Monster lendir atau yang populer dengan sebutan slime, biasanya digambarkan sebagai monster lemah yang dapat dikalahkan dengan mudah. Tak jarang mereka ditampilkan sebagai makhluk yang imut dan menggemaskan seperti beberapa video game yang pernah dimainkan O. Akan tetapi, di sini, di tempat terkutuk ini, semuanya bisa jadi sangat berbahaya. Bukankah tubuh O pernah dikoyak-koyak seekor mayat hidup?O tidak ingin meremehkan monster-monster nyaris transparan yang sekarang bergerombol di hadapannya, apalagi monster lendir di Valandria jauh dari gambaran lucu dan menggemaskan. Apapun yang memasuki tubuh mereka perlahan meleleh karena cairan asam pekat yang berada di tubuh mereka, termasuk empat pilar stalagmit yang digunakan O sebagai barikade. Mereka bergerak perlahan seperti lelehan magma yang merayap di permukaan tanah. Akan tetapi, O sudah pernah menghadapi slime sebelumnya dan tahu bahwa gerombolan di depan hanya pengalihan."Kalian tidak bisa menipuku," kata O penuh percaya diri dan
"Huh? Kenapa kau pasang kuda-kuda begitu?" kata Kreator. "Kau mau bertarung?" O sendir tidak menyadari gerakannya. Ia reflek melakukan itu karena merasa terancam. "Ck! Eurus!" Nasi sudah menjadi bubur. O langsung menyerang. Seekor slime berwarna hijau tiba-tiba muncul dan menyesuaikan bentuk tubuhnya menjadi semacam perisai. Panah angin O tidak memiliki efek apapun pada slime berwarna hijau itu. "Setelah sekian lama, penerangan di kanal bawah ini menyala," kata Kreator dengan santai, seolah serangan O tidak pernah ada. "Kupikir ada sekelompok petualang yang akhirnya memasuki wilayahku." "Ignis!" Kali ini O menembakkan bola api. Ia melakukannya sambil bergerak mundur. Kali ini, seekor slime berwarna merah ganti menghadang serangan O. Seperti sebelumnya, sihir O tidak memiliki dampak apapun pada slime itu. "Tapi ternyata, bukan manusia yang memasuki wilayahku, tapi kau, seorang Lich" kata Kreator lagi. Ia hanya berjalan santai sementara O mulai berlari. "Anehnya, anak-anakku begi
Kreator masih meraung-raung. Yang merasa bersalah jadi merasa kesal karenanya. "Hei, kau bisa diam tidak, sih?""Dunia memang tidak adil," balas Kreator, "Bagaimana mungkin kau bisa bergerak sempurna dengan kristal inti sekecil itu?""Eh, memang harusnya tidak bisa, ya?""Kau harusnya sudah jadi debu sejak lama!"O menggaruk-garuk kepalanya. "Ya, entahlah. Aku juga tiba-tiba saja hidup kembali dalam tubuh ini. Kau tahu, aku sebenarnya sudah mati, loh.""Ugh! Omong kosong!" Kreator kembali reaktif lagi. "Jangan bermain-main denganku!""Hah," O menghela napas. "Ya sudah kalau kau tidak percaya."O menembakkan bola api pada pecahan tubuh Kreator yang masih ada, kemudian mendekati kepala Kreator yang tergeletak tak berdaya. "Jadi, kau ingin kuapakan? Rasanya aneh sekali menghancurkan seseorang yang bisa bekomunikasi dengan penuh kesadaran sepertimu.""Kalau begitu kembalikan tubuhku!""Uh, tidak bisa," balas O, "Bukannya tidak mau, tapi memang tidak bisa. Bagian tubuhmu yang lain sudah j
PERINGATAN: Chapter ini mengandung adegan menjijikkan! Phantom adalah jiwa-jiwa orang mati yang masih punya keterikatan yang kuat dengan dunia. Bukan sekedar hantu biasa, Phantom sudah menjadi semacam monster tingkat menengah yang bisa menyebabkan kerusakan fisik. Semua jiwa dapat berubah menjadi Phantom, termasuk jiwa seorang Lich. Bahkan setelah kematiannya sebagai seorang Lich, Kreator tidak melepaskan keterikatannya dengan dunia. Ia menjelma menjadi seekor Phantom dan merasuki O. Seperti Ronald, ia ingin mengambil alih tubuh O. Proses pengambilalihan tubuh diawali menghapus atau memanipulasi ingatan dalam tubuh itu, lalu mengisi tubuh itu dengan ingatan Phantom yang merasuk. Di dalam kepala O sekarang, ingatannya dan ingatan Kreator saling beradu. O yang dirasuki Phantom Kreator saat itu hanya bisa berdiri mematung. Untungnya, di dalam ruangan itu tidak ada musuh yang membahayakannya... *** Nama lahirnya adalah Victor. Ia tumbuh dengan normal seperti anak lelaki lain di desa
