Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 7 Salah Masuk Toilet

Share

BAB. 7 Salah Masuk Toilet

last update Huling Na-update: 2025-02-11 20:45:04

Hari ini hari Sabtu, hari untuk bersantai ria bagi setiap karyawan. Tak terkecuali untuk Zuri dan Mirah.

Saat ini keduanya sedang bersiap-siap untuk ke luar rumah.

Mirah akan ke GBK untuk joging bersama teman-temannya. Sedangkan Zuri hendak ke bandara Soekarno Hatta, karena hari ini sahabatnya yang telah lama tinggal di luar negeri akan pulang ke Indonesia.

Sang sahabat meminta Zuri untuk menjemputnya di bandara pagi ini.

"Zuri, gue cabut duluan, ya!" pamit Mirah kepadanya.

"Iya, Mir. Lo hati-hati, ya!" sahut Zuri kepada sahabatnya.

Tak berapa lama, gadis itu pun melihat arloji di pergelangan tangan kirinya.

" Ya ampun! Aku hampir telat!" Dia pun bergegas ke luar dari unit apartemen miliknya, lalu masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai dasar.

Untung saja taksi online yang Zuri pesan baru saja tiba di area parkiran.

"Selamat pagi, dengan Nona Zuri, benar?" sapa sang sopir taksi kepadanya.

"Iya, Pak. Saya Zuri. Kita bisa berangkat sekarang? Soalnya saya sangat buru-buru," sahutnya dengan wajah cemas.

"Baiklah, Nona. Kita berangkat sekarang," jawab sopir taksi itu kepada Zuri.

Mobil pun mulai melaju dengan kecepatan sedang menuju bandara. Zuri sekali lagi melihat arloji di tangannya.

"Aduh! Tinggal setengah jam lagi pesawat Jemy akan mendarat. Bagaimana ini? Semoga dia nggak marah jika aku telat datangnya." Harap Zuri dalam hati.

Bandar Udara Soekarno Hatta,

Seorang pria tampan terlihat sedang berjalan dengan tegesa-gesa saat ini. Pasalnya beberapa orang suruhan sang kakek sedang mengejar-ngejarnya sekarang. Pesawat yang membawanya dari London selama belasan jam akhirnya mendarat juga dengan sempurna beberapa saat yang lalu.

"Sial! Kalau begini terus! Gue bisa ketahuan! Lagian ngapain sih, Opa jemput paksa gue seperti ini? Kurang kerjaan banget!" gerutu Edward mencoba untuk terus menghindar dari kejaran orang-orang itu.

Aksa, sang asisten juga ikut menyamar saat ini.

Aksa sedang mengikuti rute perjalanan atasannya di kawasan bandara itu, untuk memberikan sebuah paper bag yang berisikan pakaian ganti untuknya.

Sang asisten terus saja berjalan mengikuti GPS dari ponsel pintarnya. Dia dan Edward sedang berbagi lokasi saat ini.

Tiba di sebuah sudut bandara, dengan cepat Aksa memberikan paper bag tersebut di tangan sang tuan muda yang terlihat sedang bersembunyi saat ini, seraya berkata,

"Tuan Muda, ini baju ganti untuk Anda." seru Aksa kepadanya.

"Aksa ... ngapain Opa memaksaku untuk menemuinya? Apakah ada sesuatu hal yang penting saat ini? Gue kayak buronan saja, deh!" gerutu Edward.

"Maaf, Tuan Muda. Saya juga kurang tahu," sahut Aksa.

"Cih! Opa mah selalu hiperbola ke gue! Bukannya hari ini, Jemy juga pulang ke jakarta?"

"Benar, Tuan Muda. Tuan Jemy juga datang hari ini."

"Terus, apakah Jemy juga mendapatkan pengawalan ketat seperti yang Opa lakukan ke gue?" tanya Edward penuh selidik.

