Share

Bangun Pagi Buta

Penulis: Nanayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-30 07:49:17

Bibirku mencebik kesal saat pintu kamar mandi tertutup rapat. Aku berbalik dan bersedekap tangan menunggu orang yang ada didalam selesai melakukan aktivitasnya.

Memangnya aku salah kalau aku tanya dia mau pipis? Memang dia ingin pipis kan? Kok aku kena marahnya.

Masih teringat jelas saat lelaki itu mengataiku Gadis bodoh. Walaupun sebatas tulisan, tapi dongkolnya itu masih terasa sampai ubun-ubun. Memang bicara yang benar harus seperti apa?

Ceklek!

Pintu dibelakangku terbuka, kuhentikan semua umpatanku untuk lelaki yang berusaha berdiri tegap itu. Dengan perlahan aku mendekat dan menyodorkan bahuku padanya. Kulingkarkan tanganku ke pinggangnya. Dengan pelan-pelan aku membawanya kembali ke tempat tidur.

Walaupun tubuh kami berhimpitan, aku sama sekali tidak merasakan getaran apapun. Rasa kesal, lelah dan kantuk masih menderaku hingga ingin sekali aku melempar tubuh Tuan David ke atas tempat tidur dan mengatakan padanya agar tidak membuatku begadang lagi! Hah, bisakah itu terjadi. Aku hanya pelayan mana mungkin aku melakukannya.

Aku bisa merasakan jika lelaki itu terus memandangku. Aku sama sekali tidak peduli. Mau dia marah kek, membantingi semua barang aku tidak peduli. Sekarang aku hanya ingin menyelesaikan pekerjaanku dan kembali ke kasur empukku di kamar pelayan.

"Hati-hati Tuan." Aku mengangkat kedua kakinya naik keatas tempat tidur. Lalu menurunkan bantal agar lelaki itu bisa merebahkan kepalanya dengan nyaman. Setelah selesai, aku menyelimutinya. "Sekarang bolehkah saya kembali ke kamar? Tuan David sudah tidak membutuhkan apapun lagi kan?" Tanyaku berharap pekerjaanku selesai.

Tuan David tidak menjawab, lelaki itu justru memejamkan mata tanpa menghiraukanku. Benar-benar minta di tampol wajahnya. Harus sabar, harus sabar...

"Saya anggap itu jawaban atas selesainya pekerjaan saya hari ini. Kalau begitu saya permisi Tuan. Selamat malam."

Aku mematikan lampu utama dan berjalan keluar. Aku kembali ke kamar pelayan.

~

"Viona, umur kamu berapa?"

"20 tahun."

"Wah kupikir kamu sudah cukup dewasa, rupanya hampir sama denganku."

Cello mengajakku mengobrol di kamar. Diluar sana masih cukup petang. Aku terbangun pagi karena kebiasaanku sejak tinggal di rumah Nyonya Merry. Cello adalah teman satu kamarku. Kami mencoba mengakrabkan diri sebelum memulai pekerjaan.

Aku menggelung rambutku dengan handuk. Tetesan air masih melekat ditubuhku setelah membersihkan diri. Aku sedang mencari seragam pelayan di lemari.

"Keluargamu dimana?"

"Aku tidak punya."

"Hah? Kok bisa?"

"Aku memang tidak punya. Mereka sudah meninggalkanku di Panti Asuhan. Kata Ibu Panti, mereka sudah tiada. Lalu aku diadopsi Nyonya Merry sampai umur sekarang." Jelasku. Aku memakai baju dengan halangan pintu lemari. Jadi Cello tidak bisa melihatku.

"Lalu, dimana Nyonya Merry?"

"Entahlah. Mungkin dirumahnya foya-foya. Setelah dia menjualku pada pria tua itu "

"Apa?! Kamu dijual?" Cello terlihat terkejut mendengarnya. Aku hanya menatapnya datar.

"Ya. Untung saja aku bisa kabur dari mereka dan bertemu Tuan David. Dia menolongku." Aku berjalan di meja rias dan memakai bedak diwajahku. Ekspresi Cello bisa kulihat dari balik cermin. Gadis itu tertegun.

"Jahat sekali Nyonya Merry itu."

