Nova mengiakan dengan gugup.Untungnya, Brian tidak curiga.Setelah Nova siap, Brian langsung membawanya pergi.Nova berpikir itu hanya pesta malam seperti biasa.Tak disangka, itu adalah acara amal berskala besar.Terdapat deretan panjang mobil-mobil mewah di jalanan depan gedung acara yang dijaga dengan ketat.Nova berjalan di sebelah Brian dan terkejut.Melihat keterkejutan dalam tatapan Nova, Brian langsung tertawa."Kenapa? Bu Nova nggak pernah datang ke acara seperti ini?"Nova terdiam.Nova memang tidak pernah mendatangi acara seperti itu.Dengan latar belakang keluarganya, bagaimana mungkin Nova bisa menghadiri acara seperti itu?Nova telah menemani Brian menghadiri banyak acara pesta kelas atas, tetapi acara malam ini sangat spektakuler.Jika bukan Brian, Nova mungkin tidak akan pernah berkesempatan untuk menghadiri acara seperti itu.Brian berstatus mulia.Selama tiga tahun sejak mereka bersama, baru kali ini Nova merasakan kesenjangan mereka dengan begitu jelas.Nova merasak
Nova mengikuti arah pandangan Chelsea, ternyata Yasmin sudah datang. Yasmin sedang berdiri di sebelah Brian sambil menggandeng lengan Brian.Mereka cantik dan tampan, sungguh adalah pasangan yang serasi.Terutama setelah Yasmin mengatakan sesuatu, tatapan Brian menjadi sangat lembut.Itu adalah pertama kali mereka tampil di tempat umum sejak hubungan mereka diumumkan. Seketika, mereka menjadi pusat perhatian.Semua orang membicarakan tentang Yasmin dan Brian."Nggak nyangka Pak Brian dan Yasmin benaran adalah kekasih.""Lihat, tatapan Pak Brian pada Yasmin penuh rasa cinta.""Mereka sangat serasi. Kapan mereka akan menikah?""Mungkin sebentar lagi. Mereka sudah mengumumkan hubungan mereka secara umum, pasti akan menikah sebentar lagi."...Hati Nova makin perih saat mendengar perbincangan orang-orang.Nova pun merasa sesak napas di aula yang begitu luas."Bagaimana? Merasa kamu jadi pelakor?"Ekspresi Nova makin suram. "Aku nggak mengerti apa maksud Nona Chelsea. Maaf, aku pamit dulu."
Perasaan Nova sangat tidak keruan.Nova berpikir momen kebersamaan di masa kecil itu istimewa bagi Brian.Ternyata tidak.Di hati Brian, Yasmin adalah cahaya harapan dalam kehidupannya.Saat ini. Nova merasa dirinya sangat konyol.Hanya Nova sendiri yang mementingkan kenangan itu."Lelang akan segera dimulai, ayo masuk," kata Simon.Nova tersadarkan, lalu menyahut, "Baik."Nova dan Simon memasuki aula lelang.Begitu masuk, Nova dipanggil oleh seorang pelayan."Bu Nova, Pak Brian minta Anda ke sana."Nova menoleh pada Simon dan berkata, "Aku ke sana dulu.""Oke."Nova dituntun menuju Brian.Brian duduk bersebelahan dengan Yasmin di baris pertama.Yasmin tersenyum saat melihat Nova."Bu Nova juga datang?"Nova mengangguk, tidak basa-basi dengan Yasmin.Brian menatap Nova seraya bertanya, "Masih kuat?"Nova mengangguk. "Ya.""Ke mana kamu tadi?"Nova menjawab, "Berdiri sebentar di luar, lalu ketemu Simon."Brian mengangguk dan tidak bertanya lebih lanjut. Kemudian, Brian memberikan katalo
Nova terdiam sejenak. "Antar Yasmin pulang."Simon membuka mulut, tetapi tidak bisa berkata-kata.Kemudian, Simon mengemudikan mobil dan membawa Nova pergi.Simon melaju sekencang-kencangnya.Dia langsung menuju rumah sakit terdekat dari gedung acara.Di rumah sakit, Nova mengikuti dokter untuk menangani luka."Boleh nggak minum obat?" tanya Nova dengan suara rendah.Dokter menatap Nova dengan kaget. "Lukamu cukup lebar, harus minum obat."Nova merapatkan bibir, lalu berujar, "Aku hamil, aku takut obat akan menyakiti janin."Dokter tertegun sejenak. "Kalau begitu, aku akan memberimu obat yang aman untuk janin. Bisa infeksi kalau nggak minum obat."Nova mengangguk. "Terima kasih."Dokter tersenyum. "Sama-sama. Karena kamu hamil, coba lakukan pemeriksaan USG untuk lihat apakah janin baik-baik saja.""Baik."Setelah melakukan pemeriksaan USG dan memastikan janin baik-baik saja, Nova merasa lega.Saat Nova keluar dari ruang pemeriksaan USG, Brian dan Yasmin sudah datang bersama Jania.Bria
