Share

Bab 5. Kegabutan Banyu

Author: Ohmyrum
last update Last Updated: 2023-10-30 09:00:05

"Oke, gue ikut. Gue bakalan nikahin lo."

Seperti petir di siang bolong, Sara begitu kaget mendengar penuturan Banyu, sampai-sampai ia hampir saja menumpahkan gelas kopi yang sempat ia raih untuk diminum. Tangannya sudah bergetar, lalu Banyu dengan reflek ikut menangkup gelas kopi sekaligus tangan Sara. Menahan gelas itu supaya tidak benar-benar jatuh dan tumpah. Situasi yang sangat-sangat aneh dan akward.

Sara lantas menarik tangannya otomatis dan meninggalkan tangan Banyu yang juga terlepas dari tangkupan itu. Ia menoleh ke sembarang arah dengan tetap berusaha setenang mungkin. Bukan salting, hanya saja Banyu seperti menyentil jantungnya sekarang.

"Bay, kayaknya lo salah paham."

"Salah paham?" Banyu yakin pendengarannya tidak terganggu. Kemarin Sara minta dinikahi kan? "Lo kemarin ..."

"Gak, gak!" potong Sara sambil memajukan tangannya supaya Banyu stop berbicara dulu dan membiarkannya menjelaskan sesuatu yang sebenarnya. Meskipun Sara juga menahan malu atas kelakuannya yang ternyata masih diingat oleh Banyu.

"Dengerin gue dulu." lanjutnya.

Situasi menjadi hening. Hanya ada suara para pengunjung cafe yang juga duduk santai menikmati kopi dan ngobrol di pagi hari ini. Sara sedang menyusun kata-kata di kepalanya supaya tidak menjadi kesalahpahaman yang lebih jauh. Ketika siap, Sara memajukan badannya, sampai punggungnya sedikit membungkuk.

"Bay, lo pasti udah tahu berita bokap gue ditangkap." suaranya mengecil dan kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang yang mendengarnya. "Karena kemarin ikut rapat, lo juga pasti tahu betul gimana kacaunya Healthy Human sekarang. Semua orang yang menanam saham hanya mementingkan diri mereka sendiri, para petinggi direksi mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas. Sementara segala aset papa disita negara, karir gue juga terdampak, banyak kerjasama yang diputus sepihak. Itu semua campur aduk di kepala gue. Beban banget. Pikiran gue cuma satu; menyudahi masalah dengan menikah. Gue mau kayak mendiang nyokap gue aja, jadi ibu rumah tangga, gak perlu capek-capek mikirin perusahaan papa, kerjaan di luar atau segala hal yang rumit begini. But sorry, it was my fault. Jadi sekarang udah jelas kan? Lo gak perlu tanggepin celotehan ngawur gue, Bay."

Banyu menganggukkan kepala paham dengan situasi yang dialami oleh Sara. Wajar jika ia tidak bisa berpikir dengan jernih setelah mendapat hal buruk sekaligus.

"Yang jadi pertanyaan, kenapa gue? Lo kan pintar, harusnya bisa berpikir panjang apalagi masalah pasangan hidup. Kenapa gak coba telpon cowok lo atau orang yang lo suka, lelaki idaman, mapan dan kaya raya? Tanpa nikah pun kayaknya banyak yang mau bantuin lo."

Sara mengernyit. Ia sadar perkataan Banyu seperti sendirian baginya bahwa harusnya ia mencari sugar daddy. Itu kan maksudnya?

"Karena di depan gue, cuma ada lo, Bay! Lagian gue lagi gak ada pacar."

Gebetan sih banyak, batin Sara.

Banyu menaikkan satu alisnya mendengar alasan Sara. Apa iya, seorang Saragita Iswary tidak punya pacar? gebetan? Bahkan kalau dipikir, Sara dengan segala yang dimilikinya, paras cantiknya, kepopuleran, otak encernya, pendidikan tingginya, bisa saja tinggal tunjuk lelaki mana yang ia mau.

"Gak mungkin, pasti ada alasan lain." ujar Banyu tidak percaya.

