Share

Pria Lumpuh

Author: Nanayu
last update Last Updated: 2024-01-25 08:13:23

"Aaaaaaa!!"

Aku tidak memperdulikan jeritan kerasku yang memenuhi tempat penuh dosa yang dinamakan klub malam ini. Suara teriakan para pria yang mengikutiku di belakang menyuruhku untuk berhenti berlari tak pernah kuidahkan. Aku Terus Berlari mencari jalan keluar untuk bisa pergi dari tempat terkutuk ini.

"Minggir!! Minggir!! Oh tidak maaf." Aku mendorong orang-orang yang menghalangi jalanku. Dan meminta maaf kepada mereka ketika aku tak sengaja mendorongnya sampai jatuh.

"Hei, berhenti!!!!"

Aku menoleh ke belakang dengan kaki Kecilku Yang terus Berlari menjauh. Kulihat pria-pria besar itu tampak kesulitan mengejarku. Aku sampai tak sadar jika telah keluar dari tempat itu dan kini menelusuri trotoar jalan raya.

Sepertinya Tuhan telah memberiku keberuntungan karena berhasil lolos dari lelaki tua yang telah membeliku. Namun sepertinya Hidupku Masih belum bebas Karena kini orang-orang lelaki tua itu terus mengejarku di belakang sana. Sebenarnya ada banyak orang di sekelilingku setiap kutemui aku meminta mereka untuk menolongku. Namun nyatanya tidak ada seorangpun yang mau menolong gadis berbaju lusuh serta dandanan jelek di wajahku. Melihatku dikejar para pria besar mereka justru menghindar menolak untuk menolongku.

"Huft! Huft! Ke mana aku harus pergi? Ini di mana?" Aku berbicara sendiri merasa kebingungan pada tempat di mana aku kini berada. Aku berhenti sejenak menghirup nafas sebanyak-banyaknya, setelah berlarian cukup jauh. Aku tidak tahu arah pulang ke rumah Nyonya Merry. Aku tidak memiliki ponsel ataupun uang. Lalu bagaimana aku bisa melindungi diriku sendiri dari kejaran pria besar itu?

"Berhenti gadis bodoh!!"

Deg!

Suara teriakan orang-orang itu membuatku tersentak jika aku belum terbebas dari bayang-bayang mengerikan yang akan menimpaku. Ketika mata bulatku berkeliling, tak sengaja kulihat ada sebuah mobil yang terparkir di depan sebuah minimarket dengan pintu samping terbuka. Tanpa pikir panjang, aku langsung masuk ke dalamnya. Segera kututup pintu mobil agar para pria besar itu tidak melihatku. Kepalaku kutundukkan seraya memegang erat pintu mobil. Berharap mereka tidak akan bisa membawaku jika sampai melihatku disana.

"Dimana gadis sialan itu?! Payah kalian!! Cari gadis kecil saja gak becus! Tuan akan sangat marah pada kita! Cepat cari semua tempat!" amuk salah seorang dari mereka.

Samar-samar kudengar suara mereka yang kebingungan mencariku. Aku tidak berani melihat keluar, jika sampai mereka melihatku ada di dalam mobil ini Aku tidak tahu lagi bagaimana nasibku selanjutnya. Aku tidak mau bertemu dengan pria tua dengan mulut bau rokok menjijikkan itu. Lebih baik aku mati ditelan buaya ketimbang harus menemaninya. Nyonya Merry sungguh sangat keterlaluan! Tega sekali dia menjualku seperti itu! Aku tidak akan pernah memaafkannya.

"Cepat cari di sana!"

Suara mereka Terdengar menjauh. Aku memberanikan diri mengintip dari balik pintu mobil. Tubuhku langsung merosot ke bawah, saat melihat mereka telah pergi. Dadaku bergerak naik turun, diiringi nafas lega setelah berlarian cukup jauh. Mataku terpejam dengan menyandar di kursi.

"Eh?"

Tiba-tiba aku dibuat terkejut, ketika mobil yang ku tumpangi bergerak pergi. Sontak ku lebarkan mataku. Aku menoleh ke samping.

Deg!!

Pandanganku secara langsung bertemu dengan sepasang mata tajam. Jantungku terasa berhenti ketika menatap sesosok pria dengan berbalut pakaian serba hitam duduk tepat disampingku.