"Sepertinya tidak, Tuan Muda. Kedatangan Tuan Jemy tidak mendapatkan pengawalan sedikit pun."

"Shitt! Kenapa gue sendiri yang menjadi korban?" tuturnya kesal.

"Saya kurang tahu, Tuan Muda. Saya permisi dulu," seru Aksa dengan wajah cemas.

"Woi! Aksa! Mau ke mana, Lo? Tega Lo ninggalin gue?" kesal Edward kepada asistennya.

"Ma ... maaf, Bos. Saya harus bergegas pergi. Saya tidak mau dipecat oleh Tuan Opa," ucapnya lagi, lalu mulai berlari sekencang mungkin meninggalkan Edward di depan pintu toilet.

"Sial! Nggak setia kawan Lo, Aksa!" teriak Edward.

Namun teriakannya itu sama sekali tidak digubris oleh Aksa. Pria itu terus saja lari terbirit-birit sekarang.

Pasalnya, Opa Bram telah mengeluarkan ultimatumnya, bagi siapa saja yang membantu Edward lolos dari pengawalan ketat itu, akan dipecat secara tidak hormat.

Tentu saja Aksa tidak mau mengambil resiko besar saat ini. Kariernya lebih penting dari segalanya.

"Cih! Sial banget gue ditinggal sendiri!" Setelah berkata begitu, Edward terpaksa masuk ke dalam toilet dan bersembunyi di sana. Karena beberapa orang suruhan kakeknya sedang melintasi daerah itu.

Di dalam toilet, Edward segera mengganti pakaiannya dengan pakaian baru yang telah disediakan oleh Aksa untuknya.

Sementara Zuri baru saja sampai di bandara. Dia dari tadi ingin segera masuk ke dalam toilet karena ingin buang air kecil yang dari tadi dirinya tahan selama perjalanan ke bandara.

Gadis itu pun mulai melangkah tergesa-gesa untuk mencari toilet yang terdekat saat ini.

Karena buru-buru, Zuri tidak sadar jika dirinya salah memasuki toilet.

Gadis itu segera menuntaskan urusannya di dalam toilet itu. Dia pun mulai merasa lega. Lalu dengan santainya Zuri membuka pintu salah satu toilet. Namun alangkah terkejutnya dirinya

saat melihat seorang pria yang sedang buang air kecil di toilet yang sama di mana dirinya sedang berada saat ini.

Sekilas Zuri dapat melihat alat tempur pria tersebut. Matanya setengah terbelalak, hendak ke luar dari tempatnya.

Mata sang gadis seketika menjadi ternodai melihat pemandangan langka di depannya.

Zuri hendak berteriak, namun dengan cepat Edward membekap mulutnya sambil memperbaiki celananya yang tadinya terbuka.

Bagaimana Edward tidak melakukan itu suara teriakan orang-orang yang memanggil namanya mulai terdengar.

"Tuan Muda! Anda di mana? Tolong jangan bermain-main dengan kami! Jangan membuat Tuan Opa marah besar kepada Anda!" teriak salah satu dari mereka.

Sementara Zuri terus mencoba berontak.

"Nona, tolong tenanglah sebentar! Orang-orang itu sedang mengejar saya, Nona! Apakah Anda mau kita dicelakai oleh mereka?" Edward mulai menakut-nakuti Zuri.

Namun Zuri yang dibekap mulutnya oleh Edward tak habis akal saat ini. Dia pun menggigit tangan Edward dengan sangat kuat.

"Auch! Sakit! Nona! Anda menggigit tangan gue! Berani Lo sama gue?" serunya sambil menatap tajam ke arah gadis itu.

Namun Zuri sama sekali tidak takut dengan tatapan tajam Edward kepadanya.

Ternyata pria tampan itu lupa melepas kaca matanya, sehingga mata elangnya yang sedang menatap ke arah Zuri tidak tembus pandang saat ini. Edward masih belum menyadari jika kaca mata hitam yang dirinya sedang pakai, menghalangi semuanya.