Bibir Sara menipis. Berurusan dengan Banyu tentu saja tidak akan mudah dan Sara menyesal telah membawa-bawa lelaki ini. Bukannya mendapatkan bantuan, kini masalahya malah semakin rumit. Ia memijat pelipisnya sebentar dan kembali fokus kepada orang yang ada di depannya. Sementara Banyu masih menunggu jawaban Sara dengan tatapan kakunya.

"Lo memang gak tajir melintir, tapi gue tahu lo orang berada, bisnis lo bagus dan lo kelihatan orang yang punya tanggung jawab terutama sama pekerjaan lo. Kita udah pernah kerjasama bareng, buat gue cukup bisa menilai lo kayak apa orangnya. Udah, sedangkal itu aja pemikiran gue." kata-katanya diakhiri dengan hembusan napas kasar.

"Gue anggap itu pujian." ujar Banyu, "tapi itu berarti gue lelaki pilihan terakhir dong yang lo pilih secara random?"

Astaga! Sara mulai darah tinggi.

Sara terdiam mencoba menenangkan diri. Sebenarnya apa yang di katakan Banyu ini ada benarnya. Namun ia tidak bisa begitu saja mengakui bahwa Banyu seperti raja terakhir yang bisa ia andalkan. Itu pasti akan berpotensi menyakiti hati Banyu karena merasa Sara jahat sekali. Sudah membuatnya jadi pilihan terakhir, mau memanfaatkanya pula demi kepentingan Sara pribadi. Akhirnya ia mencoba menyusun kata yang lebih manusiawi alih-alih menjawab; ya karna lo memiliki semua kriteria husband material dan bisa menguntungkan gue!

"Ya namanya juga lagi konslet otaknya. Mana bisa sih gue bedain dan memilih mana yang potensial, sementara gak ada pembandingnya. Andai waktu itu lo munculdi depan gue sama Shawn Mendes, ya udah pasti gue milih dia."

"Gue agak tersinggung meskipun gue lebih menawan dari Shawn."

Ishh! Pede sekali!

"By the way, lupakan!" Banyu mengibaskan tangannya di depan muka.

"Ya! Anggap aja gue lagi mabuk dan lo gak perlu menanggapi serius"

"Gue tetap mau menikahi lo."

Hening sejenak. Seperti telinga yang tiba-tiba ditutup kedua lubangnya hingga suara di sekitarnya lenyap begitu saja.

Lalu tiba-tiba, Sara terbahak. Memang, sejak awal Banyu ini orang yang cukup serius, tapi kadang bisa juga humoris. Maka, Sara jelas melihat kata-kata yang di lontarkan oleh Banyu itu adalah lelucon balasan untuknya.

"Bay, cukup gue aja yang edan, lo jangan ikut-ikutan gak waras. Sekarang untungnya ada Babal di deket gue, dia masih cukup waras buat nasehatin gue." Sara pun menoleh ke arah jarum jam tiga, dimana Babal sedang menyantap sarapannya sambil sesekali melirik Sara. Memastikan bosnya ini tidak berperilaku aneh atau mengambil keputusan tidak masuk akal lagi.

Sara kembali menatap depan, Banyu tampak menunduk dengan rambut ikalnya yang turun dan sedikit menutupi wajahnya. Lalu sekali gerakan, Banyu mendongak, membuat netra mereka bertemu dalam garis lurus. Banyu menatap Sara serius, sampai-sampai Sara menghentikan tawanya dan memundurkan tubuhnya ke belakang karena kaget. Apa Sara salah bicara? Perasaan tidak ada kalimatnya yang menyinggung Banyu.

Banyu berdeham, memajukan badan dan kedua tangan itu menekuk dan bertumpu pada lutut kakinya. "Lo tahu kecoa?" tanyanya sangat random.

Meski mengernyit, Sara menangguk polos, ia tidak tahu mengapa tiba-tiba pembicaraannya malah ke topik kecoa. Hewan yang menurut Sara paling menggelikan sedunia.

"Kecoa itu, kalau badannya udah terbalik, dia gak akan bisa membalik dirinya sendiri. Makanya, kalau udah seperti itu, biasanya pasrah dan perlahan mati, kecuali menabrak atau meraih sesuatu dan tangannya punya pegangan, dia bisa berbalik dan berjalan atau terbang lagi. Analogikan aja lo kayak kecoa. Hidup lo udah terbalik nih sekarang, gak bisa normal lagi kalau gak ada penolong atau pegangan buat lo mengubah hidup. Dan kecoa hitam atau kasta tertinggi di dunia kecoa, hadir untuk bantu lo bangkit lagi."

