Home / Romansa / Obsesi Cinta sang Mafia Kejam / Bab 4 - Strategi yang Hati-Hati

Share

Bab 4 - Strategi yang Hati-Hati

Author: Te_Ayu
last update Huling Na-update: 2024-12-19 01:15:26

Deana memutuskan untuk tidak terburu-buru.

Dia berjalan ke arah bar, duduk di kursi tinggi, dan memesan minuman dengan nada santai.

Matanya menyapu ruangan, mengamati siapa saja yang mungkin menjadi kawan atau lawan.

Namun di balik ekspresi tenangnya, hatinya berdegup cepat.

Dia tahu setiap langkah yang diambil di sini penuh risiko. Satu kesalahan kecil, dan hidupnya bisa berakhir malam ini juga.

“Minuman yang menarik untuk wanita sepertimu,” sebuah suara rendah dan dalam tiba-tiba terdengar di sebelahnya.

Deana menoleh, menemukan Bastian telah berdiri di sana. Tak ada yang mendengar langkahnya, dia bergerak seolah udara sendiri tidak menyadari kehadirannya. Dingin, namun penuh kendali.

Deana menyeringai tipis, memainkan gelas anggurnya dengan jari-jari lentiknya.

"Aku selalu memilih sesuatu yang kuat," jawabnya dengan nada yang menantang, namun tetap terjaga.

Bastian menyipitkan matanya, jelas tertarik dengan jawaban Deana.

"Kuat, tapi berbahaya. Kombinasi yang jarang ditemui."

Deana memutar tubuhnya sedikit, menghadapkan dirinya ke Bastian.

“Terkadang, kita harus mengambil risiko untuk menikmati permainan, bukan?” Dia mengangkat gelasnya sedikit, memberikan tatapan penuh teka-teki kepada Bastian.

Bastian menatapnya beberapa detik lebih lama, lalu menyeringai kecil—sebuah pemandangan yang sangat langka.

“Lady Dee, bukan?”

Suaranya seakan menusuk ke dalam jiwa Deana.

Bastian telah mendengar tentang wanita itu dari reputasi yang telah William bangun untuknya.

Seorang pelacur elit yang hanya bermain di lingkaran orang-orang paling berkuasa, tetapi belum pernah bertemu sebelumnya.

Deana mengangguk ringan.

"Benar. Dan aku mendengar kamu adalah orang yang paling menguasai permainan di sini."

Bastian tertawa pendek, suara tawanya dingin seperti logam.

“Permainan ini bukan untuk mereka yang lemah hati. Tapi kamu tidak tampak seperti tipe yang mudah gentar.”

Deana menahan napas sejenak, merasakan kehadiran Bastian yang begitu mendominasi.

Namun, dia harus tetap tenang. Ini adalah kesempatan pertamanya untuk masuk ke dalam lingkaran Bastian, dan dia harus memanfaatkannya.

“Aku hanya percaya pada satu aturan: orang yang paling berani, dialah yang bertahan paling lama.”

Bastian mengangkat gelasnya, menatap Deana dengan minat yang mulai tumbuh.

“Kita lihat seberapa lama kamu bisa bertahan, Lady Dee.”

Mereka bersulang, dan saat gelas mereka bersentuhan, Deana merasakan kegetiran yang mengalir di sekujur tubuhnya.

Permainan sudah dimulai, dan ini adalah langkah pertamanya menuju Bastian.

Tapi di balik setiap senyuman yang dia lemparkan, ada rasa ketegangan yang tak terbendung.

Dia tahu, semakin dalam dia masuk ke dunia ini, semakin sulit untuk keluar.

Sementara itu, dari jarak jauh, William mengamati dengan cermat lewat kamera tersembunyi yang dia pasang.

Pikirannya dipenuhi rencana, tetapi ada sesuatu di balik matanya yang menyimpan rahasia kelam—rahasia yang belum siap dia ungkapkan pada Deana.

