu menatap gadis itu dengan napas terengah-engah dan mata yang terbuka. Jujur saja, Grace sudah menikmati sentuhan Marvel yang membuatnya mabuk kepayang dan takut jika Marvel akan berbuat diluar batas pada dirinya.Grace menatap dada bidang milik Marvel lalu ia menoleh ke arah lain. Malu jika ia harus berhadapan di depan Marvel dengan keadaan Marvel yang bertelanjang dada seperti ini. Melihat sikap dari Grace yang menoleh ke arah lain, Marvel seketika menatap tubuhnya. Oh, pantas saja singa kecilnya itu beralih tatapan dari dirinya.Marvel tersenyum jahil. Ia membungkukkan tubuhnya lalu mengangkat tubuh mungil Grace."Eh, Om!" pekik Grace."Turunin Om," pinta Grace seraya memukul bahunya.Marvel terkekeh melihat Grace yang ketakutan seperti itu."Sayang, gimana kalo kita mandi bersama?" usul Marvel sambil menaik turunkan alisnya. Mendengar usulan dari Marvel tersebut membuat Grace memberontak di gendongan Marvel bukan main. Ia menendang kakinya
"Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha
Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku
"Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.
Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun
Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.
Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan
la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.
"Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe
"Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg