Share

Si Kikir

last update Last Updated: 2022-04-16 21:36:13

“Kalau kamu minta untuk balik ke Manado itu baru bisa diputuskan setelah tiba di tujuan yaitu di Pulau Bunaken.”

“Kenapa?” .

“Kita tiba di tujuan sebentar lagi. Kalau kapal ini langsung kembali ke kota berarti kapal harus melaju dengan kecepatan penuh.”

“Nggak apa-apa. Gue nggak pernah mabok laut,” cetus Dessy. “Gue tahan koq kalo kapal jalannya lebih cepet.”

“Bukan itu! Kamu ngerti fisika kan? Kapal yang melaju dengan kecepatan penuh jelas berbahaya karena kamu akan terbanting-banting di dalam kapal. Kecepatan terlalu tinggi juga bisa membuat kapal terpental karena hembusan angin.”

“Gue nanti bisa pegangan kuat-kuat.”                       

“Tapi tetap saja kamu akan kemalaman ketika di jalan karena ini laut. Bukan jalan. Apalagi tol. Tidak ada lampu penerangan jalan, tidak ada rambu-rambu, t

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • OGAH MARRIED!   Sinyo Alay

    Petugas kasir berpikir bahwa dengan kekurangan yang hanya seribu tujuh ratus rupiah, pembelinya hanya cukup mengeluarkan selembar pecahan dua ribu rupiah untuk membayar. Dan lembaran dua ribu rupiah dengan warna abu-abu yang khas itu ia lihat ada cukup banyak di dompet orang itu. Tapi petugas kasir terkaget ketika tiba-tiba pembelinya mengeluarkan selembar uang seribu rupiah. “Masih kurang tujuh ratus,” kata petugas kasir. Walau pelan, terlihat jelas bahwa ia mulai tak sabar. Astrid yang melihat adegan itu dan merasa tidak nyaman dengan ulah rekannya yang ia kenal cukup pelit, diam-diam keluar meninggalkan barisan. “Sabar ya, Mbak,” Jason kembali mengaduk-aduk isi dompet. “Naaah… ketemu deh.” Tangan Jason terulur. Tangannya menjatuhkan dua keping lima ratusan dan dua ratusan langsung ke tangan petugas kasir. Tapi entah siapa yang salah, sekeping dua ratusan tadi rupanya tidak jatuh dengan sempurna sehingga menyebabk

    Last Updated : 2022-04-16
  • OGAH MARRIED!   Memaafkan Dan Melupakan

    Mendengar pertanyaan tadi, dengan ragu-ragu Sinyo menampilkan diri dan duduk di samping Dessy. Dion sendiri yang masih terlihat tidak suka pada Dessy memutuskan berpindah ke kursi lain yang kosong di sisi tengah perahu dan berpura-pura tidak mendengar percakapan antara Sinyo dengan Dessy. “Banyak orang bilang aku punya sikap aneh. Itu gara-gara pengalaman buruk di masa kecil.” “Apa yang terjadi? Coba ceritain singkat aja.” “Di kampung aku di Tahuna, saat pagi hari sekitar jam sepuluh, aku pernah kecemplung ke dalam kuali besar. Isinya... anu.... isinya....” “Ramuan ajaib?” “Bukan. Itu kisah Obelix, temannya Asterix.” “O iya.” “Kalau cerita Sinyo, temannya Dion, bukan seperti itu.” “Bagaimana itu?” “Aku pernah kecemplung ke dalam kuali besar.” “Isinya?” “Cap tikus.” “Tikus?” “Cap tikus, itu lho minuman arak di daerah ini,” katanya sambil menerawang. “I

    Last Updated : 2022-04-16
  • OGAH MARRIED!   Makna Sebuah Perubahan

    Dion terpekur. Jarinya memain-mainkan ujung-ujung tali tikar yang mencuat keluar karena semakin lapuk termakan usia. “Perubahan bukanlah perubahan,” ucap orangtua itu. Dan sebelum melanjutkan Dion sudah keburu menyambung kalimat yang terputus itu. “... sampai perubahan itu terjadi.” Segurat baris membentuk senyum di bibir orangtua itu. Ia memberi isyarat gerakan kepala ke arah dermaga yang dimaknai Dion sebagai sebuah perintah untuk pergi menemui Dessy. Tak lama kemudian. Di dermaga, di sebuah undakan kayu yang dijadikan tempatnya duduk, Dessy memegang erat-erat tas yang sedari tadi dibawanya. Matanya sembab karena cukup lama terlarut dalam tangis. Hawa dingin udara laut mulai merasuk kulit. Seiring beranjak malam, temperatur yang menurun membuat rasa dingin mulai membuatnya menggigil. Pakaian yang dikenakannya pun kini menjadi lembab akibat terus-menerus terkena tampias air laut yang menerpa tubuh di sepanjang pe