Pesta sudah semakin ramai saat malam beranjak, namun ketegangan di udara terasa makin tebal.

Orang-orang yang tertawa dan menari seakan lupa bahwa di balik kemewahan ini, ada kekuasaan yang selalu diawasi oleh mata-mata Bastian.

Deana tahu bahwa setiap gerakan kecil yang ia lakukan akan selalu berada di bawah pengawasan, termasuk oleh Raya, yang sejak awal tampak tidak menyukai kehadirannya.

Deana tetap menjaga sikap tenang dan bermain dalam peranannya sebagai Lady Dee, wanita yang tak tertaklukkan oleh siapa pun.

Bastian mungkin tertarik padanya, tetapi dia belum sepenuhnya mendapatkan kepercayaannya. Semua ini baru permulaan, dan Deana sadar bahwa jalan di depannya akan lebih sulit dari yang dibayangkannya.

William terus memantau dari kejauhan, sesekali memberikan instruksi melalui earpiece kecil yang tersembunyi di balik anting-anting Deana.

“Jangan terlalu cepat mendekat padanya,” kata William dengan nada tegas namun terukur. “Dia licik. Dia akan mengujimu lebih dulu.”

Deana menahan diri dari menggigit bibirnya karena kegelisahan yang menyeruak.

Dia tahu Bastian adalah orang yang berbahaya, tapi sekarang, saat berhadapan langsung dengan pria itu, semuanya terasa jauh lebih nyata.

Setiap kali mata mereka bertemu, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar ketertarikan; ada kecurigaan, dan juga permainan kekuasaan.

Bastian memerhatikan setiap gerak-geriknya, seakan sedang mengevaluasi apakah Deana akan menjadi ancaman atau sekadar pion kecil yang bisa dia kendalikan.

Raya, yang sejak awal pesta selalu berdiri dekat dengan Bastian, tampak tak bisa menyembunyikan rasa tidak suka pada Deana.

Wanita itu mengamati setiap gerakan Deana dengan tajam, seolah menunggu momen yang tepat untuk menyerangnya.

Meski penuh pesona dan menggoda, Raya adalah seseorang yang terbiasa memiliki kendali, dan kehadiran Deana adalah ancaman bagi dominasinya di sisi Bastian.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 5 - Rahasia yang Tersembunyi

    Deana bisa merasakan pandangan tajam Raya sejak dia pertama kali memasuki ruangan, namun dia tidak menanggapi secara langsung.Di dunia ini, menunjukkan kelemahan sama saja dengan mengundang kematian.Deana menegakkan tubuhnya, memperlihatkan bahwa dia tidak gentar.Waktu terus berlalu, dan akhirnya Bastian melangkah mendekati Deana lagi.Kali ini, tanpa kata-kata basa-basi, dia mengulurkan tangannya."Mari menari," ucapnya dengan suara yang lembut namun memaksa.Deana menelan ludah sejenak sebelum menerima uluran tangan itu.Jantungnya berdebar kencang saat mereka melangkah ke tengah lantai dansa yang sekarang sudah sepi, hanya menyisakan mereka berdua.Saat tangan Bastian melingkar di pinggangnya, Deana merasa seperti seekor mangsa yang berada di hadapan pemangsa.Setiap langkah dansa yang mereka lakukan seolah menjadi bagian dari permainan yang lebih besar—sebuah permainan hidup dan mati.Bastian menatapnya dalam-dalam.“Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan, Lady Dee?” tanyanya,

