Home / Romansa / Nikah Kontrak Ketika Hamil / Sesuatu yang Janggal

Share

Sesuatu yang Janggal

Author: Fn. Nurmala17
last update Last Updated: 2021-08-06 11:00:00

Setelah berhasil mengambil uang di kartu gold tadi berkat bantuan dari Karin. Kini Malthi kembali ke kafe untuk bertemu seseorang. Hampir setengah jam ia duduk dengan gelisah dan kedua tangannya terus menggenggam erat tas kunonya. Takut, jika tas itu di rampas seseorang. Ia tidak akan mungkin menghilangkan uang dengan nominal yang begitu banyak, jika itu terjadi maka hidupnya tidak akan tenang seumur hidup. 

Mlathi sengaja mengambil meja dekat pintu masuk yang bersebelahan dengan kaca yang menghadap ke luar jalanan agar ia bisa leluasa untuk melihat orang utusan ibu tirinya datang. 

Senyum tipis langsung terbit ketika orang yang ia tunggu akhirnya tiba. 

"Sorry, gue telat. Soalnya macet banget. Mana uangnya?" ucap lelaki yang lebih tua dari Mlathi sembari duduk. Tanpa berpikir panjang lagi, Mlathi langsung mengambil uangnya dari dalam tas yang dibungkus ke dalam amplop kuning. 

Da

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Sekelebat Masa Lalu

    "Bu, kau sedang bersama siapa?""Siapa? Tidak ada, di sini aku sendiri. Kakakmu sedang di rumah karena banyak tugas dari kampus.""Tapi, tadi-""Ah sudahlah, ini sudah hampir tengah malam. Kau tidak mengantuk apa? Setidaknya pikirkan aku, beberapa hari ini aku begitu repot mengurus Ayahmu seorang diri. Sekarang biarkan aku melanjutkan tidurku," potong Konah cepat dari seberang."Maaf, Bu. Merepotkanmu dan aku tidak bisa membantu," ucap Mlathi dengan nada sedih dan seketika langsung melupakan kecurigaannya beberapa detik lalu."Baiklah, baiklah. Kau cukup membantuku dengan mematikan telpon ini, aku akan menghubungimu lagi jika terjadi sesuatu.""Baik, Bu. Selamat malam."Tidak ada balasan lagi dari seberang, hanya ada suara nyaring pertanda bahwa telpon telah dimatikan dari seberang. Mlathi mengeng

    Last Updated : 2021-08-07
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Morning Sickness

    Pintu utama terbuka hingga menampilkan sesosok lelaki tegap dan wanita yang mengikuti dari belakang. Melihat hal itu, membuat Mlathi langsung berjalan menghampiri Eric untuk bertanya. Ia sangat khawatir akan kesehatan Dogge, sejak kepergian Eric ke rumah sakit tadi. Ia terus-terusan mondar mandir tidak karuan karena terlalu cemas."Bagaimana? Apakah Dogge baik-baik saja?"Tanpa memedulikan kemarahan Eric tadi, Mlathi tetap saja bertanya. Yang terpenting sekarang adalah kesehatan Dogge."Grace, cepat bawa Dogge ke kamarnya dan segera beri dia obat.""Baik, Tuan."Grace langsung mengambil alih Dogge dan membawanya ke kamar. Mlathi yang terus tidak tenang, hendak melangkah mengikuti Grace untuk melihat kondisi Dogge."Berhenti!" Suara bariton Eric langsung menghentikan langkah Mlathi. Wanita itu kembali berbalik.

    Last Updated : 2021-08-11
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Ingin Terus Memeluknya

    Setelah memberi makan Dogge dan menidurkannya, Mlathi langsung naik ke lantai atas untuk membersihkan diri sebelum tidur. Baru satu langkah masuk ke dalam kamar, suara knop pintu di kamar mandi berputar dan daun pintu perlahan mengayun membuka hingga menampilkan sesosok pria bertelanjang dada. Mlathi langsung menjerit sembari menutupi matanya dengan menggunakan kedua tangan. Hingga membuat Eric terkejut dan ikut berteriak tapi hanya sebentar. Sebelum Mlathi berhasil melangkah keluar, Eric telah lebih dulu menarik lengan Mlathi dan menutup pintu lalu menguncinya. Karena tarikan yang cukup kuat, hingga membuat Mlathi menubruk dada bidang yang basah itu. Jarak mereka cukup dekat, dan itu berhasil menimbulkan detak jantung Mlathi berdebar kencang. "Apa yang kau lakukan?" tanya Mlathi yang kembali menutupi matanya, karena tadi sempat melihat otot dada itu. "Aku? Tentu saja mandi." "Hm, bu-bukan itu. Maksudku, kenapa kau menarikk