"Anda juga kok berani-beraninya membekap mulut saya, Tuan! Jadi tak ada yang salah dengan tindakan saya. Lagian Anda ngapain di dalam toilet wanita? Apakah Anda hendak berbuat mesum?" Zuri pun segera menjauhkan tubuhnya dari pria itu.

Sementara Edward terlihat geleng-geleng kepala saat ini.

"Hei, Nona! Anda tidak bisa membaca, ya! Ini toilet pria! Tuh baca baik-baik! Jangan-jangan Anda yang mau mengintip saya!" ketus Edward.

"Apa? Ja ... jadi ini toilet pria?" tanya Zuri.

"Yaiyalah! Masa yaiya, dong?" sengit Edward lagi.

"Ma ... maaf, Tuan. Tadi saya buru-buru. Sa ... saya tidak bermaksud untuk mengintip Anda. Permisi, Tuan." ucap Zuri menjelaskan, lalu dia pun mulai ke luar dari dalam toilet itu.

"Cih! Alasan saja, Lo!" ketus Edward. Dia pun mulai ikut keluar dari dalam toilet itu.

Pria itu mulai berjalan di belakang Zuri. Namun tiba-tiba orang suruhan sang opa mulai kelihatan dari kejauhan.

*) GBK : Gelanggang olah raga Bung Karno

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 8 Bertemu Jemy

    "Sial! Kok mereka balik lagi! Apa yang harus gue lakukan?" Edward dapat melihat orang-orang itu malah berbalik ke arahnya.Edward lalu memandang sekelilingnya saat ini. Tidak begitu banyak orang yang lalu lalang di sekitarnya. "Shitt!" umpatnya.Pasalnya tempat dirinya berada sekarang adalah area terbuka tidak ada sedikit pun tempat untuk bersembunyi. Edward takut, pergerakannya yang mencolok akan menimbulkan kecurigaan dari orang-orang suruhan Opa Bram.Apa lagi, beberapa saat yang lalu Edward baru saja mendapatkan pesan dari Aksa, asistennya. Jika sang kakek ingin cepat-cepat bertemu dengannya, karena ingin menjodohkan Edward dengan seorang perempuan pilihan Opa Bram kepadanya. Tentu saja Edward tidak mau dijodohkan. Maka semakin bersemangatlah pria itu untuk melarikan diri dari kejaran anak buah sang kakek.Lalu Edward pun menatap punggung gadis yang dirinya temui di dalam toilet tadi. Tiba-tiba saja timbul ide gila dari dalam pikirannya."Sepertinya, hanya gadis ini yang bisa me

    Huling Na-update : 2025-02-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 9 Kucing Betina

    Zuri sudah tidak tahan lagi. Dia pun mulai menangis. Membuat Jemy malah menjadi sangat kaget."Lho-lho-lho! Zuri? Lo kok malah menangis, sih?" Jemy kaget bukan kepalang saat melihat sahabatnya menangis. "Habis, Lo malah memaksa gue!" ucapnya."Sorry, Zur. Baiklah gue nggak akan bertanya lagi. Tapi kan, kita ini sudah lama berteman. Selama ini kita saling terbuka, masa sekarang Lo malah berubah begitu?" Jemy mulai menurunkan nada bicaranya, agar gadis itu bisa lebih tenang.Tak lupa, Jemy menyodorkan selembar tisu kepada Zuri, untuk menyeka air matanya."Hapus air matamu. Makin jelek Lo menangis begitu!""Jemy!""Ha-ha-ha! Gue bercanda, Zuri. Elah ... sensi banget sih, Lo! Ayo cepat katakan ada apa dengan bibir Lo? Kenapa Lo sampai menangis tadi?" "Kok Lo bisa tahu, gue menangis?" tanya Zuri, mencoba untuk terus berkelit."Yaelah, Zur. Kita bukan hanya setahun dua tahun baru kenal. Tapi telah bertahun-tahun. Makanya Lo jujur sekarang, gue tunggu!" "Memangnya gue mesti jujur, Jem?"