Hah? Sara melongo mendengar penjelasan Banyu yang mirip seperti dongeng anak sebelum tidur. Terlalu imaginatif, tapi ini Banyu. Harusnya tidak heran lagi dengan pikirannya yang kadang out of the box. Saking anehnya, Banyu pernah mengirimkan kue karakter saat Sara berhasil menyelesaikan kerjasama iklan dengan Artblue. Oh jelas bukan karakter biasa, melainkan karakter princess belle habis terkena badai trojan. Hidungnya mleyot, bibir tidak simetris dan lebih mirip princess terkena struk. Sepertinya sengaja, tapi lumayan menghibur. Baru tahu jika ternyata itu namanya ugly cake. Kali ini, plot twist apalagi dibalik ceritanya yang panjang lebar soal kecoa ini?

"Jujur, gue gak paham ya Bay, tapi ... gak ada hewan yang lebih elegan dikit apa? kok lo samain gue sama kecoa?!" protesnya tidak terima.

"Ck! masa' gini aja gak paham!"

Sara yang mendapat ejekan itu pun, langsung memasang wajah manyun dan cemberut. Bisa-bisanya Banyu mengejeknya, wajahnya tengil pula. Sara pun membuang muka jengah.

Harus sabar menghadapi perempuan satu ini.

"Gini loh, gue mau menikahi lo karena anggap aja gue jadi pegangan hidup, bantuan dari Tuhan atau bintang jatuh, terserah. Lo bakalan jadi tanggung jawab gue, makan, tempat tinggal, sampai biaya hidup sekalipun. Gue juga bakal bantu supaya karir lo bagus lagi. Pokoknya sampai hidup lo stabil."

Kini, Sara baru paham, bahwa yang dimaksud kecoa hitam itu, Banyu. Ia memang punya segalanya meski tidak bisa dibilang konglomerat kelas kakap, tapi kenapa Banyu dengan entengnya menawarkan diri jadi malaikat penolong? Siapapun pasti akan bertanya, apa tujuan Banyu. Sementara kemarin Banyu bilang tidak sudi menikahinya, sekarang kok beda lagi? Sara tidak habis pikir.

Ini bukan hal remeh temeh seperti permintaan anak kecil yang mau dibelikan permen, ini perkara menikah. M-e-n-i-k-a-h. Dua orang dewasa mana yang mau menikah tanpa dasar perasaan cinta? atau jangan-jangan Banyu terinspirasi di film-film, menikah kontrak dengan tujuan bisnis atau menguasai harta kekayaan, atau yang lebih parah lagi dijadikan budak sex, experimen aneh-aneh, bahkan human trafficking.

Oh tidak!!

Sara ngeri sendiri membayangkan ia akan dipaksa menuruti perintahnya, hidup dengan pasangan yang patriarki. Setelah mendapat manisnya, ia bisa dengan mudah dibuang bagai tebu. Betapa tersiksanya jika ia menikah dengan lelaki ini. Ia pun tanpa sadar menggeleng-geleng karena pikiran negatif itu sudah berhasil menginvasi kepalanya. Bodohnya ia tidak berpikir sampai sini kemarin dan main ajak nikah saja.

"Bay! Gak ada makan siang yang gratis. Apa sebenarnya tujuan lo?" tunjuk Sara di depan wajah Banyu. "Kalau lo mau harta gue, percuma, gue udah gak punya apa-apa. Atau lo jangan-jangan mau jadiin gue budah sex? oh atau yang lebih mengerikan lagi, setelah lo pakai gue, lo bakal jual gue ke gadun perut buncit di luar sana? Tega banget lo Bay!"

Astaga. Awalnya Banyu menghembuskan napasnya kasar menghadapi perempuan ajaib ini. Tidak ditolong kok kasihan, ditolong malah menuduh aneh-aneh dan terkesan jahat sekali. Namun, Banyu sangat pintar menguasai dirinya hingga kembali tenang seperti air sungai yang dalam.

"Gak ada maksud terselubung apalagi rencana busuk seperti itu. Gue cuma gabut aja."

