Beranda / Romansa / Nikah Kontrak Ketika Hamil / Kebaikan yang Bersyarat

Share

Kebaikan yang Bersyarat

Penulis: Fn. Nurmala17
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-25 11:30:00

"Benarkah?"

Mlathi langsung mendongak dengan wajah berseri, ia sangat senang ketika keinginannya langsung di iyakan oleh Eric. Bahkan ia tidak lagi memikirkan urat malu yang beberapa saat menganggu dirinya. Saat ini, uang itu lebih penting dari apapun.

Eric berbalik menghadap Mlathi sepenuhnya dengan alis satu terangkat. Ia begitu kagum dengan keterbukaan Mlathi, bahkan wanita itu sama sekali tidak ada rasa malu sedikit pun. Mengingat hari di mana ia mengatakan bahwa tidak semua bisa ditukarkan dengan uang, membuat Eric begitu mual. Nyatanya hari ini, ia bahkan bertingkah sebaliknya.

"Tentu saja, lima puluh juta adalah jumlah yang dikit untukku."

"Terima kasih, kau baik sekali," girang Mlathi tanpa bisa menyembunyikan wajah senangnya.

"Kau salah," sela Eric cepat membuat Mlathi mengerutkan dahi.

"Maksudmu?"

Eric kambali berbalik menghadap cermin besar di hadapannya sembari merapikan ikatan dasinya. Ia menyeringai, ada ide mena

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Lebih Enak dari Restoran Bintang Lima

    Aroma lezat dari makanan yang tersusun rapi di atas meja persegi panjang itu menguar ke seluruh ruangan. Dengan satu hembusan napas panjang, Mlathi segera melepaskan celemek yang sedari tadi menggantung di leher panjangnya. Ia tersenyum bangga dengan masakan yang ia buat, hampir dua jam lamanya ia membuat sepuluh menu sekaligus dengan satu bahan utama yaitu daging babi. Grace dan pelayan lainnya menganga tidak percaya bahkan tidak banyak dari mereka yang kesusahan meneguk salivanya. "Nyonya, apakah Anda akan menghabiskan semua menu ini?" tanya Grace masih dengan raut tidak percaya. Mlathi menggeleng. "Tentu saja tidak, Grace. Perutku kecil mana muat memasukkan makanan sebanyak ini meski aku sangat kelaparan." "Lalu ini?" Mlathi menepuk bahu Grace dengan seringaiannya seakan tidak mengkhawatirkan makanan itu. "Kau tenang saja, di rumah ini bukan hanya ada aku kan. Para pelayan dan pengawal di sini kan banyak, pastinya semua

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Kartu ATM Gold

    "Bagaimana, enak?" "Makanan ini lebih enak dari restoran bintang lima, makanan apa namanya ini? Aneh tapi sangat enak." Tentu saja kalimat pujian itu terlontar di dalam hati, hingga membuat Mlathi terus menatap Eric sembari menunggu tanggapannya mengenai makanan itu. Dilihat dari raut Eric, ada kemungkinan baik tentang masakannya. "Hm, bagaimana. Rasanya enak kan?" Lamunan Eric langsung terbuyar saat suara lembut Mlathi kembali menyapa. Eric berusaha senormal mungkin seolah semuanya biasa saja. Ia kembali meletakkan sendok itu dan memperbaiki duduknya. "Mimpi! Biasa saja, tidak ada yang istimewa dari makanan ini. Sudah bentuknya aneh, rasanya tidak karuan lagi." Kalimat yang bertimbang balik dari kata hatinya, membuat Mlathi mengerucutkan bibirnya 99 derajat celcius sembari menarik punggungnya menyentuh senderan kursi. 'Benarkah? Tapi Dogge sangat menyukainya?' bisik Mlathi yang terus merengut. Sembari ekor mata

