Share

4. Tidak Masuk Akal

Author: hi.shenaaa
last update Last Updated: 2024-06-07 12:36:31

“Aku bisa menjelaskan semuanya--”

“Saya tidak butuh penjelasan karena saya melihatnya langsung. Jadi, hal tersebut sama sekali tidak menjadi masalah. Kakak tenang saja,” ucap Devanda langsung.

Entah mengapa ini membuat Andriyan semakin kesal pada Devanda.

“Itu saja?”

“Iya--”

“KENAPA?!” Emosi Andriyan berhasil tersulut. “Kenapa tidak menjadi masalah? Kenapa aku harus tenang? Marahlah! Marahlah seperti yang seharusnya, kamu layak akan hal itu. Marahlah sepuasmu!”

Ekspresi Devanda tidak berubah sedikit pun. Semuanya masih sangat datar dan stabil. Tidak ada yang berubah walau nada bicara Andriyan meninggi padanya. “Kakak, saya sama sekali tidak marah.”

Tiba-tiba raut Andriyan berubah. Dia menepuk tangannya satu kali lalu berseru, “Ah, ya! Ini dia! Kamu marah!”

“Seperti yang sudah saya katakan, saya tidak marah, Kak.”

Andriyan menggeleng dengan mantap. “Nggak! Kamu marah, buktinya kamu nggak mau menemuiku selama 15 hari ini!”

“Itu karena saya sakit dan saya tidak ingin Kakak tertular penyakit saya. Saya orang yang tidak suka dikunjungi saat sakit.” Helaan napas berat terdengar dari Devanda. “Kakak, percakapan seperti ini benar-benar membuat saya lelah. Kita biasanya kan tidak pernah membahas hal seperti ini. Toh, perempuan yang menempel di sekitarmu bukan cuma satu atau dua orang saja.”

Kalimat terakhir dari perkataan Devanda membuat Andriyan tercengang. Jadi selama ini … perempuan itu juga tahu tentang permainan gila yang dilakukan Andriyan bersama perempuan-perempuan di luar sana?

“Kakak pikir, saya tidak tahu dengan semua itu, ya?”

Andriyan masih tidak habis pikir. “Walau tahu semua itu, kamu nggak marah? Kamu masih diam saja?”

Devanda menggeleng. “Nggak ada alasan untuk saya marah. Keputusan untuk mengencani siapa pun yang Kakak mau itu ada di tangan Kakak. Itu hak Kakak.”

Andriyan mengusap kasar wajahnya. Entah bagaimana pola pikir Devanda sampai mengeluarkan semua kata-kata itu. “Tapi aku kan tunanganmu dan kita akan segera menikah!”

“Walau begitu, sekarang kan Kakak masih memiliki kebebasan. Kakak belum terikat dengan saya. Jadi untuk seterusnya, lakukan saja apa pun yang Kakak mau. Terserah.”

Wajah Andriyan memerah. Ada amarah, malu, rasa bersalah, gengsi, dan perasaan tidak terima yang bercampur menjadi satu. Selama delapan tahun menjadi tunangan Devanda, tak pernah sekali pun percakapan mereka berakhir damai. Andriyan tidak mengerti mengapa Devanda tidak pernah sejalan dengannya. Sebenarnya apa keinginan asli Devanda mengenai pernikahan ini? Kalau Andriyan hanya akan diperlakukan begini, bagaimana setelah menikah nanti?

“Konyol sekali--”

“Benar,” pungkas Devanda yang tatapannya tiba-tiba kian menajam, ini pertama kalinya perempuan itu menunjukkan perubahan emosi. “Ini semua memang konyol. Selama ini apa kamu pikir aku bersikap begini karena aku sangat baik dan suci? Kalau itu yang ada di kepalamu, kamu salah besar.”

Devanda menegakkan tubuhnya dan menatap lurus Andriyan yang masih duduk di sofa. “Andriyan Prakarsastra, sebenarnya aku sama sekali tidak peduli denganmu. Apa sekarang kamu paham?”