    Last Updated : 2022-04-16
  • OGAH MARRIED!   Bukan Kebetulan

    Bentakan skala seratusan desibel itu membuat Dion tak lagi ragu. Di depan gadis itu, ia melepas jins dan dengan hanya celana dalam menempel di tubuh ia menceburkan diri ke dalam laut. Dengan cepat ia berenang, meraih tas Dessy yang sempat hanyut, dan dengan perkasa kembali naik ke atas dermaga. Tak terkira rasa syukur dalam hati Dessy. Tak lama kemudian di tengah gerimis yang mulai turun, keduanya berjalan kaki ke arah rumah keluarga Dion. “Terima kasih udah nolongin gue.” Dion yang sudah kembali berpakaian lengkap hanya membalas dengan mengangguk kecil. Namun tak urung ia bersuara juga ketika melihat Dessy tersenyum-tersenyum. “Kamu pasti mengingat-ingat peristiwa tadi ya,” kata Dion serius. “Asal kamu tahu, aku berangkat dari rumah dalam keadaan terburu-buru karena kapal sudah mau berlayar. Hari pun masih gelap. Akhirnya aku memakai yang ada saja. Jadi kumohon tolong diam saja. Jangan bahas apa yang tadi kamu lihat.” “Ohhh OK....” Dessy tetap menanggapi dengan tawa tertahan. “J

    Last Updated : 2022-04-16
  • OGAH MARRIED!   Denting Gitar

    Dengan hanya Dessy yang menyantap dengan sendok, acara makan malam di tengah rintik hujan pun dimulai. Dessy yang mulanya malu-malu, tak dapat lagi menahan hasrat ketika sebagian demi sebagian makanan tadi mengisi lambungnya. Makan siang serba sedikit akibat kesibukan program audisi, perjalanan panjang yang menguras energy dan emosi, serta menu serba lezat menjadi kolaborasi yang sempurna dalam ia menikmati santap malamnya. “Pingkan nanti sehabis makan jangan lupa cuci piringnya ya, Nak.” Pingkan yang baru saja mengakhiri santapannya mengiyakan. Ia mengambil piring dan gelasnya sendiri serta piring Dion dan ibunya yang sudah lebih dulu selesai dan kemudian pergi ke dapur. Siap melaksanakan apa yang tadi diminta ibunya. Dessy memandang dengan takjub karena di usia remaja Pingkan te

    Last Updated : 2022-04-16
  • OGAH MARRIED!   Salah Paham Yang Diselesaikan

    “Itu kubeli dari hasil tabunganku sendiri,” ungkap Dion. "Mengenai mutunya, tak patut dibandingkan dengan Epiphone Hummingbird." "Kamu masih ingat gitar itu?" “Aku jadi meyakini sesuatu yaitu di antara begitu banyak perbedaan, kesukaan bermain gitar mungkin adalah satu-satunya kesamaan di antara kita berdua.” Dessy tersenyum kecil pertanda menyetujui pandangan Dion tadi. Jemarinya kembali mendenting barisan senar. Melantun nada-nada baru. “Gue baru sadar nih. Bahasa Indonesia elo udah pinter ya. Nggak kaya’ dulu. Bikin mumet yang denger.” Dion tersenyum kecil, melihati permainan gitar Dessy. “Elo ngeliatin gue?” Dion menggeleng. “Untuk apa? Aku melihati permainan gitarmu.” Ge-er, pikir Dessy. “Kamu sedang menciptakan lagu?” Senyum Dessy berubah menjadi tawa. “Cuma suka aja genjrang-genjreng atau metik senar doang. Kenapa? Keren ya?” “Ya. Kamu lagi menc

