Home / Romansa / Obsesi Cinta sang Mafia Kejam / Bab 2 - Rencana Balas Dendam

Share

Bab 2 - Rencana Balas Dendam

Author: Te_Ayu
last update Huling Na-update: 2024-12-19 01:13:09

William tersenyum tipis.

"Itulah jawaban yang ingin kudengar. Tapi kau harus mengerti, ini bukan sekadar balas dendam. Ini lebih besar dari itu, Deana. Kau akan masuk ke dalam dunia yang penuh bahaya. Sekali melangkah, kau tidak bisa kembali."

Deana berjalan mendekat, duduk di hadapan William.

"Aku tidak peduli. Bastian telah menghancurkan hidupku, dan aku tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja."

William menghela napas, lalu meraih sebuah amplop cokelat dari dalam jasnya. Ia meletakkannya di atas meja.

"Ini adalah semua informasi tentang Bastian. Pergerakannya, kebiasaannya, dan—yang paling penting—kelemahannya. Aku membutuhkan seseorang yang bisa masuk ke lingkarannya, seseorang yang cukup menarik perhatian untuk berada di dekatnya. Kau adalah kandidat yang sempurna."

Deana mengambil amplop itu dan membukanya. Foto-foto Bastian dengan berbagai wanita, transaksi bisnis ilegal, serta lokasi-lokasi tempat ia sering berkunjung. Mata Deana menelusuri setiap lembaran dengan seksama.

"Apa kau benar-benar yakin aku bisa melakukannya?" tanya Deana, sedikit keraguan muncul di benaknya.

"Bastian bukan pria biasa," kata William, bersandar ke belakang. "Dia memiliki kelemahan. Seperti pria lainnya, dia memiliki keinginan. Dan kau, Deana... kau bisa menjadi keinginan itu."

Deana mengepalkan jemarinya. Ia telah kehilangan segalanya, dan kini, ia akan membuat Bastian merasakan apa yang dirasakannya. Ia tidak akan lagi menjadi korban. Tidak akan lagi menangis dalam kesakitan. Jika ia harus menjual jiwanya kepada kegelapan demi menghancurkan pria yang telah merenggut kebahagiaannya, maka ia akan melakukannya.

"Apa langkah pertamaku?" tanyanya dengan suara mantap.

William tersenyum lebar, puas dengan keputusan Deana.

"Kau akan menjadi Lady Dee."

Dan di malam yang sunyi itu, lahirlah sebuah pesona baru—Lady Dee, seorang wanita yang akan memasuki kehidupan Bastian Alexanders dengan satu tujuan: menghancurkannya dari dalam.

***

Langit malam di kota itu tampak pekat, seperti menyatu dengan keheningan mematikan yang menyelimuti bangunan besar di tepi pelabuhan.

Suara ombak yang menghantam dermaga sesekali terdengar, menciptakan irama yang mengiringi sebuah pesta rahasia.

Di dalam bangunan mewah itu, pesta tersebut sedang berlangsung—pesta yang hanya dihadiri oleh orang-orang terpilih, para penguasa dunia gelap yang mengendalikan arus uang dan kekuasaan di kota ini.

Di tengah-tengah pesta, pria berjas hitam dengan sikap dingin mengamati kerumunan. Bastian Alexanders.

Semua mata tertuju padanya. Bukan karena pesona atau kekayaannya, melainkan karena ketakutan yang terpancar dari setiap inci tubuhnya.

Dia berdiri seperti bayangan kematian, tak seorang pun berani mendekat tanpa undangan. Di sudut ruangan, seorang pria yang tampak ketakutan berlutut di depan Bastian.

Tangannya gemetar, wajahnya penuh peluh, dan matanya memohon belas kasihan.

"J-jangan, Bastian… Aku berjanji akan membayar… Beri aku sedikit waktu lagi…"

Bastian menatap pria itu tanpa ekspresi, bibirnya bergerak sedikit seolah meresapi kata-kata pria itu.