Gak mungkin! Mustahil!

***

Related chapters

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 6. Lamaran di lapas

    Pengalaman hidup sampai usianya menginjak 35 tahun, sangat menjadi andil dalam terbentuknya kepribadian Banyu yang sekarang.Selama hidup, Banyu tak pernah sekalipun mengambil keputusan bodoh. Ia selalu memikirkan dengan matang dan penuh pertimbangan. Jangankan persoalan yang penting yang mempengaruhi secara langsung kehidupannya, yang remeh saja tak luput dari segala pertimbangan. Kepalanya seolah sudah di desain menjadi pengambil keputusan yang baik dan bijak. Kecerdasan, common sense serta tangan dingin yang Banyu miliki tentu saja juga jadi modal utama hingga membuat Artblue —perusahaan star up yang bergerak di bidang periklanan— itu menjadi maju di kurun waktu lima tahun. Itu soal karirnya. Sama halnya dengan hal privasi yang terjadi di hidupnya, Banyu tak pernah sekalipun bertindak gegabah.Termasuk momen satu tahun lalu, saat Hira, mantan kekasihnya, datang kembali ke kehidupan Banyu. Perempuan yang sebenarnya mati-matian ingin ia lupakan. Namun so

    Last Updated : 2023-10-30
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 7. Sama-sama gila

    "Untungnya di mobil gue, gak ada setannya. Jadi lo boleh melamun terus tanpa takut kerasukan." ujar Banyu yang menoleh sekilas pada Sara, lalu kembali fokus menyetir."Bay, harus gak sih kita ke psikolog? kayaknya kita berdua sama-sama gila." tanya Sara begitu lemas.Emosi yang tadi membakarnya habis sekarang mulai mereda karena ia sadar, itu tidak akan menyelesaikan masalah dan malah membuat kepalanya semakin pusing. Papanya yang sejak dulu selalu mempertimbangkan perasaan anaknya, kali ini seperti lepas tangan dan percaya begitu saja pada Banyu. Membuat Sara berakhir terjebak dengan permintaannya sendiri."Boleh, mau ke psikolog sekarang? tapi gue jamin, gue masih waras."Sara menolehkan kepalanya pada Banyu. "Kalau lo masih waras, ngapain lo mau nikahin gue Bay? pakai minta restu ke papa segala dan minta pernikahannya diadakan lusa. Apa namanya kalau gak gila?!""Jangan playing victim jadi si paling menderita. Lo bilang butuh bantuan dan satu-satunya cara cuma dengan jalan menikah.

    Last Updated : 2023-10-30
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 8. Kikut si katak Papua

    Sara menyeret kopernya dengan susah payah. Ia mengutuk lelaki yang ada di depannya sekarang, teganya main tinggal begitu saja tanpa mau membantu. Sudah tahu kopernya sangat berat. Lagipula sejak kapan Sara menurut sama orang lain, yang ada biasanya orang lain yang harus menurut apa maunya. Andai waktu itu mulut Sara bisa di kontrol untuk tidak mengucapkan kata-kata bodoh, ia tidak akan mendapatkan pilihan yang sulit dan ada di sini. Di rumah Banyu. Sekarang ia juga sudah menyandang sebagai istri seorang Banyu Sadewa.Tadi pagi, mereka melangsungkan pernikahan sederhana di lapas dengan saksi seadanya, hanya Babal, personal asisten Banyu dan tim pengacara Mario Iswary. Sejak pagi ia sudah mellow dan bilang papanya bahwa ia hanya bercanda meminta Banyu menikahinya. Yang tidak disangka, papanya justru mendukung dan memberi wejangan 'Kalau kamu menikah dengan Banyu, setidaknya selama papa di lapas, papa gak perlu khawatir soal kamu.' Mau tidak mau, akhirnya m

    Last Updated : 2023-10-31
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 9. Rebutan toilet