    Last Updated : 2021-08-14
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Sikap Bar-bar Mlathi

    Hari pertama setelah tidur bersama. Setelah ritual pembersihan diri di kamar mandi, Mlathi melangkah keluar dari kamar mandi. Dan pertama kali yang ia lihat adalah Eric yang sedang bermain ponsel di atas kasurnya. Lagi, pikiran jelek Mlathi bermain di otaknya membuat ia berkali-kali meneguuk salivanya dengan susah payah. "Mlathi, cukup kemarin malam saja kau bertingkah keterlaluan dan tidak lagi untuk malam ini dan seterusnya," gumamnya memperingatkan diri lalu segera melangkah ke sofa, tempat di mana ia tidur selama tinggal di rumah Eric kecuali tadi malam. Sepertinya Eric tidak menyadari keberadaan Mlathi ketika lelaki itu terus sibuk bermain ponselnya tanpa sedikit pun menoleh. Mlathi duduk agak gelisah, sekali-kali ia mencuri pandang ke arah kasur sembari menggigit bibir bawahnya. Keinginannya untuk kembali memeluk tubuh Eric terus menggebu. Kejadian tadi malam terus terngiang di benaknya, dan itu membuat ia sedikit tidak nyaman.

    Last Updated : 2021-08-14
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   GEGANA: gelisah, galau, merana

    Suasana di meja makan pagi itu begitu senyap, hanya suara dentingan sendok ke piring yang terdengar. Sesekali Mlathi mencuri pandang ke arah Eric yang menampilkan wajah datar. Ia tidak berani membuka pembicaraan karena masalah tadi malam. Apalagi tadi setelah bangun tidur, Eric terus menatap tidak suka ke arahnya. Meski tidak berkata apapun, tentu saja Mlathi tahu bahwa Eric sedang marah padanya. "Hm, apa kau mau nambah? Aku ambilkan yah," ucap Mlathi akhirnya, suaranya terdengar serak karena sedari tadi terus diam. "Tidak!" Suara tegas Eric menghentikan tangan Mlathi yang hendak memasukkan tumis sayur ke dalam piring Eric. "Ahh ... baiklah untukku saja." Mlathi sedikit kecewa ketika mendengar penolakan dari Eric. Entah kenapa akhir-akhir ini emosinya sangat susah dikendalikan. Eric sama sekali tidak menoleh. Jangankan menoleh, melirik saja tidak. "Hm, apa kau marah?" Mlathi memberanikan diri untuk bertanya. Ia

    Last Updated : 2021-08-15
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Tiba-tiba Berubah Diam

    "Tony, segera panggilkan Dokter Fani ke ruanganku!" perintah Eric keluar dari lift menuju ruangannya. Tony terus mengekor dan membukakan pintu untuk Eric setelah sampai di depan ruangannya. "Tuan, hari ini Dokter Fani memiliki banyak pasien. Jadi, jika Anda ingin bertemu, harap membuat janji terlebih dahulu." Kalimat Tony mendapatkan tatapan tajam bak elang, membuat lelaki berkaca mata minus itu seketika menunduk. "Aku tidak pernah membuat janji pada siapa pun jika ingin bertemu, jangan membuatku kembali mengulang kalimatku!" sergah Eric penuh emosi, kepalanya begitu pusing, dan mata panda sudah melingkar di kedua matanya akibat tidak bisa tidur tadi malam hingga pukul tiga pagi. "Maaf, Tuan. Segera saya panggilkan." Tony langsung berjalan cepat untuk menunaikan perintah dari Eric. Tidak butuh waktu satu jam, Dokter Fani telah berada di hadapannya. Siapa yang berani menolak perintah dari Eric jika bukan orang it