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 6 - Raya, Sang Ratu Iblis

    Suasana pesta kembali tenang, namun badai yang tersembunyi mulai terasa di dalam dada Deana.Di balik wajahnya yang tegar, kegelisahan menyelimuti pikirannya. Dia tahu bahwa setiap langkah yang diambilnya mulai memancing perhatian yang tidak diinginkan—bukan hanya dari Bastian, tapi juga dari Raya yang sudah mulai mencurigainya.Meski demikian, tekadnya semakin kuat. Rasa sakit hati karena kehilangan tunangannya belum terobati, dan hanya dengan menghancurkan Bastian, Deana bisa mendapatkan kembali kehidupannya.Deana menepi ke balkon, menghirup udara malam yang dingin.Dalam keheningan itu, William akhirnya menghubunginya lagi melalui earpiece."Kau harus lebih berhati-hati dengan Raya. Dia tidak akan tinggal diam," suaranya terdengar lebih waspada dari biasanya.“Aku tahu,” jawab Deana pelan, matanya masih memandangi kerlipan lampu kota yang terlihat dari balkon.“Dia tidak akan membiarkan siapa pun mendekati Bastian.”“Bukan hanya soal itu,” kata William, kali ini dengan nada yang l

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 7 - Ketika Batas Mulai Kabur

    Bastian akhirnya menoleh padanya, wajahnya tanpa ekspresi.“Kau cemas?” tanyanya dengan nada dingin, seolah menantang Raya untuk menjawab dengan jujur.Raya menundukkan kepalanya sedikit, menunjukkan sikap tunduk yang biasa dia lakukan saat berhadapan dengan Bastian.“Aku hanya ingin melindungimu,” jawabnya dengan manis. “Siapa pun yang berani masuk ke lingkaranmu tanpa alasan yang jelas, adalah ancaman.”Bastian menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum tipis.“Kau benar,” ucapnya pelan. “Tapi jangan khawatir. Aku akan tahu siapa dia sebenarnya.”Deana kembali dari balkon, memasuki ruangan pesta dengan senyuman tipis di wajahnya.Dia tahu bahwa sorotan mata Bastian dan Raya terarah padanya.Permainan baru saja dimulai. Tapi meski langkahnya terlihat percaya diri, benaknya masih berusaha merancang langkah berikutnya.Dengan anggukan singkat ke arah para tamu, Deana berjalan menuju bar, tepat di mana Bastian berdiri.Di tengah keramaian, dia menghampiri bartender dan meminta

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 8 - Terperangkap dalam Jaringnya

    William tak menjawab lagi. Hanya ada suara napasnya yang terdengar, seolah dia juga merasakan beratnya keputusan yang Deana ambil.Deana tahu bahwa William menyimpan sesuatu, sesuatu yang belum diungkapkannya. Tapi saat ini, fokus Deana hanya pada satu hal: Bastian.Dengan satu napas panjang, Deana menatap kembali bayangan dirinya di cermin.Lady Dee mungkin hanya sebuah penyamaran, tetapi di baliknya, Deana tahu, dia sudah berubah.Ini bukan lagi soal siapa yang benar atau salah. Ini soal bertahan hidup dan memenangkan permainan yang berbahaya ini.Malam sudah larut ketika Deana meletakkan teleponnya dan kembali berdiri di depan cermin.Pikirannya masih dipenuhi oleh kata-kata William.Sejauh ini, semua berjalan sesuai rencana, tetapi ada bagian dari dirinya yang merasa khawatir.Bastian adalah seseorang yang tak mudah diprediksi.Dia bisa saja menjatuhkan siapa pun yang mendekatinya, dan Deana sadar bahwa ia kini berada di pusat perburuan paling berbahaya dalam hidupnya.Deana menye

