Beranda / Urban / Nona CEO Looking for Love / 21. Kecuali Berkencan

Share

21. Kecuali Berkencan

Penulis: Hayu Ayaka
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-13 15:51:58

Ancaman neneknya ampuh juga membuat Isyana kembali ke depan rumah. Masih terlihat Asher yang entah sedang melakukan apa.

“Ash. Diminta Nenek ikut sarapan,” ucap Isyana.

Matanya juga celingukan mencari keberadaan Bagas yang entah sudah melesat ke mana.

“Bagas sudah pergi ya Ash?” tanya Isyana heran.

“Mengapa sampai tanya-tanya Bagas, Nona?” tanya Asher yang merasa heran dengan Isyana.

“Ya tanya aja. Memangnya gak boleh apa?”

Isyana memajukan bibirnya, cemberut. Dia merasa mulai diatur oleh Asher. Tapi setelah sekian lama tidak ada tanggapan dari si pemuda bule itu. Isyana berpikir ulang. Untuk apa juga cemberut dengan Asher.

“Ah sudah deh. Dipanggil nenek untuk makan bersama. Cepetan ya.”

Isyana memutuskan masuk lebih dulu. Tidak peduli dengan mulut Asher yang baru saja terbuka.

“Nona.”

Asher menggeleng kuat. Dia tidak mungkin sarapan lagi di rumah Nenek Asma. Terhitung sudah cukup sering dia mendapatkan makan gratis di sini.

Tapi untuk masuk ke dalam dan menolak tuan rumah, dia rasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nona CEO Looking for Love   22. Suamiable

    Hari yang dimaksud Isyana datang juga. Dia hanya membawa pakaian ganti dan keperluan bekerja. Berbeda dengan Asher yang sudah disiapkan tas besar."Kau mau pindah, Ash?" tanya Isyana yang seperti mengejek."Bawa saja ya Nona. Ini Mommy yang siapkan. Tidak enak kalau menolak. Nanti beliau sakit hati."Isyana hanya bisa mengangguk. Toh itu juga keputusan Asher sendiri. Lagi pula, mereka memang menaiki mobil. Tidak ada salahnya juga membawa banyak barang."Kau mau berapa hari di Jakarta sih?"Nenek Asma yang aneh melihat barang bawaan Asher mendekat ke arah mereka. Seingatnya kemarin Isyana ijin pergi pulang. Ini malah Asher terlihat mau cari kos-kosan."Ya pulang pergi kok Nek. Berangkat malam ini, pagi-pagi sampai, lalu nanti pulang lagi sorenya."Nenek Asma mengangguk-angguk. Paham dengan apa yang dikatakan cucunya tersebut. Tapi jelas masih begitu heran dengan tingkah laku Asher."Lalu kau ngapain bawa barang sebanyak ini, Ash. Kau mau ninggalin Ranty?" ucap Nenek Asma yang geleng-ge

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Nona CEO Looking for Love   23. Tiba di Jakarta

    Perjalanan ke Jakarta terasa begitu canggung. Sejak Nenek Asma meminta Asher terus terang untuk menjadi suami Isyana. Mereka berdua tidak banyak berbicara.Terlebih rasa tidak enak menyusup ke dalam diri Isyana. Dia tahu itu hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan.Perbuatan neneknya, benar-benar membuat hubungan mereka tidak nyaman.“Ash. Em ....”“Iya kenapa ya Nona?” tanya Asher menjawab gumaman Isyana.“Aku minta maaf sekali perihal Nenek. Sungguh dia hanya iseng saja.”Isyana benar-benar merasa tidak nyaman. Gadis itu hanya takut, Asher berpikir yang tidak-tidak padanya.“Nona tenang saja. Saya tidak ambil hati kok Nona. Justru malah tidak enak dengan Nona dan juga Nenek Asma.”“Tidak enak kenapa?” “Em ... ya tidak enak saja.”Isyana menggaruk tengkuknya. Tidak mengerti dengan ucapan yang Asher lontarkan. Tapi tidak berani juga untuk bertanya. Setelah kejadian ini, nyali berbicara dengan Asher juga sepertinya melemah. “Ya sudah kalau begitu lanjutkan menyetirnya,” ucap Isyan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • Nona CEO Looking for Love   24. Tolonglah Ash