Simon tidak dapat membantah.Yasmin tidak memiliki keharusan untuk melakukan hal tersebut.Di mata orang lain, hubungan Brian dan Nova tidak akan berpengaruh pada Yasmin."Mungkinkah itu perbuatan penggemar itu sendiri? Tapi seperti yang Bu Nova katakan, hanya segelintir orang yang tahu tentang hubungan kalian. Bagaimana bisa penggemar itu tahu?"Simon sungguh merasa heran.Brian mengernyit seraya menatap hujan di luar jendela. Setelah hening sejenak, Brian berpesan, "Pantau kemajuan aparat polisi, langsung kabari aku kalau sudah ada hasil. Selain itu, kontrol opini publik di internet. Aku nggak mau ada gosip lagi."Simon menjawab, "Oke, aku mengerti."Saat Brian kembali ke mobil, Nova sedang duduk dengan mata terpejam."Sakit nggak?"Brian bertanya.Nova membuka mata dan menoleh ke luar jendela. "Menurut Pak Brian?"Ekspresi Brian menjadi kesal. "Nova, memangnya aku yang melukaimu?"Nova terdiam sejenak, lalu menjawab, "Maaf, suasana hatiku sedang buruk."Brian menatap Nova seraya ber
"Aparat polisi menyuruhku datang untuk membuat laporan identifikasi luka dan pengakuan lisan."Walau berekspresi masam, Brian berkata, "Aku antar."Nova ingin menolak.Keberpihakan Brian membuat Nova sedih.Jika Nova dan Yasmin bertukar posisi dalam kejadian hari ini, Brian pasti akan menyelidiki masalah itu hingga tuntas, bukan membela Yasmin seperti sekarang.Seolah-olah takut Nova akan menyakiti Yasmin.Nova telah menyadari kenyataan tersebut selama ini.Namun, Nova tetap merasa sedih.Terkadang, Nova sangat iri pada Yasmin.Sejak kecil, Yasmin dibela oleh orang-orang.Colton dan Zelda sangat menyayangi Yasmin.Begitu pula teman-teman Yasmin.Sejak kecil, Yasmin diperlakukan oleh orang-orang layaknya seorang putri kerajaan.Apalagi Brian yang enggan membiarkan Yasmin dianiaya sedikit pun.Tiba-tiba, Nova merasa dirinya kasihan.Apa yang dimiliki oleh Nova?Nova hanya memiliki sepotong kenangan yang enggan dilupakan.Serta ibu yang mungkin tidak akan pernah siuman lagi."Terima kasih
Di luar kantor polisi, Nova ditelepon oleh Nabila."Kamu terluka tadi malam?"Nova tersenyum sambil menjawab, "Ya, nggak parah, jangan khawatir.""Astaga! Aku sangat mengkhawatirkanmu! Aku baru saja membaca beritanya di internet. Pelakunya adalah penggemar Yasmin?"Nova menjawab seraya tersenyum sinis, "Benar, dia bilang aku merusak hubungan Yasmin dan Brian, jadi ingin memberiku pelajaran untuk Yasmin.""Omong kosong! Siapa yang merusak hubungan siapa? Memangnya sekarang ada hubungan apa di antara Yasmin dan Brian? Hubungan mereka sudah menjadi masa lalu. Sekarang Yasmin nggak ada hubungan apa-apa dengan Brian, apanya yang bisa dirusak? Kamu justru sudah bersama Brian selama tiga tahun, bahkan punya anak. Siapa yang jadi pelakor?"Kepahitan melanda hati Nova."Apa boleh buat? Siapa suruh aku nggak punya status sah?"Nabila membantah dengan sedih, "Memangnya Yasmin punya status sah? Dia juga nggak punya, kalian itu sederajat. Dia nggak bisa meremehkanmu!"Nova terhibur oleh Nabila."Ja
"Semuanya ini karena kamu, dasar pembawa sial! Kamu mencelakai putriku, kamu pantas mendapatkannya! Kenapa? Kenapa kamu nggak mau memaafkan putriku? Dia masih kecil!"Terdengar suara seorang pria yang penuh amarah.Nova hanya dapat mendengar samar-samar.Satu-satunya hal yang dapat dirasakan oleh Nova adalah rasa sakit.Rasa sakit yang berinterval di bagian perut membuat Nova sulit bernapas."Nova?" Brian bergegas menghampiri Nova dan mengernyit ketika melihat wajah Nova memucat. "Apa kamu baik-baik saja?"Nova memegangi tangan Brian."Perutku sakit, rumah sakit, pergi ke rumah sakit!"Brian memicingkan mata, lalu menggendong Nova berjalan ke luar.Sebelum pergi, Brian menoleh pada pria itu."Bisa-bisanya ada orang yang berani melukai orang lain di depan kantor polisi! Kuharap masalah ini dapat diselidiki dengan saksama."Petugas polisi ketakutan dan segera menjawab, "Jangan khawatir, Pak Brian, masalah ini pasti akan kami selidiki."Kemudian, petugas polisi langsung memborgol pria itu