Beranda / Pernikahan / Obsesi Cinta Pemain Wanita / 8. Pernikahan Macam Apa ini?

Share

8. Pernikahan Macam Apa ini?

Penulis: hi.shenaaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-08 13:15:05

“Aku merasa … kita belum menyelesaikan percakapan kita mengenai pernikahan,” ucap Devanda.

“Apa yang belum selesai?” Andriyan masih ingin tau arah pembicaraan Devanda agar dia tidak salah paham.

Tumben Andriyan berhati-hati dalam bicara? Dia seperti memastikan lebih dulu tentang apa yang ingin Devanda bahas. Tidak seperti biasanya. Devanda jadi bingung untuk memulainya. Apalagi tatapan pria itu terlalu intens padanya. “Aku menghargai upaya Kakak untuk menyembunyikan kebenaran. Mungkin Kakak tidak ingin aku sakit hati. Khususnya tentang hal-hal yang Kakak sukai di belakangku.  Aku tau Kakak melakukannya demi menjagaku.”

Apakah yang saat ini sedang dibicarakan Devanda itu mengenai perselingkuhanku dengan wanita-wanita itu? batin Andriyan.

Andriyan menghela napas panjang. “Aku paham yang kamu maksud. Sebagai orang yang memang bersalah di sini, aku memang lebih baik tutup mulut. Tapi sepertinya aku bisa menyebutmu gila atau aneh, kalau kamu benar-benar menoleransi semua kelakuan bodohku.”

“Biarkan aku menyelesaikan ucapanku dulu, Kak.”

Baiklah, Andriyan tidak akan memotongnya lagi. Mari kita dengarkan, hal lebih gila apa yang ingin disampaikan Devanda.

“Aku sangat serius ketika aku bilang kalau Kakak nggak perlu khawatir sama perasaanku mengenai siapa pun yang ingin Kakak temui. Baik itu di belakangku atau di depanku. Mari kita bersikap lebih realistis, aku memang tidak tertarik pada Kakak dan aku juga tau kalau Kakak nggak tertarik sama aku. Selama sisa pertunangan kita, aku harap kita cukup melanjutkan hubungan kita seperti yang biasa kita lakukan. Tidak ada satu pun dari kita yang perlu mengganggu kehidupan pribadi satu sama lain,” ucap Devanda yang menjelaskan panjang lebar, sementara Andriyan diam menyimaknya. Meski semakin ia mendengarkan, semakin ia berpikir kalau Devanda tidak waras. “Ini juga berlaku setelah pernikahan.”

Devanda menunduk untuk memainkan jari tangannya. “Selama tidak ada dari kita yang bersikap kasar atau melakukan hal-hal tidak sopan di depan publik, kita bisa melakukan apa pun sesuka hati dan menjauh dari urusan satu sama lain.”

Entah mengapa, Andriyan mulai paham dengan poin Devanda. Apa sebenarnya perempuan ini hanya ingin menikah secara formalitas dengannya? Jadi, ini hanya semacam kawin kontrak? Tapi Devanda pun tidak pernah membahas bahwa pernikahan mereka memiliki durasi terbatas. Ini hanya seperti perjodohan tanpa menaruh perasaan. Meski aneh jika disebut begitu karena tidak ada dari orang tua masing-masing yang memaksa pernikahan ini terjadi. Semuanya murni keinginan Devanda.

“Vanda, sebenarnya kenapa kamu ingin menikah denganku?”

Devanda tidak mungkin menyampaikan niatnya. Ini juga pertanyaan yang terlalu tiba-tiba karena ia belum sempat menyiapkan jawaban yang pas. 

“Karena Kakak ganteng.” Jawaban yang konsisten disampaikan sejak berusia 17 tahun ini memang terdengar konyol, tapi Devanda tidak punya pilihan lain. Satu-satunya yang paling unggul dari semua kelebihan Andriyan adalah wajahnya. Sehingga itu merupakan jawaban paling rasional.

“Kalau itu alasanmu, kamu tetap ingin memiliki pernikahan dengan konsep seperti itu bersamaku?” Bukannya menjawab, Devanda malah mengalihkan pandang. Tampaknya dia masih memikirkan jawabannya. Andriyan pun bangkit dari kursinya lalu duduk lebih dekat dengan Devanda. Mereka berada di atas kasur Andriyan, itu membuat Devanda sedikit tidak nyaman.