"Memang. Tapi aku tidak peduli lagi dengannya." Kupoleskan sedikit lipstik nude dibibirku. Agar tidak terlihat pucat. Lalu menguncir kuda rambutku yang cukup panjang. Makeup dan pakaian disana memang disediakan untuk para pelayan wanita. Aku cukup senang karena tidak perlu mengeluarkan uang. Karena aku belum mendapatkan gaji pertamaku.

"Kamu tidak mau balas dendam padanya?" Tanya Cello. Wanita itu masih merasa kesal atas perlakuan Nyonya Merry padaku.

"Membalas pakai apa? Aku tidak punya uang."

"Kamu bisa pinjam uangku." Aku menoleh ke belakang dan tersenyum kecil. Merasa senang saat ada yang perhatian padaku.

"Tidak. Terimakasih atas bantuanmu. Sekarang aku tidak mau lagi bertemu dengannya. Meskipun aku masih kesal, setidaknya aku pernah dirawat olehnya." Aku berjalan mendekati Cello dan duduk disampingnya.

"Kenapa begitu. Dia jahat. Harusnya kamu membalasnya." Ucap Cello masih tak terima.

"Aku sudah tidak apa-apa. Biarkan saja dia menikmati uang itu. Karena aku yakin, dia tidak akan hidup senang." Aku tersenyum lalu berdiri. "Aku mau ke dapur. Membuatkan minuman untuk Tuan David."

"Memangnya Tuan David sudah bangun? Jam segini biasanya masih tertidur."

"Entahlah. Aku hanya ingin membuatkannya minuman saja. Ya sudah aku pergi dulu ya." Aku pamit keluar. Berjalan menuju Mansion nan luas dan megah itu.

Paviliun pelayan terletak di belakang Mansion utama. Jadi perlu melewati taman luas untuk kesana. Hari masih sangat pagi. Matahari belum malu-malu menampakkan diri. Aku berjalan dengan santai sesekali bersiul pelan.

Taman Mansion sangat indah dipenuhi dengan pohon oak yang memiliki batang menjulur ke segala arah. Ada bunga Rosemary berwarna warni di sepanjang jalan setapak. Ada sungai buatan di sekitar Pohon pinus bermuara di danau kecil disamping Mansion. Danau buatan yang sangat indah dengan bunga teratai menawan mata ketika melihatnya.

Aku sangat senang bisa tinggal di tempat seindah ini. Mansion ini sangat terawat untuk tempat tinggal dan mampu menjadi penghibur diri dengan banyaknya pesona alam didalamnya.

Krek!

Mataku berputar arah pada suara batang ranting yang terinjak. Kutajamkan pendengaranku untuk mengetahui sesuatu yang berada tak jauh dari tempatku berdiri. Aku perlahan mendekat ke sebuah Pohon Oak yang jaraknya 10 meter dariku.

"Siapa disana?" Teriakku ketika pandanganku menangkap sosok berpunggung lebar yang tengah berdiri membelakangiku. Apakah itu seorang pencuri? Pagi buta seperti ini untuk apa laki-laki itu disana?

"S-siapa-"

"Selamat pagi Pelayan Viona." Suara Elard menyadarkan kewaspadaan diriku. Ternyata lelaki itu adalah Elard. Untuk apa dia ada dibawah pohon dengan cara seperti itu? Lelaki itu seperti sedang melakukan sesuatu yang mencurigakan.

"Pagi. Apa yang Anda lakukan disini?" Tanyaku heran.

"Saya ingin menemui Tuan David." Jawab Elard datar. Wajahnya tampak tenang seperti biasa. Sama sekali tidak merasa takut ketika aku memergokinya ditempat ini.

"Tuan David ada di dalam Mansion. Tapi kenapa Anda disini? Ini adalah area tempat istirahat para pelayan."

"Lalu kenapa, apa saya tidak boleh berada disini?" Tatapan Elard kini berubah tajam. Aku susah payah menelan saliva. Lelaki ini sungguh sulit ditebak.

"....Saya kemari karena ingin bertemu Kepala Pelayan. Tapi karena saya melihat ada pelayan baru sedang berjalan sendiri ditengah pagi buta seperti ini, saya merasa curiga dan berdiri disini." Jelas Elard seraya menarik kecil sudut bibirnya membentuk seringai. Aku tahu arti wajah itu. Elard sedang menyindirku.