    Last Updated : 2022-04-16
  • OGAH MARRIED!   Ketinggalan Kapal

    “Dan masalah tante Sonya, coba introspeksi. Penilaianmu gak berlebihan kah? Sampai tega-teganya kamu nuduh penghuni kost lain terlalu agresif ngedekatin kamu.” “Kalau aku masuk kamar dan menemui dia tahu-tahu sudah berbaring di ranjangku dan itu sudah terjadi dua kali, berlebihankah pendapatku? Atau aku harus menunggu sampai sebuah kejadian terjadi?” Dion masih berujar beberapa kalimat yang sebetulnya sudah tak lagi Dessy perhatikan. Ia hanya memperhatikan gerakan bibirnya. O betapa ia tenggelam dalam rasa rindu berkepanjangan. Rasa rindu yang membuatnya ingin membaringkan diri di dada bidang itu. Menangis, melingkari leher dengan kedua lengan, dan mencurahkan segala bentuk galau yang lama terpendam. Sembilan tahun bukan waktu yang singkat. Sudah ada sesuatu yang terjadi. Ia kini sedang tak lagi sendiri. Ada pria lain. Bukan Arjun, tapi pria lain yang ia tahu sedang mengasihi dan menanti dirinya. Seorang pria yang ia terima kehadirannya setelah didera letih dan keputusasaan menanti

    Last Updated : 2022-04-16
  • OGAH MARRIED!   Ribut Lagi

    “Kamu yang malas bangun pagi lantas kenapa kamu marah-marah ke aku?” “Ya eyalah.” Dessy menghentak kaki dengan kesal dengan air mata mulai kembali menganaksungai di pipinya. “Gara-gara elo, gue ketinggalan. Elo tau kan kalo gue pengen cepet pulang. Gue gak mau lebih lama disini, tauk!” “Oh baguuus. Kamu yang ceroboh kenapa aku yang kamu salahkan?” “Elo bisa bangunin gue,” katanya tak mau kalah. “Aku sudah bangunkan dirimu!” jawab Dion keras. “Aku, Pingkan, Mama sudah bangunkan kamu. Apakah ini gaya hidup kamu selama ini ya? Susah tidur, susah pula saat dibangunkan?” Dessy mengerenyitkan kening. Dion sampai harus meyakinkan kembali. “Aku tidak bohong. Karena kamu tidak bangun-bangun kupikir kamu mau berangkat dengan kapal berikutnya. Kamu sempat bangun, jalan-jalan sebentar, tapi ternyata bobo’ lagi.” “J-jalan sambil tidur ya?” tanyanya retoris. Intonasinya pun melemah seketika.“Itu memang kebiasaan dari kecil yan

    Last Updated : 2022-04-16

Latest chapter

  • OGAH MARRIED!   Sebuah Ajakan

    Dion yang baru saja bersiap pergi melihati sepasang ankle boots yang menutupi mata kaki dan bagian bawah kaki seorang wanita. Matanya menelusuri ke atas, mulai dari betisnya yang putih dan bunting padi, jins cabik, atasan model sabrina dengan bahu terbuka, dan akhirnya pemilik wajah itu. Dewi. Astaga, Dion sampai terpana. Wajah gadis itu kini berubah dewasa, lebih matang, dan amat cantik. Sangat berbeda dengan sembilan tahun lalu, Dewi kini tampil penuh pesona. Ia mengulurkan tangan ke arah Dion. “Mudah-mudahan kamu masih kenal aku.” Dion menyambut uluran tangan Dewi dan merasakan betapa lembutnya telapak tangan gadis yang kini tampil sangat matang itu. “Tentu. Bagaimana mungkin aku lupa.” Ia tidak enak juga karena mereka masih bersalaman dan adalah Dewi yang terus menggenggam tanpa melepas. Walau begitu banyak berubah, sikap kenesnya ternyata tidak. &nb