    “Nona. Em, maaf. Lebih baik saya keluar saja ya.”Menuruti keinginan Sukma. Asher dan Isyana tentu saja berada dalam satu kamar. Mereka tampak canggung terutama Asher.“Ash. Aku mau bicara deh,” ucap Isyana ragu-ragu. Tapi lama kelamaan, dia seperti tidak memiliki pilihan lain.“Bicara apa Nona?” tanya Asher yang bukannya mendapat jawaban atas ketidakenakan yang dia rasakan, tapi malah mendapat jawaban yang membuat penasaran.“Ini kan kita sebelumnya pernah pura-pura jadi kekasih. Bisa kan kalau dilanjutkan sekarang juga. Ibuku sudah keburu heboh di luar sana. Aku beri tambahan uang deh, gimana?”Asher terpaku mendengar permintaan Isyana. Tentu saja hal ini sangat sulit dia lakukan. Bagaimana bisa, Isyana bisa berkata hal itu dengan mudah. “Tidak bisa Nona. Saya tidak bisa berbohong lama. Apa lagi ini dengan ibu anda sendiri. Kita akan melukai perasaan lembut beliau.”Asher harus tegas dalam hal ini. Dia sangat takut untuk berbohong kembali. Lebih baik jujur saja sejak awal. Ini akan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Nona CEO Looking for Love   25. Pertikaian Awal

    Menjelang siang, rumah Isyana seperti sedang ada pesta. Makanan prasmanan saling berjejer begitu banyak. Belum lagi aneka macam minuman yang dituang ke gelas-gelas bening. Terlihat menggoda.“Ayo Ash. Masuk saja. Mereka pasti sudah datang,” ucap Isyana yang sangat santai. Dia tidak lupa menggandeng lengan Asher yang begitu pas di tangannya.Setelah menghadiri rapat di kantor tadi. Isyana sengaja meminta Asher turun di butik langganannya. Dia meminta Asher memakai setelan jas yang cukup pantas untuk digunakan di acara keluarga. Biar bagaimanapun, saat ini Asher menjelma menjadi kekasihnya.“Nona, saya tanya sekali lagi, apa Nona yakin menjadikan saya kekasih?” tanya Asher yang dengan perlahan mencekal pergelangan tangan Isyana. “Yakin. Aku tidak akan salah pilih kok. Ayo masuk deh, kelamaan kalau terus bicara di sini,” ucap Isyana.Asher menurut saja. Lagi pula, apa yang dia lakukan memang sesuai dengan kesepakatan bersama. Asher hanya mencoba membantu. Sisanya, semoga saja tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Nona CEO Looking for Love   26. Keluarga Toxic

    Beberapa lama, Isyana hanya mampu diam. Tidak secerewet seperti biasa. Meski pun banyak sepupu dari pihak ayahnya yang sudah datang.Sejak kalimat Asher tadi, mampu membungkam bibirnya. Tidak ada lagi Isyana yang begitu banyak berkata.Hal ini diketahui Sukma. Ibu satu anak itu diam-diam memperhatikan Isyana. Karena tidak tahan dengan perubahan suasana hati sang anak, Sukma lebih mendekat.“Heh, Isyana. Kau dari tadi hanya diam saja. Lagi sariawan?” selidik Sukma yang sudah memperhatikan wajah Isyana tanpa terkecuali.Tidak menemukan jawaban, Sukma menoleh ke arah Asher.Pria bule itu juga hanya diam dengan gelas kopinya.“Oh, lu tengsin ya dilihat Asher,” sahut Sukma yang sengaja menggoda.“Apa sih Ma.”Isyana melambaikan tangan di depan wajah. Malas sekali jika harus meladeni godaan semu dari Sukma.“Halah. Maklumin aja kenapa Isyana. Asher kalau mau masuk ke keluarga ini ya harus tahu borok kita. Ya seperti ini adanya.”Sukma mengatakan hal tersebut dengan bibir yang lebar tertawa.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • Nona CEO Looking for Love   27. Barter

