Share

Separuh Nafasku

Pak Herry menghidupkan mode rekam suara sambil di saat yang sama ia juga menempelkan telinganya pada daun pintu.

“Ya ampuuun.”

Terdengar suara Adri dari dalam kamar. Menimbulkan keheranan dan rasa penasaran tentang apa yang membuat anak muda itu berkomentar seperti itu.

“Ckckck... luar biasa....”

“Begitulah, Dri. Tante jadi kerepotan sendiri.”

“Waduh.... basah banget, Tante.”

“Yah, begini terus tiap hari.”

Pak Herry mendegut ludah. Membayangkan sesutu yang ‘basah setiap hari’ yang kini pasti sedang dipelototi si bocah yang beruntung itu.

“Sejak kapan begini?”

“Sejak pak Syukur pergi.”

“Kasihan.”

“Iya. Beginilah kalau nggak ada suami. Apa-apa Tante hanya lakuin sendiri.”

“Seandainya aku tangani sejak lama.”

“Mangkanya. Ayo cepetan kamu selesaikan. Kan kamu tadi katanya kasihan sama Tante. Udah gak tahan nih.”

“Iya, iya. Pasti Adr

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status