Di usianya yang ke-27 juga, Andriyan menerima fakta dari Devanda bahwa selama ini perempuan itu sama sekali tidak peduli padanya. Lantas … apa artinya? Apa Andriyan hanya mainan atau alat yang dia gunakan untuk mencapai tujuannya?

Delapan tahun yang lalu ….

“Jadi, kamu ingin menikah denganku?”

Devanda memandang Andriyan baik-baik, lalu mengangguk. Andriyan masih tidak mengerti apa alasannya. Sebab biasanya seorang pria lah yang harus melamar. Jadi kejadian ini sedikit mengejutkan dirinya karena dilamar lebih dulu oleh perempuan. “Tapi kenapa?”

“Karena ….” Devanda melirik ke arah lain. Tatapannya seolah dia memiliki insting untuk harus segera menyingkir dari tempat itu sesegera mungkin.

“Apa?” tanya Andriyan karena Devanda menghentikan ucapannya.

“Ayo pergi dari sini dulu,” kata Devanda seraya menarik tangan Andriyan.

“Mau ke mana kalian?”

Baru saja berbalik untuk pergi, bibir Devanda berdecak kesal karena pria itu sudah sampai duluan.

“Sepertinya kalian menghindari seseorang. Orang yang dimaksud bukan aku, kan?”

Andriyan menoleh. “Jonathan?”

Jonathan tersenyum sombong. Tatapannya sangat meremehkan Andriyan yang tak memiliki prestasi apa pun. Saat itu Jonathan sudah berusia 23, yang paling tua dari mereka bertiga. Tatapan yang sebelumnya lurus pada Devanda, kini berubah ke arah tangan Devanda yang menggandeng Andriyan.

“Dia tidak akan hilang diculik, jadi kamu bisa melepaskannya,” ucap Jonathan.

Devanda menatap tajam ke arah Jonathan. “Itu bukan urusan Kakak.”

Jonathan terkekeh. “Aku dengar, kamu sudah memutuskan untuk menikahi Iyan, sepupuku. Seorang Vanda yang aku kenal sebagai perempuan cerdas, ternyata tidak selalu mengambil keputusan dengan benar, ya.”

Devanda tidak menjawabnya. Dia tidak peduli apa yang dikatakan Jonathan karena salah satu alasan dia memilih Andriyan juga karena pria itu.

“Dan kamu.” Jonathan menarik kerah kemeja Andriyan dengan kasar. Andriyan tampak tidak melawan dan hanya menatap Jonathan tanpa bersuara. “Aku masih tidak paham kenapa dia memilihmu.”

“Sa—saya tidak tahu. Ini kan sudah menjadi keputusan Devanda, Kak,” ucap Andriyan. Perilaku kasar dari Jonathan yang selalu ia tunjukkan dari kecil karena merasa memiliki kekuasaan di bawah kakinya membuat semua sepupunya merasa takut padanya. Salah satunya adalah Andriyan yang sering pasrah.

“Kamu harus berusaha cari tahu kalau tidak tahu! Apakah otakmu itu hanya menjadi hiasan saja, huh? Aku yakin kamu pasti melakukan sesuatu terhadap Devanda. Oh, atau ini semua merupakan pengaruh dari wajah sialanmu ini?”

Jonathan benar-benar memperlakukan Andriyan dengan remeh seolah tidak ada Devanda di sana. “Cukup, Kak Jonathan.”

“Tidak perlu ikut campur, Van. Ini adalah urusan antar laki-laki,” kata Jonathan dengan angkuh, lalu kembali memperkuat cengkramannya pada kerah Andriyan. “Apa kamu tidak tahu kalau anak ini milikku?”

Andriyan mengerutkan keningnya saat Jonathan mengaku-ngaku bahwa Devanda miliknya. Entah kenapa ada gejolak tidak terima. “Devanda tidak pernah menjadi milik--”

“Berani-beraninya kamu merebut pasangan kakakmu sendiri!” Setelah berusaha mengelola emosinya lagi, Jonathan pun bisa sedikit lebih tenang. “Baiklah, aku tidak akan mempermasalahkan ini karena kamu adalah saudaraku. Tapi pernikahan yang sudah ayahku dan ayah Devanda rencanakan itu akan menjadi bisnis menguntungkan dua keluarga besar. Tidak seperti keluargamu yang hanya memalukan nama Keluarga Prakarsastra.”