    Huling Na-update : 2025-02-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 10 Ditelepon Bunda Ayu

    "Aksa, apakah Bunda mengetahui jika aku pulang hari ini?" tanyanya kepada sang asisten."Maaf, Tuan Muda. Sepertinya Nyonya Ayu tahu, jika Anda pulang hari ini." sahut Edward."Sial! Gue kan sudah bilang! Jangan sampai Bunda tahu jika gue balik ke Jakarta!""Maaf, Tuan. Saya pikir tidak menjadi masalah jika Nyonya Besar mengetahui kepulangan Anda," serunya lagi."Shitt! Jadi lo yang memberikan informasi tentang kepulangan gue?" ujar Edward penuh amarah."Ma ... maaf, Bos.""Dasar bocor keliling, Lo!" marah Edward. "Pantas Opa Bram menyuruh anak buahnya untuk menangkap gue. Pasti karena Bunda mengadu kepada Opa!" tukasnya kesal. "Sekali lagi maaf, Boss." ucap Aksa memohon pengampunan dari Edward."Cih! Tak ada maaf bagimu!" sahutnya kesal."Bos, telepon dari Nyonya Ayu kenapa tidak Anda angkat. Beliau adalah orang tua Anda, Bos. Siapa tahu kan Nyonya kangen kepada Anda.""Jangan sok belagu, Lo! Ikut campur saja urusan, gue!" ujar Edward kepada asistennya.Namun Aksa terus saja membu

    Huling Na-update : 2025-02-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 11 Ke Swalayan Bersama

    "Apa urusan gue sama Si Jemy? Ayo putar balik, langsung ke apartemen! Gue sedang tidak mau bertemu dengan salah seorang personil trio Kwek-kwek!" perintah Edward kepada sang asisten."Trio Kwek-kwek? Siapa mereka Bos?" tutur Aksa penasaran. "Cih! Masa Lo nggak tahu trio kwek-kwek yang selalu meresahkan itu?" ucap Edward lagi.Aksa yang tidak tahu apa-apa, segera menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda dirinya tidak mengerti maksud dari perkataan Edward."Serius, Bos. Saya benar-benar tidak tahu," ujarnya memelas."Dasar kuper Lo, Aksa!""Kuper? Maksudnya apa, Bos?""Yaelah Aksa, dodol! Kuper juga Lo nggak tahu apa artinya?" kaget Edward.Sang asisten kembali menggeleng-gelengkan kepalanya, pertanda dia tidak tahu maksud dan perkataan dari Edward."Kuper itu kurang pergaulan kayak Lo! Masa nggak tahu trio kwek-kwek!" kesal Edward kepada asistennya."Ya ... saya memang tidak tahu, Bos. Makanya kasi tahu dong?""Cih! Memalukan, Lo! Trio kwek-kwek itu adalah Ronand, Bobby, dan Jemy!" "O

    Huling Na-update : 2025-03-10
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 12 Menuju Apartemen Jemy

    "He-he-he. Kamu jangan ge'er begitu! Nih ada seikat mawar untuk Mirah. Ntar kasi ke dia juga, ya?" tukas Jemy lalu menyodorkan seikat bunga lagi ke tangan Zuri."Ih, Jemy! Kamu ini! Bikin BT deh," kesal Zuri."Ha-ha-ha! Oh ya, Mirah ke mana? Ayo hubungi dia untuk ikutan bergabung bersama kita," tutur Jemy sambil mulai melajukan mobilnya, menutupi kegugupannya."Tadi dia ada janji joging dengan teman-teman kantornya di GBK. Tapi baiklah, aku akan mengirimkan pesan kepadanya, agar singgah ke apartemenmu," sahut Zuri sambil tersenyum menghirup wangi semerbak dari bunga mawar yang berwarna-warni itu. Sepertinya kali ini mereka akan ke apartemen Jemy.Sementara sang pria hanya menganggukkan kepalanya. Seraya berkata dari dalam dalam hatinya,"Semoga Zuri tidak mengetahui kegugupanku," gumamnya dalam hati.Zuri, seorang wanita yang berjiwa lembut dan penuh kasih, merasa sangat senang saat menerima seikat bunga mawar berwarna-warni dari sahabatnya, Jemy. Bunga-bunga itu berwarna merah, kunin