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Menjaganya dengan Baik

    "Seriusan!" Satu teriakan melengking terdengar saat Mlathi menyelesaikan ceritanya beberapa minggu terakhir. Tentang bagaimana ia hamil, dan berakhir ke pernikahan. "Ssstt," desihan halus dari bibir Mlathi sembari telunjuknya terangkat ke udara, membuat wanita di depannya langsung mengatupkan bibir. "Sorry, sorry. Soalnya aku kaget banget, sekali ketemu kamu udah hamil. Pantesan kamu susah banget aku hubungi, aku sempat khawatir lo sama kamu." "Maaf yah, Rin. Waktu itu aku frustasi banget sama nasib aku. Jadi aku gak mikirin yang lain." Karin langsung menggelenh sembari memegang kedua tangan Mlathi. Ada rasa kasihan melihat teman baiknya mengalami hal seperti itu, tapi ia juga senang karena Mlathi baik-baik saja dan laki-laki bejat itu mau bertanggung jawab. Yah meski berakhir menyedihkan. "Udah Thi kamu gak salah kok, aku ngerti gimana perasaan kamu. Seharusnya aku yang minta maaf karena gak ada nemenin kamu wa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Sesuatu yang Janggal

    Setelah berhasil mengambil uang di kartu gold tadi berkat bantuan dari Karin. Kini Malthi kembali ke kafe untuk bertemu seseorang. Hampir setengah jam ia duduk dengan gelisah dan kedua tangannya terus menggenggam erat tas kunonya. Takut, jika tas itu di rampas seseorang. Ia tidak akan mungkin menghilangkan uang dengan nominal yang begitu banyak, jika itu terjadi maka hidupnya tidak akan tenang seumur hidup.Mlathi sengaja mengambil meja dekat pintu masuk yang bersebelahan dengan kaca yang menghadap ke luar jalanan agar ia bisa leluasa untuk melihat orang utusan ibu tirinya datang.Senyum tipis langsung terbit ketika orang yang ia tunggu akhirnya tiba."Sorry, gue telat. Soalnya macet banget. Mana uangnya?" ucap lelaki yang lebih tua dari Mlathi sembari duduk. Tanpa berpikir panjang lagi, Mlathi langsung mengambil uangnya dari dalam tas yang dibungkus ke dalam amplop kuning.Da

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Sekelebat Masa Lalu

    "Bu, kau sedang bersama siapa?""Siapa? Tidak ada, di sini aku sendiri. Kakakmu sedang di rumah karena banyak tugas dari kampus.""Tapi, tadi-""Ah sudahlah, ini sudah hampir tengah malam. Kau tidak mengantuk apa? Setidaknya pikirkan aku, beberapa hari ini aku begitu repot mengurus Ayahmu seorang diri. Sekarang biarkan aku melanjutkan tidurku," potong Konah cepat dari seberang."Maaf, Bu. Merepotkanmu dan aku tidak bisa membantu," ucap Mlathi dengan nada sedih dan seketika langsung melupakan kecurigaannya beberapa detik lalu."Baiklah, baiklah. Kau cukup membantuku dengan mematikan telpon ini, aku akan menghubungimu lagi jika terjadi sesuatu.""Baik, Bu. Selamat malam."Tidak ada balasan lagi dari seberang, hanya ada suara nyaring pertanda bahwa telpon telah dimatikan dari seberang. Mlathi mengeng

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Morning Sickness

    Pintu utama terbuka hingga menampilkan sesosok lelaki tegap dan wanita yang mengikuti dari belakang. Melihat hal itu, membuat Mlathi langsung berjalan menghampiri Eric untuk bertanya. Ia sangat khawatir akan kesehatan Dogge, sejak kepergian Eric ke rumah sakit tadi. Ia terus-terusan mondar mandir tidak karuan karena terlalu cemas."Bagaimana? Apakah Dogge baik-baik saja?"Tanpa memedulikan kemarahan Eric tadi, Mlathi tetap saja bertanya. Yang terpenting sekarang adalah kesehatan Dogge."Grace, cepat bawa Dogge ke kamarnya dan segera beri dia obat.""Baik, Tuan."Grace langsung mengambil alih Dogge dan membawanya ke kamar. Mlathi yang terus tidak tenang, hendak melangkah mengikuti Grace untuk melihat kondisi Dogge."Berhenti!" Suara bariton Eric langsung menghentikan langkah Mlathi. Wanita itu kembali berbalik.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Ingin Terus Memeluknya