Kurasakan aura dingin menguar disekelilingku. Mata hitam nan tajam itu masih terus menatapku penuh intimidasi. Mata yang sarat akan kegelapan.

'Kenapa ada orang semenyeramkan ini? Dia lebih menakutkan daripada Pria Tua tadi.' batinku dengan tubuh bergetar takut. Menelan ludah dengan susah payah.

"Hei, kau siapa?!"

Suara dari depan menyentakku dari pikiranku sendiri. Aku menoleh dan melihat seorang yang tadi menyetir mobil menatapku dengan raut wajah tak kalah menakutkan. Aku semakin tak mampu bergerak.

"Kenapa diam?! Kau siapa Nona?! Kenapa bisa masuk ke mobil ini?!" Serunya kembali bertanya. Sebelum aku bisa menjawab, kurasakan mobil telah berhenti di pinggir jalan. Laki-laki yang awalnya duduk di depan kini telah keluar dan membuka pintu mobil sampingku.

"Cepat keluar!"

"Ma-maaf Tuan. Saya tidak bermaksud lancang. Tadi saya dikejar orang jahat. Saya terpaksa masuk kedalam sini untuk bersembunyi." Cicitku. Memberi alasan sejujurnya agar orang itu tidak salah paham padaku.

"Orang jahat? Apa kau sedang bermimpi Nona? Tidak ada orang jahat disini. Kau masuk kesini tanpa ijin. Seharusnya kau tidak berada disini."

" Saya tidak punya tempat tinggal tuan. Orang yang sudah merawatku telah menjualku pada orang jahat itu. Saya bingung harus ke mana. Saya terpaksa masuk ke sini supaya orang-orang jahat itu tidak menemukan saya." Ujarku. Air mataku hampir luruh mengingat perlakuan mereka terhadapku.

" Kalau begitu kembalilah ke keluargamu."

" Saya tidak punya keluarga Tuan."

" Astaga." Pria itu berdecak kesal, namun juga terlihat bingung atas perkataanku.

Tuk tuk!

Atensi kami yang sedang berdebat tiba-tiba teralihkan oleh suara ketukan besi di belakangku. Aku menoleh dan melihat pria disampingku tengah menuliskan sesuatu di sebuah benda persegi canggih. Lalu tak berapa lama, pria itu mengangkat benda itu dengan wajah sangat datar.

JALANKAN MOBILNYA. BIARKAN DIA DISINI.

"Tapi Tuan, dia harus pergi dari mobil ini. Bagaimana nanti jika Nyonya Besar tahu?"

Kulirik dengan ekor mataku, pria itu kembali menulis di Ipad. Kedua alisku langsung berkerut dalam.

DIA AKAN IKUT KE MANSION. JANGAN BANYAK BERTANYA!!

"B-Baik Tuan David." Setelah mengatakan itu, pria tadi langsung menutup pintu mobil dan kembali ke tempatnya duduk di depan. Aku yang masih tidak mengerti maksud dari pria di sampingku hanya bisa terpaku di tempatku. Bertanya-tanya dalam hati untuk apa dia membawaku bersamanya.

"Maaf tuan, mengapa Anda mengizinkan saya ikut bersamamu? Kemana kita akan pergi?" Tanyaku hati-hati. Aku tidak mengenal mereka, Lalu kenapa aku harus ikut dengannya?

Bukan Sebuah Jawaban yang kuterima tapi justru kediaman pria itu yang semakin membuatku bingung. Kenapa dia tidak bicara sama sekali? Kenapa dia hanya menggunakan benda canggih itu untuk mengungkapkan keinginannya? Apakah mungkin dia .....bisu?

~

Aku hanya bisa berdiri mematung memandangi rumah mewah didepan mataku. Bagaikan istana di cerita dongeng. Rumah itu sangat luas dengan dikelilingi Tanah kosong yang ditumbuhi berbagai pohon dan tanaman hias. Rumah bercat putih bergaya khas Eropa dengan sentuhan klasik tercetak di setiap pilar-pilar berdiri kokoh di setiap sudut tempat. Seumur-umur Baru kali ini aku menyaksikan rumah yang begitu indah.

"Silahkan Tuan."

