"Bu Nova baik-baik saja?"Nova kembali sadar dan menarik sudut bibirnya."Lumayan."Sekretaris umum ingin menghiburnya, tapi tidak tahu harus berkata apa.Pada akhirnya, sekretaris umum hanya bisa diam dan membantu Nova membuka pintu mobil.Nova duduk di dalam mobil dan memejamkan mata.Apa yang semalam dia pikirkan hingga merasa bahwa Brian akan lembut padanya?Rasa sakit di hatinya terasa akan mencekik dirinya.Entah berapa lama waktu berlalu, telepon dari Cindy masuk lagi."Kak, bagaimana dengan humasnya? Apa kamu ingin menghubungi agen Yasmin?"Nova terdiam sejenak. "Jangan khawatir, Pak Brian akan menanganinya sendiri."Cindy tertegun sejenak lalu bertanya, "Kakak baik-baik saja?"Nova tersenyum dan menjawab, "Nggak apa-apa."....Di hotel.Brian bersandar di sofa dengan ekspresi muram.Simon berdiri di sampingnya dan berkata, "Kak, seharusnya memang bukan Bu Nova."Brian menatapnya lalu menjawab, "Kamu tahu lagi?"Simon tersenyum."Hal ini memang nggak akan ada gunanya baginya. S
Begitu kembali ke hotel, Nova menerima sebuah pesan pemberitahuan transfer uang dari ponselnya.Uang sebanyak satu miliar.Setelah membaca pesan itu, Nova membuka laman penelusuran hangat di internet.Benar saja, topik hangat barusan sudah berubah.Berita di mana Yasmin berkencan dengan pria misterius di malam hari diganti menjadi berita bahwa Yasmin adalah pacar pertama Brian.Para netizen mengirim komentar heboh di artikel tersebut.Ada yang memberi ucapan selamat, ada juga yang iri.Bahkan ada yang bertanya apakah mereka sudah berbaikan.Tangan Nova yang memegang ponsel menjadi kaku.Sesaat kemudian, Nova tersenyum.Itulah yang dimaksud dengan harapan menjadi kenyataan.Itulah yang diinginkan oleh Yasmin.Itulah sebabnya Brian mengumumkan hubungan mereka kepada khalayak umum.Sementara itu, dia memilih untuk bersama Brian demi uang.Jadi, Brian menggunakan uang untuk mendiamkan Nova.Itu memang Brian.Brian begitu cuek dan cermat.Saat hendak menyimpan ponsel, Nova ditelepon oleh se
"Nggak," jawab Nova sambil menatap Brian. Kapan dia berani bertindak sesuka hati?"Aku nggak pernah berpikir seperti itu, aku hanya ...."Pada akhirnya, Nova tidak mengatakan bahwa dirinya sedih.Di mata pria yang tidak mencintainya, sedih juga adalah mengambek.Nova tidak punya hak untuk merasa sedih.Nova menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu menoleh pada Brian."Aku hanya ... nggak mengerti. Sudah sekian lama Nona Yasmin pulang, kenapa Pak Brian nggak berbaikan dengan Nona Yasmin?Ekspresi Brian menjadi suram. "Bu Nova, itu bukan urusanmu.""Aku benaran nggak nyaman kalau terus terapit di tengah-tengah kalian.""Bu Nova." Tatapan Brian menyiratkan kemarahan saat menoleh pada Nova. "Ketahuilah apa status dan kedudukanmu. Masalahku dengan Yasmin bukan urusanmu."Seketika, Nova terdiam.Benar.Dari awal, Nova hanyalah wanita simpanan.Sama sekali tidak akan berpengaruh pada mereka.Nova-lah yang berpikir terlalu banyak.Sampai berpikir dirinya terapit di tengah-tengah
Hati Nova perih saat membaca isi pesan yang menghina itu.Nova sangat ingin mengembalikan uang itu.Kemudian, memberikan ratusan ribu pada Brian dan mengatakan itu adalah bayaran.Akan tetapi, Nova tidak berani.Nova melihat pesan itu selama sesaat, lalu membalas pesan itu."Terima kasih, Pak Brian."Tidak ada gunanya untuk mengambek.Terutama pada Brian yang tidak mencintainya.Sesaat setelah pesan terkirim, pintu kamar Nova dibuka.Brian berdiri di depan pintu dengan ekspresi sinis.Brian mencibir."Terima kasih untuk apa?"Nova menatap lurus pada Brian seraya menjawab, "Terima kasih sudah atas uang dan pelayanan Pak Brian."Brian mengangkat alis dan bersandar di pintu. Tatapannya penuh dengan ejekan. "Bu Nova sungguh berpikiran terbuka."Kemudian, Brian berjalan ke luar sembari berkata, "Ayo makan."Nova tidak ingin pergi.Nova sedang sedih dan lemas."Nggak mau.""Jangan sampai aku ulangi," ujar Brian dengan santai. Namun, Nova tidak berani membantah lagi.Nova bangun dan berpakaia
