Beranda / Romansa / Nayla / Bab 105

Share

Bab 105

Penulis: Nayla
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-20 15:31:37

Setelah pulang sekolah, Nayla dan yang lainnya memutuskan untuk mencari tahu kegiatan Bagas dengan siapa saja. Ya, laki-laki itu sedang sibuk mempersiapkan pembukaan cafe-nya. Dia mengajak temannya untuk berkumpul di cafe yang akan menjadi cafenya.

     Nayla, Beca, Tina, dan Rangga sudah ada di luar cafe. Mereka bersembunyi di  mobil Rangga. Mengamati setiap tamu yang datang ke cafe itu, tentu saja belum ada pelanggan, yang berkunjung hanya yang berkepentingan saja.

   "Ini kejadian langkah yang pernah gue alamin. Kenapa nggak langsung kita samperin si Bagas, terus tanya sama dia," ujar Rangga mulai bosan. Tidak ada yang menjawab gerutuan Rangga.

    "Udah jam berapa ini dari tadi ka Bagas nggak kelihatan," keluh Rangga lagi yang menatapi cafe tak berkedip. Mereka mengamati siapa saja yang berlalu-lalang di cafe, tapi manusia yang bernama Bagas belum terlihat.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nayla   Bab 106

    Beca duduk lemas, kedua kalinya wanita yang sama masuk ke mobil Bagas dan mata kepala Beca sendiri yang melihat. Cewek itu melihat ke atas menahan air mata yang ingin tumpah, dia tidak mau menangis hanya karena masalah laki-laki. Tapi hatinya seperti tertusuk. Rangga menoleh pada Beca. "Lo mau kita kejar?" tanya Rangga. Beca hanya terdiam tanpa ekspresi. Walaupun mereka sering adu mulut tapi saat melihat Beca seperti ini membuat Rangga emosi."Nggak usah Ga. Gue cukup mastiin aja. Kita pulang sekarang," pinta Beca pelan dan putus asa. Ketiga kawannya mengangguk, lalu Rangga membawa mobilnya pergi dari cafe.Dalam perjalanan Nayla tidak bicara, begitu juga Tina. Rangga fokus menyetir. Beca pun tidak terlihat mau membahas masalahnya. Saat sampai di depan rumah Beca, dia masih diam lalu keluar dari mobil Rangga. Nayla melihatnya masuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Nayla   Bab 107

    "Setelah gue amatin hidup lo banyak banget berubah ya, Rak," komentar Mike yang memandangi Raka lengkap dengan setelan jasnya. Hari ini mereka berkumpul di cafe sekedar untuk mendengarkan musik live dan minum-minuman ringan. Raka melempar senyum pada Mike dengan bangga, "Yang berubah baju gue bukan orangnya." "Orangnya juga berubah. Ah..lo-nya aja yang nggak sadar." Erga menumpuk kaki kanannya ke atas kaki kirinya. "Berubah boleh. Tapi sama kita jangan berubah. Tetep bro man kita kan, Raka," ujar Doni. "Btw kapan kita ke club?" Raka tak menggubris perkataan Doni, sudah terlalu banyak Doni ikut campur urusan percintaan-nya. Salahkan kenapa Jennifer punya sepupu sepe

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Nayla   Bab 108

    Jenni mengambil minuman di lemari dapur, jangan berfikir dia akan minum susu untuk menambah gizinya.Jenni mengambil wine yang lama di simpannya, hari ini dia ingin menikmati wine itu, wajahnya tidak ada ekspresi tapi tetap cantik mengenakan pakaian tidur.Tidak ada yang perlu dirisaukan. Ia terbiasa dengan kesendirian. Rumahnya sepi jauh dari hiruk pikuk keramaian hingga membuatnya kesepian.Jenni seorang model, mungkin itu yang membuatnya tidak terlalu banyak teman atau mungkin karena dia juga kurang ramah. Untungnya ada Doni sepupunya dan dia mengenal Raka.Jenni meneguk minuman sampai habis lalu menuang lagi pada gelas kosong-nya, supaya bisa tidur pulas dan melupakan pikirannya sejenak.FlashbackJennifer nggak akan datang ke party kawan sekampusnya kalau bukan karena Doni, sepupunya itu bilang Raka sedang berada di sana. Dikar

