Home / Rumah Tangga / ONE DAY IN MY LIFE / Bab 6 Kesepakatan Singkat

Share

Bab 6 Kesepakatan Singkat

Author: Idry2ni
last update Last Updated: 2024-05-26 19:39:55

Di Kediaman Gael.

Karena kedatangan Max yang tiba-tiba dan penjelasan Max begitu sulit dimengerti akhirnya Gael membawa Max kedalam rumah bersama dengan Shella.

Max duduk di ruang tamu bersama Shella dan seorang wanita. Max melempar sebuah paper bag mini kemeja. "Lihatlah apa yang membuatku ke sini dengan terburu-buru."

Gael segera mengambil paper bag tersebut dan membukanya, di dalam paper bag tersebut ada sebuah kotak kado. Tanpa banyak mengajukan pertanyaan Gael membuka kotak kado tersebut yang berisi sebuah potret bergambar. Gael memperhatikan gambar tersebut. "Ini kau Shella, dan aku saat di Supermarket. Mengapa gambar ini diberi tanda silang?"

Mendengar perkataan Gael aku langsung merampas gambar di tangannya. Setelah aku perhatikan ternyata benar, jika gambar tersebut adalah aku dan Gael ketika kami di Supermarket. Tetapi hal yang membuatku tercengang adalah gambarku di potret itu diberi tanda silang bertinta merah. Akupun menatap Max dan mengayunkan potret bergambar tersebut di tanganku. "Jelaskan maksud potret gambar ini?"

Max menyilang tangannya. "Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu sebelumnya tentang Elisa?"

"Lalu? Apa yang Elisa akan lakukan pada Shella selajutnya?" tanya Gael.

"Kemungkinan hal yang buruk," jawab Max.

Aku mencoba menenangkan diri sembari berpikir jalan keluar dari masalah ini. "Apa lebih baik jika kita melakukan kesepakatan, Max?" Tercetuslah ide tersebut.

"Kesepakatan? Itu juga yang aku tawarkan kepadamu tadi bukan?"

"Bagaimana jika aku yang memutuskan kesepakatan apa itu?" ucapku.

"Baiklah, silakan."

"Pernikahan kontrak? Ayo lakukan itu?"

Max menyeringai. "Pernikahan kontrak? Kau terlalu berlebihan menurutku."

"Dengar... Aku bersungguh-sungguh tentang ini. Aku mempunyai alasan untuk melakukan pernikahan kontrak, dan kau juga yang membuatku dalam keadaan seperti ini? Bagaimana?"

"Awalnya aku hanya ingin melakukan semacam kekasih kontrak denganmu. Namun jika pernikahan kontrak? Aku harus melakukannya selama satu atau dua tahun. Jadi itu cukup membuatku merasa tertekan. Aku bisa menyetujui perkataanmu jika kau bisa memberitahuku alasan dari pernikahan kontrak itu secara detail."

Harus memberitahukan hidup ku dengan orang lain benar-benar terasa begitu berat. Meskipun sulit aku tidak mempunyai pilihan lain. "Baiklah." Aku perlahan-lahan menceritakan kisah hidupku dan mengapa aku mengajukan permohonan pernikahan kontrak pada Max.

Sesungguhnya Gael sedikit khawatir karena Shella menceritakan hal pribadi. Tetapi tidak ada yang bisa Gael lakukan jika Shella sudah menetapkannya dengan matang. Ia hanya berharap Shella tidak salah dengan keputusannya.

Sebagai seorang pendengar yang baik Max dapat menangkap beberapa hal inti dari cerita Shella. Yang pertama, Max harus menghadapi anggota keluarga Shella yang terdengar seperti keluarga yang keras pada seorang wanita seperti Shella. mengapa Max bisa berargumen seperti itu? Karena anggota keluarga Shella begitu menggantungkan seluruh tanggung jawab kepada Shella, seolah Shella adalah kepala keluarga. Yang kedua, seorang ibu tiri yang menjadi masalah terbesar di sini. Karena yang Max tahu seorang ibu tiri selalu memiliki kepribadian buruk dan Shella pun mengungkapkan hal serupa. Lalu untuk yang ketiga atau terakhir, Max harus segera terlepas dari Elisa. Dari dua pemikiran Max hanya yang ketiga lah yang harus segera terwujud.

"Aku menerimanya. Pernikahan kontrak itu, aku setuju," ucap Max.

