Setelah pengacara Oliver Darwin berhasil melepaskan kliennya dan Emilia Pilscher dari sel tahanan sementara dengan uang jaminan. Mereka berpisah di depan pintu keluar kantor polisi Kansas City. "Oliver, kuharap istrimu tak akan menganggap peristiwa hari sebagai sesuatu yang serius!" ucap Emilia seraya mengecup pipi notaris tampan itu. "Hmm ..., tak perlu kau pikirkan. Pulang dan beristirahatlah, ini sudah malam!" sahut Oliver dengan senyum tipis lalu dia masuk ke mobil pengacaranya. Sedangkan, Emilia naik taksi ke kediaman Richero.Langit telah menjadi gelap ketika dia sampai di tujuan, Emilia memasuki rumah megah yang menjadi tempat tinggalnya selama 28 tahun terakhir ini. Hubungannya dengan Arnold Richero dan kedua putri beda ibu itu telah melewati banyak cerita. "Madam, Anda sudah pulang!" sapa Hilda dengan sopan sekalipun dia melihat berita Emilia digelandang polisi dari sebuah hotel bersama pasangan selingkuhnya siang jelang sore tadi."Iya, Hilda. Tolong suruh pelayan mengiri
'Mister Carlos, target sudah mulai melancarkan aksinya. Dua pengawal berhasil dia hasut untuk meninggalkan pos jaga!' ketik Fabio Hernandes di layar ponselnya.Di dalam mobil yang melaju, Carlos membalas pesan anak buahnya, 'Berpura-puralah kalian semua sibuk ke toilet dan tempat lainnya atau tertidur saat berjaga. Setelah penjahat itu beraksi kejutkan dia lalu ringkus. Pastikan barang bukti berupa video agar kuat diserahkan ke pihak kepolisian. Aku sebentar lagi sampai di rumah sakit.'Fabio mengirim pesan ke rekan-rekan pengawal satu regu dengannya. Dia menjelaskan adanya pembunuh bayaran yang menyusup ke skuad pengawal pagi ini dan memberi instruksi sesuai saran Carlos. Selepas kepergian Timothy dan Leonard dari lorong poli ICU depan kamar Tuan Arnold Richero, para pengawal lainnya meminta izin untuk ke toilet dan kantin rumah sakit. Hanya Fabio Hernandes dan Aaron MacKay yang duduk sambil bersedekap mengantuk di bangku tunggu.Hugo Clarke menyeringai puas dengan kesempatan emas y
"Suster, tolong panggil asisten pribadiku, Carlos Peron kalau dia ada di luar ruangan ini!" ujar Tuan Arnold Richero di pembaringannya.Karena sudah lewat tiga hari pasca operasi transplantasi ginjal, maka perawat mengizinkan pasien menerima tamu sekali pun tetap harus dengan pakaian steril standar dari rumah sakit. "Baik, Sir. Akan saya panggilkan, mohon ditunggu!" jawab Suster Calista Brown lalu keluar dari ruang ICU.Sekitar lima belas menit kemudian, Carlos Peron masuk menemui big bossnya. Kondisi Tuan Arnold memang sudah pulih meskipun masih pucat wajahnya. "Bagaimana kabar Anda, Sir?" tanya Carlos singkat. Dia memiliki banyak stok kabar buruk yang terjadi dari berbagai kejadian selama majikannya itu dioperasi dan memulihkan diri pasca operasi."Lumayan, Carlos. Aku ingin mendengar apa saja yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri kemarin!" ujar Tuan Arnold. Dia yakin bahwa segalanya tidak sedang baik-baik saja melihat bahasa tubuh asisten kepercayaannya itu.Carlos menghela