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 9 - Malam yang Menguji

    "Kenapa kau tertarik dengan lingkaran ini? Lingkaran di mana semua orang ingin keluar, tapi tidak bisa."Deana berpikir sejenak. Dia harus berhati-hati dengan jawabannya."Karena aku bukan orang biasa. Dunia ini menawarkan sesuatu yang tak bisa diberikan oleh dunia luar. Kebebasan. Kontrol."Bastian mengangkat alis, seolah tertarik."Kebebasan, katamu?"Deana tersenyum tipis."Kebebasan untuk melakukan apa yang kita mau, tanpa batas. Di sini, kita adalah pemain. Dan aku ingin bermain di level tertinggi."Bastian terdiam, menatapnya dengan pandangan yang tajam.“Tapi permainan ini tidak untuk semua orang, Lady Dee. Jika kau ingin bermain, kau harus siap kehilangan segalanya.”Seketika, keheningan menyelimuti ruangan itu. Deana tahu bahwa di balik kata-kata itu, ada ancaman terselubung. Tapi dia tak gentar."Aku sudah kehilangan segalanya," jawabnya tegas, menatap Bastian tanpa gentar.Bastian tertawa kecil, namun tawanya dingin."Bagus. Maka kau mungkin akan bertahan di sini lebih lama

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 10 - Malam yang Mengubah Segalanya

    Deana mendekati salah satu peralatan di ruangan itu—sebuah meja panjang dengan tali pengikat di setiap sudutnya. Bastian menatap Deana, memberinya pilihan tanpa perlu mengatakan apapun. Apakah dia akan mengikuti permainan ini? Atau mundur?Meskipun merasakan ketegangan, ia melangkah maju. Baginya, ini bukan sekadar tentang menaklukkan Bastian secara fisik. Ini adalah permainan pikiran, permainan yang harus dia menangkan jika dia ingin bertahan dalam dunia pria ini. Dia menyingkirkan segala keraguannya dan melangkah ke meja itu.Dengan gerakan perlahan, Bastian membimbing Deana, mengikatkan tali di pergelangan tangannya, lalu di kakinya. Setiap gerakan penuh perhitungan, seakan dia tidak ingin terburu-buru, ingin menikmati setiap detik yang ada. Saat semua tali sudah terikat, Bastian melangkah mundur, memandangnya dengan penuh kekuasaan.Di sinilah peran Lady Dee yang sebenarnya diuji—di mana batas antara kendali dan ketundukan mulai kabur. Bastian akan menunjukkan sisi gelap dari diri

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 11 - Untuk Balas Dendam

    Bastian menarik napas dalam, matanya kembali menatap lurus ke depan, seolah berpikir."Karena kau berbeda. Kau bukan hanya bagian dari permainan ini... kau mengerti lebih banyak daripada yang kau biarkan orang lain tahu."Deana terdiam. Kata-kata Bastian terkesan sederhana, tetapi maknanya dalam. Ada pengakuan di sana, bahwa Bastian melihat lebih dari sekadar Lady Dee, pelacur profesional yang menyamar untuk sebuah misi balas dendam. Di bawah permukaan, Bastian tampaknya telah menangkap sesuatu yang lebih dari itu—sesuatu yang mungkin bahkan Deana sendiri belum menyadari sepenuhnya."Kau juga berbeda," bisik Deana, suaranya nyaris tak terdengar. Bastian tersenyum tipis, tatapannya kembali melunak, namun tetap tidak terbaca.Malam itu, meskipun mereka terbaring bersama dalam keheningan, mereka tahu bahwa di antara mereka ada sesuatu yang lebih rumit dari sekadar fisik. Ada tarikan, sebuah hubungan yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata. Keduanya sama-sama terikat oleh permaina

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 12 - Permainan Berbahaya Dimulai