Gael menatap wajah Max. "Kau tidak berpikir keuntungan mu saja bukan?"

"Lebih dari 70% aku mementingkan diriku. Tetapi Shella juga memiliki tujuan. Maka dari itu Shella menawarkan pernikahan kontrak? Benarkan?"

"Benar. Jadi kapan kita akan-" Aku tidak dapat melanjutkan perkataanku akibat bel rumah Gael berbunyi. Aku pun langsung menatap Gael. "Kau punya janji dengan seseorang hari ini Gael?"

Gael menggeleng. Jika ia ingat-ingat hari ini dirinya tidak memiliki janji akan kedatangan tamu. "Apa aku perlu melihatnya dahulu?"

"Untuk apa kau melihatnya jika kau tidak punya janji? Biarkan saja orang itu."

Beberapa detik kemudian suara bel itu kembali menggema. Menyadari jika bunyi bel tersebut terdengar mirip dengan suara bel yang membangunkan Max sebelumnya, Max memutuskan untuk berdiri dan membawa vas bunga di atas meja. "Ayo kita lihat, kemungkinan saja itu Elisa."

Melihat tingkah Max aku sedikit takut. Aku membayangkan bagaimana jadinya jika aku yang menjadi korban selanjutnya? Mungkin aku bisa mengalami gangguan. "Gael ayo." Aku mengulurkan tanganku untuk menuntut Gael.

Ketika kami tiba di depan pintu, Max meminta Gael untuk membuka pintunya karena Gael adalah pemilik rumah ini. Tetapi ia sedikit ketakutan. "Shella aku takut."

"Kau tidak perlu takut, kami ada di belakangmu. Jika orang itu mengancam mu aku akan memecahkan kepalanya dengan vas bunga di tanganku. Cepat buka!" ucap Max.

Gael pun menarik pintu dengan perlahan dan saat pintu terbuka seorang wanita tersenyum padanya lalu memberikan sebuah kotak. Wanita itu tidak mengatakan apapun dan berlalu pergi begitu saja. Tidak ingin hal buruk terjadi Gael langsung menutup pintu.

"Kau baik-baik saja Gael?" ucapku yang khawatir.

"Aku tidak apa-apa Shella. Ini... Wanita itu memberiku kotak." Gael menyerahkan nya pada Max.

Secepat mungkin Max membuka isi dari kontak itu. Melihat isi nya ia mengerutkan dahi. Dengan perlahan-lahan Max menarik sebuah pakaian dari dalam kotak lalu merentangkan nya.

Ekspresi wajah Max menurutku telah dapat menjawab makna dari pakaian tersebut. Tanpa mempertimbangkan banyak hal aku pun memutuskan sesuatu. "Majukan pernikahan kontrak itu... Menjadi besok malam."

Max tidak menatap Shella sedikit pun. Max hanya terpaku pada baju itu. "Biarkan aku yang mengatur semuanya," ucap Max.

Di Kediaman Jia

Anggota keluarga kedatangan seseorang yang telah angkat kaki dari rumah kemarin malam. Jia sudah menduga hal ini akan terjadi, namun sebaliknya Jia tidak menyangka Shella akan membawa seorang pria ke rumah. Hal itu jelas cukup menarik karena selama ini Shella terus-menerus menolak para pria yang datang kerumah. Mungkin saja pria yang dibawa putri tirinya itu berhasil membuat Shella keluar dari rumah ini.

Jia tersenyum. "Apa ada yang ingin kau bicarakan sayang? Seperti... Mengenalkan siapa Pria itu?"

Untuk lebih membuat mereka percaya kepadaku. Aku mengambil tindakan untuk mengengam tangan Max. Walaupun Mak sebelumnya mengatakan kepadaku jika dia tidak menyukai sentuhan.

"Aku... Akan menikah malam ini!"

Semua anggota keluarga pun terkejut sekaligus merasa heran dengan tindakan yang dilakukan Shella secara tiba-tiba.

Sedangkan Rose merasa sangat tidak menyukai keberuntungan Shella. Bagaimana mungkin pria tampan seperti itu bisa didapatkan oleh Shella dengan mudah? Itu jelas takdir yang sangat tidak masuk akal.

Rose mendekat kearah Shella dan mengengam tangannya. "Kakak... Kau akan menikah? Lalu bagaimana denganku? Apa kau akan meninggalkanku sendirian?"

