Share

Aku Pelit?!

Bab 100

"Aku pelit?!" Tiba-tiba Ziyad tertawa keras.

"Aku pelit dengan kalian? Separuh gajiku aku berikan kepada kalian setiap bulan. Apakah itu masih dianggap pelit?" Lelaki itu melotot. Sungguh ia tidak habis pikir dengan cara berpikir adiknya.

"Seharusnya Kakak memberikan semua uang gaji Kakak kepada kami, karena aku dan Mama lebih membutuhkan ketimbang Mbak Ghina. Mbak Ghina kan kerja. Mbak Ghina tidak perlu uang gaji Kakak!" teriak Selvi yang dibarengi dengan anggukan kepala ibunya.

"Jadi jika mbakmu kerja, lantas dia tidak berhak atas nafkah dari suaminya. Begitu maksud kalian?" Ziyad kembali menatap ibu dan adiknya bergantian.

"Ya iyalah. Dia sudah bisa cari duit sendiri. Kenapa Kakak harus repot-repot memberi dia uang? Sementara aku dan Mama tidak bekerja. Kami yang harus di utamakan," tukas Selvi tak tahu malu.

"Kalau begitu, carilah pekerjaan agar tidak menjadi benalu bagi saudaramu!" sergah lelaki itu.

Ziyad merasa sangat muak. Dulu dia memang memanjakan Selvi, tetapi sekar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status