"Waktu?" Suara Bastian rendah, tajam seperti sembilu. "Kamu sudah melewati batas waktu yang kuberikan."

Pria itu semakin putus asa.

"Aku hanya butuh satu minggu lagi! Tolong… keluargaku…"

Tanpa peringatan, Bastian menoleh kepada salah satu anak buahnya yang berdiri di dekatnya.

"Selesaikan," katanya dingin, tanpa mengangkat suara sedikit pun.

Pria yang ketakutan itu berteriak, tetapi sebelum dia sempat melarikan diri, suara peluru yang melesat dengan cepat mengakhiri segalanya.

Tubuh pria itu terhuyung dan jatuh ke lantai, darah mengalir membentuk genangan di bawahnya.

Ruangan seketika sunyi. Semua orang menahan napas, tak ada yang berani bergerak.

Bastian melangkah melewati tubuh tak bernyawa itu seolah tak ada yang terjadi, menuju sofa yang mewah di sudut ruangan.

Tanpa mempedulikan kekacauan yang dia tinggalkan, dia duduk dengan tenang dan memanggil pelayannya untuk menuangkan minuman.

Bastian Alexanders bukan hanya seorang penguasa, dia adalah simbol ketakutan dan kegelapan.

*

Sementara itu, di sebuah ruangan gelap di bagian lain kota, Deana Sazmeen memandangi dirinya di cermin, mencoba mengenali sosok yang akan dia perankan malam itu.  

"Lady Dee," dia berbisik kepada bayangannya sendiri.

Wajahnya berubah kaku, bukan lagi gadis lugu yang pernah kehilangan segalanya.

Ia adalah seorang wanita baru yang akan memasuki sarang serigala.

William, sang detektif yang telah bekerja dengannya selama beberapa bulan terakhir, berdiri di belakangnya, memperhatikan dengan cermat setiap gerakannya.

“Kamu siap?” tanyanya, suaranya tenang namun tegas.

Deana menarik napas dalam, lalu memalingkan pandangannya ke arah William.

“Aku sudah lama siap untuk ini. Bastian harus membayar atas apa yang dia lakukan.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 3 - Permainan Dimulai

    William mengangguk.“Kita hanya punya satu kesempatan. Setelah kamu berada di dalam, tak akan ada jalan keluar yang mudah. Bastian adalah tipe pria yang mengendus kelemahan dari jarak jauh. Kamu harus bermain sempurna.”Deana tahu betul risiko yang dia ambil. Dunia Bastian adalah labirin penuh jebakan, dengan kejamnya para pembunuh dan pengkhianat berkeliaran di sekelilingnya.Namun, di sisi lain dari labirin itu ada jawaban atas kematian tunangannya, dan dia tidak akan mundur sebelum menghancurkan Bastian dari dalam.William telah memberinya semua informasi yang dia butuhkan, dan sekarang giliran dia untuk bertindak.William melangkah maju, memberikan sebuah alat pelacak kecil yang akan disematkan di dalam gaun mewahnya.“Ini satu-satunya cara aku bisa tetap memantau kamu dari jauh. Ingat, tidak ada emosi. Di depan Bastian, kamu hanya Lady Dee. Wanita yang menggoda, tak kenal takut, dan profesional.”Deana tersenyum tipis, senyum yang dingin dan penuh dendam.“Aku akan memainkan pera

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 4 - Strategi yang Hati-Hati