    “Nona baik-baik saja?”Asher tahu pertanyaannya hanya basa-basi. Mana ada orang yang akan baik-baik saja jika keluar dari rumahnya sendiri dalam keadaan menangis. Uluran tisu yang dilakukan Asher juga tidak disambut segera. Dengan ringan, Asher memilih untuk mengayunkan ke pipi Isyana. Menghapus air mata yang begitu meleleh. Menghancurkan riasan Isyana. Untungnya Isyana termasuk yang tidak acuh terkait hal ini.“Ash.”“Ya Nona.”“Lu punya dendam apa ama gue?”Asher yang ditanya seperti itu langsung menoleh. Terasa aneh untuk Isyana sampai bertanya seperti tadi.“Maksudnya bagaimana Nona? Saya tidak ada dendam apa pun. Mengapa anda bertanya seperti tadi?”“Ya terus kalau lo gak dendam sama gue, kenapa lo usap-usap pipi gue kasar amat. Bisa-bisa ngelupas kulit gue ini!”Asher langsung menarik tangannya. Dia tidak sadar sampai melukai Isyana. Meski pun dia yakin benar sudah selembut mungkin.“Maaf Nona, sungguh saya tidak sengaja.”Asher salah tingkah sendiri. Dia begitu merasa bersala

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • Nona CEO Looking for Love   28. Seperti Bodyguard

    “Mau pesan apa, Mister?”Asher tidak fokus dengan pertanyaan kasir. Masih saja matanya memandang Isyana yang sudah memilih tempat duduk.“Halo Mas Bule?”Kasir yang ada di depan Asher senang saja memandang wajah pria bule di depannya. Begitu tampan dan menyenangkan. Hanya saja antrian di belakang sana, juga harus diperhatikan. “Mister?”“Pesan paha dan dada dua yang original. Sama minumannya sekalian. Semuanya berapa?”Asher teringat masih berada di kasir. Tentu saja dia tidak ingin merepotkan antrian di belakang.“Baik, ada lagi?”“Tidak.”Asher menyerahkan kartu debit. Dengan tangan sedikit gemetar, kasir tadi menerima dan menggesek di mesin EDC.“Silakan PINnya.”Asher tanpa melihat ke arah perempuan yang sejak tadi tetap tersenyum. Pandangan tetap fokus pada Isyana. Takut kalau gadis itu dihampiri pemuda tidak jelas.“Terima kasih. Mohon ditunggu.”Asher segera bergeser. Memberikan ruang untuk antrian di belakang. Dengan tetap mengawasi Isyana. “Duh sudah seperti bodyguard saja.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • Nona CEO Looking for Love   29. Nikah Jalur Kepleset

    Asher sesekali melirik Isyana yang sejak masuk mobil hanya diam. Pikirannya juga menjadi gelisah. Takut jika Isyana berpikir macam-macam mengenai mengenai perkataan Cakra tadi. “Nona, maaf tadi hanya bisa traktir di restoran fast food. Jika ada rejeki lebih, saya traktir di restoran yang elite ya.” Isyana yang sejak tadi melamun entah apa. Menoleh ke arah Asher. Pria bule itu juga kebetulan menoleh ke arah Isyana. Dalam beberapa detik, mereka saling pandang. Di antara mereka seperti ada angin yang membelai. “Eh, lo tidak perlu pikirkan pernyataan Cakra. Anak itu sering membual. Lagi pula, gue juga bisa makan tanpa harus nunggu traktir. Gue bukan perempuan yang jalan sama cowok terus harus ditraktir kali, Ash.” Isyana mengakhiri kata dengan senyuman. Memaksa Asher mempercayainya. “Iya Nona. Maaf ya, anda jadi tidak nyaman. Tadinya saya akan mencegah Nona. Tapi Nona sudah keburu pergi mengambil tempat duduk,” ucap Asher yang merasa bersalah dengan kejadian ini. “Oh jadi lo udah t