"Dan juga Shella pernikahan tidak bisa di rencanakan selama sehari saja? Bagaimana dengan tamu? Resepsi? Kita belum membicarakan itu... Dan lagi Pria itu... Apakah dia bisa benar-benar menghidupi mu? Kita bahkan tidak tahu garis besar keluarganya? Tolong pertimbangan lagi pemikiranmu itu," ucap Jia.

Aku tahu jika Jia akan membahas hal ini. Itulah mengapa aku telah mempunyai alasan yang tidak mungkin ditolak oleh seluruh anggota keluarga.

"Aku dan Max... Kami, telah tidur bersama."

Perkataan Shella menjadi bumerang bagi anggota keluarga. Setiap orang menatap tidak percaya dengan perkataan Shella. Begitu pun dengan Max yang tidak percaya Shella akan mencemarkan namanya dengan begitu mudahnya.

Related chapters

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 7 Pernikahan

    Tidak ada yang mampu membuka suaranya setelah apa yang telah dikatakan Shella. Baik itu pihak keluarga maupun Jia. Setelah suasana sesuai seperti harapan ku. Aku berpikir tentang harta peninggalan ayah yang akan aku terima ketika menikah nantinya. Membayangkan dengan harta peninggalan ayah aku bisa hidup dengan bahagia membuat ku merasa lebih baik. "Kau? Kau melanggar peraturan keluarga kita Shella," ucap Jia. Sejujurnya ia tidak tahu harus merespon seperti apa? Tetapi yang pasti perbuatan Shella telah menyalahi peraturan keluarga mereka dan itu tidak bisa dibiarkan. "Lalu? Apa aku telah melakukan kejahatan?" balasku. Jia berdiri dan menghampiri Shella. "Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu Shella? Bagaimana bisa kau begitu tidak tahu malu? Sebagai Ibumu aku akan memberikan sebuah saran, walaupun semuanya sudah terlanjur terjadi... Kau dan Pria pilihanmu ini... Kalian tidak bisa menikah!" "Apa? Kau pikir siapa dirimu berani mengaturku?" Aku berdiri dan dengan berani menatapny

    Last Updated : 2024-06-13
  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 8 Apartemen Max

    Setelah satu jam berlalu pernikahan Max dan Shella pun usai. Max membawa Shella ke Apartemen nya untuk ditinggali bersama. Awalnya Shella bersikukuh untuk pindah Apartemen dan tidak ingin tinggal satu atap tetapi Max menolak karena kemungkinan besar Elisa bisa saja berbuat yang tidak-tidak pada Shella nantinya. Mereka sudah tiba di Apartemen dan Max selaku pemilik menyambut Shella sebaik mungkin. Ketika Shella masuk ke Apartemen nya Max memberi tahu kamar tamu yang akan ditempati oleh Shella. Lalu mereka berpisah karena sibuk dengan urusan pribadi. Di Kamar Tamu Aku meletakkan seluruh barang-barang ku di dekat lemari tanpa berkeinginan membongkarnya. Justru yang lebih penting menurutku adalah istirahat. Aku menaiki ranjang dan membaringkan tubuhku di atasnya dengan nyaman. Walaupun tempat tidur ini terlihat begitu asing entah mengapa aku begitu merasa nyaman. Aku berganti posisi dengan berbaring menyamping. "Ayah... Maaf karena aku tidak menjadi Putri yang membanggakan bagi keluarga

    Last Updated : 2024-06-13
  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 9 Keingintahuan Alex

    Hari sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan berganti malam dan aku masih sibuk dengan beberapa pekerjaan kantor yang belum juga selesai. Alex berada di luar ruangan kantor tepatnya di samping pintu masuk. Sebenernya ia sudah menyelesaikan pekerjaannya lebih dari satu jam yang lalu, tetapi ia lebih memilih untuk menunggu Shella di luar ruangan. Bisa dikatakan Alex tidak mempunyai rasa malu setelah ditolak oleh Shella secara mentah-mentah dan sekarang? Alex menunggu Shella untuk pulang bersama. Dibalik kata menunggu ada sesuatu yang ingin dikatakannya secara langsung pada Shella dan itulah yang membuatnya berada di situasi sekarang. "Berapa lama lagi dia akan keluar?" ucap Alex. Mataku berbinar karena akhirnya aku berhasil menyelesaikan pekerjaanku dengan baik. Tidak ingin berlama-lama, aku segera bangkit dan membawa semua paper bag yang dihadiahkan oleh teman-temanku dengan cukup susah payah. "Apa pekerjaanmu sudah selesai Shella?" tanya Laya yang masih berkutat dengan lebaran ker