    Huling Na-update : 2025-03-10
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 13 Home Tour Apartemen Jemy

    Mirah dan Zuri memasuki apartemen Jemy dengan penuh kekaguman. Apartemen ini sungguh mewah dan besar, membuat mereka terpesona dengan segala keindahannya. Saat pintu terbuka, aroma maskulin seorang pria mulai menyelimuti ruangan itu, memberikan kesan bahwa apartemen ini benar-benar milik Jemy."Selamat datang Nona-nona, di Zona ternyaman ku! Anggap saja seperti rumah sendiri, ya!" tukas Jemy kepada kedua sahabatnya."Wah ... Jemy! Apartemen mu sungguh mewah!" puji Mirah yang dibalas anggukan oleh Zuri."Oh, yeah?" sahut Jemy sambil tersenyum."Makanya Lo jangan kelamaan jomlo, Bro! Sepertinya sudah saatnya Lo melepas masa lajang Lo!" sindir Mirah sambil matanya mengarah kepada Jemy seolah-olah ingin tahu kejelasan perasaannya kepada Zuri.Namun dengan cepat Jemy menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda bukan saatnya membahas tentang hal itu. Mirah pun menunjukkan wajah cemberutnya karena mendapat sinyal yang masih abu-abu dari pria itu.Mereka lalu berjalan masuk ke ruang tamu yang lu

    Huling Na-update : 2025-03-10
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 14 Kolaborasi Memasak

    Setelah menikmati teh matcha yang hangat dan lezat, suasana di apartemen Jemy menjadi semakin seru dan penuh keceriaan. Jemy dan Zuri beranjak dari ruang tamu dan menuju ke dapur, siap untuk memasak makan siang bersama. Sementara itu, Mirah memilih untuk bersantai di ruang TV, menikmati tayangan favoritnya."Mirah, Lo duduk diam di sini. Gue sama Zuri akan berkutat di dapur," ujar Jemy kepada gadis yang kurang suka dengan aroma dapur."Siap, Jem! Kalian berdua masak yang enak, ya! Semangat, Guys!" sergah Mirah kepada keduanya.Dapur Jemy adalah ruangan yang cerah dan luas, dengan peralatan dapur stainless steel yang mengkilap dan meja dapur marmer putih yang besar. Di satu sisi, ada rak kayu yang penuh dengan berbagai jenis rempah dan bumbu, serta botol-botol tempat minyak zaitun dan cuka. Di sisi lain, ada kulkas besar yang dipenuhi dengan berbagai jenis sayuran segar, daging, dan keju.Jemy dan Zuri mulai memasak dengan semangat dan antusiasme. Mereka memilih untuk membuat pasta agl

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 15 Memilih Untuk Menyerah

    Di apartemen Jemy yang hangat dan nyaman, Zuri dan Jemy sibuk mempersiapkan meja makan untuk makan siang mereka. Dapur dan ruang makan terbuka, memberikan suasana yang santai dan ramah. Zuri, dengan senyuman lebar di wajahnya, berdiri di ruang makan, mempersiapkan hidangan pasta aglio e olio dan steak wagyu yang baru saja mereka masak bersama. Zuri dengan hati-hati mengatur pasta di atas piring, memastikan setiap piring memiliki porsi yang cukup. Dia kemudian menyusun potongan steak wagyu yang telah dipotong oleh Jemy menjadi irisan tipis, dan menata potongan daging dengan sempurna di atas piring.Sementara itu, Jemy yang berada di ruang makan, mempersiapkan meja makan. Dia pun menata peralatan makan dengan hati-hati, memastikan setiap orang memiliki piring, garpu, dan pisau. Pria itu juga menyiapkan gelas untuk minuman dan menambahkan serbet ke setiap setting meja.Mereka berdua sibuk dengan tugas-tugas itu, akan tetapi suasana tetap santai dan penuh keceriaan. Keduanya berbicara