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-19

Bab terbaru

  • Nona CEO Looking for Love   82. Nona CEO Selesai Mencari Cinta

    Suara gemericik air seperti soundtrack alami dalam hubungan asmara kedua insan yang baru saja bergejolak. Tetesan demi tetesan yang memercik, menambah rasa hangat dalam setiap keadaan. Permulaan yang tidak bagus, namun berakhir dengan baik. Di sini Asher yang menjadi pemimpin. Tidak hanya mampu membuat Isyana bergetar hebat. Dia sanggup membuat gadis itu seperti kehilangan kesadaran. Puncaknya saat keduanya menyatu dalam gairah yang sama. Asher buru-buru memboyong Isyana untuk berpindah ke kamar mereka. "Eh kenapa?" Isyana sedikit terkejut dengan gerakan Asher yang membopongnya tiba-tiba. Ada rasa kecewa, berpikir Asher tidak menginginkan lebih lanjut. "Jangan di kamar mandi. Banyak yang mengintip." Asher mengatakan singkat. Tanpa sungkan membanting tubuh Isyana di atas ranjang. Kemudian disusul olehnya yang naik dengan tergesa-gesa. "Ck, santai saja. Tergesa-gesa juga tidak bagus. Itu kelakuan setan." Wajah Asher yang sudah sampai dada Isyana terpaksa menunduk. Senyumnya ter

  • Nona CEO Looking for Love   81. Penolakan Isyana

    "Kompensasi apa yang kau maksud?"Tadinya Asher tidak ingin menceritakan pada Isyana. Biar bagaimanapun, ini juga diluar dari peranannya sebagai menantu. Tapi wajah memelas istrinya, membuat Asher tidak ingin membuatnya kecewa."Mama Sukma, memberikan setengah saham yang dimiliki untuk Bapak.""Apa!"Sudah diduga, Isyana akan syok mendengar hal seperti ini. Ada rasa kecewa yang sangat dalam. Dia tidak tahu menahu perkara ini. Jika dirunut, ini semua juga ada salahnya."Mama Sukma menyelamatkan Nona. Seorang ibu akan melakukan apa pun demi buah hatinya. Tadinya aku juga tidak tahu. Tapi Grandmom membocorkannya tadi.""Grandmom?""Grandmom mewakili Granddad membeli saham hotel ini. Jadi total keseluruhan, saham yang keluarga Miller miliki sebanyak sepuluh persen."Isyana mendadak linglung. Menatap ke arah Asher yang begitu tenang, tiba-tiba hatinya merasa miris. Ternyata Isyana sama sekali tidak paham apa-apa dengan suaminya. Apa lagi keluarganya. Asher datang sebagai sopir, tidak tahu

  • Nona CEO Looking for Love   80. Kompensasi

    "Jadi kalian yang udah nyuruh pria itu buat nikah sama gue?"Siapa yang tidak kesal jika dalang dari penghancur kehidupan ada di depan mata. Kalau saja dia tidak melihat CCTV di area depan, ingin sekali menerjunkan Helen dan juga Cakra ke kolam renang paling dalam."Eh gak gitu ya. Kita aja baru tahu tadi pas rapat. Pak Manto kesal banget karena gak bisa nikah sama Lo."Helen membela diri. Dia saja baru tahu kalau investor papinya mendadak menarik diri dari rencana ini. Siapa juga yang ingin kehilangan uang banyak. Alasan mereka menemui Isyana, untuk meminta penjelasan. Menjadi anggota dewan membutuhkan uang yang banyak untuk proses kampanye. Orang tua Cakra dan juga Helen, memilih membuka usaha juga, andai di periode berikutnya tidak terpilih, keuangan mereka masih aman."Lah terus Lo tahu dari mana, gua gagal dinikahi sama pria tua itu.""Jadi kan kita rapat. Terus Pak Manto tanya kita foto Lo."Helen memilih menjawab jujur. "Lagian Syan, ngapa Lo nolak sih. Duit si Pak Manto itu g

