Share

Bab 58

Tok! Tok!

Baru saja Lestari mengetuk pintu kamar Rayyan, tiba-tiba pintu itu pun terbuka. Ia terkejut.

"Apa?" tanya Rayyan dengan ekspresi yang sangat dingin.

"Eh, Mas ... itu, sarapannya sudah siap. Mas mau makan di ruang makan, atau di kamar?" Lestari terlihat gugup. Degup jantungnya berdebar kencang teringat tadi apa yang telah terjadi tadi malam. Sungguh, ia sebenarnya masih merasa cemas kalau-kalau suaminya masih marah.

Akan tetapi, wanita muda itu tadi telah diingatkan oleh Nunung, agar berusaha menguatkan diri. Sebab kalau ia malah terus mengurung diri di kamar, justru nanti bisa memancing kemarahan Rayyan kembali.

"Aku nggak sarapan. Aku pergi ke kantor sekarang." Rayyan menyodorkan tangannya ke depan wajah sang istri.

Lestari mengernyitkan dahi ketika kedua matanya melihat ke arah buku-buku jari Rayyan yang memerah, bahkan ada yang seperti berdarah, tetapi sudah kering darahnya. "I–ini tangan Mas kenapa?" tanyanya penasaran sembari memegang tangan itu dengan kedua tangannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status