    Deana memutuskan untuk tidak terburu-buru.Dia berjalan ke arah bar, duduk di kursi tinggi, dan memesan minuman dengan nada santai.Matanya menyapu ruangan, mengamati siapa saja yang mungkin menjadi kawan atau lawan.Namun di balik ekspresi tenangnya, hatinya berdegup cepat.Dia tahu setiap langkah yang diambil di sini penuh risiko. Satu kesalahan kecil, dan hidupnya bisa berakhir malam ini juga.“Minuman yang menarik untuk wanita sepertimu,” sebuah suara rendah dan dalam tiba-tiba terdengar di sebelahnya.Deana menoleh, menemukan Bastian telah berdiri di sana. Tak ada yang mendengar langkahnya, dia bergerak seolah udara sendiri tidak menyadari kehadirannya. Dingin, namun penuh kendali.Deana menyeringai tipis, memainkan gelas anggurnya dengan jari-jari lentiknya."Aku selalu memilih sesuatu yang kuat," jawabnya dengan nada yang menantang, namun tetap terjaga.Bastian menyipitkan matanya, jelas tertarik dengan jawaban Deana."Kuat, tapi berbahaya. Kombinasi yang jarang ditemui."Deana

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 5 - Rahasia yang Tersembunyi

    Deana bisa merasakan pandangan tajam Raya sejak dia pertama kali memasuki ruangan, namun dia tidak menanggapi secara langsung.Di dunia ini, menunjukkan kelemahan sama saja dengan mengundang kematian.Deana menegakkan tubuhnya, memperlihatkan bahwa dia tidak gentar.Waktu terus berlalu, dan akhirnya Bastian melangkah mendekati Deana lagi.Kali ini, tanpa kata-kata basa-basi, dia mengulurkan tangannya."Mari menari," ucapnya dengan suara yang lembut namun memaksa.Deana menelan ludah sejenak sebelum menerima uluran tangan itu.Jantungnya berdebar kencang saat mereka melangkah ke tengah lantai dansa yang sekarang sudah sepi, hanya menyisakan mereka berdua.Saat tangan Bastian melingkar di pinggangnya, Deana merasa seperti seekor mangsa yang berada di hadapan pemangsa.Setiap langkah dansa yang mereka lakukan seolah menjadi bagian dari permainan yang lebih besar—sebuah permainan hidup dan mati.Bastian menatapnya dalam-dalam.“Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan, Lady Dee?” tanyanya,

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 6 - Raya, Sang Ratu Iblis

    Suasana pesta kembali tenang, namun badai yang tersembunyi mulai terasa di dalam dada Deana.Di balik wajahnya yang tegar, kegelisahan menyelimuti pikirannya. Dia tahu bahwa setiap langkah yang diambilnya mulai memancing perhatian yang tidak diinginkan—bukan hanya dari Bastian, tapi juga dari Raya yang sudah mulai mencurigainya.Meski demikian, tekadnya semakin kuat. Rasa sakit hati karena kehilangan tunangannya belum terobati, dan hanya dengan menghancurkan Bastian, Deana bisa mendapatkan kembali kehidupannya.Deana menepi ke balkon, menghirup udara malam yang dingin.Dalam keheningan itu, William akhirnya menghubunginya lagi melalui earpiece."Kau harus lebih berhati-hati dengan Raya. Dia tidak akan tinggal diam," suaranya terdengar lebih waspada dari biasanya.“Aku tahu,” jawab Deana pelan, matanya masih memandangi kerlipan lampu kota yang terlihat dari balkon.“Dia tidak akan membiarkan siapa pun mendekati Bastian.”“Bukan hanya soal itu,” kata William, kali ini dengan nada yang l

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 7 - Ketika Batas Mulai Kabur

    Bastian akhirnya menoleh padanya, wajahnya tanpa ekspresi.“Kau cemas?” tanyanya dengan nada dingin, seolah menantang Raya untuk menjawab dengan jujur.Raya menundukkan kepalanya sedikit, menunjukkan sikap tunduk yang biasa dia lakukan saat berhadapan dengan Bastian.“Aku hanya ingin melindungimu,” jawabnya dengan manis. “Siapa pun yang berani masuk ke lingkaranmu tanpa alasan yang jelas, adalah ancaman.”Bastian menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum tipis.“Kau benar,” ucapnya pelan. “Tapi jangan khawatir. Aku akan tahu siapa dia sebenarnya.”Deana kembali dari balkon, memasuki ruangan pesta dengan senyuman tipis di wajahnya.Dia tahu bahwa sorotan mata Bastian dan Raya terarah padanya.Permainan baru saja dimulai. Tapi meski langkahnya terlihat percaya diri, benaknya masih berusaha merancang langkah berikutnya.Dengan anggukan singkat ke arah para tamu, Deana berjalan menuju bar, tepat di mana Bastian berdiri.Di tengah keramaian, dia menghampiri bartender dan meminta

