Share

Bab 98

"Bukan begitu, Pak Dinar," sahut Rayyan membantah.

Dinar menyimak apa yang ingin disampaikan oleh menantu lelakinya itu.

"Jadi begini ... rencana saya mau mengolah tanah itu saja, kita tanami. Kita jadikan perkebunan yang nanti hasilnya bisa kita produksi dan pasarkan."

"Memangnya mau tanam apa kira-kira, Mas?" tanya Dinar makin penasaran.

Lestari diam saja menyimak kedua orang suami dan ayahnya bicara di sana.

"Menurut saya, saat ini market coklat selalu bagus. Begitu juga kopi. Selama ini perusahaan saya mengambil suply dari orang lain. Jadi, ada baiknya kalau saya juga memiliki perkebunan sendiri. Tentu lebih menguntungkan," lanjut Rayyan menjelaskan.

Dinar tampak berpikir, sedetik kemudian ia mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Perusahaan Mas juga memproduksi coklat?" sela Lestari. Selama ini ia tidak terlalu memahami usaha apa saja yang dijalani suaminya. Yang ia tahu, di kota ini sang suami mengurus produksi kertas dan buku, juga beberapa kali ia mendengar tentang perkembang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status