    Setelah memberi makan Dogge dan menidurkannya, Mlathi langsung naik ke lantai atas untuk membersihkan diri sebelum tidur. Baru satu langkah masuk ke dalam kamar, suara knop pintu di kamar mandi berputar dan daun pintu perlahan mengayun membuka hingga menampilkan sesosok pria bertelanjang dada. Mlathi langsung menjerit sembari menutupi matanya dengan menggunakan kedua tangan. Hingga membuat Eric terkejut dan ikut berteriak tapi hanya sebentar. Sebelum Mlathi berhasil melangkah keluar, Eric telah lebih dulu menarik lengan Mlathi dan menutup pintu lalu menguncinya. Karena tarikan yang cukup kuat, hingga membuat Mlathi menubruk dada bidang yang basah itu. Jarak mereka cukup dekat, dan itu berhasil menimbulkan detak jantung Mlathi berdebar kencang. "Apa yang kau lakukan?" tanya Mlathi yang kembali menutupi matanya, karena tadi sempat melihat otot dada itu. "Aku? Tentu saja mandi." "Hm, bu-bukan itu. Maksudku, kenapa kau menarikk

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Sikap Bar-bar Mlathi

    Hari pertama setelah tidur bersama. Setelah ritual pembersihan diri di kamar mandi, Mlathi melangkah keluar dari kamar mandi. Dan pertama kali yang ia lihat adalah Eric yang sedang bermain ponsel di atas kasurnya. Lagi, pikiran jelek Mlathi bermain di otaknya membuat ia berkali-kali meneguuk salivanya dengan susah payah. "Mlathi, cukup kemarin malam saja kau bertingkah keterlaluan dan tidak lagi untuk malam ini dan seterusnya," gumamnya memperingatkan diri lalu segera melangkah ke sofa, tempat di mana ia tidur selama tinggal di rumah Eric kecuali tadi malam. Sepertinya Eric tidak menyadari keberadaan Mlathi ketika lelaki itu terus sibuk bermain ponselnya tanpa sedikit pun menoleh. Mlathi duduk agak gelisah, sekali-kali ia mencuri pandang ke arah kasur sembari menggigit bibir bawahnya. Keinginannya untuk kembali memeluk tubuh Eric terus menggebu. Kejadian tadi malam terus terngiang di benaknya, dan itu membuat ia sedikit tidak nyaman.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14

Bab terbaru

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Akhir dari Cerita

    Mereka bertiga telah terpasang sabuk pengaman di tubuh. Semua kursi telah diisi oleh semua pengunjung. Elvina berada diantara lelaki kecil, dengan ekpresi takut, ia memegang erat sabuk pengaman di sampingnya. Alvin menoleh dan terlihat khawatir. "El, jika kau merasa takut, kita berhenti sekarang. Ok," ujar Alvin. Dengan menarik napas dalam, Elvina menggeleng. "Kita sudah naik, daripada turun lebih baik kita mencobanya." Dua orang pengawas lelaki berkeliling memastikan jika semua peserta wahana itu telah terpasang sabuk dengan aman. "Kalian semua sudah siap. Kita mulai sekarang," teriak lelaki berseragam itu dengan lantang. Semua para peserta wahana serempak berkata siap. Setelah itu, benda panjang itu mulai bergerak ke atas. Perlahan namun pasti dan akhirnya mulai bergerak dengan cepat. Suara teriakan langsung memenuhi sekitaran ketika wahana itu terbang dengan menjungkir-balikkan, seolah merasa tubuh

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Wahana Menguji Adrenalin

    Mobil BMW seri 2 berwarna hitam itu melintas dengan kecepatan normal di tengah kendaraan lainnya. Tampak dua anak kembar duduk di jok belakang.Bocah laki-laki bersikap santai dengan tangan menyedekap di depan dada, sedang bocah perempuan itu mengedarkan pandangannya ke luar jendela. Melihat ramainya kota Jakarta."Lihat, orang itu hebat sekali dalam memainkannya," ujar Elvina takjub ketika melihat antraksi seorang badut sedang memutarkan beberapa bola tanpa henti.Alvano yang mendengar langsung melihat dengan ekor matanya, ia berdecak dengan senyum miringnya."Ck, apanya yang hebat? Mereka bisa melakukan itu karena telah berlatih keras selama bertahun-tahun. Aku juga bisa jika begitu," sahut Alvano memandang remeh.Elvina yang mendengar menatap jengkel ke arah saudaranya itu. "Kau memang selalu begitu. Hanya bisa mengatakan omong kosong tanpa pembuk