"Saya tidak sedang mencuri." Balasku merasa dongkol.

"Oh ya, lalu untuk apa kamu disini, sedangkan para pelayan belum terbangun seperti yang kamu lakukan?" tanya balik Elard.

"S-saya bangun karena ingin membuat minuman untuk Tuan David." Ucapku pelan.

"Minuman apa? Sudah ada pelayan yang menyiapkan itu." Cecar Elard. Elard tiba-tiba mendekat lalu berbisik tepat ditelingaku.

".... Atau kamu ingin meracuni Tuan David dengan minuman itu?"

Bab terkait

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Toko Bunga

    "Mana mungkin!" Dia bilang aku akan meracuni Tuan David, untuk apa aku lakukan hal itu! Geramku dalam hati. Tak terima telah dituduh hal mengerikan semacam itu. Elard sungguh keterlaluan."Kamu orang baru. Dan saya belum tahu darimana asalmu. Jadi wajar say curiga." Ucap Elard sangat tenang seolah tak merasa kalau ucapannya sangat menyakiti perasaanku. "Saya tidak akan meracuni Tuan David!" Aku berkata tegas dan lantang. "..... Tuan David telah menolongku. Mana mungkin aku mau meracuninya!"Nafasku terengah-engah dengan dada kembang kempis. Sungguh tak mendasar sekali tuduhan Elard itu. Aku ingin menepis tuduhan palsu itu!"Oh, baiklah. Saya pegang kata-katamu pelayan Viona. Sekarang kamu bisa pergi." kata Elard memasang wajah datar tampak tak peduli dengan ucapanku barusan. Benar-benar menjengkelkan sekali asisten Tuan David ini, batinku kesal."Saya permisi!" Jawabku ketus seraya berbalik badan dan berjalan cepat menjauhi pria menyebalkan itu. Amit-amit sekali bisa bertemu dia di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Acara Ulang Tahun

    “Tuan David mau pilih bunga apa. Ah, begini saja. Saya jelaskan beberapa makna masing-masing bunga ini ya.” Aku mengambil salah satu bunga. “Bunga mawar merah ini melambangkan kasih sayang Tuan. Ada juga warna putih dan pink. Masing-masing sama memiliki makna indah didalamnya berupa kasih sayang dan cinta.”“……Lalu ada bunga Tulip putih. Seseorang yang merasa bersalah karena sudah melukai hati orang lain, bisa memberikan bunga ini sebagai permohonan maaf. Kalo yang warna kuning itu, artinya memuji kebaikan seseorang.” Satu persatu kutunjukan bunga-bunga yang ada disana. “Dan ini ada bunga Lily juga Tuan, indah sekali bukan. Bayangkan saja ada orang yang diam-diam mencintaimu lalu memberikan bunga ini. Saya yakin hubungan cinta mereka akan awet sampai Tua!” Aku berseru heboh seraya membentangkan tangan diselingi senyum ceria. Membayangkan hal romantis.“Apa kau tukang jual bunga? Mengapa tahu semua ini?” tanya Elard tampak heran dengan memijat pelipisnya. Bisa kudengar lelaki itu men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Aku Dijual

    Prang!!!!!"Wanita sialan! Gak becus kerja kamu!"Aku yang berpakaian dress lusuh selutut terduduk menyedihkan di lantai. Menatap kedua tanganku yang telah berlumuran darah. Warna pekat darah itu tak sedikit mengotori dress putih milikku. Gelas beserta piring dimeja telah berpindah di lantai dengan pecahan kaca bertebaran dimana-mana. Tubuhku bergetar hebat. Kedua kelopak mataku bergerak-gerak seiring kutatap barang-barang yang jatuh di sekitarku. Apa kesalahan yang telah ku perbuat hingga dia kembali memarahiku?"Kalau tidak bisa kerja jadi pelacur saja diluar sana. Setidaknya ada yang bisa diharapkan darimu yang bodoh itu!"Caci maki terus kudengar dari mulut wanita berumur 50 tahun didepanku. Kepala kuangkat, menatap sendu wanita yang telah memberiku tempat tinggal."Maafkan saya. Apa makanannya tidak enak? S-saya bisa membuatnya lagi." Cicitku."Gak perlu! Kau benar-benar tidak bisa kuandalkan! Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali!" Wanita itu beranjak dari duduknya, mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Pria Lumpuh