    Huling Na-update : 2025-03-12

Pinakabagong kabanata

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 81 Jalan-jalan Lagi

    Di sebuah kamar hotel president suite,Pagi yang cerah di Kota Vienna, Edward dan Zuri baru saja selesai menikmati sarapan di kamar mereka. Matahari dari tadi telah bersinar lembut melalui jendela kamar tersebut yang berada di lantai atas, gedung megah itu, yang memberikan pemandangan kota yang menakjubkan. Setelah sarapan, mereka masih berada di dalam kamar untuk beristirahat sejenak, menikmati kenyamanan kasur yang empuk dan suasana tenang. Edward merebahkan diri di sofa sambil menatap keluar jendela.“Mas, aku ngantuk deh,” ucap Zuri kepada suaminya.“Yes, Baby. Kamu tidurlah, istirahatlah sebentar. Nanti agak sorean kita akan berkeliling kota ini,” ucap Edward sambil tersenyum, sambil memandang istrinya yang sedang membaringkan diri di atas ranjang.Zuri yang sedang meraih selimut untuk menutupi badannya, mengangguk pelan. “Siap, Mas. Aku juga penasaran dengan museum yang kamu bilang tadi. Museum Kunsthistorisches, kan?”“Iya, Sayang. Tempat itu adalah salah satu museum seni terb

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 80 Kemesraan di Pagi Hari

    Pagi hari tiba,Pagi itu, sinar matahari lembut masuk melalui celah-celah tirai tebal di kamar suite hotel mereka. Edward perlahan membuka matanya, mendapati Zuri masih terlelap di sampingnya. Dia memandangi wajah istrinya yang damai, sesekali mengelus rambutnya yang terurai di atas bantal. Edward pun tersenyum, merasa beruntung bisa menghabiskan malam yang panjang bersama wanita yang sangat dia cintai.Zuri menggerakkan tubuhnya sedikit, matanya mulai terbuka. "Pagi, Sayang," gumamnya lembut, mengusap pipi Edward dengan jemarinya."Pagi juga, Cintaku," balas Edward, suaranya rendah dan hangat. Mereka berdua terdiam sejenak, hanya menikmati momen tenang di atas tempat tidur. Tidak ada tergesa-gesa, tidak ada gangguan, hanya mereka berdua dalam kehangatan pagi itu.Zuri menarik selimutnya lebih tinggi, merasa nyaman. "Aku masih ingin di tempat tidur sebentar lagi," ucapnya dengan suara malas.Edward tersenyum dan menunduk, memberikan kecupan ringan di dahinya. "Kita bisa tetap di sini

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 79 Show Time

    Beberapa saat yang lalu,Di kamar president suite mewah hotel, yang menghadap langsung ke arah gemerlapnya Kota vienna, Edward dan Zuri baru saja selesai menikmati makan malam mereka. Aroma makanan lezat masih samar-samar terasa, namun perhatian keduanya sudah beralih ke langit malam yang terbentang luas di hadapan mereka. Dari balkon kamar itu, Zuri menatap langit Vienna yang cerah, dipenuhi bintang yang bersinar terang, diiringi sinar bulan purnama yang menggantung sempurna di angkasa. Suasana yang sangat romantis dan damai.Zuri memeluk tubuh Edward erat-erat, kepalanya bersandar lembut di bahu suaminya. Edward merangkul pinggang Zuri dengan hangat, keduanya tak berbicara banyak, hanya menikmati kebersamaan dan keindahan malam itu.“Kamu lihat bulan malam ini, Sayang?” bisik Edward sambil menatap ke atas langit yang tinggi.“Iya, Mas.” sahut Zuri.“Sepertinya cahayanya, baru mulai bersinar lebih terang setelah kita bersama.”Zuri tersenyum mendengar kata-kata suaminya, seakan setu