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 8 - Terperangkap dalam Jaringnya

    William tak menjawab lagi. Hanya ada suara napasnya yang terdengar, seolah dia juga merasakan beratnya keputusan yang Deana ambil.Deana tahu bahwa William menyimpan sesuatu, sesuatu yang belum diungkapkannya. Tapi saat ini, fokus Deana hanya pada satu hal: Bastian.Dengan satu napas panjang, Deana menatap kembali bayangan dirinya di cermin.Lady Dee mungkin hanya sebuah penyamaran, tetapi di baliknya, Deana tahu, dia sudah berubah.Ini bukan lagi soal siapa yang benar atau salah. Ini soal bertahan hidup dan memenangkan permainan yang berbahaya ini.Malam sudah larut ketika Deana meletakkan teleponnya dan kembali berdiri di depan cermin.Pikirannya masih dipenuhi oleh kata-kata William.Sejauh ini, semua berjalan sesuai rencana, tetapi ada bagian dari dirinya yang merasa khawatir.Bastian adalah seseorang yang tak mudah diprediksi.Dia bisa saja menjatuhkan siapa pun yang mendekatinya, dan Deana sadar bahwa ia kini berada di pusat perburuan paling berbahaya dalam hidupnya.Deana menye

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 9 - Malam yang Menguji

    "Kenapa kau tertarik dengan lingkaran ini? Lingkaran di mana semua orang ingin keluar, tapi tidak bisa."Deana berpikir sejenak. Dia harus berhati-hati dengan jawabannya."Karena aku bukan orang biasa. Dunia ini menawarkan sesuatu yang tak bisa diberikan oleh dunia luar. Kebebasan. Kontrol."Bastian mengangkat alis, seolah tertarik."Kebebasan, katamu?"Deana tersenyum tipis."Kebebasan untuk melakukan apa yang kita mau, tanpa batas. Di sini, kita adalah pemain. Dan aku ingin bermain di level tertinggi."Bastian terdiam, menatapnya dengan pandangan yang tajam.“Tapi permainan ini tidak untuk semua orang, Lady Dee. Jika kau ingin bermain, kau harus siap kehilangan segalanya.”Seketika, keheningan menyelimuti ruangan itu. Deana tahu bahwa di balik kata-kata itu, ada ancaman terselubung. Tapi dia tak gentar."Aku sudah kehilangan segalanya," jawabnya tegas, menatap Bastian tanpa gentar.Bastian tertawa kecil, namun tawanya dingin."Bagus. Maka kau mungkin akan bertahan di sini lebih lama

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 10 - Malam yang Mengubah Segalanya

    Deana mendekati salah satu peralatan di ruangan itu—sebuah meja panjang dengan tali pengikat di setiap sudutnya. Bastian menatap Deana, memberinya pilihan tanpa perlu mengatakan apapun. Apakah dia akan mengikuti permainan ini? Atau mundur?Meskipun merasakan ketegangan, ia melangkah maju. Baginya, ini bukan sekadar tentang menaklukkan Bastian secara fisik. Ini adalah permainan pikiran, permainan yang harus dia menangkan jika dia ingin bertahan dalam dunia pria ini. Dia menyingkirkan segala keraguannya dan melangkah ke meja itu.Dengan gerakan perlahan, Bastian membimbing Deana, mengikatkan tali di pergelangan tangannya, lalu di kakinya. Setiap gerakan penuh perhitungan, seakan dia tidak ingin terburu-buru, ingin menikmati setiap detik yang ada. Saat semua tali sudah terikat, Bastian melangkah mundur, memandangnya dengan penuh kekuasaan.Di sinilah peran Lady Dee yang sebenarnya diuji—di mana batas antara kendali dan ketundukan mulai kabur. Bastian akan menunjukkan sisi gelap dari diri

    Huling Na-update : 2025-03-19

Pinakabagong kabanata

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 16 - Itukah Raven?