    "Aaaaaaa!!"Aku tidak memperdulikan jeritan kerasku yang memenuhi tempat penuh dosa yang dinamakan klub malam ini. Suara teriakan para pria yang mengikutiku di belakang menyuruhku untuk berhenti berlari tak pernah kuidahkan. Aku Terus Berlari mencari jalan keluar untuk bisa pergi dari tempat terkutuk ini."Minggir!! Minggir!! Oh tidak maaf." Aku mendorong orang-orang yang menghalangi jalanku. Dan meminta maaf kepada mereka ketika aku tak sengaja mendorongnya sampai jatuh. "Hei, berhenti!!!!"Aku menoleh ke belakang dengan kaki Kecilku Yang terus Berlari menjauh. Kulihat pria-pria besar itu tampak kesulitan mengejarku. Aku sampai tak sadar jika telah keluar dari tempat itu dan kini menelusuri trotoar jalan raya. Sepertinya Tuhan telah memberiku keberuntungan karena berhasil lolos dari lelaki tua yang telah membeliku. Namun sepertinya Hidupku Masih belum bebas Karena kini orang-orang lelaki tua itu terus mengejarku di belakang sana. Sebenarnya ada banyak orang di sekelilingku setiap

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Harus Tahu Keinginannya

    "Siapa ini kenapa kamu membawa gadis kampungan ke Mansion ini?" Seorang wanita seumuran Nyonya Merry datang dari dalam Mansion. Berjalan angkuh menuju tempat kami. Dari gayanya, pakaiannya serta riasannya wanita itu seperti Nyonya Besar di Mansion ini. Terlihat seperti wanita berkuasa di cerita-cerita dongeng. Aku aku merasa bertemu dengan ibu tiri jahat dalam cerita dongeng Cinderella. Ya hampir seperti itu."Kami menemukannya di jalan Nyonya. Tuan David ingin membawanya kemari." Kata Lelaki yang tadi menyopiri mobil."Elard, sejak kapan Tuan lumpuhmu itu berbaik hati memungut sampah dijalan?" Sindir wanita itu. Seraya tersenyum sinis. Lalu matanya yang tak kalah tajam melirik penampilanku dari atas sampai bawah kaki. Aku sontak memundurkan tubuh. "Saya hanya menjalankan perintah Tuan David. Jika tidak ada pertanyaan lain, saya ingin membawa Tuan David ke kamar. Kalau begitu saya permisi Nyonya." Ucap orang bernama Elard itu. Ia lantas melirik padaku, dengan mengedikkan kepala ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Berjaga Semalaman

    "B-baik."Perlahan langkah kakiku mendekat. Ku dongakkan kepala, memberanikan diri melihat ke arah Tuan David. Pria itu masih saja duduk dikursi rodanya tanpa melakukan apa-apa. Aku berpikir sejenak. Sekarang sudah pukul 9 malam. Melihat makanan berserakan, kemungkinan Tuan David menolak untuk makan malam? Mungkinkah dia tidak mau makan disini? Atau karena sekarang sudah cukup malam, lelaki itu ingin beristirahat? Jika salah menyebutkan keinginannya apakah aku akan diusir dari tempat ini? Haduh, bagaimana ini.Namun sedetik kemudian, aku menyadari jika salah satu tangannya tengah memegang sebuah benda selain Ipad. Mataku menyipit melihat itu. Pyarrr!!Tubuhku terlonjak kaget saat gelas berisi air dilempar ke dinding begitu saja. Serpihan kacanya jatuh tak jauh dari tempatku berdiri. Bahkan benda itu hampir mengenai lenganku. Mungkin jika melesat 3 centi ke kiri, mungkin tanganku akan berdarah-darah seperti dahi pelayan itu? Hah, kenapa aku bisa bertemu lelaki temperamen seperti Tuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28