    Kutukan apa yang pas ditujukan pada Banyu? Wajah tengilnya sangat membuat Sara kesal bukan main. Bisa-bisanya Banyu mengambil Kikut yang sudah melompat ke bahu Sara dengan santainya, sementara Sara sudah gemetaran dan bergidik ngeri, takut katak itu loncat lagi ke bagian wajahnya atau bagian tubuh yang lain. Banyu juga sepertinya sengaja lama mengambil bajunya untuk mengerjai Sara."Kayaknya Kikut suka sama lo," katanya terkekeh. "mau bicara apa sih?" lanjut Banyu tanpa rasa bersalah."Gak jadi!" putus Sara berbarengan dengan hentakan kakinya di lantai lalu berbalik menuju kamarnya dan menutup pintu dengan keras.Mood-nya berubah drastis. Ia menghempaskan tubuhnya lagi ke atas ranjang. Banyu memang punya uang, tapi untuk saat ini tidak bisa diandalkan. Sara butuh saran yang bagus dan menurutnya Banyu bisa diajak diskusi. Ia punya ide untuk membuka kantor cabang HH yang tidak terdampak langsung kasus papanya. Cabang di sektor pengemasan fresh fruit ini puny

    Last Updated : 2023-10-31
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 10. Kartu hitam pamungkas

    Beberapa saat setelah Banyu selesai mandi dan masuk kamarnya, Sara diam-diam keluar kamar dan gantian masuk ke toilet.Rencananya, selesai mandi, Sara akan keluar setelah mendengar pintu kamar Banyu terbuka dan lelaki itu akan pergi duluan ke kantor. Sara malu luar biasa jika harus menghadapi Banyu setelah tantangan memalukan tadi. Benar-benar Banyu ini manipulatif sekali.Hampir tiga puluh menitan, Sara tidak juga mendengar suara langkah kaki atau mobil Banyu yang meninggalkan garasi. Katanya tadi Banyu harus buru-buru ke kantor karena ada meeting. Kok belum berangkat juga?Lama-lama di kamar Sara bosan juga, lagian ia sudah janji pada om Derry akan sampai Cafe Rambo sekitar pukul sembilan pagi. Ini sudah setengah sembilan dan jalanan pasti macet parah. Mau tidak mau, ia pun keluar dari kamarnya. Dalam hatinya, semoga saja Banyu sudah berangkat.Dan Voila!Apa-apaan ini? Banyu berdiri di depan pintu dengan setelan jas kemeja dan celana kain yang rapi. Rambutnya sudah klimis mengkilat

    Last Updated : 2023-10-31
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 11. Kutil Biawak yang resek

    "Lo gak bestie banget sih sama gue Bal!!" teriak Sara yang sudah berhasil masuk kontrakan Babal dan mendapati lelaki itu masih molor di ranjangnya tanpa memakai baju.Lelaki ini tidak bisa dihubungi sejak tadi, padahal Sara minta jemput di Cafe Rambo setelah bertemu om Derry. Terpaksa ia naik taksi online. Rupanya lelaki ini masih jadi kerbau di kamarnya.Babal pun terusik dengan suara menggelegar Sara. Ia pun bangkit dengan mata masih terpejam."Lo ngapain dah ke sini? Bukannya di rumah suami atau honeymoon kek, biar gue punya keponakan."Tangan Sara reflek mencubit puting Babal dengan kasar hingga mata lelaki itu terbuka selebar-lebarnya karena kaget. Ia menjerit histeris bagai bencong perempatan yang digoda supir truk."Ngimpi lo?!""Heh!" Babal menutup dadanya dengan kedua tangan. "Gak sopan ya!"Sara tertawa lebar. Sebetulnya ia masih kesal, tapi ya sudahlah. Babal juga punya kehidupan sendiri sekarang setelah Sara

    Last Updated : 2023-11-01
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 12. Virus ngantuk

    Rumah Banyu - cafe Rambo - Rumah Babal - Lapas - Mall - setelah ini kemana lagi kita? Ya! Kantor Banyu!Kalau ada kata yang tepat untuk menggambarkan hari ini, tentu saja itu cuma kata 'capek!'Sara menyandarkan punggungnya dengan lemas di kursi penumpang taksi online yang akan membawanya ke kantor Banyu. Sampai di sana, yang perlu Sara lakukan adalah mengumpat sekencang-kencangnya di depan wajah lelaki itu. Tidak tahu situasi sekali seenaknya menyuruh Sara membelikan es krim dan mengirimkannya ke kantor. Padahal Sara sudah menawarkan untuk dipesan lewat online dan dikirim pakai kurir, tapi Banyu tidak mau. Lelaki itu bersikeras agar Sara sendiri yang membeli dan mengantarkannya. Sungguh minta ditiup ubun-ubunnya biar sadar. Kakinya sudah lelah, energinya sudah habis dan badannya lemas. Namun setidaknya masih ada sisa mood ketika ia merogoh kaca kecil dari tasnya dan melihat riasan wajahnya masih rapi. Apalagi ombre di bibirnya bagus sekali hari ini, uhh!! Tiba-tiba ia bangga dengan d