    Last Updated : 2024-06-13
  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 10 Pemerintah Maaf Alex

    Sudah beberapa menit berlalu setelah Max mengobati pergelangan tanganku, akan tetapi degup jantungku tetap pada posisi semula yang tetap berdetak secara tidak beraturan. Aku menggenggam pergelangan tanganku seraya tersenyum. "Tidak bisa dipungkiri bahwa Max sungguh tampan. Mungkin... Dia adalah Pria paling tampan yang pernah aku temui selama hidupku..." Segera aku menutup wajahku dengan kedua telapak tangan karena malu. "Apa yang ku katakan... Ah!" Keesokan paginya, Max bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan. Kemungkinan ada beberapa hal yang seharusnya di bahas nanti seperti pengeluaran konsumsi atau lain-lain. Bukan ia perhitungan tetapi inilah fakta ketika mereka berdua menjalin hubungan pernikahan kontrak yang berarti kedua belah pihak harus saling membantu untuk mencapai tujuan akhir yang baik. Waktunya sangat tepat, kini Shella keluar dari kamar dengan pakaian rapinya. "Shella." Aku langsung menoleh saat Max memanggil ku. "Ada apa?" "Bisa kau duduk sebentar." Sebenarnya

    Last Updated : 2024-06-14
  • ONE DAY IN MY LIFE    bab 11 Kunjungan Gael

    Gael tengah bersiap-siap untuk pergi ke Apartemen yang menjadi tempat tinggal Shella yang baru. Sebagai seorang sahabat tentu ia senang menyadari kenyataan bahwa Shella telah menikah walaupun hanya pernikahan kontrak. "Apa ini sudah cukup sebagai hadiah pernikahan? Apa aku sedikit berlebihan?" Gael membuka bagasinya yang penuh dengan berbagai macam hadiah. Mungkin saja Shella akan mengatakan jika dirinya berlebihan. Di Apartemen Aku dan Max tengah duduk di ruang tamu seraya membicarakan beberapa hal yang berkaitan dengan pembagian tugas. Akhirnya suara bel membaut aku dan Max saling beradu pandang sebelum akhirnya Max bangkit dan memeriksa. Apakah Elisa sudah mulai bertindak lagi? Max tidak berharap jika yang bertamu adalah Elisa. Saat membuka pintu ia lantas mengenali siapa tamu yang datang. "Kau..." Gael tersenyum. "Di mana Shella?" Max menatap barang-barang yang dibawa oleh Gael yang cukup menyita perhatiannya. "Masuklah..." Aku akhirnya bangkit dan tersenyum puas saat melih

    Last Updated : 2024-06-14
  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 12 Tamu

    Di Kediaman Jia Aku terpaksa membawa Max masuk ke dalam rumah keluarga ku karena beberapa urusan tentang waris harta peninggalan ayah. Pagi-pagi buta Jia meneleponku dan memintaku untuk datang ke rumah. Rasa malas tentu menyelimuti ku karena aku sungguh tidak berkeinginan datang kembali dan menginjakkan kaki ku di sana. Tetapi Jia? Wanita itu terus memaksa dan memaksa hingga aku berkahir di sini. "Hanya satu tanda tangan lalu aku bisa pergi bukan? Jadi tolong cepatlah," ucapku. Rose sejak tadi tidak henti-hentinya memandangi pria yang berada di dekat Shella. "Kakak..." Akhirnya ia pergi mendekat lalu duduk di antara Shella dan Max. Rose memeluk tangan Shella dengan mengukir sebuah senyum. "Mengapa kau tidak pernah berkunjung... Aku sangat merindukanmu di sini..." "Benarkah... Maafkan aku Rose sayang. Bagaimana dengan sekolah mu? Apa semuanya baik-baik saja?" Rose makin mempererat pelukannya. "Sepertinya aku sedikit kesulitan karena Kakak tidak berada di rumah." Aku mengusap pucu

    Last Updated : 2024-06-14
  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 13 Badut