    Last Updated : 2021-08-15
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Lakukan Hanya Demi Bayiku

    Sudah dua hari, Mlathi tidak lagi menunjukkan sikap anehnya. Ia lebih pendiam dari biasanya, setiap Eric berusaha membuat Mlathi kesal. Wanita itu tidak pernah mempermasalahkannya dan bahkan mengacuhkan.Seharusnya senang, kan?Lalu kenapa Eric menjadi pusing sendiri memikirkannya? Dan selama dua hari itu juga ia sering tidak konsen dengan pekerjaannya lantaran mengantuk."Tuan, apakah Anda baik-baik saja? Sepertinya Anda butuh tidur." Tony menegur dengan prihatin. Lingkaran hitam sangat jelas di bawah matanya."Jika itu bisa, aku pasti sekarang sudah tidur dengan nyaman di rumah. Tapi ... ah sudahlah."Eric berdecak, matanya sangat berat. Tapi saat ia berada di atas kasur dan bersiap tidur, entah sihir dari mana, matanya sudah tidak ingin terpejam lagi."Apa perlu menghubungi Dokter Andre, Tuan?" tanya Tony lagi, mungkin T

    Last Updated : 2021-08-16
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Menjaganya dengan Baik

    "Tuan, laporan bulan ini sudah saya rangkum dalam satu berkas ini."Eric hanya mengangguk lalu mulai membaca setiap kata di dalamnya. Sedang Tony membaca berkas lain."Apakah produk yang baru saja kita luncur beberapa bulan lalu mengalami penurunan?" tanya Eric yang masih tidak mengalihkan perhatiannya dari berkas itu."Hm sejauh ini masih belum Tuan. Bahkan banyak toko-toko besar seperti mall masih memesan dalam jumlah banyak.""Bagus, terus perhatikan untuk menambah kualitasnya. Jika mengalami hal buruk, segera buatkan laporan.""Baik, Tuan."Mlathi yang berada di dapur, geleng-geleng kepala ketika memperhatikan dua pria di ruang tamu itu. Mereka begitu antusias, benar-benar penggila pekerjaan. Sesuatu yang terlalu juga tidak baik, kan?"Grace, apa dia tidak bosan terus bersama dengan berkas-ber

    Last Updated : 2021-08-16

Latest chapter

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Akhir dari Cerita

    Mereka bertiga telah terpasang sabuk pengaman di tubuh. Semua kursi telah diisi oleh semua pengunjung. Elvina berada diantara lelaki kecil, dengan ekpresi takut, ia memegang erat sabuk pengaman di sampingnya. Alvin menoleh dan terlihat khawatir. "El, jika kau merasa takut, kita berhenti sekarang. Ok," ujar Alvin. Dengan menarik napas dalam, Elvina menggeleng. "Kita sudah naik, daripada turun lebih baik kita mencobanya." Dua orang pengawas lelaki berkeliling memastikan jika semua peserta wahana itu telah terpasang sabuk dengan aman. "Kalian semua sudah siap. Kita mulai sekarang," teriak lelaki berseragam itu dengan lantang. Semua para peserta wahana serempak berkata siap. Setelah itu, benda panjang itu mulai bergerak ke atas. Perlahan namun pasti dan akhirnya mulai bergerak dengan cepat. Suara teriakan langsung memenuhi sekitaran ketika wahana itu terbang dengan menjungkir-balikkan, seolah merasa tubuh

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Wahana Menguji Adrenalin

    Mobil BMW seri 2 berwarna hitam itu melintas dengan kecepatan normal di tengah kendaraan lainnya. Tampak dua anak kembar duduk di jok belakang.Bocah laki-laki bersikap santai dengan tangan menyedekap di depan dada, sedang bocah perempuan itu mengedarkan pandangannya ke luar jendela. Melihat ramainya kota Jakarta."Lihat, orang itu hebat sekali dalam memainkannya," ujar Elvina takjub ketika melihat antraksi seorang badut sedang memutarkan beberapa bola tanpa henti.Alvano yang mendengar langsung melihat dengan ekor matanya, ia berdecak dengan senyum miringnya."Ck, apanya yang hebat? Mereka bisa melakukan itu karena telah berlatih keras selama bertahun-tahun. Aku juga bisa jika begitu," sahut Alvano memandang remeh.Elvina yang mendengar menatap jengkel ke arah saudaranya itu. "Kau memang selalu begitu. Hanya bisa mengatakan omong kosong tanpa pembuk