“Kita masih belum menikah. Akan lebih baik kalau Kakak tidak menciptakan kesalah pahaman dengan duduk di atas kasur yang sama,” ucap Devanda.

“Ini kasurku dan kamu tunanganku. Kita bisa melakukan apa saja. Toh, tidak ada yang melihat dan kita akan segera menikah.” Andriyan mengucapkannya dengan tegas tanpa malu. “Itulah yang disebut kepemilikan, Vanda.”

Cara Andriyan yang sarkastik memang sengaja agar Devanda paham bahwa setelah menikah mereka adalah milik satu sama lain. Lantas mengapa perlu menjauh dari urusan pribadi masing-masing? Itu yang masih tidak Andriyan mengerti dari keputusan Devanda. Kecuali, memang ada yang ingin disembunyikan dari Devanda.

“Apa Kakak anak kecil? Kenapa pemikiranmu sangat kekanak-kanakan? Aku kira seorang Andriyan Prakarsastra itu bijaksana,” ucap Devanda yang sengaja memancing harga diri Andriyan.

“Sebelum kamu mengataiku anak kecil, coba kamu pikirkan omong kosong yang dari tadi kamu sampaikan? Apa sebenarnya kamu ini sudah punya kekasih gelap yang kamu sembunyikan dari keluargamu sehingga butuh aku sebagai tameng agar kamu tetap bisa bersamanya?”

Tiba-tiba Andriyan membahas tentang kekasih gelap. Devanda otomatis mengerutkan keningnya. “Sebenarnya sinetron apa yang sudah Kakak tonton? Tidak ada kekasih gelap atau cerita dramatis seperti itu.”

Devanda menghela napas berat. “Memangnya salah kalau aku cuma ingin memudahkan kehidupan Kakak? Itu adalah alasanku membuat perjanjian seperti ini di awal pernikahan kita. Aku berharap pernikahan kita bukanlah tali rantai untuk leher Kakak. Aku mau Kakak merasa bebas. Lagipula hidup Kakak jadi berubah karena kehadiranku. Kakak jadi berakhir bertunangan denganku yang tidak secantik perempuan-perempuan seksi di luar sana. Kita seharusnya sudah menikah beberapa tahun lalu, tapi Kakak mendaftar beasiswa magister di luar negeri sehingga Kakak harus menyelesaikan studi lebih dulu. Semua itu karena Kakak belum siap menikah denganku, bahkan berusaha mencari perkara agar pertunangan ini berakhir. Aku paham itu semua.”

Devanda merasa dia sudah bicara terlalu banyak, ketika melihat Andriyan yang diam saja seperti sangat terkejut dengan ucapannya. Apa terlalu mengejutkan kalau motifnya melanjutkan magister kemarin ketahuan Devanda kalau dia ingin menunda pernikahan?

“Aku cuma ingin menebusnya, Kak. Aku ingin memastikan Kakak memiliki lebih banyak kebebasan setelah kita menikah. Aku hanya akan menjadi istri sebagai status dan aku akan menjalani kehidupan yang terpisah dari Kakak--”

“Kamu ingin hidup terpisah dari suamimu?” Tiba-tiba saja wajah Andriyan sudah mendekat. Sangat dekat sampai hidung keduanya bersentuhan. Karena tidak ada aba-aba, Devanda yang terkejut hanya bisa diam. “Apa kamu pikir itu mungkin, huh?”

Apa yang dikatakan Devanda memang benar, tapi alasan Andriyan menunda pernikahan juga tidak sepenuhnya semenyedihkan yang dikatakan Devanda. Pada kala itu, selain belum siap mental menjadi kepala keluarga, dia juga ingin … menyiapkan dirinya. Mendengar Devanda yang sudah bergelar magister sejak berusia 22 tahun membuat Andriyan merasa malu jika tidak setara dengan Devanda. Saat kuliah dulu, wanita itu memang mengambil pendidikan fasttrack sehingga bisa lulus dengan dua gelar sekaligus. Kecerdasan Devanda itu membuat Andriyan berambisi untuk menyeimbanginya.