    Max tertidur dengan bercucuran keringat dan aku sempat mendengar jika Max bergumam menyebut ayah dalam tidurnya. Aku berdiri dari jarak yang cukup jauh hanya untuk memastikan keadaan Max. Setelah beberapa menit berlalu aku tidak lagi mendengar gumaman Max. Aku pun memutuskan untuk pergi dari kamarnya. Pukul 02:45 malam, Max terbangun dari tidurnya dengan derasnya cucuran keringat. Ia menarik napas perlahan untuk menenangkan dirinya. "Huh... Sial... Aku terus bermimpi buruk." Max turun dari ranjangnya berjalan ke arah pintu dan berjalan keluar dari Apartemen untuk mencari ketenangan sesaat. Angin malam menyapu wajahnya dan pakaian basah yang ia kenakan. Max benar-benar terlihat seperti seseorang yang habis terjun bebas ke kolam renang. Ia membuka bajunya dan duduk di depan pintu Apartemen. "Aku benci mengingat kedua orang itu, daripada Elisa... Mengapa mereka selalu muncul dalam bayang-bayang ku." Kisah masa lalu Max tidak cukup bagus dalam segi kata sebuah keluarga. Redup tidak berw

    Last Updated : 2024-06-15
  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 14 Terjebak Bersama

    Aku berlari dan mengedarkan pandangan ku untuk mencari badut itu yang ku yakin adalah Max. Aku mungkin terlihat seperti orang aneh karena berlari-lari, tetapi aku tidak peduli dan terus mencari. Sejujurnya aku cukup khawatir dengan Max karena kondisinya tadi malam. Aku juga khawatir jika Max tiba-tiba di sekap oleh Elisa atau hal-hal lain yang berbau negatif terjadi. Mataku membola saat melihat anak-anak berkumpul. Aku yakin di sana ada seorang badut yang tengah menghibur. Aku pun berlari dan langsung berhenti tepat di depan anak-anak, dan benar saja jika mereka berkumpul karena aktrasi badut. "Permisi sebentar..." Aku membelah kerumunan dan berdiri berhadap-hadapan dengan badut itu. Aku yakin jika itu adalah badut yang aku temui. Aku baru saja ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba badut itu pergi dan memicu rasa penasaranku yang mungkin saja benar jika badut itu adalah Max. "Hei... Max..." Badut itu berlari sekuat tenaga namun kostum yang ia gunakan sangat mengganggu langkahnya, begit

    Last Updated : 2024-06-15

Latest chapter

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 70 Kebahagiaan

    Pertemuan yang tidak terduga itu membawa Alex berkahir duduk bersama mereka yang mengelilingi Allen."Jadi dia Shema?" Melihat Shema yang ternyata anak dari Shella dan Max membuat Alex senang. Ia bahkan tidak dapat mengalihkan pandangannya darinya.Max tersenyum, walaupun ia sedikit kesal karena beberapa hal tentang Alex di masa lalu. "Dia sangat mirip denganku bukan?" Wajah Max begitu ceria saat menayangkannya, namun Alex hanya menatap datar padanya. "Menurutku... Tidak! Shema benar-benar sangat mirip dengan Shella!" jawab Alex menyunggingkan senyumnya pada Shella."Tidak! Shema cucuku sangat mirip dengan diriku, benarkan cucu ku?" Tidak mau di bandingkan, Thomas akhirnya memilih jalan yang mungkin terdengar tidak masuk akal ini.Wajah Alex mengungkapkan semuanya dan aku hanya tersenyum seraya menangapi perkataan ayah."Apakah kau memiliki perlu Alex sehingga datang ketempat Gael?" tanyaku yang sejak tadi ingin mengatakannya.Wajah Alex seperti akan terbakar karena rasa malu, bagaim

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 69 Kembali Pulang

    Veny, Oky dan Jordi akhirnya masuk ke rumah tua tempat peristirahatan terakhir Elisa, di tempat ini juga Elisa dimakamkan. Veny pun memulai acara pemakaman.Beberapa menit kemudian pemakaman akhirnya telah selesai, seperti kebiasaan mereka Veny selalu tinggal dan Oky, Jordi pergi lebih dahulu.Sebuah kotak yang berukuran cukup besar itu akhirnya Veny buka, terlihatlah dua cangkir yang malam itu ia dan Elisa gunakan.Dengan perasaan yang berat Veny menyusun cangkir tersebut di atas meja lalu menuangkan teh yang ia telah siapkan sebelumnya."Selamat minum..." Veny menikmati teh tersebut dengan berat hati, lalu kembali menaruhnya kala tehnya telah habis.Ingatan Veny kembali ke beberapa bulan yang lalu saat Elisa masih berada di sampingnya. "Kau merasa senang? Bagaimana rasanya hidup disana? Aku juga ingin pergi dan merasakannya!" Akhirnya airmata mata Veny mengalir.Dadanya sesak dan terasa begitu sempit, ia sangat tidak menginginkan semuanya terjadi seper