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Nayla   Bab 109

    Nayla berjalan lemas, ujian akhir selesai juga. Tapi tidak membuat hatinya lebih baik. Walau pun dia belajar tadi malam tapi isi kepalanya ada Raka dan Beca, kedua orang itu membuatnya diposisi serba salah. Dia merasa sangat bersalah menempatkan kembali Raka di hatinya, rasa bersalah itu untuk Jenni. Tapi di lain sisi, Nayla suka perhatian Raka. Dan masalah Beca, dia belum tahu kelanjutannya. Nayla tidak mau mendahului Bagas untuk menceritakan sebenarnya, takutnya ada salah paham. "NAYLA..." panggilan itu sangat familiar di telinga Nayla, sudah pasti bisa ditebak itu tak lain tak bukan adalah Beca. Cewek itu berlari tergopoh-gopoh menghampiri Nayla yang sudah berdiri di tempat saat namanya disebut. "Hati-hati jatoh, kepeleset! Nggak pulang modal nanti keluarga lo," ujar Nayla, matanya masih fokus pada Beca yang kini sudah ada di depannya. Beca memeluk Nayla dengan ketat sangat ketat hingga memb

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Nayla   Bab 110

    "Kok pelakor?" Nayla tidak terima. "Ya pelakorlah namanya, kalau lo ditengah-tengah hubungan Raka sama Jenni," kata Tina, membuat Reno yang duduk disampingnya tidak nyaman mendengar. "Dih gila. Pedas banget kalau ngomong kaya cabe rawit," cibir Rangga. Mata Tina memelototinya. Rasanya Tina sudah keterlaluan, tapi Nayla tidak mau memasukkan ke hati. Anggep saja Tina sedang menasehatinya. "Kalau Nayla jadi pelakor, gue jadi pebinor di hubungan mereka," canda Dimas. Hampir saja Beca akan membalas kata-kata Tina dengan cibiran, untungnya Dimas melumerkan suasana. Tapi tetap saja suasananya bikin gerah. "Udah ah, suasananya jadi panas gini. Mendingan kita ke basecamp aja. Mumpung ada alumni juga, itung-itung silahturahmi terakhir." Reno beranjak dari bangkunya diikuti yang lain. "Lo ikut aja,"

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Nayla   Bab 111

    "Don, bilang sama semua junior. Gue buka sesi coret-coret tanda tangan gue di seragam mereka. Kalau perlu gue jabanin yang mau fotoan bareng," kata Raka memerintah Doni. Sedetik itu Doni terbelalak, mana pernah Raka mau di ajak fotoan sama cewek. Sok jual tanda tangan lagi. "Ashiaappp!"Begitulah siang itu mereka melakukan aksi coret-coret di baju seragam mereka, walaupun belum tahu hasil pengumuman kelulusan. Magnet seorang Raka sangatlah kuat. Seluruh kaum hawa berlarian mengantri di depan Raka. Sesekali ia melirik Nayla dengan senyum tipis. Teman-temannya merasa ada yang aneh dengan aksi Raka itu. Tapi, karena aksi itu para alumni yang lain pun dapat kesempatan memberikan tanda tangan mereka pada yang lain.Reno sang presiden PA pun sudah dikejar-kejar para fansnya untuk dimintai tanda tangan. Dan mereka sal