"Halo, Celia. Apa kamu tidak merindukan Papa?" sapa Tuan Arnold Richero di telepon. Dia sudah dua hari dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan pasien VIP. Namun, putri bungsu kesayangannya justru tak kunjung menjenguk hingga pria berumur itu agak merajuk dan terpaksa menelepon Celia.Latar belakang suara pria dari handphone gadis itu membuat Tuan Arnold menebak sebelum putrinya menjawab pertanyaannya tadi. "Kamu sedang bersama siapa? Apa benar itu Morgan Bradburry?" "Halo, Papa. Maaf, aku harus merawat Morgan karena dia tertembak peluru nyasar setelah papa dipindah ke ruang ICU!" jawab Celia yang membuatnya sedikit malu."Ohh ... baiklah. Apa kalian tidur bersama?" cecar Tuan Arnold yang membuat Celia lebih malu mengakuinya. Morgan yang mendengar pertanyaan itu dari loud speaker menunggu Celia menjawab. Baginya, sedikit bantuan dari calon papa mertuanya akan sangat besar artinya untuk hubungan mereka agar naik ke jenjang yang lebih serius."Paa—aku belum siap menikah!" kelit C
"TING TONG."Suara bunyi bel pintu membuat seorang wanita dari dalam sebuah rumah townhouse dua lantai itu bergegas menyambut tamu yang telah dia nantikan."Hello, Pretty Girl!" ucap sesosok pria yang membawa buket bunga segar warna-warni di tangannya."Austin!" seru wanita itu seraya menghambur hingga naik ke gendongan pria kekasih gelapnya selama tiga tahun belakangan, cinta pertamanya. "Muaach ... muuuaachh!" kecup Ellen penuh napsu menghujani wajah Austin Robertson. "Rindu sekali rupanya!" Austin menepuk bokong mungil Ellen yang tak mau turun dari gendongannya bak seekor anak koala. Dia pun masuk ke dalam rumah lalu menendang pintu teras hingga menutup. Dia langsung membawa Ellen naik ke lantai dua tepatnya ke kamar tidur."Jadi, bagaimana kau bisa lepas dari pengawasan istri tuamu yang bengis itu, Sayang?" pancing Ellen yang masih dendam karena dipermalukan oleh Esme di lobi kantor Austin tempo hari.Pria itu membaringkan Ellen ke tengah ranjang lalu melucuti setelan jas mahalny
"Papa, suruhlah Celia membantuku di perusahaan. Aku butuh manager pemasaran dan kreasi produk. Dia itu pengangguran sok sibuk, huhh!" Esmeralda memasang tampang judesnya seperti biasa di hadapan Tuan Arnold Richero yang malah tertawa geli melihatnya."Kupikir kamu bisa menangani perusahaan sendirian dan tak ingin diganggu oleh adikmu, Esme!" sindir pria berumur yang terlihat lebih segar pasca operasi transplantasi ginjal itu.Esmeralda berdecak kesal sambil bersedekap. "Kalau dia berani mengganggu pekerjaanku akan kutendang sampai ke Afrika! Biar dia dimakan macan di sana, hmm. Ayolah, Pa suruh dia bekerja mulai besok pagi!" desaknya lagi."Ckk ... kamu ini sukanya memaksa, Esme Sayang. Baiklah, Papa coba telepon Celia. Ngomong-ngomong, kamu tidak berniat menindas adikmu di kantor 'kan?" sahut Tuan Arnold dengan lirikan menyelidik."Tidak. Pekerjaan kantor harus dilakukan profesional. Tinggal Celia mampu berprestasi atau sekadar bermalas-malasan!" jawab Esmeralda sportif.Maka Tuan Ar
"Terima kasih untuk Cranberry Angel Cake yang kau bawakan, Morgan. Kata dokter memang cranberry, salah satu buah yang direkomendasikan untuk menurunkan kadar kreatinin ginjal dan mencegah infeksi saluran kemih. Kamu memiliki bakat memasak yang hebat!" puji Tuan Arnold Richero saat dijenguk oleh calon menantunya bersama Celia di rumah sakit.Morgan pun menjawab seraya terkekeh, "Sebenarnya yang mengeksekusi resep kue itu dariku adalah Celia, Sir. Dia punya bakat terpendam menjadi penguasa dapur!""Celia? Wow, ini kabar yang mengejutkan. Setahuku dia tidak pernah masuk ke dapur untuk memasak di rumah kami," seru Tuan Arnold serasa tak percaya, putri bungsunya yang sering dikatai manja oleh banyak orang justru bisa memasak di bawah bimbingan chef."Hmm ... jangan salah, Pa. Guruku sangat hebat, kalau aku masih bloon di dapur pastinya memalukan!" jawab Celia yang sontak membuat kedua pria beda generasi itu tertawa bersamaan.