Aku menoleh ke belakang dan melihat pria yang duduk di sampingku Tengah dibantu untuk duduk di sebuah kursi roda. Aku tercengang beberapa saat, bukan hanya mulutnya Yang tidak mampu berbicara, namun juga kaki pria itu yang tidak bisa berjalan. Pria itu ternyata lumpuh.

Related chapters

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Harus Tahu Keinginannya

    "Siapa ini kenapa kamu membawa gadis kampungan ke Mansion ini?" Seorang wanita seumuran Nyonya Merry datang dari dalam Mansion. Berjalan angkuh menuju tempat kami. Dari gayanya, pakaiannya serta riasannya wanita itu seperti Nyonya Besar di Mansion ini. Terlihat seperti wanita berkuasa di cerita-cerita dongeng. Aku aku merasa bertemu dengan ibu tiri jahat dalam cerita dongeng Cinderella. Ya hampir seperti itu."Kami menemukannya di jalan Nyonya. Tuan David ingin membawanya kemari." Kata Lelaki yang tadi menyopiri mobil."Elard, sejak kapan Tuan lumpuhmu itu berbaik hati memungut sampah dijalan?" Sindir wanita itu. Seraya tersenyum sinis. Lalu matanya yang tak kalah tajam melirik penampilanku dari atas sampai bawah kaki. Aku sontak memundurkan tubuh. "Saya hanya menjalankan perintah Tuan David. Jika tidak ada pertanyaan lain, saya ingin membawa Tuan David ke kamar. Kalau begitu saya permisi Nyonya." Ucap orang bernama Elard itu. Ia lantas melirik padaku, dengan mengedikkan kepala ia

    Last Updated : 2024-01-27
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Berjaga Semalaman

    "B-baik."Perlahan langkah kakiku mendekat. Ku dongakkan kepala, memberanikan diri melihat ke arah Tuan David. Pria itu masih saja duduk dikursi rodanya tanpa melakukan apa-apa. Aku berpikir sejenak. Sekarang sudah pukul 9 malam. Melihat makanan berserakan, kemungkinan Tuan David menolak untuk makan malam? Mungkinkah dia tidak mau makan disini? Atau karena sekarang sudah cukup malam, lelaki itu ingin beristirahat? Jika salah menyebutkan keinginannya apakah aku akan diusir dari tempat ini? Haduh, bagaimana ini.Namun sedetik kemudian, aku menyadari jika salah satu tangannya tengah memegang sebuah benda selain Ipad. Mataku menyipit melihat itu. Pyarrr!!Tubuhku terlonjak kaget saat gelas berisi air dilempar ke dinding begitu saja. Serpihan kacanya jatuh tak jauh dari tempatku berdiri. Bahkan benda itu hampir mengenai lenganku. Mungkin jika melesat 3 centi ke kiri, mungkin tanganku akan berdarah-darah seperti dahi pelayan itu? Hah, kenapa aku bisa bertemu lelaki temperamen seperti Tuan

    Last Updated : 2024-01-28
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Bangun Pagi Buta

    Bibirku mencebik kesal saat pintu kamar mandi tertutup rapat. Aku berbalik dan bersedekap tangan menunggu orang yang ada didalam selesai melakukan aktivitasnya. Memangnya aku salah kalau aku tanya dia mau pipis? Memang dia ingin pipis kan? Kok aku kena marahnya.Masih teringat jelas saat lelaki itu mengataiku Gadis bodoh. Walaupun sebatas tulisan, tapi dongkolnya itu masih terasa sampai ubun-ubun. Memang bicara yang benar harus seperti apa?Ceklek!Pintu dibelakangku terbuka, kuhentikan semua umpatanku untuk lelaki yang berusaha berdiri tegap itu. Dengan perlahan aku mendekat dan menyodorkan bahuku padanya. Kulingkarkan tanganku ke pinggangnya. Dengan pelan-pelan aku membawanya kembali ke tempat tidur. Walaupun tubuh kami berhimpitan, aku sama sekali tidak merasakan getaran apapun. Rasa kesal, lelah dan kantuk masih menderaku hingga ingin sekali aku melempar tubuh Tuan David ke atas tempat tidur dan mengatakan padanya agar tidak membuatku begadang lagi! Hah, bisakah itu terjadi. Aku

    Last Updated : 2024-01-30
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Toko Bunga