    Pagi berikutnya, Deana bangun dengan tubuh yang terasa lebih berat dari biasanya. Namun, dia tidak punya banyak waktu untuk beristirahat. William telah mengatur pertemuan untuknya dengan seseorang yang bisa memberikan petunjuk tentang Raven.Deana memandang cermin di depannya. Lady Dee adalah identitas yang ia ciptakan, tapi kini terasa semakin menjeratnya ke dalam jaringan kebohongan dan bahaya. Satu kesalahan, dan segalanya akan runtuh.Setelah bersiap, dia meninggalkan apartemennya dan menuju sebuah kafe kecil di sudut kota, tempat yang ditentukan oleh William. Ketika dia tiba, seorang pria duduk di pojok, mengenakan topi rendah dan mantel panjang. Wajahnya hampir tidak terlihat.Deana melangkah mendekat dan duduk di depannya."Kau Deana?" tanya pria itu dengan suara rendah.Deana mengangguk, memasang wajah waspada."Kau punya informasi tentang Raven?"Pria itu mengangguk pelan."Raven adalah seseorang yang sangat dekat dengan Bastian, tapi dia tidak tahu bahwa Raven sudah lama bek

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 15 - Siapa yang Pantas Hidup dan Siapa yang Tidak

    Setelah malam penuh ketegangan di klub Bastian, Deana kembali ke apartemennya dengan perasaan bercampur aduk. Meski ia telah berhasil menjaga kedoknya, kata-kata Bastian terus terngiang di kepalanya.Deana tahu, di balik senyum dingin dan kata-kata yang diucapkan dengan tenang, Bastian sudah mulai menyusun rencana. Setiap gerakannya kini diawasi dengan seksama, dan Deana tak punya ruang sedikit pun untuk kesalahan.Begitu masuk ke apartemennya, ia langsung mengunci pintu dengan cepat, melepaskan sepatu hak tingginya, dan duduk di tepi ranjang. Tubuhnya terasa lelah, tapi otaknya terus berputar. Dia tahu, jalan yang dia tempuh sekarang penuh dengan jebakan. Bastian bukan tipe pria yang bisa dibodohi begitu saja.Suara dering ponselnya memecah keheningan malam. Deana meraih ponsel yang tergeletak di meja kecil di samping ranjang. Nama William muncul lagi di layar."Bagaimana hasilnya?" suara William terdengar lebih serius kali ini.Deana menghela napas sebelum menjawab."Bastian semakin

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 14 - Klaim Kepemilikan

    Bastian memicingkan mata, sorotnya menggelap seiring dengan senyum licik yang terbit di wajah Raya.“Siapa yang ingin bertemu dengannya?” suaranya terdengar malas, tapi ada ketegasan terselubung di dalamnya.Raya tersenyum manis, menikmati permainan ini.“Seseorang yang terpesona dengan pesona Lady Dee,” katanya dengan nada menggoda. “Kau tidak mungkin keberatan, kan, Bastian?”Deana bisa merasakan bagaimana genggaman di pinggangnya mengeras, seakan menandakan peringatan. Ada sesuatu di mata Bastian yang membuat bulu kuduknya meremang—bukan sekadar ketertarikan, tetapi juga klaim kepemilikan.“Sebenarnya, aku keberatan.”Bastian berbicara dengan santai, tapi ada ancaman samar dalam nada suaranya. Dia menatap Raya dengan tatapan yang membuat wanita itu mengangkat alis, seolah menantang.“Oh? Bukankah dia di sini untuk melayani siapa pun yang menginginkannya?”Raya menekankan kalimatnya, melempar senyum penuh arti pada Deana.Deana menahan napas. Jari-jari Bastian di pinggangnya perlaha