    Last Updated : 2023-11-01
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 13. Putri tidur merepotkan

    Kepala-kepala itu mengintip di balik kubikel, ruangan kaca, pintu dan tembok-tembok dengan rasa penasaran. Bisik-bisik mereka pun terdengar lirih mengeluarkan gosip atau tanya yang mereka simpan di kepala. Bosnya keluar ruangan dengan menggendong seorang perempuan yang matanya terpejam. Mirip pangeran dengan putri tidurnya. "Itu kan Saragita? Itu loh anak dari bos Healthy Human yang kemarin bapaknya ketangkap polisi." bisik seorang karyawan perempuan dengan kacamata tebalnya."Gue tahunya dia selebgram yang suka review hotel dan penginapan." kini giliran lelaki berambut neon yang bicara."Bos Banyu pacaran sama Saragita?" ujar mereka berbarengan.Total ada lima orang yang menumpuk kepalanya di balik tembok itu. Rasa penasarannya kian memuncak, apalagi bosnya tidak pernah membawa perempuan apalagi kekasihnya ke kantor. Sampai-sampai mereka mengira bosnya itu adalah penyuka sesama jenis. Banyu melihat mereka berlima sekilas lalu

    Last Updated : 2023-11-01

Latest chapter

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   EXTRA PART 2

    "Ish! Salah siapa sih kamu buru-buru, sampai gak lihat jalan?"Sara meniup-niup kening Banyu. Lelaki itu kemarin baru saja mendapatkan lima jahitan akibat menabrak pinggiran pintu dan bocor."Aku panik Hon waktu dengar Bumi nangis kejer. Jadi aku lari gak lihat-lihat. Mana baru bangun tidur di sofa, terus ingetnya masih rumah lama.""Ck! Bumi nangis kan wajar sayang. Kalau gak minta susu ya gak nyaman. Kamu gak perlu sepanik itu." Kini, Sara mengusap pelan perban sekitar perban itu dan menyelipkan rambut ikal Banyu ke belakang.Tangan Banyu melingkar di pinggang Sara yang berdiri di depannya. "Iya, maaf. Lain kali aku hati-hati."Banyu mendongak dan menatap istrinya yang serius sekali meniup luka Banyu tersebut. "Honey, Kiss me a little, please!" katanya dengan nada berbisik."Gak bisa, kita harus segera keluar sekarang. Itu udah rame loh. Gak sopan membuat mereka nunggu." tolak Sara.Banyu memberengut. "Satu k

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   EXTRA PART 1

    "Kenapa, Hon?" tanya Banyu saat Sara terlihat menghela napas kasar seraya menyurukkan kepalanya di dada Banyu."Papa pasti kesepian di rumah. Biasanya kita selalu makan malam bersama, terus ngobrol di ruang tengah. Atau aku bantuin Papa mengurus beberapa hal di ruang kerjanya sambil ngerjain endorsment."Tangan Banyu membelai kepala Sara dengan sayang. "Kamu bisa telpon Papa, Hon. Atau mau aku telponin?"Sara menggeleng. "Papa udah tidur jam segini."Ini memang sudah pukul sebelas malam, dan Mario selalu tidur sebelum sepuluh malam. Beliau selalu menerapkan jam tidur sehat supaya bisa bekerja lebih produktif esok harinya. Ya tidak heran, Mario kan pemilik perusahaan kesehatan."Sayang, aku kepikiran sesuatu." Sara mendongak menatap Banyu.Lelaki itu pun menaikkan kedua alisnya, bertanya. "Apa?""Boleh gak Kikut dikasihkan ke Papa, biar gak kesepian banget kalau punya hewan peliharaan."Banyu melotot. "Sara, wala