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 68 Surat Untuk Shella

    Thomas menikmati makan malam bersama dengan keluarganya, yang kini bertambah satu orang. Sejak tadi Thomas melihat Max yang begitu perhatian terhadap Shella kebersamaan keduanya membuat ia teringat seseorang yang kini telah pergi.Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Viano dapat duduk kembali di meja makan yang begitu sepi kehangatan ini. Thomas mencoba membuang pikirannya sejenak dan menatap Viano, ia lupa menanyakan keadaan Martin dan Daniel padanya. "Viano? Bagaimana dengan Martin dan Daniel?" "Mereka telah di sana, aku akan bertanggung jawab hingga mereka akhirnya menyadari perbuatan mereka, tetapi butuh waktu yang cukup lama untuk itu!" jelas Viano.Tentu pembicaraan keduanya dapat kudengar dengan jelas. Mendengar nama Martin kembali di sebutkan sebuah ingatan di hari itu muncul di benakku.Max pun mendengar apa yang dikatakan ayahnya dan Viano, hanya saja ia merasa sedih melihat Shella yang tiba-tiba berekspresi tegang. Ia pun memandang ayah dan

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 67 Hukuman Untuk Daniel dan Martin

    Wajah Martin kala ini sungguh jauh dari kata baik begitupun dengan Daniel. Akibat perkelahian yang mereka lakukan.Daniel lebih dulu bangkit untuk duduk, senyumnya mengembang kala melihat Martin. "Akhirnya aku dapat memukulmu!" "Sial! Kau pikir siapa yang lebih parah di antara kita?" Martin bangkit dan berdiri. "Ayo kita buat rencana, pasti saat ini Thomas telah sembuh dan berniat mencari kita. Jika kita tertangkap maka aku pastikan dia akan benar-benar memasukkan kita ke penjara."Cara jalan Martin yang begitu berat membuat Daniel kembali tersenyum. "Setidaknya aku berhasil membalaskan pukulan hari itu!"Tibalah saatnya dimana Thomas akan membawa kedua adiknya tersebut kembali, terlebih Viano telah mengetahui keberadaan mereka.Kedua bola mata Thomas melirik kearah Viano yang tengah berdiri di sampingnya. "Siapkan semuanya! Kali ini kita akan menangkap Martin dan Daniel."Viano memahami perasaan Thomas, ia bahkan dengan sengaja menceritakan beberapa ke

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 66 Kecemasan Yang Terbayar

    Viano yang awalnya berada di luar area rumah sakit memutuskan untuk masuk kedalam dan menemui Max untuk menyampaikan beberapa informasi yang ia dapatkan. Sebenarnya ia tidak ingin membuang waktu lagi dan ingin segera menangkap Martin dan Daniel akan tetapi mengingat janjinya pada Max ia memutuskan untuk kembali dan memberikan kabar ini.Max yang tengah sibuk di ruangan ayahnya akhirnya berhasil keluar setelah Dokter datang lalu membius ayahnya. Ia pun keluar dan mendapati Viano duduk di kursi. Viano mendongak. "Bagaimana keadaan Thomas?""Ayah benar-benar tidak berubah sedikitpun, dia masih tetap keras kepala seperti dulu. Bagaimana denganmu? Kau tidak mengejar mereka berdua bukan?""Martin dan Daniel? Tidak! Aku telah berjanji pada seseorang untuk kembali?"Max tertawa. "Hahaha... Aku senang kau berbicara seperti ini denganku, Viano?""Benarkah? Sepertinya aku harus berbicara seperti ini sampai seterusnya?""Itu tidak buruk dan terdengar jauh lebih