    "Aku tahu," jawab Deana, berusaha keras menenangkan pikirannya. "Tapi dia adalah seseorang yang bisa mencium kebohongan dari jauh. Jika aku tidak hati-hati, dia akan menghabisiku sebelum aku punya kesempatan untuk bergerak lebih jauh.""Tidak akan terjadi apa-apa selama kau tetap mengikuti rencana,"William mencoba meyakinkan. "Ingat, kita melakukannya bersama. Aku akan selalu berada di belakangmu, memantau setiap perkembangan."Deana menghela napas."Baiklah. Aku akan melakukan apa yang perlu."Setelah menutup telepon, Deana duduk dalam keheningan, menatap kosong ke arah kemudi. Dalam hati, ia tahu bahwa ia kini lebih dekat pada tujuannya. Namun, semakin dekat ia mendekati Bastian, semakin besar risikonya. Ini bukan hanya tentang balas dendam lagi—ini adalah pertempuran untuk bertahan hidup.Dan Lady Dee akan bermain sampai akhir, tak peduli berapa banyak bahaya yang menantinya di sepanjang jalan.Malam semakin larut, dan Deana memutuskan untuk kembali ke apartemen alih-alih ke kamar

    Huling Na-update : 2025-03-19

Pinakabagong kabanata

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 36 - Keluar Dari Bayangan

    Nama itu muncul di antara bisikan-bisikan samar dari beberapa orang dalam lingkaran Bastian. Dia bukan orang yang sering muncul di permukaan, tetapi kehadirannya terasa kuat. Beberapa kali Deana menangkap percakapan yang menyebutnya sebagai "bayangan di balik layar," seorang pria yang memiliki pengaruh besar, meski jarang terlihat. Hingga kini, Deana belum pernah bertemu langsung dengannya, namun firasatnya mengatakan bahwa dia adalah kunci untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang Bastian.Malam itu, Deana sedang memutar-mutar gelas anggur di tangannya, mencoba merenungkan langkah selanjutnya. Pikirannya terus memikirkan cara untuk lebih mendekati pusat kekuasaan, ketika tiba-tiba ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk.Pesan itu singkat, namun jelas."Aku ingin bertemu denganmu. Malam ini, jam 9. Di ruang rahasia di lantai bawah. —Raven."Deana menatap pesan itu dengan kerutan di dahinya. Jantungnya berdegup lebih cepat. Raven. Akhirnya, pria itu memutuskan untuk keluar d

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 35 - Terbiasa Mengendalikan Segalanya

    Di sisi lain penthouse, Bastian duduk di ruang kerjanya, masih memandangi kota dari jendela besar di hadapannya. Dalam keheningan malam, pikirannya kembali pada Deana. Wanita itu mengganggu pikirannya lebih dari yang dia sadari. Sejak pertama kali bertemu, ada sesuatu tentang dirinya yang menarik, sesuatu yang tidak pernah Bastian temui sebelumnya. Tidak hanya kecantikan atau sikap percaya diri Deana, tetapi kedalaman dalam tatapannya yang membuat Bastian merasa penasaran.Selama bertahun-tahun, dia sudah terbiasa melihat orang-orang tunduk di hadapannya, baik karena ketakutan atau keinginan untuk memanfaatkannya. Tetapi Deana berbeda. Ada keberanian di dalam dirinya, seolah-olah dia tidak takut pada apapun, bahkan pada Bastian sendiri.Bastian menyesap anggur terakhir dari gelasnya, merenung. Ini bukan pertama kalinya dia tertarik pada seorang wanita, tetapi perasaan ini... terasa lebih berbahaya. Perasaan ini membuatnya lengah, dan kelemahan bukanlah sesuatu yang bisa dia terima dal

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 34 - Malam yang Panjang

    Deana tersenyum samar, tetapi dia bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam cara Bastian menatapnya malam ini. Ada sesuatu yang lebih lembut, meski tidak sepenuhnya menghapus aura berbahaya yang selalu melekat padanya."Aku tahu betapa beratnya dunia yang kau jalani," balas Deana dengan hati-hati. "Tapi bahkan di dalam dunia sepertimu, pasti ada sesuatu yang lebih dari sekadar bisnis dan kekuasaan."Bastian tertawa kecil, tetapi kali ini tawa itu bukan untuk menyindir, melainkan karena dia merasakan sentuhan kejujuran dari kata-kata Deana. Dia mengangkat gelas anggurnya dan menyesapnya perlahan sebelum menatap Deana lagi."Apakah kau selalu berpikir seperti itu? Bahwa ada lebih dari sekadar uang dan kekuasaan?" tanya Bastian dengan nada yang lebih lembut, seperti mencoba menggali pemikiran Deana.Deana mengangkat bahu. "Mungkin. Atau mungkin aku hanya ingin percaya bahwa ada sesuatu yang lebih baik di balik semua ini."Untuk sesaat, Bastian tidak menjawab. Dia hanya memandan