“Kakak, aku--”

Andriyan mendekatkan bibirnya ke Devanda, lalu melumatnya. Agar tubuh wanita itu tidak semakin menjauh, Andriyan menarik pinggang Devanda dan menahannya. Untuk kali pertama, Devanda berciuman dengan pria selain Jonathan dan bagi Andriyan ini adalah ciuman pertamanya yang menggairahkan. Segala kenangannya yang sudah pernah berciuman dengan wanita-wanita lain di luar sana sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan bibir Devanda. Bibir perempuan ini semanis madu dan Andriyan jadi serakah untuk terus memilikinya.

“Mmmh! Iyan!” Devanda berusaha menahan dada Andriyan agar tidak semakin maju dan menjauh darinya. Dia sudah kuwalahan dengan ciuman yang terlalu tiba-tiba dan menggebu-gebu ini.

“Kalau kamu memang ingin menjadi istriku, bukankah ada kewajiban dan hak yang harus dipenuhi antara suami istri? Salah satunya adalah membuat bayi bersama. Apa kamu juga tidak berencana melakukan itu denganku setelah pernikahan?” tanya Andriyan dengan tatapan tak suka jika Devanda akan menjawab iya.

Belum sempat menjawab, Andriyan sudah menyela lebih dulu. “Maaf kalau kamu tidak suka, tapi aku tidak setuju dengan rencana gilamu. Kamu dan aku tidak akan hidup terpisah. Kalau kamu mau menikah denganku, kamu harus menciumku ratusan kali dan tubuh kita akan bersatu ribuan kali. Aku tidak akan menyentuh wanita lain selain kamu dan kita akan terus bersama. Aku akan berada di sisimu ketika kamu melahirkan anak pertama dan ketika kamu melahirkan anak kita yang selanjutnya. Dan bahkan kalau kamu tidak ingin memiliki anak atau tidak bisa memiliki anak, aku akan tetap memuaskanmu dan aku akan membuatmu memuaskanku.”

Devanda masih terdiam, berusaha mencerna segala hal yang disampaikan Andriyan.

“Aku … tidak membutuhkan apa pun yang kamu sebut kebebasan atau kehidupan pribadi. Definisiku tentang pernikahan tidak seremeh itu. Mungkin sulit dipercaya kalau aku yang merupakan bajingan mengerikan dan dikenal sering meniduri banyak wanita mengatakan ini semua. Namun faktanya, sampai sekarang aku masih perjaka dan menjaga diriku dengan baik untuk istriku satu-satunya.” Andriyan mengangkat dagu Devanda agar menatapnya dengan sempurna. “Sayangnya, aku jauh lebih setia daripada yang kamu pikirkan, Devanda.”

Apakah keputusanku salah lagi untuk memilih Andriyan Prakarsastra di kehidupan kali ini? batin Devanda yang tidak menyangka Andriyan memiliki pemikiran yang serius terhadap pernikahan.

Bab terkait

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   9. Menghitung Hari

    Devanda menghela napas berat sembari memeluk kedua lututnya sendiri. Dua kali kehidupannya sebelumnya berakhir di usia 25 tahun. Yaitu, 2 bulan lagi dari sekarang.Kata orang-orang, hanya mereka yang telah meninggal yang tahu berapa lama masa hidupnya. Dan begitulah Devanda yang juga mengetahui batas-batas hidupnya yang sekilas dan tidak penting.Dia tau karena dia pernah mati sebelumnya, tetapi pengetahuan yang dia peroleh tidak hanya datang dari kematian. Bagaimana pun, kehidupan pertama dan keduanya yang kembali terulang seolah tidak pernah terjadi itu, bergerak secara berbeda di kehidupan ketiga. Semuanya benar-benar berubah setelah Devanda memutuskan untuk menikahi Andriyan. Seolah bayangan gelap yang akan membelenggunya kapan saja mulai terkikis sedikit demi sedikit.Tapi kenapa? Apa bedanya? Memangnya apa bedanya Andriyan dan Jonathan? Keduanya hanya lelaki hidung belang. Mungkin Andriyan hanya lebih lembut saja dan bisa diatur, tapi karakternya sama saja denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   10. Rasa Penasaran