Namun, Nova tidak terlalu memikirkan hal itu karena Yasmin tidak mengambil tindakan apa pun.Tak disangka, Yasmin mengungkitkan hal itu lagi hari ini.Nova berusaha bersikap natural. "Apa ada yang salah kalau aku menemani Pak Brian dalam perjalanan bisnis?"Yasmin tertawa. "Bu Nova nggak enak badan, 'kan? Bu Nova malah melakukan perjalanan bisnis dalam keadaan sakit. Apa nggak ada orang lain di perusahaan?"Nova memalingkan tatapan. "Aku sudah lebih baik. Terima kasih atas perhatian Nona Yasmin."Kemudian, Nova langsung pergi.Baru setelah itu, Nova merasa lega.Tidak ada kejanggalan di wajah Yasmin saat keluar dari toilet. Yasmin mendatangi Brian dengan manja."Brian, aku mau duduk bersamamu nanti."Brian mengangkat alis."Kenapa dengan kursimu?"Yasmin berpura-pura marah. "'Aku mau duduk bersamamu, kamu nggak mau?"Brian tersenyum. "Tanya Bu Nova saja, itu kursinya."Brian sekali lagi mengungkit Nova.Nova tersenyum saat Yasmin menoleh padanya."Baik, aku tukar tempat duduk dengan No
Nova mengiakan dengan gugup.Untungnya, Brian tidak curiga.Setelah Nova siap, Brian langsung membawanya pergi.Nova berpikir itu hanya pesta malam seperti biasa.Tak disangka, itu adalah acara amal berskala besar.Terdapat deretan panjang mobil-mobil mewah di jalanan depan gedung acara yang dijaga dengan ketat.Nova berjalan di sebelah Brian dan terkejut.Melihat keterkejutan dalam tatapan Nova, Brian langsung tertawa."Kenapa? Bu Nova nggak pernah datang ke acara seperti ini?"Nova terdiam.Nova memang tidak pernah mendatangi acara seperti itu.Dengan latar belakang keluarganya, bagaimana mungkin Nova bisa menghadiri acara seperti itu?Nova telah menemani Brian menghadiri banyak acara pesta kelas atas, tetapi acara malam ini sangat spektakuler.Jika bukan Brian, Nova mungkin tidak akan pernah berkesempatan untuk menghadiri acara seperti itu.Brian berstatus mulia.Selama tiga tahun sejak mereka bersama, baru kali ini Nova merasakan kesenjangan mereka dengan begitu jelas.Nova merasak
Nova mengikuti arah pandangan Chelsea, ternyata Yasmin sudah datang. Yasmin sedang berdiri di sebelah Brian sambil menggandeng lengan Brian.Mereka cantik dan tampan, sungguh adalah pasangan yang serasi.Terutama setelah Yasmin mengatakan sesuatu, tatapan Brian menjadi sangat lembut.Itu adalah pertama kali mereka tampil di tempat umum sejak hubungan mereka diumumkan. Seketika, mereka menjadi pusat perhatian.Semua orang membicarakan tentang Yasmin dan Brian."Nggak nyangka Pak Brian dan Yasmin benaran adalah kekasih.""Lihat, tatapan Pak Brian pada Yasmin penuh rasa cinta.""Mereka sangat serasi. Kapan mereka akan menikah?""Mungkin sebentar lagi. Mereka sudah mengumumkan hubungan mereka secara umum, pasti akan menikah sebentar lagi."...Hati Nova makin perih saat mendengar perbincangan orang-orang.Nova pun merasa sesak napas di aula yang begitu luas."Bagaimana? Merasa kamu jadi pelakor?"Ekspresi Nova makin suram. "Aku nggak mengerti apa maksud Nona Chelsea. Maaf, aku pamit dulu."
Perasaan Nova sangat tidak keruan.Nova berpikir momen kebersamaan di masa kecil itu istimewa bagi Brian.Ternyata tidak.Di hati Brian, Yasmin adalah cahaya harapan dalam kehidupannya.Saat ini. Nova merasa dirinya sangat konyol.Hanya Nova sendiri yang mementingkan kenangan itu."Lelang akan segera dimulai, ayo masuk," kata Simon.Nova tersadarkan, lalu menyahut, "Baik."Nova dan Simon memasuki aula lelang.Begitu masuk, Nova dipanggil oleh seorang pelayan."Bu Nova, Pak Brian minta Anda ke sana."Nova menoleh pada Simon dan berkata, "Aku ke sana dulu.""Oke."Nova dituntun menuju Brian.Brian duduk bersebelahan dengan Yasmin di baris pertama.Yasmin tersenyum saat melihat Nova."Bu Nova juga datang?"Nova mengangguk, tidak basa-basi dengan Yasmin.Brian menatap Nova seraya bertanya, "Masih kuat?"Nova mengangguk. "Ya.""Ke mana kamu tadi?"Nova menjawab, "Berdiri sebentar di luar, lalu ketemu Simon."Brian mengangguk dan tidak bertanya lebih lanjut. Kemudian, Brian memberikan katalo