  • OGAH MARRIED!   Pertemuan Tak Terduga

    Hubungan dirinya dengan kekasihnya makin manis pasca menyusulnya Dion ke Jakarta. Bahagia itu mengharu-biru dan Dion sepertinya menjadi orang yang terpapar bahagia luar biasa. Di bandara Jakarta, ia bertemu kembali dengan orangtua Dessy yang menantinya di pintu keluar usai tuntas urusan di pengambilan bagasi. Pelukan Pak Aldo begitu hangat bak seorang ayah yang kehilangan anaknya sekian lama. Sebuah kejutan manis Dion dapatkan. Ia terpana melihat ibunda Dessy tengah menggandeng seorang bocah laki-laki berumur sekitar lima tahunan. Setelah memeluk bahu wanita itu yang masih tetap segar dibanding sembilan tahun sebelumnya, barulah Adri diberitahu bahwa bocah itu tak lain adalah adik kandung Dessy. Sempat tidak percaya, Adri lantas membalik badan dan menanyai Pak Aldo. “Betul, oom?” Pak Aldo tersenyum. “Akibat metode S-mu itu.” Seketika keduanya terbahak. Sepertinya ada sesuatu di masa lalu yang membuat keduanya tertawa terpingkal-pingkal ketika mendengar ‘metode S’ yang tentu saja D

  • OGAH MARRIED!   Another Kiss

    “Iya. See? Aku menghargai pemberianmu. Kecuali kipas angin ponsel yang sudah lama aku buang karena sudah tak lagi berfungsi.” “Seperti syair lagumu, begitulah aku saat ini. Lelah didera rindu yang mencabik tanpa henti.” Sebuah sentuhan kecil terasakan. Dion menoleh dan melihat jemari Dessy menyentuh telapak tangannya. Betapa besar keinginan Dion untuk membalas. Namun pikiran lain menghalangi usahanya “Terima kasih untuk perhatianmu. Tapi aku tetap yakin tidak banyak yang bisa aku berikan untuk membahagiakanmu.” “Dengan kuatnya kemauan kamu pikir perbedaan tidak mampu teratasi?” “Kamu pernah punya pacar dari rakyat jelata?” “Jadi menurutmu uang adalah standar kebahagiaanku?” “Memangnya apa yang bisa kuberikan untukmu?” “Kamu tak merasa memiliki banyak nilai kemanusiaan yang bagus untuk dibagikan?” “Kamu tahu atau tidak sadar sih bahwa dirimu itu super nekad?” “Tidak jadi masalah bagimu kalau punya pacar seperti itu kan?” “Kenapa kalau kutanya kamu selalu balik bertanya?” Des

  • OGAH MARRIED!   Bebi Co Cwit

    Tapi, ternyata ada gunanya juga Dessy selama ini suka menikmati tayangan Crime Scene Investigation. Berbagai seri yang ditonton ternyata membuatnya kritis menyikapi kasus ini yang melibatkan dirinya sendiri. Bantahan dari Jason yang coba didukung oleh Astrid jadi mentah seketika saat Dessy menunjukan rekaman CCTV yang tersimpan di ponselnya. Jason pun luluh. Kebusukannya terbongkar. * “Lagu yang tadi kamu nyanyiin di cafe, indah lho.” Kalimat itu memecah keheningan di dalam kabin taksi yang mengantar kepergian Dessy ke bandara dengan ditemani Dion. Di bangku belakang keduanya memang hanya diam sejak lima menit lalu taksi yang mereka tumpangi meninggalkan lobby hotel. “Lagu itu menurutmu indah?” “Iya. Indahnya pake banget. Judulnya apa sih?” Dion menoleh ke arah Dessy dan tersenyum lebar. “Thank God You’re Mine.” Dessy tersipu. “Lagu yang indah lebih mudah terci

  • OGAH MARRIED!   Rahasia Yang Terungkap

    Gimme your heart. Be with me forever. I’m gonna thank God when you’re mine. Penonton bertempik sorak akibat permainan musik dan vokal yang memanjakan telinga. Lengking siulan terdengar dari beberapa orang. Para pengunjung yang menonton pertunjukan Dion serentak melakukan penghormatan sembari berdiri, standing ovation. Dion kini turun panggung sambil menyerahkan gitar yang tadi dimainkan ke pemandu acara. Dengan canggung karena disalami serta ditepuki pundaknya oleh beberapa dari para pengunjung, Dion mendekati meja di mana Dessy sebelumnya duduk di sana. Helaan nafasnya terhenti seketika saat melihat tempat itu telah kosong. Tak ada lagi Dessy di sana. * Taksi air yang dikemudikan oom Allo membelah permukaan laut yang membiru. Hatinya riang karena sejauh ini pemasukan yang ia dapat melebihi daripada biasanya. Kegembiraan itu ia bagikan pada pa