Jonathan mengusap wajahnya sendiri. “Aku tidak menyangka jika setelah menolakku, dia hanya memilih bocah bodoh sepertimu.”

Percakapan hari itu akan terus diingat oleh Andriyan. Untuk kali pertama, dia mendapatkan hak yang sangat diinginkan Jonathan. Bukankah Devanda seolah berhasil menghancurkan harga diri Jonathan seperti yang sangat ingin Andriyan lakukan selama ini?

Mungkin itu penyebab pertunangan mereka masih bertahan sampai sekarang. Karena Andriyan merasa Devanda sangat berhasil membantunya mengalahkan Jonathan, walau secara tidak langsung.

Namun, hari ini, Andriyan mendengar hal yang sangat tidak masuk akal. Devanda sama sekali tidak peduli dengannya? Tapi kenapa? Dari segi fisik, kemampuan, kekayaan, kini Andriyan sudah memiliki segalanya. Meski jika harus dibandingkan dengan Devanda, tidak bisa karena Devanda sudah kaya dari lahir.

Tapi perkataan Devanda hari ini sangat menyinggungnya.

Related chapters

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   5. Wajah Tampan

    Andriyan yang babak belur di tangan ajudan Jonathan itu menatap Jonathan dengan darah berlumuran di wajah dan tubuhnya. “Apa kamu begitu menyukainya, Kak?”Jonathan mengangkat kedua alisnya sembari menyilangkan kakinya. Pria itu memang sedang duduk santai di pinggir karena tidak ingin repot-repot terkena terik matahari. “Aku? Menyukai si kaku itu?”“Bukankah itu yang membuat Kakak sangat menginginkan Vanda? Hingga merasa sangat kesal karena saya telah merebutnya.”“Pffft!” Jonathan tak kuasa menahan tawa mendengar perkataan konyol adik sepupunya itu. “Hahahah! Menginginkan dan menyukai itu berbeda, Adikku Iyan. Aku memang ingin menikah dengan Devanda, tapi aku tidak mencintainya. Di antara para wanita yang bisa kita nikahi, tidak ada yang memiliki latar belakang dan garis keturunan sesempurna anak itu.”***Andriyan mengepalkan tangannya di tempat. Otomatis tubuhnya ikut berdiri dan menghadap Devanda. “Vanda, dari awal kamu itu aneh.”“Aku?”Entah mengapa, Andriyan merasa lebih nyaman

    Last Updated : 2024-06-07
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   6. Masa Lalu

    Awalnya, semuanya tidak begini. Seorang Devanda Kusumawirya bukanlah perempuan kaku, dingin, tidak berekspresi, dan tidak menarik. Dia berubah menjadi sekarang karena melewati banyak hal. Berbagai hal … yang jika dipikirkan oleh nalar manusia, tidak akan pernah bisa dipahami dengan baik.Kehidupan pertama ….“Perempuan macam apa kamu?!”Brak!Tubuh Devanda jatuh terduduk di lantai oleh dorongan mertuanya. Mendengar bentakan dan kalimat jahat dari mertuanya merupakan makanan sehari-hari Devanda. Sepertinya mereka tidak akan pernah puas sampai Devanda benar-benar berakhir.Apa gunanya menjadi satu-satunya perempuan beruntung di negeri ini karena bersanding di sebelah seorang Jonathan Prakarsastra? Kecantikan dan bakat unggul Devanda yang sudah terkenal di mana-mana memang membuatnya begitu populer. Cara duduk, cara bicara, dan cara berpenampilannya hampir selalu menjadi patokan standar kecantikan. Menjadi influencer di usia muda membuat setiap pergerakan dan langkah yang ia ambil menjad

    Last Updated : 2024-06-07
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   7. Menganggu Pikiran