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Dua Pengganggu

    Lima tahun kemudian ....Seorang anak perempuan merangkak dengan hati-hati ke atas kasur. Ia terkekeh pelan melihat saudara kembarnya masih tertidur lelap, ada ide muncul untuk mengusil saudaranya.Gadis kecil itu mengulur tangannya yang memegang sebuah bulu merak lalu menggosoknya ke telinga sang kakak. Hingga membuat bocah lelaki itu mengeliat tidak nyaman. Gadis kecil itu tertawa pelan dan kembali menggosoknya ke lubang hidung sang kakak.Respon sama kembali terulang, bocah lelaki itu mengipas tangannya ke depan hidung untuk menyingkirkan benda yang mengusik tidurnya. Tentu saja hal itu mengundang tawa sang gadis."Aisshh, pergilah. Mengganggu saja," geram bocah lelaki itu yang masih belum membuka mata.Masih belum puas, sang gadis kecil kembali menggosok bulu merak itu ke telinga sang kakak lebih liar. Membuat bocah lelaki itu tidak

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Dua Pangeran dan Satu Putri

    Tampak di ruang tamu, Mlathi sedang fokus membenahi dasi di kemeja Eric. Lelaki di depannya terus menatap wajah sang istri dengan tangan melingkar di pinggangnya."Kau sungguh tidak apa-apa jika aku tinggalkan? Apalagi sekarang kelahiranmu sebentar lagi," ucap Eric khawatir seraya tangannya mengelus lembut perut sang istri yang telah membesar."Tidak apa-apa, jangan khawatir. Bukankah ada Grace? Pergilah dan bekerjalah dengan tenang, ok. Apalagi hari ini kau ada rapat penting, kan?" Mlathi berucap dengan nada penuh keyakinan. Ia terus tersenyum untuk menghilangkan kecemasan sang suami.Eric menghela napas pelan, lalu menuntun Mlathi duduk di atas sofa. Ia menekukkan kedua lututnya ke lantai lalu mendekatkan wajahnya ke perut buncit sang istri."Juniorku, jangan nakal yah selagi Papa tidak ada. Jangan membuat Mama kalian merasa kesakitan, ok," ujar Eric menasehati hingga membua

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Kesempatan Menjadi Ayah

    Setelah dua minggu keberangkatan Ara dan Kevin ke Islandia, negara di mana keluarga besarnya berasal. Karena perusahaan yang dipimpin Kevin mengalami kendala saat itu dan membutuhkannya. Jadi, ia terpaksa untuk pulang lebih awal setelah tiga hari pernikahan mereka. Cahaya matahari menyerbu masuk melewati tirai putih transparan itu, hingga membuat sang wanita yang sedang terlelap tidur di pelukan suaminya mengerjap. Ia langsung mengangkat tangannya untuk melindungi wajahnya dari paparan cahaya. Wanita itu menoleh, menatap lebih lekat wajah sang suami yang masih terlelap. Wajah tegas itu begitu teduh saat tidur. Membuat si wanita melekukkan bibirnya. "Good morning, Suamiku," bisik Mlathi tepat di dekat telinga sang suami lalu mengecup pipinya. Spontan membuat lelaki yang masih memejamkan mata itu tersenyum, lalu mengeratkan pelukannya. "Kenapa kau sangat suka memandangi wajahku saat baru bangun, hm?" tanya Eric yang belum mem

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Kebahagiaan yang Mulai Menghampiri