  • OGAH MARRIED!   Pujangga Pelantun Cinta

    Dessy terpekur. Apa yang hendak laki-laki itu lakukan dengan membuatnya pingsan? Ia bergidik memikirkan kemungkinan buruk yang bisa terjadi seandainya ia tidak pergi dari café dan terbawa ke kampung tempat Dion. Kampung itu bukan tempat ideal memang. Tapi tanpa sadar peristiwa terdamparnya ia ke tempat itu justeru menyelamatkan dirinya dari cengkeraman dan rencana licik dari orang yang selama ini ia pikir adalah pendamping setianya. Dan siapa yang akan menyangka bahwa selain itu ia pun masih menelikung dirinya dengan menjalin hubungan dengan Astrid? Seusai dari kantor manajer café, Dessy kembali ke mejanya. Kue pesanannya masih utuh. Bedanya semua pesanan di atas meja itu kini tak lagi membangkitkan seleranya. Begitu pun live music di café yang tak lagi mampu memupus kegalauan. Dessy menyandarkan tubuh di bangkunya. Mendadak kelopak matanya memberat. Matanya sembab. Tak tahan dan tak menduga akan adanya pengkhianatan yang

  • OGAH MARRIED!   CCTV Pengungkap Misteri

    Dessy merasa seolah-olah kembali ke peradaban ketika menginjakan kaki kembali di mall yang merangkap sebagai hotel tempatnya tinggal. Kendati tak ada lagi hawa beraroma kelembaban laut, ia lebih senang berada disana. Ia lebih menikmati seliweran kendaraan di sana-sini, deretan gedung, keramaian orang, dan sajian kuliner di resto atau cafe. Seolah merayakan kemerdekaannya, kakinya langsung ia ayunkan ke cafe yang sehari sebelumnya ia datangi bersama Jason. Setelah mengambil posisi duduk di dekat jendela kaca segelas Vanilla Latte beserta tiga cupcakes dan brownies langsung ia pesan. Badannya terasa sedikit capek setelah perjalanan dengan kapal kayu. Rasanya tak salah sedikit memanja diri dan menambah energi dengan kudapan tadi. Penampilan live music seorang pengunjung yang secara mendadak mendaftarkan diri mencipta suasana yang semakin rileks. Dari posisi tempatnya duduk, Dessy m

  • OGAH MARRIED!   Dugaan Pembiusan

    "Kamu juga sih. Pingsan koq betah sampai hampir setengah jam." "Gue juga nggak ngerti. Pingsan itu kan normalnya cuma sebentar." Dion agak terkaget. "Kamu juga mengerti bahwa pingsan tak seharusnya begitu lama?" "Ya." “Lantas, kenapa kemarin saat jatuh di dermaga, kamu malah pingsannya lama sekali?” "Gue nggak tahu! Elo sendiri tahu penyebabnya?" Pertanyaan cerdas, kata Dion membatin. Ia mulai berpikir mengenai keanehan yang terjadi. “Betul juga ya. Memang apa yang kamu lakukan sesaat sebelum ke dermaga buat menyusulku?” “Setelah acara audisi?” “Ya.” Sambil keduanya tetap mengobrol di dermaga, Dessy berpikir sesaat sebelum memberi jawaban. “Ke cafe.” “Minum?” “Jelas.” “Dengan siapa kamu kesana?” “Koq elo tau sih kalo gue ke situ nggak sendirian?" “Sekedar insting. Aku yakin kamu tak sendirian ke café.”

  • OGAH MARRIED!   Tiket

    Keakraban terajut kembali ketika keduanya tertawa bersama. Antara Dessy dengan Dion kini tak ada lagi sekat yang menghalangi kedekatan pergaulan mereka. Sementara keduanya berbagi cerita, di tengah alun ombak dan desau angin speedboat terus menyelusur. Melintasi alur penuh keelokan dari Taman Laut Bunaken. Kecepatan diatur sedang saja atas permintaan Dessy.* Hilangnya Dessy dari sejak kemarin sore tanpa meninggalkan kabar mulai mengherankan Astrid. Melalui telpon di kamar hotelnya, ia menghubungi Jason di kamar lain. "Kamar Dessy kosong ya? Dari kemarin gue telpon gak diangkat-angkat. Ponselnya juga tulalit melulu. Gue ketok-ketok pintu juga nggak ada tanggapan." "Mungkin, e... mungkin... anu... dia nginep di... itu lho....

DMCA.com Protection Status