    Setelah menikah, aku tidak punya pilihan selain Devanda.Jadi, apakah ini kutukan darinya? Atau mungkin hanya tidak berfungsi sementara?Ya, pasti begitu. Karena tidak mungkin aku … impoten di usia sekarang!Tidak, tenang saja. Itu tidak mungkin.Tapi … sejak hari di mana aku melihat tubuh Devanda yang hanya dililit handuk, setiap kali aku memikirkan perempuan itu, aku jadi … terangsang!Tidak, tidak, tidak bisa begini. Ini pasti hanya tidak berfungsi sementara. Aku yakin itu.Rasel, asisten pribadi Andriyan, terus menatap heran atasannya. Apalagi yang sedang terjadi kepada atasan anehnya ini? Beberapa hari sejak pulang dari rumah tunangannya, dia jadi sering bicara sendiri dan melamun begitu. Seolah ada sesuatu yang tidak beres di dalamnya.“Apa Anda ingin dibawakan minuman atau sesuatu yang menyegarkan, Pak?” tanya Rasel.Andriyan tidak menjawab apa pun dan hanya mengibaskan tangannya agar Rasel tidak mengganggu konsentrasi yang dibangunnya dari tadi.Tak lama kemudian, Devanda data

    Last Updated : 2024-06-07
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   8. Pernikahan Macam Apa ini?

    “Aku merasa … kita belum menyelesaikan percakapan kita mengenai pernikahan,” ucap Devanda.“Apa yang belum selesai?” Andriyan masih ingin tau arah pembicaraan Devanda agar dia tidak salah paham.Tumben Andriyan berhati-hati dalam bicara? Dia seperti memastikan lebih dulu tentang apa yang ingin Devanda bahas. Tidak seperti biasanya. Devanda jadi bingung untuk memulainya. Apalagi tatapan pria itu terlalu intens padanya. “Aku menghargai upaya Kakak untuk menyembunyikan kebenaran. Mungkin Kakak tidak ingin aku sakit hati. Khususnya tentang hal-hal yang Kakak sukai di belakangku. Aku tau Kakak melakukannya demi menjagaku.”Apakah yang saat ini sedang dibicarakan Devanda itu mengenai perselingkuhanku dengan wanita-wanita itu? batin Andriyan.Andriyan menghela napas panjang. “Aku paham yang kamu maksud. Sebagai orang yang memang bersalah di sini, aku memang lebih baik tutup mulut. Tapi sepertinya aku bisa menyebutmu

    Last Updated : 2024-06-08
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   9. Menghitung Hari

    Devanda menghela napas berat sembari memeluk kedua lututnya sendiri. Dua kali kehidupannya sebelumnya berakhir di usia 25 tahun. Yaitu, 2 bulan lagi dari sekarang.Kata orang-orang, hanya mereka yang telah meninggal yang tahu berapa lama masa hidupnya. Dan begitulah Devanda yang juga mengetahui batas-batas hidupnya yang sekilas dan tidak penting.Dia tau karena dia pernah mati sebelumnya, tetapi pengetahuan yang dia peroleh tidak hanya datang dari kematian. Bagaimana pun, kehidupan pertama dan keduanya yang kembali terulang seolah tidak pernah terjadi itu, bergerak secara berbeda di kehidupan ketiga. Semuanya benar-benar berubah setelah Devanda memutuskan untuk menikahi Andriyan. Seolah bayangan gelap yang akan membelenggunya kapan saja mulai terkikis sedikit demi sedikit.Tapi kenapa? Apa bedanya? Memangnya apa bedanya Andriyan dan Jonathan? Keduanya hanya lelaki hidung belang. Mungkin Andriyan hanya lebih lembut saja dan bisa diatur, tapi karakternya sama saja denga

    Last Updated : 2024-06-08
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   10. Rasa Penasaran