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 13 - Memuaskan Siapapun yang Menginginkannya

    Deana bangun lebih awal dari biasanya, meskipun malam sebelumnya ia hampir tak bisa tidur.Pikirannya terus terjaga dengan bayang-bayang Bastian yang tak henti-hentinya menghantui.Pria itu, dengan auranya yang begitu mendominasi dan kehadiran dingin yang mengancam, adalah definisi dari bahaya yang tersembunyi di balik kedok manusia.Deana tahu bahwa langkah kecil yang ia ambil malam sebelumnya telah mengarahkannya lebih dekat ke dalam dunia gelap yang penuh jebakan.Namun, semakin dalam dia melangkah, semakin dekat pula dia pada kesempatan untuk menjatuhkan musuh utamanya.Sementara itu, di sebuah gudang tua di pinggiran kota, Bastian duduk di kursi kayu yang sederhana namun memberikan kesan berwibawa.Di depannya, beberapa anak buahnya berdiri tegang, seolah menunggu instruksi dari pemimpin mereka.Bastian memandang mereka satu per satu, memastikan mereka tahu siapa yang mengendalikan setiap detik di ruangan itu."Apakah semua sudah disiapkan?" tanya Bastian dengan suara datar, tanp

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 12 - Permainan Berbahaya Dimulai

    "Aku tahu," jawab Deana, berusaha keras menenangkan pikirannya. "Tapi dia adalah seseorang yang bisa mencium kebohongan dari jauh. Jika aku tidak hati-hati, dia akan menghabisiku sebelum aku punya kesempatan untuk bergerak lebih jauh.""Tidak akan terjadi apa-apa selama kau tetap mengikuti rencana,"William mencoba meyakinkan. "Ingat, kita melakukannya bersama. Aku akan selalu berada di belakangmu, memantau setiap perkembangan."Deana menghela napas."Baiklah. Aku akan melakukan apa yang perlu."Setelah menutup telepon, Deana duduk dalam keheningan, menatap kosong ke arah kemudi. Dalam hati, ia tahu bahwa ia kini lebih dekat pada tujuannya. Namun, semakin dekat ia mendekati Bastian, semakin besar risikonya. Ini bukan hanya tentang balas dendam lagi—ini adalah pertempuran untuk bertahan hidup.Dan Lady Dee akan bermain sampai akhir, tak peduli berapa banyak bahaya yang menantinya di sepanjang jalan.Malam semakin larut, dan Deana memutuskan untuk kembali ke apartemen alih-alih ke kamar

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 11 - Untuk Balas Dendam

    Bastian menarik napas dalam, matanya kembali menatap lurus ke depan, seolah berpikir."Karena kau berbeda. Kau bukan hanya bagian dari permainan ini... kau mengerti lebih banyak daripada yang kau biarkan orang lain tahu."Deana terdiam. Kata-kata Bastian terkesan sederhana, tetapi maknanya dalam. Ada pengakuan di sana, bahwa Bastian melihat lebih dari sekadar Lady Dee, pelacur profesional yang menyamar untuk sebuah misi balas dendam. Di bawah permukaan, Bastian tampaknya telah menangkap sesuatu yang lebih dari itu—sesuatu yang mungkin bahkan Deana sendiri belum menyadari sepenuhnya."Kau juga berbeda," bisik Deana, suaranya nyaris tak terdengar. Bastian tersenyum tipis, tatapannya kembali melunak, namun tetap tidak terbaca.Malam itu, meskipun mereka terbaring bersama dalam keheningan, mereka tahu bahwa di antara mereka ada sesuatu yang lebih rumit dari sekadar fisik. Ada tarikan, sebuah hubungan yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata. Keduanya sama-sama terikat oleh permaina