    “Saya sudah mencari taunya, Tuan!” bisik Rasel.Andriyan menatap asistennya itu dengan tatapan ngeri, merinding sekali jika berada di jarak sedekat ini. Kalau memang mau bicara, lebih baik menyisakan jarak satu meter di antara mereka. “Bisakah kamu menjauhkan wajahmu? Mulutmu bau!” seru Andriyan sembari mendorong wajah Rasel.Rasel langsung terjungkal ke belakang. Dia bingung karena sudah dia pastikan kalau tadi dia sudah mandi dengan bersih. Hal ini jadi membuat kepercayaan diri Rasel terjun jatuh ke dasar. Otomatis Rasel menciumi mulutnya sendiri. “Itu sangat menyakiti harga diri saya, Tuan.”Andriyan terkekeh mendengarnya. “Kan aku sudah bilang kalau jaga jarak bicaramu denganku! Aku tidak ingin kembali terungkit skandal orientasi seksualku seperti dulu. Apa kamu lupa kalau wajah kita pernah masuk media?”Bukannya kesal, Rasel malah terkekeh. Lebih baik tuannya itu terkenal lewat skandal seperti itu daripada skan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   11. Terobsesi

    Terlepas aku menginginkan pernikahan ini atau tidak, tapi sejak berusia 19 tahun hingga menjadi 27 tahun seperti sekarang, aku tidak pernah mencoba memikirkan masa depan selain menjadi suami Devanda, batin Andriyan.“Soal kelemahan Vanda, aku hanya penasaran. Tidak ada yang akan aku lakukan meski aku mengetahui itu,” ucap Andriyan.Rasel mengangguk paham. “Emm, Tuan, sepertinya sudah lama Anda tidak mengontrol perusahaan Anda di Bali. Sekiranya kapan Anda akan kembali ke Bali?”“Setelah menikah. Aku akan kembali dan berbulan madu di sana. Untuk ke depannya pun aku akan tinggal di Bali bersama Devanda.”“Jadi Anda berdua akan meninggali rumah masa depan yang sudah dari lama Anda bangun itu, ya?” tanya Rasel karena dia memang paling suka bekerja saat mengikuti Andriyan di Bali.“Benar.”***Suasana satu minggu sebelum pernikahan Andriyan dan Devanda cukup menegangkan. Makan malam hari ini se

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   12. Tertekan

    “Andriyan, katakan dengan jujur padaku. Apakah saat ini kamu sedang terkena penyakit mematikan yang mengharuskanmu untuk menjalani kehidupan dengan baik dan normal? Sehingga kamu berpikir untuk segera memberikan ayahmu cucu dengan tiba-tiba mempersiapkan pernikahan kilat ini?”“Hentikan, Delvino!”“Apakah kakakku terlihat remeh di matamu?” tanya Delvino lagi. “Hanya karena tampangmu itu, kamu merasa berhak memperlakukan kakakku dengan seenaknya, huh?”Andriyan masih berusaha mengumpulkan kata-kata yang tepat untuk menanggapi Delvino, tetapi ketika melihat Devanda, dia melihat tatapan setajam elang yang terpancar darinya. Sepertinya dia sudah sangat kesal dengan apa yang baru saja disampaikan oleh adiknya. Kini ia menegakkan tubuhnya dan menghadap sang adik. “Delvino, hentikan. Kita tidak boleh memperlakukan tamu seperti ini.”Delvino tampak tidak peduli dengan bagaimana Devanda bereaksi. Dia hanya bersed

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   13. Dalam Lamunan

    “Maaf, Kak Iyan, pasti hari ini kamu merasa lelah karena adikku, kan?”Andriyan yang dari tadi tenggelam oleh pikirannya sendiri langsung mendongak setelah mendengar suara Devanda. “Nggak pa-pa. Toh, memang benar, aku punya banyak celah untuk dijadikan kesalahan. Tapi, kenapa kamu minta maaf?”Devanda mendudukkan dirinya di sebelah Andriyan sembari mengulurkan segelas wine. Di tangan lainnya, Devanda juga memegang miliknya sendiri. “Karena aku merasa bersalah. Kamu tidak perlu memikirkan kata-kata adikku dan lakukan apa pun sesuai keinginanmu.”“Aku sudah melakukan apa pun sesuai keinginanku, secukupnya.”“Aku tau kamu mengumumkan secara sepihak untuk menikah dalam dua minggu lagi. Berkatmu, aku pun juga tidak terlalu repot untuk menyelesaikan segala pernak-pernik yang dibutuhkan dalam pernikahan atau fitting baju. Aku yakin kamu sudah mengusahakan semuanya dengan optimal. Kelihatannya kamu memang melakukan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   14. Alasan Konyol