    “Saya sudah mencari taunya, Tuan!” bisik Rasel.Andriyan menatap asistennya itu dengan tatapan ngeri, merinding sekali jika berada di jarak sedekat ini. Kalau memang mau bicara, lebih baik menyisakan jarak satu meter di antara mereka. “Bisakah kamu menjauhkan wajahmu? Mulutmu bau!” seru Andriyan sembari mendorong wajah Rasel.Rasel langsung terjungkal ke belakang. Dia bingung karena sudah dia pastikan kalau tadi dia sudah mandi dengan bersih. Hal ini jadi membuat kepercayaan diri Rasel terjun jatuh ke dasar. Otomatis Rasel menciumi mulutnya sendiri. “Itu sangat menyakiti harga diri saya, Tuan.”Andriyan terkekeh mendengarnya. “Kan aku sudah bilang kalau jaga jarak bicaramu denganku! Aku tidak ingin kembali terungkit skandal orientasi seksualku seperti dulu. Apa kamu lupa kalau wajah kita pernah masuk media?”Bukannya kesal, Rasel malah terkekeh. Lebih baik tuannya itu terkenal lewat skandal seperti itu daripada skan

    Last Updated : 2024-06-09
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   11. Terobsesi

    Terlepas aku menginginkan pernikahan ini atau tidak, tapi sejak berusia 19 tahun hingga menjadi 27 tahun seperti sekarang, aku tidak pernah mencoba memikirkan masa depan selain menjadi suami Devanda, batin Andriyan.“Soal kelemahan Vanda, aku hanya penasaran. Tidak ada yang akan aku lakukan meski aku mengetahui itu,” ucap Andriyan.Rasel mengangguk paham. “Emm, Tuan, sepertinya sudah lama Anda tidak mengontrol perusahaan Anda di Bali. Sekiranya kapan Anda akan kembali ke Bali?”“Setelah menikah. Aku akan kembali dan berbulan madu di sana. Untuk ke depannya pun aku akan tinggal di Bali bersama Devanda.”“Jadi Anda berdua akan meninggali rumah masa depan yang sudah dari lama Anda bangun itu, ya?” tanya Rasel karena dia memang paling suka bekerja saat mengikuti Andriyan di Bali.“Benar.”***Suasana satu minggu sebelum pernikahan Andriyan dan Devanda cukup menegangkan. Makan malam hari ini se

    Last Updated : 2024-06-09
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   12. Tertekan

    “Andriyan, katakan dengan jujur padaku. Apakah saat ini kamu sedang terkena penyakit mematikan yang mengharuskanmu untuk menjalani kehidupan dengan baik dan normal? Sehingga kamu berpikir untuk segera memberikan ayahmu cucu dengan tiba-tiba mempersiapkan pernikahan kilat ini?”“Hentikan, Delvino!”“Apakah kakakku terlihat remeh di matamu?” tanya Delvino lagi. “Hanya karena tampangmu itu, kamu merasa berhak memperlakukan kakakku dengan seenaknya, huh?”Andriyan masih berusaha mengumpulkan kata-kata yang tepat untuk menanggapi Delvino, tetapi ketika melihat Devanda, dia melihat tatapan setajam elang yang terpancar darinya. Sepertinya dia sudah sangat kesal dengan apa yang baru saja disampaikan oleh adiknya. Kini ia menegakkan tubuhnya dan menghadap sang adik. “Delvino, hentikan. Kita tidak boleh memperlakukan tamu seperti ini.”Delvino tampak tidak peduli dengan bagaimana Devanda bereaksi. Dia hanya bersed

    Last Updated : 2024-06-10

Latest chapter

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   210

    Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   209

    Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   208

    “Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   207

    “Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   206

    “Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   205

    “Tidak! Kumohon! Kumohon jangan!” Mayja terus mencoba membuka ikatan tangannya. Dia tidak bisa mati begitu saja. Rasel pun memintanya untuk tetap hidup. Jadi Mayja tidak boleh mati.“Jika tak bersamaku lagi, ingat warna langit favoritku. Jika memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Jika tiba waktunya nanti, yang tak dipaksa yang kan terjadi. Walau memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Sampai bertemu di lain bumi … sampai bertemu di lain hari ….”Mendadak lagu itu terngiang di dalam telinga Mayja. Lagu ini adalah lagu yang Mayja dengar di dalam mimpinya ketika bertemu Rasel. Apa Rasel ada di sini? Apa Rasel akan membantunya? Pandangan Mayja terus mengedar, sedangkan langkah Sandy semakin maju untuk menjatuhkan mereka bersama.Air mata sudah berlinangan di pipi Mayja. Di saat begini dia paling merindukan Rasel yang tidak akan ragu untuk datang setiap dirinya berada dalam bahaya. Namun Mayja sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Ini bod