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Dua Pengganggu

    Lima tahun kemudian ....Seorang anak perempuan merangkak dengan hati-hati ke atas kasur. Ia terkekeh pelan melihat saudara kembarnya masih tertidur lelap, ada ide muncul untuk mengusil saudaranya.Gadis kecil itu mengulur tangannya yang memegang sebuah bulu merak lalu menggosoknya ke telinga sang kakak. Hingga membuat bocah lelaki itu mengeliat tidak nyaman. Gadis kecil itu tertawa pelan dan kembali menggosoknya ke lubang hidung sang kakak.Respon sama kembali terulang, bocah lelaki itu mengipas tangannya ke depan hidung untuk menyingkirkan benda yang mengusik tidurnya. Tentu saja hal itu mengundang tawa sang gadis."Aisshh, pergilah. Mengganggu saja," geram bocah lelaki itu yang masih belum membuka mata.Masih belum puas, sang gadis kecil kembali menggosok bulu merak itu ke telinga sang kakak lebih liar. Membuat bocah lelaki itu tidak

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Dua Pangeran dan Satu Putri

    Tampak di ruang tamu, Mlathi sedang fokus membenahi dasi di kemeja Eric. Lelaki di depannya terus menatap wajah sang istri dengan tangan melingkar di pinggangnya."Kau sungguh tidak apa-apa jika aku tinggalkan? Apalagi sekarang kelahiranmu sebentar lagi," ucap Eric khawatir seraya tangannya mengelus lembut perut sang istri yang telah membesar."Tidak apa-apa, jangan khawatir. Bukankah ada Grace? Pergilah dan bekerjalah dengan tenang, ok. Apalagi hari ini kau ada rapat penting, kan?" Mlathi berucap dengan nada penuh keyakinan. Ia terus tersenyum untuk menghilangkan kecemasan sang suami.Eric menghela napas pelan, lalu menuntun Mlathi duduk di atas sofa. Ia menekukkan kedua lututnya ke lantai lalu mendekatkan wajahnya ke perut buncit sang istri."Juniorku, jangan nakal yah selagi Papa tidak ada. Jangan membuat Mama kalian merasa kesakitan, ok," ujar Eric menasehati hingga membua

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Kesempatan Menjadi Ayah

    Setelah dua minggu keberangkatan Ara dan Kevin ke Islandia, negara di mana keluarga besarnya berasal. Karena perusahaan yang dipimpin Kevin mengalami kendala saat itu dan membutuhkannya. Jadi, ia terpaksa untuk pulang lebih awal setelah tiga hari pernikahan mereka. Cahaya matahari menyerbu masuk melewati tirai putih transparan itu, hingga membuat sang wanita yang sedang terlelap tidur di pelukan suaminya mengerjap. Ia langsung mengangkat tangannya untuk melindungi wajahnya dari paparan cahaya. Wanita itu menoleh, menatap lebih lekat wajah sang suami yang masih terlelap. Wajah tegas itu begitu teduh saat tidur. Membuat si wanita melekukkan bibirnya. "Good morning, Suamiku," bisik Mlathi tepat di dekat telinga sang suami lalu mengecup pipinya. Spontan membuat lelaki yang masih memejamkan mata itu tersenyum, lalu mengeratkan pelukannya. "Kenapa kau sangat suka memandangi wajahku saat baru bangun, hm?" tanya Eric yang belum mem

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Kebahagiaan yang Mulai Menghampiri