    "Wah, Kak, kau benar-benar cantik," puji Mlathi dengan tatapannya tak berkedip lurus ke pantulan cermin.Tubuh Ara yang ramping telah dibaluti dengan gaun putih menjuntai hingga menyapu lantai. Gaun yang dirancang oleh desainer ternama tampak begitu elegan, kecantikan Ara semakin bersinar dengan bantuan sedikit make up. Senyum yang sudah lama hilang itu tidak menyurut saat tatapannya menelusuri penampilannya hari ini."Aku yakin, setelah Kakak ipar melihatmu. Ia pasti sudah tidak bisa menahan diri lagi," lanjut Mlathi seraya geleng-geleng kepala. Membuat Ara semakin bersemu merah karena malu.Ara berbalik menghadap Mlathi sepenuhnya, ia memegang tangan wanita itu. "Mlathi, setelah orang tua kami bercerai, akulah sumber kekuatan Eric saat ia begitu rapuh. Saat ia menyerah akan kehidupannya. Tapi, setelah aku sakit, ia pasti begitu menderita dan frustasi. Aku bahkan tidak sanggup membayangkannya saat tida

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Satu Bulan Berlalu

    Waktu terus berputar tanpa lelah, musim terus berganti hingga kini musim semi telah tiba. Kota Jakarta yang terkenal akan kemacetan lalu lintas akibat banyaknya manusia yang beraktivitas setiap harinya. Terus bergerak mengikuti roda waktu. Hingga ... satu bulan telah berlalu. Hari Minggu, tepat pada tanggal 3 Oktober 2021. Tanggal merah yang dimanfaatkan kebanyakan orang untuk bersantai atau sekedar jalan-jalan santai untuk menghilangkan penat setelah bekerja begitu keras beberapa hari. Sesosok lelaki tegap menatap lurus ke cakrawala yang terbentang di depannya, dengan sesekali menyeruput kopi latte kesukaannya. Ia terus menarik napas sedalam-dalamnya lalu mengembuskannya perlahan. Menikmati udara sejuk pagi hari itu. Kepalanya menoleh ketika seseorang memelukmya dari belakang. Kemudian ia memegang tangan yang ada di pinggangnya. "Kau sudah bangun?" tanyanya. Terasa anggukan kepala dari belakang sebagai jawaban.

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Lima Ronde Sekaligus

    "Apa kau ingin mengatakan jika lelaki itu tidak bersalah? Maksudmu, ia bukanlah penyebab Kakakku kehilangan semangatnya, hah. Itu yang ingin kau katakan?" Eric mulai melepaskan tangannya dari tubuh Mlathi, ia menatap tidak percaya jika Mlathi lebih membela lelaki brengsek itu. "Bukan, bukan itu maksudku Eric. Ku mohon, dengarkan dulu penjelasanku," ucap Mlathi yang berusaha menghilangkan kesalahpahaman Eric. "Penjelasan apa lagi yang ingin kau katakan. Hah?" Eric bangkit lalu berjalan menuju jendela di ruangan itu, hatinya masih diselimuti rasa dendam sehingga lelaki itu sama sekali tidak ingin mendengarkan hal baik tentang lelaki brengsek yang telah menghancurkan hidup kakaknya. Tatapan Mlathi teralih ke arah kedua tangan Eric yang masih mengepal di sisi tubuhnya. Ia mengembus napas berat, agaknya ia sedikit sulit untuk membuka sisi gelap Eric. Tidak peduli apapun itu alasannya, Mlathi harus mengembalikan kebahagiaan kepad

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Beri Satu Kesempatan Lagi

    Karena ponsel Mlathi tidak bisa dihubungi, Eric langsung pergi ke rumah sakit untuk memastikan alasan istrinya itu menemui Kakaknya. Langkah tegapnya terus berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan sedikit cepat. Entah kenapa ia merasa jiwanya terpanggil dan ingin segera sampai ke sana. Saat tangannya terangkat hendak menyentuh knop pintu, suara lelaki dari dalam membuat Eric memaku di tempat. Ia mengintip dari sela pintu yang terbuka sedikit. Eric tidak bisa mengenali siapa lelaki itu karena posisinya yang membelakanginya. Terlihat juga Mlathi yang berdiri tidak jauh dari mereka. Kedua alis Eric menyatu. "Kenapa Mlathi membiarkan pria itu mendekati Kakak? Apa ia mengenalinya?" gumam Eric. "Ara, Sayang. Ini bukanlah bayangan. Ini aku, Kevin kekasihmu." Kedua mata Eric seketika membulat ketika mendengar kalimat itu. Tanpa dicegah amarahnya langsung memuncak dengan kedua rahangnya telah mengeras. Jadi, lelaki di dalam adalah kekasih

DMCA.com Protection Status