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 33 - Tidak Memberi Ruang Untuk Beristirahat

    Deana menyembunyikan keterkejutannya. Pertemuan bisnis? Jika ini adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan jaringan kriminal Bastian, maka ini peluang emas yang tidak bisa ia lewatkan."Tentu saja," jawab Deana dengan tenang. "Aku akan senang sekali mempelajari caramu mengelola bisnis."Senyum kecil kembali menghiasi wajah Bastian. "Bagus. Kita akan mulai dalam satu jam. Pastikan kau siap."Deana mengangguk. Ketegangan dalam dirinya semakin meningkat, tapi dia tahu ini adalah saat yang tepat untuk masuk lebih dalam ke dunia Bastian. Apa pun risikonya, dia harus mengambil kesempatan ini.Satu jam kemudian, Deana mendapati dirinya di sebuah ruangan eksklusif yang penuh dengan suasana serius. Di meja besar di tengah ruangan, beberapa pria dengan wajah keras duduk bersama Bastian, membahas hal-hal yang berkaitan dengan bisnis mereka—bisnis ilegal yang mencakup perdagangan manusia, senjata, dan narkoba.Deana duduk diam di samping Bastian, mendengarkan

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 32 - Siapa yang Tidak Memiliki Rahasia

    “Aku sadar,” jawab Deana pelan namun tegas. “Tapi ini satu-satunya cara. Jika kita ingin menghancurkannya, kita harus berada di dalam lingkarannya.”William terdiam, lalu akhirnya berkata, “Hati-hati, Deana. Jangan sampai kau kehilangan dirimu sendiri dalam permainan ini.”Deana hanya tersenyum tipis. Permainan ini sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sejak kehilangan tunangannya, sejak melihat kematian dan kehancuran di tangan Bastian, Deana telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan berhenti sampai keadilan tercapai—meski harus berhadapan dengan bahaya yang tidak terukur.*Malam harinya, Deana kembali ke penthouse mewah yang sering digunakan Bastian untuk mengadakan pesta-pesta eksklusif. Dia kembali mengenakan topengnya sebagai Lady Dee—sosok yang misterius dan tak tersentuh, namun memikat perhatian setiap pria yang hadir.Malam itu, suasana di penthouse Bastian semakin memanas. Para tamu dengan pakaian glamor berkumpul, menikmati

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 31 - Memulai Kembali

    William berdiri, menatap Deana dengan ekspresi prihatin. "Aku akan mengurus sisanya. Kau fokus saja pada peranmu. Ingat, Deana, kau tidak sendiri. Kita ada di sini untuk membantumu."Deana hanya bisa tersenyum tipis. Meski dia menghargai dukungan William, dia tahu bahwa pada akhirnya, ini adalah pertempuran pribadinya. Sebuah pertempuran yang sudah dimulai sejak Bastian mengambil segalanya darinya.Ketika William akhirnya pergi, Deana duduk di balkon, membiarkan angin malam yang sejuk membelai wajahnya. Pikiran tentang Lydia berputar di kepalanya. Siapakah wanita itu? Apakah dia benar-benar kunci untuk menghancurkan Bastian? Atau ini hanya jalan buntu lainnya?Satu hal yang Deana yakini: dia tidak akan menyerah. Bastian harus membayar untuk semua kejahatannya, dan jika menemukan Lydia adalah satu-satunya cara, maka itulah yang akan dia lakukan.Jauh di suatu tempat, Bastian mungkin sedang merencanakan langkah berikutnya. Tapi Deana tidak akan lagi menjadi