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 65 Kabar Buruk

    Karena Elisa penasaran dengan kota yang ia tinggali seperti apa, ia pun memutuskan untuk mengelilingi kota tersebut beberapa hari setelah kedatangannya kemari dan begitupun dengan hari ini.Elisa pergi seorang diri tanpa penjaga atau pengawas siapapun, kedua orang tuannya pun tidak mempermasalahkan hal tersebut dan membiarkan Elisa bebas. Melihat sebuah danau yang indah, Elisa mengentikan mobilnya dan turun. Angin yang menerpa wajahnya dan cuaca yang cerah membuat suasana terlihat indah. Begitupun dengan pemandangan danau dan beberapa keluarga yang berujung untuk menikmati waktu santai bersama dengan keluarga mereka."Tidak buruk jika aku pergi kemari bersama Ayah dan Ibu." Elisa duduk untuk menikmati keindahan seperti orang-orang.Beberapa menit kemudian setelah menikmati momen tenang tersebut, ia memutuskan untuk pergi namun tiba-tiba seseorang duduk disampingnya. Dari penampilannya yang serba tertutup tentunya ia tidak mengenali siapa orang itu."Lama ti

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 64 Thomas

    Dengan pisau yang berada di tangannya ini, Martin akan mengakhiri semuanya.Akhirnya Martin telah mendapatkan sidik jari Thomas di surat yang ia bawa. Segera ia memasukan kembali surat penting itu dan kini ia akan menjalankan rencana keduanya.Matanya menatap Thomas. "Kau tidak perlu khawatir Thomas. Karena setelah ini semuanya akan berkahir, jadi hiduplah lebih baik lagi di kehidupan mu yang baru? Selamat tinggal-"Kepala Martin berdenyut ketika mendapati sebuah benda tumpul berukuran kecil menghantam kepalanya dengan begitu kuatnya, hingga ia terhuyung.Setelah mendapatkan peluang aku segera mengambil handphone yang tengah mengeluarkan cahaya itu untuk memantau kondisi ayah Max. Aku memeriksa detak jantung dengan indra pendengaran ku dan mendapati jantung ayah Max masih berdetak."Syukurlah... Aku harus segera membawanya sebelum orang itu kembali bangun?" Perlahan-lahan aku berusaha mencari cara untuk memindahkan ayah Max, karena alat medis di samping tubuhnya terpasang begitu banya

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 63 Pertarungan

    Perlahan-lahan aku berhasil membuka mataku dan aku langsung mengingat hal yang aku dan Max lakukan malam tadi. Wajahku pun memerah karena mengingat kejadian itu. Segera aku pergi ke kamar mandi dengan terburu-buru dan mencari Max karena dia tidak berada di ranjang.Sejak tadi Max selalu memandangi gelas kosong. Pikirannya benar-benar tidak dapat terkontrol malam tadi dan terjadilah hal itu. Sebagai seorang pria tentunya Max sangat menantikan momen tersebut namun ia hanya sedikit takut jika saat Shella bangun maka dia akan terkejut dan mungkin saja marah padanya, walaupun terlihat tidak mungkin karena malam tadi Shella yang dengan senang hati melakukannya, ia bahkan berulang kali mencoba menahan diri tetapi Shella sepertinya menerima.Hari ini mungkin akan lebih baik jika Max menghindari Shella sedikit? "Bagaimana jika dia benar-benar hanya bercanda dan tidak melakukannya dengan senang hati-""Kau seperti orang gila, berbicara seorang diri Max?" sela Daniel yang awal

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 62 Lingkungan Baru

    Segera Gael mendongak setelah mendengar perkataan Alex. "Apa... Apa maksudmu?"Wajah yang tampak tidak ingin berkata jujur itu membuat Alex tersenyum. "Katakan padaku kenapa Allen bisa menyukaimu?"Gael terdiam, ia benar tidak salah dengar bukan? Alex mengatakan tentang kenapa Allen menyukainya? Tetapi kenapa Alex tahu, mungkinkah Allen telah lebih dulu memberitahu Alex sebelumnya?"Allen yang mengatakannya padamu?"Alex menyatukan alisnya, sepertinya Gael tidak paham candaannya. "Lupakanlah! Aku akan pergi mencari sesuatu jadi pastikan Lily tidak mencari ku?" Gael menatap Lily yang tertidur pulas dengan jaket Alex sebagai selimutnya. Setelah kepergian Shella, Lily menjadi dekat dengan sosok Alex dan bahkan Lily tidak ingin bermain apapun bersama Gael.Tetapi itu cukup menguntungkan bagi Gael karena ia tidak harus bersusah payah menjaga Lily dan ia juga bisa menghabiskan waktu dengan Allen."Apa aku salah mendengar dari Dokter jika kau akan segera b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status