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 78 Surprise Dari Edward

    Setelah seharian penuh menikmati keindahan dan sejarah Kota Viena, Edward dan Zuri akhirnya kembali ke hotel. Mereka tiba di pintu kamar president suite saat hari telah menjelang malam dengan rasa lelah bercampur kepuasan atas pengalaman yang begitu indah.“Aku nggak sabar sampai ke hotel, seharian kita keliling kota,” ucap Zuri sambil sambil tersenyum kecil, matanya sedikit lelah namun bahagia.Edward ikut tersenyum penuh arti sambil menyimpan sesuatu di balik punggungnya. “Perjalanan kita masih belum selesai, Sayang. Aku punya sesuatu yang spesial buat kamu.”Zuri menatap suaminya dengan penasaran, namun dia tidak banyak bertanya. Gadis itu lalu mengambil kunci kamar dan mulai membuka pintu. Begitu pintu terbuka, cahaya hangat dari dalam kamar menyambut mereka.“Surprise!” ucap Edward dengan suara yang lembut namun jelas.Mata Zuri seketika menjadi membelalak saat dia melihat pemandangan di depannya. Kamar mereka telah diubah menjadi surga romantis yang penuh dengan nuansa kehangat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 77 Keliling Kota Vienna

    Setelah menikmati sarapan yang hangat dan penuh kasih sayang di restoran dekat hotel mereka, Edward dan Zuri pun bersiap untuk memulai petualangan bulan madunya. Kota Vienna telah menyambut keduanya dengan cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi, pertanda bahwa hari ini akan menjadi hari yang sempurna untuk menjelajahi kota yang indah ini.“Sayang, kamu sudah siap?” tanya Edward sambil memeriksa kamera yang ada di tangannya.Zuri yang sedang merapikan scarf di lehernya tersenyum dan menjawab, “Tentu saja aku sudah siap, Mas. Aku sudah nggak sabar ingin lihat Istana Schönbrunn. Aku selalu baca tentang tempat itu, dan sekarang kita benar-benar akan ke sana!” tutur Zuri penuh antusiasme.“Kalau begitu, come on kita let's go, Baby!” ucap Edward sambil tersenyum ke arah istrinya.Mereka berdua lalu berjalan sambil bergandengan tangan menuju ke mobil yang sudah menunggu di depan hotel. Istana Schönbrunn, merupakan bekas kediaman musim panas keluarga kerajaan Habsburg. Tempat megah itu akan menja

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 76 Pagi Yang Indah

    Pagi itu, di tengah hiruk-pikuk kota Vienna yang mulai sibuk, Edward terbangun dari tidurnya. Matanya terbuka perlahan, menatap langit-langit kamar president suite yang mewah, dengan dekorasi klasik yang elegan. Pria tampan itu tersenyum kecil sambil melirik ke samping, melihat istrinya, Zuri, yang masih terlelap dalam damainya. Cahaya matahari yang semakin terik menembus tirai tipis memberikan nuansa hangat pada ruangan.Ternyata keduanya sangat kelelahan setelah melewati perjalanan panjang dari Jakarta ke Austria. Maka dari itu sesampai di hotel tadi, Edward dan Zuri memutuskan untuk tidur beristirahat sejenak."Sayang, hari semakin terang. Ayo kita sarapan dulu," bisik Edward lembut sambil mengelus rambut Zuri.Zuri mengerjapkan mata, tersenyum tipis saat melihat suaminya yang tampak segar. "Hmm … segar setelah beristirahat sejenak. Apa kita sudah terlambat untuk sarapan?" tanyanya kepada suaminya.Edward menggeleng. "Tidak, kita masih punya banyak waktu. Tapi kita butuh untuk me