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 30 - Menantang Maut

    Deana duduk di sofa apartemennya dengan perasaan bercampur aduk. Malam itu meninggalkan luka yang tak terlihat di dalam dirinya. Bastian jelas menyadari bahwa dia bukanlah sekadar pelacur biasa seperti yang selama ini dia tampilkan. Deana sadar, permainan ini semakin berbahaya. Satu kesalahan kecil saja, dan dia bisa kehilangan segalanya—termasuk nyawanya.Suara ketukan di pintu menyadarkannya dari lamunan. Dia tidak mengharapkan tamu malam itu, dan rasa was-was langsung menyeruak dalam dirinya. Siapa pun yang datang, dia harus siap. Dengan langkah perlahan, Deana mendekati pintu, merasakan denyut jantungnya semakin cepat.“Siapa?” tanyanya, suaranya bergetar sedikit.“Ini aku, William.”Deana menghela napas lega, kemudian membuka pintu. William berdiri di ambang pintu dengan ekspresi serius. "Aku harus memastikan kau baik-baik saja," katanya sambil melangkah masuk."Aku baik-baik saja," jawab Deana, meskipun tidak sep

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 29 - Malam yang Menegangkan

    “Lepaskan dia, Bastian,” ulang William, suaranya dingin namun penuh ancaman. Dia tahu bahwa sedikit saja langkah keliru, Deana bisa berada dalam bahaya yang jauh lebih besar. Namun, Bastian hanya tersenyum, menatap William dengan kebencian yang tertahan.“Kau terlalu percaya diri, William,” balas Bastian, suaranya merendah, tapi penuh kekejaman. “Kau pikir dengan berdiri di sini, kau bisa menyelamatkan Deana? Jangan lupa siapa aku.”Deana merasakan tangan Bastian semakin mengencang di pergelangannya, membuatnya meringis kesakitan. Dia tahu dia harus bertindak cepat, tapi dalam posisinya sekarang, dia tidak punya banyak pilihan. Melirik ke arah William, matanya mencoba berkomunikasi tanpa suara, berharap dia memiliki rencana untuk keluar dari situasi ini.“Kau mungkin bisa menghentikanku hari ini, William,” lanjut Bastian, “tapi ingat satu hal: jika aku jatuh, aku akan membawa semuanya bersamaku, termasuk wanita kecil yang kau coba lindungi ini.”Raya, yang sedari tadi berdiri di belak

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 28 - Menunjukkan Wajah Asli

    Deana menelan ludah. Pikirannya berpacu mencari jalan keluar. Jika Raya sudah mengetahui rencana mereka, ini bukan hanya masalah misi yang gagal—ini bisa mengancam nyawanya. “Kau tidak mengerti, Raya. Ini bukan hanya tentang aku dan Bastian. Dia berbahaya, bahkan untukmu.”Raya tertawa sinis, seolah kata-kata Deana hanyalah lelucon baginya. "Berbahaya? Tentu saja dia berbahaya. Tapi itulah yang membuatku jatuh cinta padanya." Dia menatap Deana penuh kesombongan. "Dan aku tidak akan membiarkan wanita manapun merebutnya dariku. Tidak kau, dan tidak siapapun."Deana menarik napas dalam-dalam, mencoba tetap tenang meskipun darah di nadinya terasa membeku. “Ini bukan tentang cinta, Raya. Kau tahu Bastian. Dia memanipulasi, menghancurkan hidup orang. Bahkan hidupmu.”“Dan kau pikir kau lebih baik dariku?” Raya membalas, suaranya semakin tajam. “Kau juga hanya bagian dari permainannya, Deana. Seperti boneka yang akan dia buang setelah bosan.”Seketika, Deana merasakan amarah bangkit di dadan

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status