  • Nona CEO Looking for Love   79. Toxic

    Isyana tidak bisa ikut masuk. Hanya Asher yang diijinkan, lantaran dia termasuk pembeli saham. Menyikapi ini, hal yang bisa dilakukan Isyana agar tidak bosan, adalah berjalan di sekitar hotel. Area pertemuan, satu lantai dengan kolam renang pertama di hotel ini. Memang dari segi bintang, hotel ini masih di bawah yang ada di ibu kota atau kota besar lain. Tapi di kota ini, hotel milik keluarga Basel yang paling terbesar dengan segala fasilitas yang ada.Baru menginjakkan kaki di area kolam, pemandangan di dalam begitu membuat kesal. Terlihat orang seusianya yang paling dihindari selama hidupnya."Wah ada Nona dari Jakarta nih."Tampang Helen begitu mengejek. Dia menurunkan kacamata sampai di pangkal hidung. Memperlihatkan matanya yang sedang mengamati Isyana."Syan, kok kau di sini? Lagi sama siapa?"Cakra sudah menerobos tubuh Helen, bahkan sampai menyenggol bahunya. Hal ini membuat gadis itu tidak nyaman. "Eh Cakra."Cakra tidak peduli. Menurutnya melihat Isyana sudah cukup membuat

  • Nona CEO Looking for Love   78. Pembicaraan di Kamar Hotel

    "Abdul."Asher menyalami pria berhidung mancung di depannya. Di sampingnya masih ada Isyana yang setia dia seret. Tidak pergi atau pun banyak protes."Langsung saja. Oh ya, selamat atas pernikahan kalian. Ditunggu undangannya."Abdul melirik ke arah Isyana. Tersenyum kecil sebagai bentuk kesopanan. Isyana juga melakukan hal yang sama. Tidak menyangka akan bertemu kenalan Asher di sini."Ya tentu. Setelah ini beres, kita akan urus pesta. Kami pergi dulu, sebelumnya kenalkan ini Isyana, istriku.""Ah salam kenal."Abdul mengangguk. Dengan sopan menyatukan tangan di depan dada. Berkenalan tanpa ingin bersentuhan. Seketika Isyana tampak sungkan. Untung saja dia tidak sembarang menyodorkan tangan seperti biasanya."Katakan apa yang kalian inginkan sebagai hadiah." "Ck, terserah kau saja. Kami permisi dulu."Abdul mengangguk, tidak menghalangi langkah kaki mereka. Masalah hadiah, dia juga akan memikirkan nanti. Setelahnya, dia berbalik badan menjauh."Kau kenal dengan pengusaha Indonesia.

  • Nona CEO Looking for Love   77. Lanjutkan yang Semalam

    Meja makan sudah penuh dengan anggota keluarga Isyana dan juga Asher. Ini juga termasuk Danu yang saat ini lahap memakan masakan ala rumahan tersebut. Dia tidak pernah sungkan dalam melahap setiap masakan yang disendok ke dalam mulutnya. Orang ini memang berjiwa bebal tanpa kenal rasa malu.Pandangan Isyana langsung menyapu ke sekitar. Perlu bertanya langsung kepada ibunya, mengapa peristiwa semalam dan juga pagi ini terjadi. Bapaknya bukan pria yang mudah untuk dibujuk. Terlebih pagi ini dia begitu lahap tidak memudulikan apapun lagi."Isyana, kata Asher dia sudah membeli rumah untuk kalian tinggal. Apa itu berarti kau akan tinggal di kota ini?"Isyana menoleh ke arah suaminya. Mereka belum sempat membicarakan hal ini. Semalam dilalui dengan sangat canggung, masing-masing terlelap tanpa membahas lebih jauh mengenai apa rencana ke depan.Jadi untuk pertanyaan Sukma kali ini, belum memiliki jawaban."Belum tahu, Ma. Kalau sudah suami istri kan memang harus ikut suami. Jadi tergantung

  • Nona CEO Looking for Love   76. Sini dong, Istri!