Pagi jelang siang selepas Dokter Jarvis menyatakan bahwa Tuan Arnold Richero sudah bisa melanjutkan perawatan di rumah saja dengan beberapa jadwal kontrol kesehatan rutin nantinya, rombongan kecil itu bertolak menuju Elmwood Cemetery. Carlos Peron duduk di bangku depan sebelah sopir, berbeda dengan sekompi pengawal yang mengikuti dalam mobil lain di belakang limousine hitam itu. Ada perasaan haru bercampur kelegaan di hati asisten pribadi Arnold semenjak masa mudanya itu, sebuah kebenaran yang terkubur lama bersama mendiang Cassandra Higgins akhirnya terkuak. Penjahat yang sebenarnya telah mendekam di sel tahanan sementara kantor polisi Kansas City. Dia selalu berada dalam pemantauan Carlos yang mengenal petinggi kepolisian dan juga sipir penjara di sana. Emilia tidak boleh dibiarkan bebas dengan jaminan karena kasus hukum yang menjeratnya kelas berat. "Papa, apakah dulu berkenalan dengan mama saat masih kuliah?" tanya Celia mencoba memancing agar cerita zaman dahulu kala itu menga
"Kate, aku masih dendam kepada Emilia Pilscher! Apa kau ada ide cemerlang untuk membalas dengan telak semua perlakuan buruk dari Don Barlow karena pengeroyokan Emilia tempo hari?" ujar Alma Alvarez di kebun belakang penjara saat jam bebas.Katlin Rookie yang mengalami berkali-kali perlakuan buruk dari mantan kekasihnya sekaligus penguasa prodeo Kansas City itu menatap ke pintu terowongan rahasia yang bermuara ke back yard rumah John."Hmm ... kau lihat pintu besi yang selalu terkunci rapat itu, Alma?" ucapnya menunjuk ke satu titik. Kepala wanita berambut hitam kumal karena jarang dicuci tersebut menoleh dengan alis terangkat sebelah. "Yap, kenapa?" sahut Alma."Don Barlow sering keluar masuk penjara ke dunia luar dari pintu itu. Kalau kau bisa membujuk sipir atau petinggi penjara untuk menciduk pria itu saat di luar, maka riwayatnya di penjara ini akan tamat. Kemungkinan besar John akan dipindah ke penjara lain dengan sistem keamanan yang lebih ketat. Dan ... itu hukuman yang paling
"Laut Aegea di bawah sana begitu biru, Jeff. Aku tak sabar untuk segera menginjakkan kakiku ke Bandara Thira!" seru Esmeralda sembari memandangi lautan dengan sebentuk daratan yang tak lain adalah negara Yunani.Jeffrey Norton ikut tersenyum senang mendengar antusiasme Esmeralda. Mereka memang melewatkan Italia dan langsung terbang ke Santorini, Yunani. Dia tidak keberatan asalkan istrinya bahagia. "Aku sudah melakukan reservasi villa mewah yang pemandangan kamarnya langsung ke Kaldera dan Laut Aegea, Esme. Kau pasti sangat menyukainya!" ujar Jeff. Esmeralda mengangguk-angguk penuh semangat. Booklet wisata di Santorini yang dia miliki di kamarnya di kediaman Richero kini bisa didatangi bersama pria istimewa yang tercinta. Tak sampai setengah jam pesawat Ryan Air yang mereka tumpangi mendarat dengan mulus di landasan Bandara Thira. Pramugari memberi arahan untuk penumpang turun satu per satu dengan tertib. Jeff mengambil koper bersama Esmeralda di kargo pengambilan barang penumpang