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 120. Pada akhirnya

    Papa, Sara, dan Banyu duduk berjejer di dalam satu pesawat. Mereka akan balik ke ibu kota sore ini setelah Sara diperbolehkan pulang oleh dokter.Sementara Babal, Ardi dan Disha, masih mau menikmati liburan mereka. Biarlah tim penggembira itu bersenang-senang, sebelum Babal akan Sara repotkan selama kehamilannya ini. Mungkin Ardi dan Disha juga akan kerepotan karena Banyu tampak akan menjadi suami super posesif dan siaga nantinya. Ya bagaimana tidak? Banyu punya beban untuk meyakinkan Papa Mario atas tanggung jawab dan perhatian penuhnya terhadap Sara.Meski suasananya sudah lebih mencair, Sejak masuk ke dalam pesawat, Mario sama sekali belum berbicara apapun dengan Banyu. Membuat Sara gemas sendiri."Papa tahu gak? Seberapa bahagia Sara hari ini?"Mario menaikkan kedua alisnya saat putrinya membungkus lengannya dengan manja."Sara bahagia banget Pa. Dua lelaki kesayangan Sara kini kembali. Momen-momen yang selalu Sara impikan saat Papa m

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 119. Akhir dari kerumitan?

    Sara tidak bisa diam di kamar. Babal dan Ardi bahkan sudah meminta Sara untuk duduk dan berbaring dengan tenang demi kesehatannya, tapi Sara terus menolak. Ia tidak bisa diam saja melihat Banyu dan papa bicara di luar sana. Ada rasa takut. Bagaimana jika Banyu akan menuruti apa yang papanya mau seperti waktu di rumah Papa itu. Ia baru saja mengurai benang kusut dengan Banyu dan akan memulai semuanya kembali. Mengarungi rumah tangga dengan pengalaman baru mempersiapkan diri jadi orang tua. Kali ini ia tidak mau mengulangi hal buruk kemarin lagi. Berpisah dengan Banyu meski hanya seminggu, rasanya sudah sangat menyiksanya. Terserah jika orang berkata ia budak cinta paling tolol. Nyatanya, Banyu tidak pernah gagal membuatnya mabuk kepayang dan jatuh cinta sedalam-dalamnya. Ia tidak bisa terpisah dengan Banyu.Kemudian ia teringat sesuatu. Sara pun menyuruh Babal mengambilkan ponselnya dan menelepon Mbok Na. Sara harus memastikan sesuatu."Mbak Sara!! Astaga!

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 118. Pembicaraan serius

    Babal menggigit bibirnya dengan gelisah, sementara Ardi mengusap wajahnya kasar, sama paniknya dengan Babal tatkala melihat Mario Iswary sudah berdiri tegak di depan ranjang itu, melihat tajam dua orang yang masih bergelung di atas sana."Gawat!" bisik Babal setelah mereka membuka pintu kamar itu dan hanya bisa mematung juga di belakang Mario.Ardi menggeleng-gelengkan kepalanya sambil komat-kamit mulut mbah dukun baca mantra, dengan segelas air lalu pasien di sembur. Ah! ia frustasi melihat pemandangan ini.Sepasang pasutri kembali kasmaran itu pun mulai terusik. Sara mulai membuka matanya dan pupilnya melebar kaget. Lalu, Banyu juga terusik dan akhirnya terbangun dan otomatis seperti melihat hantu di depannya. Dengan wajah kusut, rambut berantakan dan baju tipis saringan tahu, Banyu melompat dari ranjang itu. "Papa." ujarnya dengan suara serak.Sialan Banyu! Sudah tahu itu papa Mario, bukan hulk, masih menvalidasi pula dengan ekspresi tidak berdosanya.Situasi macam apa ini?Di sela