    Menghadapi malam pertama dengan suami sendiri, tentu saja ada rasa tidak nyaman di hati Isyana. Bukan karena dia tidak ingin, hanya saja masih belum percaya dengan kenyataan ini.Sementara itu Asher terlihat mendekat. Memang lebih dulu Isyana yang masuk kamar. Pria itu telah menekan kunci sebanyak dua kali. Membuat Isyana gugup saja."Kok dikunci?" tanya Isyana gugup. Ludahnya bahkan dicerna dengan cepat. Seperti tahu tidak ada waktu lagi untuk mencerna segala yang terjadi."Kita sama-sama lelah, butuh waktu untuk istirahat."Tentu saja sangat lelah. Isyana saja mengakui hal ini. Niatnya hanya kabur dari Bapaknya tanpa menikah dulu. Tapi justru dia dinikahkan saat itu juga."Kau mau apa?"Isyana gugup saat Asher sudah satu langkah di depannya. Tangannya terulur menyentuh kepala Isyana. Dengan suara lirih yang masih bisa didengar, Asher kembali melantunkan doa."Ya Allah, kepada-Mu aku memohon kebaikan istriku dan kebaikan sifat yang Engkau ciptakan untuknya. Aku berlindung kepada-Mu d

  • Nona CEO Looking for Love   75. Malam yang Panjang

    "Nah ini dia calonnya sudah datang."Hanya tiga orang yang tahu, apa yang terjadi di dalam rumah. Semua pergi selain Kakek Jalu yang menjadi penengah. Setelah kembali, justru kondisi telah ramai.Bapak tua memakai sorban dengan baju koko putih dan sarung seperti hendak beribadah. Datang ke rumah Asher dengan membawa tas dokumen."Jadi yang akan dinikahkan, Gadis ini yang bernama Isyana dengan kekasihnya. Berbuat mesum ya?" ucap pria tua itu dengan senyum mengejek."Eh enak aja. Bukan dengan bule kampung ini. Melainkan keponakanku dengan calon suaminya. Pak Manto."Sari berkata dengan lantang. Mana mungkin dia menyerahkan keponakannya dengan pria bule yang tidak matang ini. Habis sudah dulu dia ditipu dengan Isyana yang berpura-pura berkekasih Asher. Padahal setelah di selidiki Asher hanyalah sopirnya."Loh calonnya sudah …."Pria tua yang ternyata penghulu itu tidak melanjutkan ejekannya. Padahal sudah jelas sekali kalau Isyana tidak cocok dengan pria tua yang berperut buncit itu"Su

  • Nona CEO Looking for Love   74. Psikopat Bule

    Pondok kecil di belakang rumah Nenek Asma, menjadi tempat yang pas untuk melarikan Isyana yang terluka hatinya.Sengaja dibangun karena ide dari Asher. Dia seringkali memergoki Isyana yang memegangi kepala karena pekerjaannya yang berat. Tidak heran membuat sebuah pondokan, menjadi tempat yang baik untuk gadis itu melepas stres.Ternyata berguna juga untuk hari ini. Ditemani lampu kuning yang memancar menggantikan sinar rembulan yang hari ini tidak ada. "Apa aku tampak menyedihkan?" tanya Isyana yang menunduk dalam. Menunjukkan wajahnya di hadapan Asher saja dia tidak mampu."Tidak. Kau justru sangat hebat."Asher tidak berbohong hanya untuk menyenangkan hati perempuan ini. Selama mengenal Isyana Gadis itu selalu memukau. Memberikan Dia potongan-potongan indah dalam hidup. Sifatnya yang tegas, bisa juga lembut. Menjadikan dia tidak bosan untuk berinteraksi dengan Isyana."Hebat dari mana. Aku bahkan mendoakan bapakku sendiri mati."Ucapan Isyana begitu merana. Seorang anak yang harus

DMCA.com Protection Status