    "Mana mungkin!" Dia bilang aku akan meracuni Tuan David, untuk apa aku lakukan hal itu! Geramku dalam hati. Tak terima telah dituduh hal mengerikan semacam itu. Elard sungguh keterlaluan."Kamu orang baru. Dan saya belum tahu darimana asalmu. Jadi wajar say curiga." Ucap Elard sangat tenang seolah tak merasa kalau ucapannya sangat menyakiti perasaanku. "Saya tidak akan meracuni Tuan David!" Aku berkata tegas dan lantang. "..... Tuan David telah menolongku. Mana mungkin aku mau meracuninya!"Nafasku terengah-engah dengan dada kembang kempis. Sungguh tak mendasar sekali tuduhan Elard itu. Aku ingin menepis tuduhan palsu itu!"Oh, baiklah. Saya pegang kata-katamu pelayan Viona. Sekarang kamu bisa pergi." kata Elard memasang wajah datar tampak tak peduli dengan ucapanku barusan. Benar-benar menjengkelkan sekali asisten Tuan David ini, batinku kesal."Saya permisi!" Jawabku ketus seraya berbalik badan dan berjalan cepat menjauhi pria menyebalkan itu. Amit-amit sekali bisa bertemu dia di

    Last Updated : 2024-02-09
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Acara Ulang Tahun

    “Tuan David mau pilih bunga apa. Ah, begini saja. Saya jelaskan beberapa makna masing-masing bunga ini ya.” Aku mengambil salah satu bunga. “Bunga mawar merah ini melambangkan kasih sayang Tuan. Ada juga warna putih dan pink. Masing-masing sama memiliki makna indah didalamnya berupa kasih sayang dan cinta.”“……Lalu ada bunga Tulip putih. Seseorang yang merasa bersalah karena sudah melukai hati orang lain, bisa memberikan bunga ini sebagai permohonan maaf. Kalo yang warna kuning itu, artinya memuji kebaikan seseorang.” Satu persatu kutunjukan bunga-bunga yang ada disana. “Dan ini ada bunga Lily juga Tuan, indah sekali bukan. Bayangkan saja ada orang yang diam-diam mencintaimu lalu memberikan bunga ini. Saya yakin hubungan cinta mereka akan awet sampai Tua!” Aku berseru heboh seraya membentangkan tangan diselingi senyum ceria. Membayangkan hal romantis.“Apa kau tukang jual bunga? Mengapa tahu semua ini?” tanya Elard tampak heran dengan memijat pelipisnya. Bisa kudengar lelaki itu men

    Last Updated : 2024-02-21
  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Aku Dijual

    Prang!!!!!"Wanita sialan! Gak becus kerja kamu!"Aku yang berpakaian dress lusuh selutut terduduk menyedihkan di lantai. Menatap kedua tanganku yang telah berlumuran darah. Warna pekat darah itu tak sedikit mengotori dress putih milikku. Gelas beserta piring dimeja telah berpindah di lantai dengan pecahan kaca bertebaran dimana-mana. Tubuhku bergetar hebat. Kedua kelopak mataku bergerak-gerak seiring kutatap barang-barang yang jatuh di sekitarku. Apa kesalahan yang telah ku perbuat hingga dia kembali memarahiku?"Kalau tidak bisa kerja jadi pelacur saja diluar sana. Setidaknya ada yang bisa diharapkan darimu yang bodoh itu!"Caci maki terus kudengar dari mulut wanita berumur 50 tahun didepanku. Kepala kuangkat, menatap sendu wanita yang telah memberiku tempat tinggal."Maafkan saya. Apa makanannya tidak enak? S-saya bisa membuatnya lagi." Cicitku."Gak perlu! Kau benar-benar tidak bisa kuandalkan! Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali!" Wanita itu beranjak dari duduknya, mel