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 117. Sungguh bencana

    Sara tidak pernah terbayangkan akan merasakan perasaan hangat ini lagi. Kemarin, ia sungguh bertekad melepaskan Banyu setelah perceraian selesai dan melupakan semua momen kebersamaannya dengan Banyu. Sekalipun ternyata prosesnya sangat sakit. Diam-diam, ia sering menangis sendirian di tengah malam. Ada perasaan hampa menyelimutinya saat sadar fakta mereka tidak akan bersama, melewati hari, bercanda gurau dan saling memadu kasih lagi. Di lubuk hati yang paling dalam, Sara tidak ingin ini terjadi. Sara mencintai Banyu. Masih mencintai lelaki itu bahkan saat Banyu membohonginya soal perjanjian dengan papanya.Namun, memang semuanya terlalu rumit.Sara sangat sayang dengan Papanya. Sejak dulu, ia selalu menurut apa yang papanya bilang. Ia tidak pernah menjadi anak yang pembangkang dan terbukti, berbakti dengan orang tua membuat hidupnya lebih mudah, lebih tenang hatinya dan damai. Ia akan melakukan apapun untuk papanya, terlebih setelah dinyatakan bebas. Sara

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 116. Berdalih hormon

    Mengetahui mereka akan segera menjadi orang tua adalah sesuatu yang mengejutkan bagi Sara, bahkan Banyu. Apalagi mereka sedang di luar pulau dan di tempat yang asing. Sesuatu perasaan yang sangat aneh. Sara terus menangis karena terharu, bimbang, dan banyak ketakutan serta kekhawatiran yang mendiami pikirannya. Namun, Banyu dengan setia menemani Sara melalui proses penerimaan dengan keadaan baru ini. Hampir satu jam, Sara menangis dan bicara ngalor-ngidul soal kecemasannya akan menjadi ibu. Kini, air matanya telah berhenti. Hidungnya merah dan matanya sembab. Kerinduan Banyu yang telah terakumulasi seminggu lebih ini, justru membuatnya gemas melihat Sara yang begini. Ia sungguh ingin mencium Sara terus menerus dan menghujaninya dengan sayang, melepas kerinduannya kepada istrinya ini. Sekarang tentu saja bukan saatnya kangen-kangenan. Banyu harus tetap menjadi suami siaga untuk Sara, ditengah kelabilan Sara ini. "Sara, kamu udah melewatkan makan siang. Sekarang kamu harus makan malam.

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 115. Ikan kecil

    "Jadi ... surat siapa yang dikirim ke rumah?"Keduanya tampak memandang bingung satu sama lain. Terutama Banyu yang sangat tidak paham dengan cerita Sara. Bagaimana mungkin ada surat dari pengadilan yang tiba-tiba ada di rumah Sara, sementara Banyu saja tidak berniat menceraikan Sara. Tidak sedikitpun ia menginjak lantai pengadilan untuk menggugatnya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk terus memperjuangkan Sara, bagaimanapun sulitnya menghadapi Mario dan kerasnya hati Sara saat ini. Di tengah keheningan dengan pikiran masing-masing itu, suara pintu kamar terdengar. Sontak keduanya memalingkan wajah ke arah pintu. Lalu muncullah seorang dokter laki-laki paruh bawa yang rambutnya sudah putih semua tapi wajahnya tampak seperti umur tiga puluhan. Cukup good looking dan pasti membuat semua perawat dan dokter perempuan di sini ketar-ketir. Andai Sara tidak sedang berstatus terombang-ambing begini, sudah pasti ia mengaku naksir dokter tersebut.Dokter

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 114. Surat cerai tanda perpisahan

    Sara menepis tangan Banyu saat mau membantunya turun dari kapal. Sebagai gantinya, ia lebih menarik Babal dan menerima bantuan lain dari Disha di sebelah kanannya. Tadi, kaki Sara sempat kram karena ia memang tidak banyak melakukan pemanasan sebelum naik ke Padar. Sungguh kesalahan fatal. Sekarang, ia harus merepotkan banyak orang untuk membantunya begini. Ambulan sudah siap ketika mereka turun di pelabuhan dan Sara diminta untuk tiduran di brankar. Sara pikir hanya Babal dan Disha yang ikut naik ambulan itu, rupanya Ardi dan Banyu juga ikut naik. Bahkan Banyu dengan sigap duduk di sebelah kanan dada Sara mendahului Disha.Bibir Sara sudah hampir protes dan meminta Bantu keluar, tapi pintu ambulan itu sudah ditutup oleh petugas medisnya. Mau tidak mau, Sara harus menerima situasi berdekatan dengan Banyu. Ia menutupi matanya dengan lengan karena pusing itu kembali menderanya. Selain itu juga untuk menghindari melihat Banyu.Dalam kurun waktu dela

DMCA.com Protection Status