Bab terbaru

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Acara Ulang Tahun

    “Tuan David mau pilih bunga apa. Ah, begini saja. Saya jelaskan beberapa makna masing-masing bunga ini ya.” Aku mengambil salah satu bunga. “Bunga mawar merah ini melambangkan kasih sayang Tuan. Ada juga warna putih dan pink. Masing-masing sama memiliki makna indah didalamnya berupa kasih sayang dan cinta.”“……Lalu ada bunga Tulip putih. Seseorang yang merasa bersalah karena sudah melukai hati orang lain, bisa memberikan bunga ini sebagai permohonan maaf. Kalo yang warna kuning itu, artinya memuji kebaikan seseorang.” Satu persatu kutunjukan bunga-bunga yang ada disana. “Dan ini ada bunga Lily juga Tuan, indah sekali bukan. Bayangkan saja ada orang yang diam-diam mencintaimu lalu memberikan bunga ini. Saya yakin hubungan cinta mereka akan awet sampai Tua!” Aku berseru heboh seraya membentangkan tangan diselingi senyum ceria. Membayangkan hal romantis.“Apa kau tukang jual bunga? Mengapa tahu semua ini?” tanya Elard tampak heran dengan memijat pelipisnya. Bisa kudengar lelaki itu men

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Toko Bunga

    "Mana mungkin!" Dia bilang aku akan meracuni Tuan David, untuk apa aku lakukan hal itu! Geramku dalam hati. Tak terima telah dituduh hal mengerikan semacam itu. Elard sungguh keterlaluan."Kamu orang baru. Dan saya belum tahu darimana asalmu. Jadi wajar say curiga." Ucap Elard sangat tenang seolah tak merasa kalau ucapannya sangat menyakiti perasaanku. "Saya tidak akan meracuni Tuan David!" Aku berkata tegas dan lantang. "..... Tuan David telah menolongku. Mana mungkin aku mau meracuninya!"Nafasku terengah-engah dengan dada kembang kempis. Sungguh tak mendasar sekali tuduhan Elard itu. Aku ingin menepis tuduhan palsu itu!"Oh, baiklah. Saya pegang kata-katamu pelayan Viona. Sekarang kamu bisa pergi." kata Elard memasang wajah datar tampak tak peduli dengan ucapanku barusan. Benar-benar menjengkelkan sekali asisten Tuan David ini, batinku kesal."Saya permisi!" Jawabku ketus seraya berbalik badan dan berjalan cepat menjauhi pria menyebalkan itu. Amit-amit sekali bisa bertemu dia di

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Bangun Pagi Buta

    Bibirku mencebik kesal saat pintu kamar mandi tertutup rapat. Aku berbalik dan bersedekap tangan menunggu orang yang ada didalam selesai melakukan aktivitasnya. Memangnya aku salah kalau aku tanya dia mau pipis? Memang dia ingin pipis kan? Kok aku kena marahnya.Masih teringat jelas saat lelaki itu mengataiku Gadis bodoh. Walaupun sebatas tulisan, tapi dongkolnya itu masih terasa sampai ubun-ubun. Memang bicara yang benar harus seperti apa?Ceklek!Pintu dibelakangku terbuka, kuhentikan semua umpatanku untuk lelaki yang berusaha berdiri tegap itu. Dengan perlahan aku mendekat dan menyodorkan bahuku padanya. Kulingkarkan tanganku ke pinggangnya. Dengan pelan-pelan aku membawanya kembali ke tempat tidur. Walaupun tubuh kami berhimpitan, aku sama sekali tidak merasakan getaran apapun. Rasa kesal, lelah dan kantuk masih menderaku hingga ingin sekali aku melempar tubuh Tuan David ke atas tempat tidur dan mengatakan padanya agar tidak membuatku begadang lagi! Hah, bisakah itu terjadi. Aku

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Berjaga Semalaman

    "B-baik."Perlahan langkah kakiku mendekat. Ku dongakkan kepala, memberanikan diri melihat ke arah Tuan David. Pria itu masih saja duduk dikursi rodanya tanpa melakukan apa-apa. Aku berpikir sejenak. Sekarang sudah pukul 9 malam. Melihat makanan berserakan, kemungkinan Tuan David menolak untuk makan malam? Mungkinkah dia tidak mau makan disini? Atau karena sekarang sudah cukup malam, lelaki itu ingin beristirahat? Jika salah menyebutkan keinginannya apakah aku akan diusir dari tempat ini? Haduh, bagaimana ini.Namun sedetik kemudian, aku menyadari jika salah satu tangannya tengah memegang sebuah benda selain Ipad. Mataku menyipit melihat itu. Pyarrr!!Tubuhku terlonjak kaget saat gelas berisi air dilempar ke dinding begitu saja. Serpihan kacanya jatuh tak jauh dari tempatku berdiri. Bahkan benda itu hampir mengenai lenganku. Mungkin jika melesat 3 centi ke kiri, mungkin tanganku akan berdarah-darah seperti dahi pelayan itu? Hah, kenapa aku bisa bertemu lelaki temperamen seperti Tuan

