Share

Bab 80

"Naik sini!" suruh Rayyan pada sang istri.

'Hah? Na–naik lagi? Tap–tapi ... posisi ini 'kan, di de–pan?' Lestari terpaku di tempatnya.

Rayyan memicingkan mata. Seperti biasa, ia kembali melemparkan tatapan tajam penuh intimidasi ke arah sang wanita. Ia tidak suka jika dibantah.

Karena melihat tatapan mata yang sangat menusuk itu, dengan ragu-ragu Lestari pun menurut.

Rayyan menarik napas dalam-dalam menahan sensasi di dalam dadanya yang jelas saja semakin bergejolak. Apalagi ketika Lestari mulai sedikit merundukkan tubuhnya dan menekan dengan jemarinya ke area leher dan berjalan menuju ke tulang selangka, kemudian ke dada bidangnya. Hal itu menyebabkan aliran darah Rayyan berdesir hangat. Denyar-denyar merambat cepat dari ujung kaki hingga kepalanya.

Lestari sendiri menggigiti bibirnya, sebab merasa posisinya yang benar-benar 'berbahaya'.

Ya, bukan cuma Rayyan yang menegang saat ini, bahkan Lestari sendiri merasakan tubuhnya mulai terasa memanas.

"Mas, jangan lihat aku kayak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status