    “Mau bagaimana pun, pernikahan kita saja sudah konyol. Kamu yang selama ini berkeliaran -untuk menghindari tunanganmu, tiba-tiba mengajak menikah dalam dua minggu. Bukankah itu benar-benar konyol? Jadi, setidaknya kita tidak perlu tertawa.”Andriyan menatap Devanda dengan serius. “Dari awal, aku tidak pernah mengatakan bahwa hal ini konyol. Karena masa depan yang kupikirkan adalah kamu menjadi istriku. Karena itulah aku menciummu. Walau aku tidak mencintaimu, tapi kamu akan segera menjadi satu-satunya wanita yang penting di hidupku.”Andriyan mulai menyadari kesalahannya, tampaknya dia juga sudah kelewatan bertingkah seenaknya. Lain kali, dia harus lebih bisa mengendalikan emosi dalam dirinya. “Maaf karena sudah bersikap tidak sopan. Aku berpikir sembrono karena mengira itu sah-sah saja dilakukan jika kita memiliki hubungan sepenting itu. Aku tidak akan melakukan hal yang tidak kamu suka kok. Kalau kamu merasa tidak nyaman karena kita tidak sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   15. Apakah Kamu Manusia?

    “Astaga, cantiknya!”Hampir semua orang menutup mulut mereka dan tidak bisa mengalihkan pandangan dari kecantikan Devanda yang sangat tidak manusiawi.“Aku masih tidak percaya meski pun melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!”“Perempuan cantik yang sedang berdansa dengan Pak Andriyan itu … benar-benar adalah Devanda yang kita kenal selama ini?”Andriyan terus mengamati setiap inci diri Devanda. Hari ini perempuan itu sangat bersinar, seperti kelopak bunga yang akhirnya mekar. Sebenarnya apa alasan dirinya sangat menutup diri dan mulai menunjukkan keindahannya hari ini? Apa ini memang sudah menjadi bagian dari rencana Devanda untuk memperlihatkan pada semua orang bahwa dia lebih dari layak bersanding dengan Andriyan?Sekarang, rasanya sangat sepadan. Andriyan tidak melihat tatapan dengki sama sekali karena orang-orang sudah melihat keseimbangan antara Andriyan dan Devanda. Dari segi penampilan, keduanya sangat laya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   16. Korban?

    “Aku lapar. Tidak bisakah aku makan dulu?” tanya Devanda sembari memegangi perutnya.Sejak setengah jam yang lalu, Mayja terus menggeleng. “Tidak boleh! Bagaimana kalau perut Anda membucit? Ini kan malam pertama Anda. Apa Anda tidak merasa tegang sedikit pun?” tanya Mayja, heran karena Devanda masih sempat-sempatnya memikirkan makanan.Kenapa aku harus tegang? Ini saja bukan pernikahan pertamaku, batin Devanda.“Ya memangnya kenapa? Siapa pun yang makan pasti membuncit. Aku manusia, May. Iyan juga pasti akan mengerti dengan kondisiku,” ucap Devanda, masih bersikukuh untuk makan sebelum kembali ke kamarnya.“Anda itu bukan manusia. Jangan berusaha menipu saya ya, Nona. Saya melihat Anda yang terus makan saat acara tadi,” kata Mayja dengan senyuman lebar.Devanda sama sekali tidak mengerti mengapa Mayja jadi berubah seperti ibunya yang sangat ketat akan masalah makan. Padahal mau Devanda makan berapa banyak pun t

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12

Bab terbaru

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   210

    Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   209

    Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   208

    “Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   207

    “Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   206

    “Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   205

    “Tidak! Kumohon! Kumohon jangan!” Mayja terus mencoba membuka ikatan tangannya. Dia tidak bisa mati begitu saja. Rasel pun memintanya untuk tetap hidup. Jadi Mayja tidak boleh mati.“Jika tak bersamaku lagi, ingat warna langit favoritku. Jika memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Jika tiba waktunya nanti, yang tak dipaksa yang kan terjadi. Walau memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Sampai bertemu di lain bumi … sampai bertemu di lain hari ….”Mendadak lagu itu terngiang di dalam telinga Mayja. Lagu ini adalah lagu yang Mayja dengar di dalam mimpinya ketika bertemu Rasel. Apa Rasel ada di sini? Apa Rasel akan membantunya? Pandangan Mayja terus mengedar, sedangkan langkah Sandy semakin maju untuk menjatuhkan mereka bersama.Air mata sudah berlinangan di pipi Mayja. Di saat begini dia paling merindukan Rasel yang tidak akan ragu untuk datang setiap dirinya berada dalam bahaya. Namun Mayja sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Ini bod

