Share

Sirna

Melihat raut muka tamunya, Waluyo yang insting-nya berbicara, tergelitik untuk menanyakan sesuatu. “Maaf, kamu tau yang namanya Fitri?”

“Tau.”

“Sekelas atau lain kelas?”

“Sekelas. Memang kenapa?”

Dengan tertatih Waluyo mengambil sesuatu dari rak plastik di situ dan menunjukkan sesuatu kepada Dessy yaitu tabung atau tube kecil berisi beberapa pil.

“Temanmu coba ngasih benda itu ke Adri dengan alasan itu obat migrain. Untung Adri sempat tunjukin ke Bapak. Aku larang dia dan ngasih tau bahwa itu adalah narkoba.”

“Narkoba?”

“Peristiwanya udah lama. Bapak ini lama di farmasi, Dik. Bapak mau musnahkan obat ini tapi lupa terus. Maklum, faktor U, umur. Pas kebetulan kamu datang, ya udah sekalian tunjukin aja, sekaligus supaya jangan lupa mau dihancurin aja langsung.”

Dengan tertatih ia mengambil sekotak peralatan pertukangan.

“Teman kamu itu jahat, Dik. Jangan bergaul sama dia. Kecuali kalau kamu ingin sama hancurnya seperti dia.”

“Maksudnya?”

“Dia ngajak Adri makan siang sekalian c
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status