    Last Updated : 2024-01-24

Latest chapter

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Acara Ulang Tahun

    “Tuan David mau pilih bunga apa. Ah, begini saja. Saya jelaskan beberapa makna masing-masing bunga ini ya.” Aku mengambil salah satu bunga. “Bunga mawar merah ini melambangkan kasih sayang Tuan. Ada juga warna putih dan pink. Masing-masing sama memiliki makna indah didalamnya berupa kasih sayang dan cinta.”“……Lalu ada bunga Tulip putih. Seseorang yang merasa bersalah karena sudah melukai hati orang lain, bisa memberikan bunga ini sebagai permohonan maaf. Kalo yang warna kuning itu, artinya memuji kebaikan seseorang.” Satu persatu kutunjukan bunga-bunga yang ada disana. “Dan ini ada bunga Lily juga Tuan, indah sekali bukan. Bayangkan saja ada orang yang diam-diam mencintaimu lalu memberikan bunga ini. Saya yakin hubungan cinta mereka akan awet sampai Tua!” Aku berseru heboh seraya membentangkan tangan diselingi senyum ceria. Membayangkan hal romantis.“Apa kau tukang jual bunga? Mengapa tahu semua ini?” tanya Elard tampak heran dengan memijat pelipisnya. Bisa kudengar lelaki itu men

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Toko Bunga

    "Mana mungkin!" Dia bilang aku akan meracuni Tuan David, untuk apa aku lakukan hal itu! Geramku dalam hati. Tak terima telah dituduh hal mengerikan semacam itu. Elard sungguh keterlaluan."Kamu orang baru. Dan saya belum tahu darimana asalmu. Jadi wajar say curiga." Ucap Elard sangat tenang seolah tak merasa kalau ucapannya sangat menyakiti perasaanku. "Saya tidak akan meracuni Tuan David!" Aku berkata tegas dan lantang. "..... Tuan David telah menolongku. Mana mungkin aku mau meracuninya!"Nafasku terengah-engah dengan dada kembang kempis. Sungguh tak mendasar sekali tuduhan Elard itu. Aku ingin menepis tuduhan palsu itu!"Oh, baiklah. Saya pegang kata-katamu pelayan Viona. Sekarang kamu bisa pergi." kata Elard memasang wajah datar tampak tak peduli dengan ucapanku barusan. Benar-benar menjengkelkan sekali asisten Tuan David ini, batinku kesal."Saya permisi!" Jawabku ketus seraya berbalik badan dan berjalan cepat menjauhi pria menyebalkan itu. Amit-amit sekali bisa bertemu dia di

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Bangun Pagi Buta

    Bibirku mencebik kesal saat pintu kamar mandi tertutup rapat. Aku berbalik dan bersedekap tangan menunggu orang yang ada didalam selesai melakukan aktivitasnya. Memangnya aku salah kalau aku tanya dia mau pipis? Memang dia ingin pipis kan? Kok aku kena marahnya.Masih teringat jelas saat lelaki itu mengataiku Gadis bodoh. Walaupun sebatas tulisan, tapi dongkolnya itu masih terasa sampai ubun-ubun. Memang bicara yang benar harus seperti apa?Ceklek!Pintu dibelakangku terbuka, kuhentikan semua umpatanku untuk lelaki yang berusaha berdiri tegap itu. Dengan perlahan aku mendekat dan menyodorkan bahuku padanya. Kulingkarkan tanganku ke pinggangnya. Dengan pelan-pelan aku membawanya kembali ke tempat tidur. Walaupun tubuh kami berhimpitan, aku sama sekali tidak merasakan getaran apapun. Rasa kesal, lelah dan kantuk masih menderaku hingga ingin sekali aku melempar tubuh Tuan David ke atas tempat tidur dan mengatakan padanya agar tidak membuatku begadang lagi! Hah, bisakah itu terjadi. Aku

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Berjaga Semalaman

    "B-baik."Perlahan langkah kakiku mendekat. Ku dongakkan kepala, memberanikan diri melihat ke arah Tuan David. Pria itu masih saja duduk dikursi rodanya tanpa melakukan apa-apa. Aku berpikir sejenak. Sekarang sudah pukul 9 malam. Melihat makanan berserakan, kemungkinan Tuan David menolak untuk makan malam? Mungkinkah dia tidak mau makan disini? Atau karena sekarang sudah cukup malam, lelaki itu ingin beristirahat? Jika salah menyebutkan keinginannya apakah aku akan diusir dari tempat ini? Haduh, bagaimana ini.Namun sedetik kemudian, aku menyadari jika salah satu tangannya tengah memegang sebuah benda selain Ipad. Mataku menyipit melihat itu. Pyarrr!!Tubuhku terlonjak kaget saat gelas berisi air dilempar ke dinding begitu saja. Serpihan kacanya jatuh tak jauh dari tempatku berdiri. Bahkan benda itu hampir mengenai lenganku. Mungkin jika melesat 3 centi ke kiri, mungkin tanganku akan berdarah-darah seperti dahi pelayan itu? Hah, kenapa aku bisa bertemu lelaki temperamen seperti Tuan