    "Wah, Kak, kau benar-benar cantik," puji Mlathi dengan tatapannya tak berkedip lurus ke pantulan cermin.Tubuh Ara yang ramping telah dibaluti dengan gaun putih menjuntai hingga menyapu lantai. Gaun yang dirancang oleh desainer ternama tampak begitu elegan, kecantikan Ara semakin bersinar dengan bantuan sedikit make up. Senyum yang sudah lama hilang itu tidak menyurut saat tatapannya menelusuri penampilannya hari ini."Aku yakin, setelah Kakak ipar melihatmu. Ia pasti sudah tidak bisa menahan diri lagi," lanjut Mlathi seraya geleng-geleng kepala. Membuat Ara semakin bersemu merah karena malu.Ara berbalik menghadap Mlathi sepenuhnya, ia memegang tangan wanita itu. "Mlathi, setelah orang tua kami bercerai, akulah sumber kekuatan Eric saat ia begitu rapuh. Saat ia menyerah akan kehidupannya. Tapi, setelah aku sakit, ia pasti begitu menderita dan frustasi. Aku bahkan tidak sanggup membayangkannya saat tida

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Satu Bulan Berlalu

    Waktu terus berputar tanpa lelah, musim terus berganti hingga kini musim semi telah tiba. Kota Jakarta yang terkenal akan kemacetan lalu lintas akibat banyaknya manusia yang beraktivitas setiap harinya. Terus bergerak mengikuti roda waktu. Hingga ... satu bulan telah berlalu. Hari Minggu, tepat pada tanggal 3 Oktober 2021. Tanggal merah yang dimanfaatkan kebanyakan orang untuk bersantai atau sekedar jalan-jalan santai untuk menghilangkan penat setelah bekerja begitu keras beberapa hari. Sesosok lelaki tegap menatap lurus ke cakrawala yang terbentang di depannya, dengan sesekali menyeruput kopi latte kesukaannya. Ia terus menarik napas sedalam-dalamnya lalu mengembuskannya perlahan. Menikmati udara sejuk pagi hari itu. Kepalanya menoleh ketika seseorang memelukmya dari belakang. Kemudian ia memegang tangan yang ada di pinggangnya. "Kau sudah bangun?" tanyanya. Terasa anggukan kepala dari belakang sebagai jawaban.

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Lima Ronde Sekaligus

    "Apa kau ingin mengatakan jika lelaki itu tidak bersalah? Maksudmu, ia bukanlah penyebab Kakakku kehilangan semangatnya, hah. Itu yang ingin kau katakan?" Eric mulai melepaskan tangannya dari tubuh Mlathi, ia menatap tidak percaya jika Mlathi lebih membela lelaki brengsek itu. "Bukan, bukan itu maksudku Eric. Ku mohon, dengarkan dulu penjelasanku," ucap Mlathi yang berusaha menghilangkan kesalahpahaman Eric. "Penjelasan apa lagi yang ingin kau katakan. Hah?" Eric bangkit lalu berjalan menuju jendela di ruangan itu, hatinya masih diselimuti rasa dendam sehingga lelaki itu sama sekali tidak ingin mendengarkan hal baik tentang lelaki brengsek yang telah menghancurkan hidup kakaknya. Tatapan Mlathi teralih ke arah kedua tangan Eric yang masih mengepal di sisi tubuhnya. Ia mengembus napas berat, agaknya ia sedikit sulit untuk membuka sisi gelap Eric. Tidak peduli apapun itu alasannya, Mlathi harus mengembalikan kebahagiaan kepad

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Beri Satu Kesempatan Lagi

    Karena ponsel Mlathi tidak bisa dihubungi, Eric langsung pergi ke rumah sakit untuk memastikan alasan istrinya itu menemui Kakaknya. Langkah tegapnya terus berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan sedikit cepat. Entah kenapa ia merasa jiwanya terpanggil dan ingin segera sampai ke sana. Saat tangannya terangkat hendak menyentuh knop pintu, suara lelaki dari dalam membuat Eric memaku di tempat. Ia mengintip dari sela pintu yang terbuka sedikit. Eric tidak bisa mengenali siapa lelaki itu karena posisinya yang membelakanginya. Terlihat juga Mlathi yang berdiri tidak jauh dari mereka. Kedua alis Eric menyatu. "Kenapa Mlathi membiarkan pria itu mendekati Kakak? Apa ia mengenalinya?" gumam Eric. "Ara, Sayang. Ini bukanlah bayangan. Ini aku, Kevin kekasihmu." Kedua mata Eric seketika membulat ketika mendengar kalimat itu. Tanpa dicegah amarahnya langsung memuncak dengan kedua rahangnya telah mengeras. Jadi, lelaki di dalam adalah kekasih

DMCA.com Protection Status