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   204

    “Maafkan aku, tapi hasilnya menunjukkan adanya tumor di dalam otakmu, Andriyan. Tumor ini cukup besar dan sudah mencapai stadium akhir. Berdasarkan kondisi tumor yang sudah mencapai stadium akhir dan ukurannya yang cukup besar, prognosisnya memang tidak menggembirakan.”Akhir-akhir ini Andriyan lebih sering melamun jika tidak diajak bicara. Seolah ada banyak hal yang sedang dia pikirkan. Bio yang kini menggantikan posisi Rasel sebagai asisten pribadinya mulai menyadari beberapa keanehan itu.Ia pun meletakkan tangannya di bahu Andriyan. “Ada masalah, Tuan?”“Kapan kita bisa menemukan Sandy?” tanya Andriyan yang pandangannya sama sekali tidak beralih dan masih melamun.“Tuan!”Sontak Andriyan tersentak mendengar teriakan itu. Dia segera menoleh ke arah Bio dengan raut marah. “Kenapa kamu berteriak?!”“Saya hanya khawatir pada Anda yang akhir-akhir ini sering tidak fokus. Padahal baru beberapa waktu lalu saya melaporkan bahwa kami menerima kabar bahwa kini dia berada di Bali. Ada orang

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   203

    “Takdir sedang berulang. Akan ada konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.”Konsekuensi, tampaknya itu yang sedang Andriyan hadapi saat ini. Kejadian di kehidupan kali ini memang banyak mirip di kehidupan pertama, tapi bedanya Devanda yang diserang oleh penyakit mematikan. Entah mengapa rasanya Andriyan lebih tenang jika memikirkan bahwa orang yang diberi penyakit adalah Devanda, bukan dirinya. Sehingga Andriyan hanya perlu menemukan Sandy Gautama agar Devanda tidak lagi dalam bahaya.Tubuh Andriyan terjatuh lemas di bangku tunggu rumah sakit. Dari banyaknya orang yang berlalu-lalang, dia merasa seperti hanya dirinya yang memiliki waktu singkat dan terhenti di tempat. Dia tidak bisa memikirkan apa pun. Mengetahui kabar bahwa akan mati ternyata tidak terlalu menyenangkan saat memiliki seseorang yang berharga. Bukankah tangis Devanda akan begitu kencang berhari-hari setelah kepergiannya nanti?Berbagai hal indah yang masih ingin dibagikan Andriyan pada D

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   202

    “Anak dan wanita? Kalau melihat dari situasi di sekitarnya, kemarin saat diperiksa Moana itu sedang hamil … hah?!” Devanda langsung menutup mulutnya. Tidak percaya jika apa yang dikatakan Andriyan waktu itu memiliki kemungkinan untuk benar. “Ti—tidak mungkin, kan?”Andriyan mengedikkan kedua bahunya sembari bersedekap dada. Sebenarnya dia mendatangi Jonathan atas permintaan istrinya itu. Padahal berbincang dengan pria itu terasa sangat menyebalkan. Meski Andriyan memang merasakan perubahan yang signifikan darinya.Di lain sisi, Devanda merasa tenang karena Jonathan di penjara. Sehingga ancaman terbesarnya dalam kehidupan ketiga ini bisa dia hindari sejauh-jauhnya. Satu-satunya masalah yang harus Devanda tuntaskan hanya tentang Sandy Gautama yang posisinya masih berkeliaran di luar sana. Kapan pun dia bisa mendatangi Mayja lagi. Itu sebabnya Devanda masih belum bisa merasa sepenuhnya tenang.“Siapa pun wanita dan anak yang Jonathan maksud, semoga saja dia baik-baik saja. Karena tidak a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status