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 10 - Malam yang Mengubah Segalanya

    Deana mendekati salah satu peralatan di ruangan itu—sebuah meja panjang dengan tali pengikat di setiap sudutnya. Bastian menatap Deana, memberinya pilihan tanpa perlu mengatakan apapun. Apakah dia akan mengikuti permainan ini? Atau mundur?Meskipun merasakan ketegangan, ia melangkah maju. Baginya, ini bukan sekadar tentang menaklukkan Bastian secara fisik. Ini adalah permainan pikiran, permainan yang harus dia menangkan jika dia ingin bertahan dalam dunia pria ini. Dia menyingkirkan segala keraguannya dan melangkah ke meja itu.Dengan gerakan perlahan, Bastian membimbing Deana, mengikatkan tali di pergelangan tangannya, lalu di kakinya. Setiap gerakan penuh perhitungan, seakan dia tidak ingin terburu-buru, ingin menikmati setiap detik yang ada. Saat semua tali sudah terikat, Bastian melangkah mundur, memandangnya dengan penuh kekuasaan.Di sinilah peran Lady Dee yang sebenarnya diuji—di mana batas antara kendali dan ketundukan mulai kabur. Bastian akan menunjukkan sisi gelap dari diri

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 9 - Malam yang Menguji

    "Kenapa kau tertarik dengan lingkaran ini? Lingkaran di mana semua orang ingin keluar, tapi tidak bisa."Deana berpikir sejenak. Dia harus berhati-hati dengan jawabannya."Karena aku bukan orang biasa. Dunia ini menawarkan sesuatu yang tak bisa diberikan oleh dunia luar. Kebebasan. Kontrol."Bastian mengangkat alis, seolah tertarik."Kebebasan, katamu?"Deana tersenyum tipis."Kebebasan untuk melakukan apa yang kita mau, tanpa batas. Di sini, kita adalah pemain. Dan aku ingin bermain di level tertinggi."Bastian terdiam, menatapnya dengan pandangan yang tajam.“Tapi permainan ini tidak untuk semua orang, Lady Dee. Jika kau ingin bermain, kau harus siap kehilangan segalanya.”Seketika, keheningan menyelimuti ruangan itu. Deana tahu bahwa di balik kata-kata itu, ada ancaman terselubung. Tapi dia tak gentar."Aku sudah kehilangan segalanya," jawabnya tegas, menatap Bastian tanpa gentar.Bastian tertawa kecil, namun tawanya dingin."Bagus. Maka kau mungkin akan bertahan di sini lebih lama

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 8 - Terperangkap dalam Jaringnya

    William tak menjawab lagi. Hanya ada suara napasnya yang terdengar, seolah dia juga merasakan beratnya keputusan yang Deana ambil.Deana tahu bahwa William menyimpan sesuatu, sesuatu yang belum diungkapkannya. Tapi saat ini, fokus Deana hanya pada satu hal: Bastian.Dengan satu napas panjang, Deana menatap kembali bayangan dirinya di cermin.Lady Dee mungkin hanya sebuah penyamaran, tetapi di baliknya, Deana tahu, dia sudah berubah.Ini bukan lagi soal siapa yang benar atau salah. Ini soal bertahan hidup dan memenangkan permainan yang berbahaya ini.Malam sudah larut ketika Deana meletakkan teleponnya dan kembali berdiri di depan cermin.Pikirannya masih dipenuhi oleh kata-kata William.Sejauh ini, semua berjalan sesuai rencana, tetapi ada bagian dari dirinya yang merasa khawatir.Bastian adalah seseorang yang tak mudah diprediksi.Dia bisa saja menjatuhkan siapa pun yang mendekatinya, dan Deana sadar bahwa ia kini berada di pusat perburuan paling berbahaya dalam hidupnya.Deana menye

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status