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Nayla   Bab 112

    "Aku lupa," ucap Raka bohong, kemudian maju kembali ke dekat Nayla. Okay perkataan tadi membuat wajah Nayla merah dan kesal, sekarang Raka sudah ada di dekatnya. Terlalu dekat. "Dimana?" Tatapan Raka membuatnya seperti robot. Nayla menaikan rambut dengan tangannya ke atas terlihat leher panjang Nayla, kupingnya terlihat memerah. Kini giliran Raka yang menahan nafas, dia sulit untuk tidak melirik kebagian gumpalan daging yang ada di bawah kupingnya. "Di kerah," ucap Nayla membuat Raka salah tingkah. Pandangannya turun ke bagian lengan baju Nayla, Raka menekan bibirnya. "Di kerah nggak kelihatan," ucap Raka tiba-tiba. "Emang harus kelihatan ya?" ucap Nayla bingung. "Nama aku mahal. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Nayla   Bab 113

    Raka mengerutkan dahinya. Melihat Beca, Tina, Rangga, Reno dan Dimas. Nayla juga mengajak Dimas? Padahal dia ingin berduaan dengan Nayla. Raka semakin kesal karena Nayla satu mobil dengan Dimas, gadis itu sengaja. Mereka pergi ke warung bakso dekat sekolah. Raka tersenyum datar melihat ekspresi Nayla yang pasang wajah lebih kesal padanya. Sesekali dia melengos untuk membuang jauh rasa kesalnya melihat Nayla lebih banyak tersenyum pada Dimas. "Ka Rangga, nice tag," puji Rangga setengah berbisik, Raka mengerutkan keningnya, "Ukiran hati di baju Nayla," katanya lagi. Raka tertawa. Sekarang tahulah dia penyebab Nayla kesal padanya. "MakasihKa Raka udah mau ajak kita makan bakso, gratis. Lain kali restoran dong. Ya, ya, ya," ujar Beca yang di duduk di samping Nayla. Untungnya Nayla tidak duduk di samping Dimas

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20

Bab terbaru

  • Nayla   Ekstra part 3

    Kilasan tentang pertemuannya dengan Jenny saat ini kembali. Jenny tidak terlalu banyak perubahan, dia sangat pintar merawat dirinya. Namanya model memang lebih berpengalaman dalam perawatan. Tubuhnya terbentuk dengan indah, tatapannya masih lembut tapi terkesan angkuh.Nayla menatap perempuan di depannya ini dengan senyum tipis, masih bingung dengan situasinya saat ini. Sepertinya semua orang terfokus padanya bukan pada Beca yang punya acara.Kemudian Nayla melirik jari manis Jenni, lalu tersenyum tipis. Dia jadi ingat pesan terakhir Jenni saat itu.Aku harap kamu mundur, Nayla. Karna kamu akan menyebabkan pertunangan aku sama Raka batal. Aku harap kamu masih punya hati nurani."Selamat ya untuk hari bahagia kamu."Nayla hanya tertegun mendengar ucapan Jenny, dia masih tak bergeming dengan balutan kebaya putih da

  • Nayla   Ekstra part 2

    Mike, Doni, Erga, dan Rangga berpenampilan rapih dengan jas berwarna senada. Sebagai groomsmen mereka datang lebih awal dibanding para tamu undangan. Rangga yang paling antusias dengan acara ini sudah memegang camera sambil memasuki tempat itu. Bermaksud mengabadikan acara sakral temannya."Bro, lo kelihatan pucat banget. Nervous ya?" Rangga meledek sambil menyorot laki-laki berpenampilan serba putih itu. Wajahnya yang tampan dan berpenampilan paling menonjol itu dari tadi menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan dengan pelan. Sangking nervousnya."Jangan diganggu Ga kepala suku, dia lagi berdoa biar acaranya gak bubar karena ditolak calon pengantin." Suara itu dari Doni, karena yang di sorot tidak merespon ucapan Rangga.Rangga memberikan cameranya pada Mike untuk bergantian memvideokan, lalu dia menepuk bahu cowok yang terlihat tegang itu. "Gue mah nitip dia aja ya. Jaga baik-baik jangan sampe lepas lagi. Terus nitip keponakan yang cakep-cakep."