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   204

    “Maafkan aku, tapi hasilnya menunjukkan adanya tumor di dalam otakmu, Andriyan. Tumor ini cukup besar dan sudah mencapai stadium akhir. Berdasarkan kondisi tumor yang sudah mencapai stadium akhir dan ukurannya yang cukup besar, prognosisnya memang tidak menggembirakan.”Akhir-akhir ini Andriyan lebih sering melamun jika tidak diajak bicara. Seolah ada banyak hal yang sedang dia pikirkan. Bio yang kini menggantikan posisi Rasel sebagai asisten pribadinya mulai menyadari beberapa keanehan itu.Ia pun meletakkan tangannya di bahu Andriyan. “Ada masalah, Tuan?”“Kapan kita bisa menemukan Sandy?” tanya Andriyan yang pandangannya sama sekali tidak beralih dan masih melamun.“Tuan!”Sontak Andriyan tersentak mendengar teriakan itu. Dia segera menoleh ke arah Bio dengan raut marah. “Kenapa kamu berteriak?!”“Saya hanya khawatir pada Anda yang akhir-akhir ini sering tidak fokus. Padahal baru beberapa waktu lalu saya melaporkan bahwa kami menerima kabar bahwa kini dia berada di Bali. Ada orang

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   203

    “Takdir sedang berulang. Akan ada konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.”Konsekuensi, tampaknya itu yang sedang Andriyan hadapi saat ini. Kejadian di kehidupan kali ini memang banyak mirip di kehidupan pertama, tapi bedanya Devanda yang diserang oleh penyakit mematikan. Entah mengapa rasanya Andriyan lebih tenang jika memikirkan bahwa orang yang diberi penyakit adalah Devanda, bukan dirinya. Sehingga Andriyan hanya perlu menemukan Sandy Gautama agar Devanda tidak lagi dalam bahaya.Tubuh Andriyan terjatuh lemas di bangku tunggu rumah sakit. Dari banyaknya orang yang berlalu-lalang, dia merasa seperti hanya dirinya yang memiliki waktu singkat dan terhenti di tempat. Dia tidak bisa memikirkan apa pun. Mengetahui kabar bahwa akan mati ternyata tidak terlalu menyenangkan saat memiliki seseorang yang berharga. Bukankah tangis Devanda akan begitu kencang berhari-hari setelah kepergiannya nanti?Berbagai hal indah yang masih ingin dibagikan Andriyan pada D

  • Obsesi Cinta Pemain Wanita   202

    “Anak dan wanita? Kalau melihat dari situasi di sekitarnya, kemarin saat diperiksa Moana itu sedang hamil … hah?!” Devanda langsung menutup mulutnya. Tidak percaya jika apa yang dikatakan Andriyan waktu itu memiliki kemungkinan untuk benar. “Ti—tidak mungkin, kan?”Andriyan mengedikkan kedua bahunya sembari bersedekap dada. Sebenarnya dia mendatangi Jonathan atas permintaan istrinya itu. Padahal berbincang dengan pria itu terasa sangat menyebalkan. Meski Andriyan memang merasakan perubahan yang signifikan darinya.Di lain sisi, Devanda merasa tenang karena Jonathan di penjara. Sehingga ancaman terbesarnya dalam kehidupan ketiga ini bisa dia hindari sejauh-jauhnya. Satu-satunya masalah yang harus Devanda tuntaskan hanya tentang Sandy Gautama yang posisinya masih berkeliaran di luar sana. Kapan pun dia bisa mendatangi Mayja lagi. Itu sebabnya Devanda masih belum bisa merasa sepenuhnya tenang.“Siapa pun wanita dan anak yang Jonathan maksud, semoga saja dia baik-baik saja. Karena tidak a

DMCA.com Protection Status