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 75 Welcome To Vienna

    Setelah menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih dua belas jam perjalanan udara di dalam pesawat, Edward dan Zuri akhirnya tiba di bandara internasional Vienna, Austria. Tubuh keduanya memang terasa lelah, namun semangat liburan bulan madu mereka tetap tinggi. Udara dingin yang menusuk langsung menyambut ketika Edward dan Zuri mulai melangkah keluar dari pesawat. Matahari hampir mencapai puncaknya, menunjukkan bahwa hari hampir beranjak siang.Zuri, yang memakai mantel pink tebal, merapatkan syal di lehernya sambil mulai menarik kopernya. "Akhirnya kita sampai juga, Mas" ucapnya lega, memandang Edward dengan senyuman."Iya, Sayangku. Selamat datang di Vienna, Austria. Semoga hotelnya sesuai ekspektasi," jawab Edward dengan senyum kecilnya, mencoba menyembunyikan rasa khawatirnya. Ternyata pria tampan itu diam-diam telah mempersiapkan segalanya dengan sangat matang untuk membuat bulan madu mereka menjadi sempurna.Begitu Edward dan Zuri mulai melangkah keluar dari terminal ked

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 74 Perjalanan Bulan Madu

    Setelah acara resepsi pernikahan Edward dan Zuri yang megah di Hotel Rafless selesai, suasana mulai mereda. Para tamu undangan sudah mulai meninggalkan lokasi, namun masih ada beberapa keluarga dan sahabat dekat yang tetap tinggal, berbicara dan mengabadikan momen terakhir bersama kedua mempelai. Zuri yang masih mengenakan gaun pengantin putih anggunnya tersenyum sambil melihat sekeliling, menyadari betapa indah hari yang baru saja berlalu."Sayang, sepertinya sudah saatnya kita berangkat," ucap Edward lembut sambil menggenggam tangan Zuri. "Kita harus berganti pakaian dulu sebelum berangkat ke bandara," tuturnya kepada sang istri.Zuri mengangguk, sambil tersenyum manis. “Benar, aku hampir lupa. Malam ini kita akan terbang ke Vienna, Austria, ya?”Edward tersenyum hangat. “Iya, Sayang. Perjalanan bulan madu kita akan segera dimulai.”“Siap, Mas. Ayo kita ganti baju dulu,” sahut Zuri antusias.Keduanya pun berjalan beriringan menuju ruang ganti yang telah disediakan oleh hotel. Di

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 73 Acara Sukses Sampai Akhir

    Profesionalitas seorang Ranti,Ballroom hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan tampak megah dengan dekorasi yang elegan. Cahaya lampu kristal berkilauan, mengiringi setiap langkah tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan Edward dan Zuri. Semua detail, dari hiasan bunga hingga susunan meja, tertata sempurna. Di balik kesempurnaan ini, berdirilah Ranti, pimpinan Light WO, yang dengan bangga mengawasi seluruh acara. Resepsi ini adalah puncak dari begitu banyak persiapan yang intens, dan Ranti bersama timnya berhasil mensukseskan acara tersebut tanpa cacat.Ranti berdiri di sudut ballroom, melihat ke arah pasangan pengantin yang baru saja memasuki ruangan. Senyum merekah di bibirnya, meski di dalam hatinya, ada rasa yang sulit diabaikan. Edward, mantan kekasihnya, kini telah bersanding dengan Zuri, wanita yang dipilihnya untuk mengarungi hidup bersama. Namun, Ranti bertekad untuk tetap profesional."Apa semuanya sudah siap untuk prosesi janji pernikahan?" tanya Ranti kepada salah satu

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status