"Taman bunga Keukenhoff ini sangat luas, Jeff. Apa dulu kau sering berkunjung ke mari?" tanya Esmeralda sembari berjalan-jalan di antara rumpun bunga tulip beraneka warna. Memang tidak semua tanaman berbunga karena bukan musim semi saat ini."Tidak sering, aku banyak berada di Swiss dibanding berkunjung ke Belanda!" jawab Jeffrey Norton. Dia berjongkok lalu memetik beberapa tangkai bunga tulip berwarna ungu yang menurutnya tidak biasa ditemui. Dia mengikat beberapa bunga hasil perburuannya lalu menyerahkan ke Esmeralda sembari berlutut, "Untuk Ratuku yang paling mempesona!" Esmeralda tersenyum dengan rona merah muda di wajahnya. "Terima kasih, Jeff. Kau pria yang sangat manis! Bunga tulip ungu baru sekali aku melihatnya, apa benar boleh dipetik?" ujarnya."Taman bunga ini salah satu taman terluas di dunia. Tidak masalah bila memetik beberapa tangkai bunga nasional Belanda ini, Darling. Ayo kita lanjutkan jalan-jalannya!" ajak Jeff, dia menghirup udara segar di pagi hari menjelang sia
"Hello, Celia. Apa sudah siap pulang ke rumah?" Morgan melangkah masuk ke ruang kerja istrinya. Di luar kaca jendela ruangan vice CEO, langit mulai gelap.Celia merapikan barang pribadinya ke tas kerja lalu bangkit dari kursi. Dia menerima pelukan dan ciuman Morgan. "Hai, Hubby. Iya, hari yang melelahkan!" jawabnya lalu melangkah meninggalkan ruangan kantor menuju lift sembari menggandeng lengan suaminya.Karena Celia tidak menyinggung tentang acara memasak live show tadi pagi, Morgan lega. Dia lalu berbicara di dalam lift yang melaju turun, "Baby, kalau kita diminta dalam satu frame acara live show cooking, apa kamu bersedia?" Awalnya Celia mengerutkan keningnya, dia seolah-olah tak percaya lalu bertanya, "Apa kamu serius atau sekadar bercanda, Morgan?" "Serius, produser acara stasiun TV K-Star tadi meminta langsung kepadaku untuk mengajak serta kamu dalam acara memasak yang biasanya!" jawab Morgan lalu melangkah keluar di lantai lobi ketika lift terbuka pintunya."Baiklah, kenapa
"Pagi ini kita kedatangan tamu yaitu Annabella Stewart, please welcome!" seru Morgan sebagai host acara memasak di stasiun TV lokal K-Star. Seorang penyanyi asal Kansas City yang sedang naik daun dan lagu-lagunya menjadi top hits playlist radio itu memasuki studio sembari melambaikan tangan. Wanita berusia 27 tahun itu berjabat tangan dengan Chef Morgan dan mengecup pipi pria tampan bermata biru tersebut.Sedikit terkejut, tetapi Morgan berusaha menanggapi dengan biasa saja. "Jadi di kesempatan kali ini Bella akan menemaniku memasak Salmon Creamy Sauce with Potatoes and Asparagus dengan karbohidrat berupa Spagetti Aglio Olio. Mari kita mulai saja!" tutur Morgan memandu acara memasak yang menjadi top rating live show beberapa minggu terakhir ini di Kansas.Annabella pun menyahut, "Apa yang bisa saya bantu, Chef Morgan yang tampan?" "Apa kamu bisa memotong batang keras asparagus ini, Bella?" tanya Morgan mencoba memberi tugas yang menurutny mudah."Okay, akan kulakukan!" sahut Annabel
Seusai sarapan pagi di ruang makan yang hidangannya disiapkan oleh koki pegawai villa tersebut. Jeff dan Esmeralda memanggil taksi untuk mengantarkan mereka ke Chateau de Chillon. Obyek wisata bersejarah di Swiss yang berupa kastil bangsawan dengan tiga periode kepemilikan. Yang pertama adalah era Savoy pada abad 12 sampai 16 dengan kepemimpinan Counts of Savoy. Disusul era Bernese dan Vaudois.Pemandangan langsung di tepi Danau Jenewa membuat wisatawan yang mencari ketenangan dan melakukan refreshing menikmati kunjungan ke kastil kuno tersebut. Lokasinya yang berada di antara jalur menuju Pegunungan Alpen menjadikan tempat itu sayang untuk dilewatkan.Jeff membantu Esmeralda menapaki tangga batu melingkar di Chateau de Chillon. Ada banyak ruangan yang menyiratkan kejayaan era bangsawan dan menara tinggi di sudut-sudut kastil. Penjara bekas peninggalan Savoy pun masih bisa dilihat. Dari jendela menara tinggi yang terbuka, mereka memandangi Danau Jenewa yang terbentang luas dan latar b