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Harus Tahu Keinginannya

    "Siapa ini kenapa kamu membawa gadis kampungan ke Mansion ini?" Seorang wanita seumuran Nyonya Merry datang dari dalam Mansion. Berjalan angkuh menuju tempat kami. Dari gayanya, pakaiannya serta riasannya wanita itu seperti Nyonya Besar di Mansion ini. Terlihat seperti wanita berkuasa di cerita-cerita dongeng. Aku aku merasa bertemu dengan ibu tiri jahat dalam cerita dongeng Cinderella. Ya hampir seperti itu."Kami menemukannya di jalan Nyonya. Tuan David ingin membawanya kemari." Kata Lelaki yang tadi menyopiri mobil."Elard, sejak kapan Tuan lumpuhmu itu berbaik hati memungut sampah dijalan?" Sindir wanita itu. Seraya tersenyum sinis. Lalu matanya yang tak kalah tajam melirik penampilanku dari atas sampai bawah kaki. Aku sontak memundurkan tubuh. "Saya hanya menjalankan perintah Tuan David. Jika tidak ada pertanyaan lain, saya ingin membawa Tuan David ke kamar. Kalau begitu saya permisi Nyonya." Ucap orang bernama Elard itu. Ia lantas melirik padaku, dengan mengedikkan kepala ia

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Pria Lumpuh

    "Aaaaaaa!!"Aku tidak memperdulikan jeritan kerasku yang memenuhi tempat penuh dosa yang dinamakan klub malam ini. Suara teriakan para pria yang mengikutiku di belakang menyuruhku untuk berhenti berlari tak pernah kuidahkan. Aku Terus Berlari mencari jalan keluar untuk bisa pergi dari tempat terkutuk ini."Minggir!! Minggir!! Oh tidak maaf." Aku mendorong orang-orang yang menghalangi jalanku. Dan meminta maaf kepada mereka ketika aku tak sengaja mendorongnya sampai jatuh. "Hei, berhenti!!!!"Aku menoleh ke belakang dengan kaki Kecilku Yang terus Berlari menjauh. Kulihat pria-pria besar itu tampak kesulitan mengejarku. Aku sampai tak sadar jika telah keluar dari tempat itu dan kini menelusuri trotoar jalan raya. Sepertinya Tuhan telah memberiku keberuntungan karena berhasil lolos dari lelaki tua yang telah membeliku. Namun sepertinya Hidupku Masih belum bebas Karena kini orang-orang lelaki tua itu terus mengejarku di belakang sana. Sebenarnya ada banyak orang di sekelilingku setiap

  • Nestapa Menikah Dengan Mafia   Aku Dijual

    Prang!!!!!"Wanita sialan! Gak becus kerja kamu!"Aku yang berpakaian dress lusuh selutut terduduk menyedihkan di lantai. Menatap kedua tanganku yang telah berlumuran darah. Warna pekat darah itu tak sedikit mengotori dress putih milikku. Gelas beserta piring dimeja telah berpindah di lantai dengan pecahan kaca bertebaran dimana-mana. Tubuhku bergetar hebat. Kedua kelopak mataku bergerak-gerak seiring kutatap barang-barang yang jatuh di sekitarku. Apa kesalahan yang telah ku perbuat hingga dia kembali memarahiku?"Kalau tidak bisa kerja jadi pelacur saja diluar sana. Setidaknya ada yang bisa diharapkan darimu yang bodoh itu!"Caci maki terus kudengar dari mulut wanita berumur 50 tahun didepanku. Kepala kuangkat, menatap sendu wanita yang telah memberiku tempat tinggal."Maafkan saya. Apa makanannya tidak enak? S-saya bisa membuatnya lagi." Cicitku."Gak perlu! Kau benar-benar tidak bisa kuandalkan! Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali!" Wanita itu beranjak dari duduknya, mel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status