Latar beralih ke sebuah ruang gelap entah berantah. Hanya ada penerangan berupa lilin di ruang itu. Bau anyir meruap dari mayat-mayat yang menumpuk di tengah ruang, menyesaki seluruh ruangan. Seorang lelaki tanpa busana tengah menyiapkan ebuah ritual untuk mengubah dirinya menjadi seorang Lich.Laki-laki itu adalah Kreator. Ia telah menanggalkan seluruh identitasnya di masa lalu dan mengejar masa depan bersama cintanya yang sejati, Malus. Dengan panduan yang diberikan Malus, ia berhasil mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menjadi Lich dalam waktu yang cukup singkat. Tidak hanya mananggalkan nama aslinya, Kreator juga akan meninggalkan tubuh manusianya.Sebelum memulai, Kreator memeriksa seluruh persiapannya. Pertama, korban-korban persembahan. Ia telah menyiapkan tidak kurang dari 13 korban persembahan, meskipun sebenarnya panduan yang diberikan Malus tidak secara spesifik menyebutkan julah korban yang dibutuhkan. Kedua, formasi sihir yang digambar dalam wujud lingkaran di
Invasi yang dilakukan Kreator sebenarnya hanya berlangsung beberapa menit. Akan tetapi, dampak yang dirasakan O terasa begitu dalam, dan ia merasa bahwa dampak itu akan melebar serta membekas dalam kurun waktu yang lama. Ingatan-ingatan Kreator yang ia saksikan menjadi mimpi buruk yang terus terbayang meskipun O tidak pernah tidur. O tidak bisa mengingat semuanya, akan tetapi ada bagian-bagian yang sangat melekat dalam benaknya, tak peduli sekuat apapun dia berusaha melupakan itu. Adegan yang paling membuatnya terganggu dan merasa muak adalah kenyataan bahwa ritual untuk menjadi Lich mengorbankan nyawa tak berdosa. Ritual Lich. Seperti namanya, adalah sebuah ritual yang mengubah seorang manusia biasa menjadi seorang Lich. Istilah 'Lich' sudah sering O temui dalam berbagai budaya pop di dunia asalnya. Ia juga tahu bahwa Lich selalu identik dengan ritual-ritual gelap. Akan tetapi, begitu ia merasakannya sendiri, ia tidak bisa tidak merasa muak. Ia merasa muak, marah, kecewa, dan bersa
Peta yang berada di tangan O menunjukkan denah sistem kanal dengan sangat detail. Seperti dugaannya, kanal bawah tanah ini sangat luas, seperti sebuah labirin raksasa. Padahal, ini baru kanal bagian selatan, entah bagiamana jika ia mengikutsertakan bagian yang lain."Waw! Aku tak bisa membayangkan, sebesar apa Kota Magna keseluruhan jika saluran bawah tanahnya saja sudah sebesar ini?" komentar O. Ia membayangkan apakah sihir Peta dan Navigasi mampu memetakan keseluruhan kota nantinya."Eh, tunggu. Kenapa aku harus memetakan seluruh kota?" O mengoreksi pikirannya sendiri. Benar, ia tak perlu melakukannya. "Kenapa aku harus memetakan seluruh kota kalau aku bisa keluar dari kota ini?"""Kota Magna adalah sumber energi terbaik bagi makhluk kegelapan untuk mencapai puncak evolusi mereka.""Ah, benar. Meskipun ia berhasil keluar dari kota terkutuk ini, cepat atau lambat ia pasti akan kembali ke sini, pikir O. Hanya saja, ini tidak semudah kata-kata. Ada Ordo Pelahap Malam yang ia yakin memi
Apa yang mencuat dari badan air saat O melompati kanal untuk kedua kalinya adalah seekor buaya besar. Lebih tepatnya, itu mayat hidup seekor buaya. Tentu saja gelembung udara yang dihasilkan oleh mayat hidup buaya itu sebelumnya bukan dihasilkan dari aktivitas bernapas, tetapi karena tubuhnya yang rusak dan penuh lubang memerangkap udara di dalamnya.Dengan Sihir Perisai Angin, Flatus, O merasa tubuhnya menjadi seringan udara. Bahkan saat monster buas dari kedalam air menyergapnya dengan kecepatan tinggi, O masih lebih cepat. Saat melompat itu, ia berputar di udara sambil mengayunkan sabit besarnya, menjadi mesin pemotong yang akan mencabik-cabik lawannya.Sayangnya, O belum terbiasa dengan kecepatan barunya sehingga bidikannya sedeikit meleset. Ayunan sabitnya yang seharusnya membelah buaya tersebut menjadi dua hanya memotong rahang atasnya saja."Hup!" O mendarat di seberang kanal. Ia ingin mengagumi pose pendekar yang ditirunya barusan, tetapi musuhnya belum tamat. Ia menunjuk ke a