"Tahukan apa alasan aku memilih villa ini dari pada hotel bintang lima di Jenewa sebagai tempat menginap kita, Darling?" tanya Jeff sembari membuka jendela kaca besar berbingkai kayu mahoni di samping jacuzzi yang sedang diisi air panas.Esmeralda menghampiri suaminya dan melihat pemandangan di luar jendela itu. Dia terkesiap takjub lalu tersenyum kepada Jeff. "Aku rasa karena kita bisa melihat langsung keindahan Danau Jenewa dengan latar belakang kastil tua di seberangnya itu. Apa tebakanku benar, Hubby?" jawabnya."Tepat sekali! Istriku memang cerdas. Iya, kuharap kau akan suka, ditambah jacuzzi ini sengaja diletakkan di sisi jendela agar tamu yang berendam bisa menikmati panorama indah itu dalam suasana santai atau ... romantis!" timpal Jeff. Dia menurunkan kerah longgar gaun selutut berbahan ringan yang dikenakan Esmeralda hingga terjatuh ke lantai lalu membenamkan kepala di antara bukit kembar istrinya."Aakh ... Jeff, kau pria yang sangat romantis. Mmhh ... airnya!" Esmeralda me
Derap kaki kuda menjelajah area perkebunan Lavaux di Zurich, Swiss. Esmeralda yang duduk di pelana kuda dan dipeluk dari belakang oleh Jeffrey Norton merasa aman. Dia baru satu kali mengendarai kuda, berbeda dengan Celia yang memang atlet tunggang serasi di kampus dulu. "Kuharap kau bisa rileks, Esme. Nanti bagian punggungmu sakit kalau tegang!" ujar Jeff seraya menarik tali kekang kuda putih yang mereka tunggangi.Esmeralda tertawa kering seraya menjawab, "Maklum saja, Hubby. Aku belum terbiasa berkuda. Jadi apa kau dan Morgan ketika remaja sering berkuda di sepanjang sungai Missouri?""Yeah ... Morgan sangat jago berkuda. Dia selalu berhasil mengalahkanku ketika kami balapan dengan kuda apa pun!" sahut Jeff terkenang masa remajanya dahulu. Esmeralda pun terkikik lalu menyeletuk, "Kurasa Morgan sangat jago, dia menunggangi Celia sampai hamil triplet sekaligus!"Jeff pun meledak dalam tawa. "Ahh ... nampaknya kau benar sekali, Esme. Kita tak boleh kalah dari mereka ya!" tukasnya lal
Mobil tahanan yang mengangkut Emilia berhenti di depan pintu penjara federal Kansas City, Missouri. Wanita berseragam oranye itu digelandang masuk menuju ke selnya. Lily dan Anne segera bergegas menghampiri Emilia. Kemudian mereka mendudukkan rekan satu sel yang terkenal namanya di penjara wanita karena hubungan spesialnya dengan John Barlow itu ke tepi tempat tidur. "Bagaimana hasil persidanganmu, Emmy?" tanya Lily tak sabar.Emilia mengendikkan bahu tak bersemangat. "Belum dibacakan vonisnya oleh hakim tadi, tapi sepertinya aku akan mendekam di sini lebih lama lagi!" jawabnya sendu.Dari tempat tidurnya, Zelda tertawa sendirian. Dia berkata, "Nikmati saja masa-masa kejayaanmu sebagai ratu penjara bersama Don Barlow, Emmy. Bukankah dia memenuhi segala keinginanmu termasuk kebutuhan biologis dan perawatan kecantikanmu yang mahal itu?" Memang yang dikatakan Zelda sesuai kenyataan. Akan tetapi, Emilia tersinggung seolah-olah Zelda menjadikannya sebagai lelucon dan tertawa di atas pen