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Harus Tahu Keinginannya

    "Siapa ini kenapa kamu membawa gadis kampungan ke Mansion ini?" Seorang wanita seumuran Nyonya Merry datang dari dalam Mansion. Berjalan angkuh menuju tempat kami. Dari gayanya, pakaiannya serta riasannya wanita itu seperti Nyonya Besar di Mansion ini. Terlihat seperti wanita berkuasa di cerita-cerita dongeng. Aku aku merasa bertemu dengan ibu tiri jahat dalam cerita dongeng Cinderella. Ya hampir seperti itu."Kami menemukannya di jalan Nyonya. Tuan David ingin membawanya kemari." Kata Lelaki yang tadi menyopiri mobil."Elard, sejak kapan Tuan lumpuhmu itu berbaik hati memungut sampah dijalan?" Sindir wanita itu. Seraya tersenyum sinis. Lalu matanya yang tak kalah tajam melirik penampilanku dari atas sampai bawah kaki. Aku sontak memundurkan tubuh. "Saya hanya menjalankan perintah Tuan David. Jika tidak ada pertanyaan lain, saya ingin membawa Tuan David ke kamar. Kalau begitu saya permisi Nyonya." Ucap orang bernama Elard itu. Ia lantas melirik padaku, dengan mengedikkan kepala ia

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Pria Lumpuh

    "Aaaaaaa!!"Aku tidak memperdulikan jeritan kerasku yang memenuhi tempat penuh dosa yang dinamakan klub malam ini. Suara teriakan para pria yang mengikutiku di belakang menyuruhku untuk berhenti berlari tak pernah kuidahkan. Aku Terus Berlari mencari jalan keluar untuk bisa pergi dari tempat terkutuk ini."Minggir!! Minggir!! Oh tidak maaf." Aku mendorong orang-orang yang menghalangi jalanku. Dan meminta maaf kepada mereka ketika aku tak sengaja mendorongnya sampai jatuh. "Hei, berhenti!!!!"Aku menoleh ke belakang dengan kaki Kecilku Yang terus Berlari menjauh. Kulihat pria-pria besar itu tampak kesulitan mengejarku. Aku sampai tak sadar jika telah keluar dari tempat itu dan kini menelusuri trotoar jalan raya. Sepertinya Tuhan telah memberiku keberuntungan karena berhasil lolos dari lelaki tua yang telah membeliku. Namun sepertinya Hidupku Masih belum bebas Karena kini orang-orang lelaki tua itu terus mengejarku di belakang sana. Sebenarnya ada banyak orang di sekelilingku setiap

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Aku Dijual

    Prang!!!!!"Wanita sialan! Gak becus kerja kamu!"Aku yang berpakaian dress lusuh selutut terduduk menyedihkan di lantai. Menatap kedua tanganku yang telah berlumuran darah. Warna pekat darah itu tak sedikit mengotori dress putih milikku. Gelas beserta piring dimeja telah berpindah di lantai dengan pecahan kaca bertebaran dimana-mana. Tubuhku bergetar hebat. Kedua kelopak mataku bergerak-gerak seiring kutatap barang-barang yang jatuh di sekitarku. Apa kesalahan yang telah ku perbuat hingga dia kembali memarahiku?"Kalau tidak bisa kerja jadi pelacur saja diluar sana. Setidaknya ada yang bisa diharapkan darimu yang bodoh itu!"Caci maki terus kudengar dari mulut wanita berumur 50 tahun didepanku. Kepala kuangkat, menatap sendu wanita yang telah memberiku tempat tinggal."Maafkan saya. Apa makanannya tidak enak? S-saya bisa membuatnya lagi." Cicitku."Gak perlu! Kau benar-benar tidak bisa kuandalkan! Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali!" Wanita itu beranjak dari duduknya, mel

DMCA.com Protection Status