  • Nayla   Ekstra part 1

    "Tunggu di situ jangan kemana-mana!"Suara cemas itu terdengar dari balik ponsel. Cewek berambut lurus sepunggung itu baru saja turun dari pesawat."Gue bisa naik taxi.""Gak bisa lo udah gue jemput." Bagas menegaskan."Gue kan udah bilang gak mau dijemput. Pokoknya gue pulang sendiri," ucapnya seraya mengambil barangnya lalu melangkah bersama para penumpang yang lainnyaSetelah 17 jam perjalanan dan untungnya hanya sekali transit. Akhirnya Nayla kembali menghirup udara di Jakarta. Jika kalian mau tahu berapa lama Nayla tinggal di London, jawabannya sangat membanggakan. Dia berhasil menyelesaikan kuliahnya walaupun dengan hasil yang pas-pasan. Tapi pengalaman hidup yang dia dapat sangatlah berharga. Sambil kuliah Nayla menyibukkan dirinya dengan berkerja part time. Pekerjaan serabutan, berkali-kali dia pindah pekerjaan.Menjadi pelayan di McDonald's, penjaga toko, dan Nayl

  • Nayla   Surat Nayla

    Dear, my Boy...Untuk kamu yang selalu punya tempat di hatiku.Entah apa yang harus aku tuangkan dalam secarik kertas ini. Sekalipun ada goresan tinta yang indah, tapi nggak akan bisa mengalahkan indahnya perasaanku untuk kamu, sayang.Enggak ada yang kusesali dari hubungan ini. Bertemu dengan kamu adalah anugrah. Dan berpisah dengan kamu adalah takdir yang harus terjadi.Aku tahu, aku nggak cukup sempurna. Dan caraku mencintai kamu mungkin salah, hingga membuat wanita lain terluka. Aku sadar, aku bukanlah satu-satunya wanita yang ada tempat di hati kamu.Tapi entah kenapa, tiba – tiba saja muncul dalam pikiranku, apakah aku pantas mendampingi kamu? Apa aku bisa bahagia saat wanita lain terluka.Perpisahan ini berat, percayalah aku pun merasakannya. Tapi ini yang terbaik untuk kita. Sampai kita sama-sama

  • Nayla   Bab 143

    Aku mencintai kamu.Rasa ini teramat nyata hingga hati ini terlalu sakit, saat sadar kamu meninggalkanku lagi. Nayla sudah berada di bandara bersama keluarga dan teman-temannya. Sungguh, perasaannya bercampur aduk sekarang ini. Nayla menarik nafas berat, tangannya menggenggam travel bagnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia akan pergi sendiri ke tempat yang jauh.FlashbackNayla mendongak melihat Raka sudah berdiri di depannya, cowok itu menatapnya penuh perasaan."Lain kali, jangan pernah pergi sendirian. Apalagi ke tempat yang masih baru buat lo."Nayla mengangguk pelan, ia menerima uluran tangan Raka. "Janji sama gu

  • Nayla   Bab 142

    "Gue harus pergi sekarang." Nayla tersenyum kecil pada Jenni. Sedikit menoleh Doni. Laki-laki itu hanya diam dari tadi tapi Nayla tahu Doni sedikit terganggu dengan obrolan mereka. Nayla beranjak membuka pintu. "Nayla... Mungkin kalau nggak ada Raka diantara kita. Gue pengen lo jadi kawan gue. Seharusnya kita bisa jadi sahabat," ucap Jenni memandang Nayla yang berdiri di depan pintu.Nayla hanya mendengar itu tanpa menoleh dan pergi meninggalkan kamar Jenni. "Gue harus nelpon Raka." Ucap Doni mengambil handphone-nya dari saku celana. "Jangan berani lo ngomong apa-apa sama Raka! Bentar lagi dia ke sini, lo pergi dari sini kalau mau bikin Raka tahu tentang kepergian Nayla," bentak Jenni, dia terlalu takut kehilangan Raka. Doni menjambak rambutnya, frustasi. Jennife

  • Nayla   Bab 141

    Matanya melihat ke arah langit. Langit yang gelap dihiasi bintang. Pemandangan langit sama saja bukan, saat kita dimana pun melihatnya. Nayla menyenderkan bahunya ke belakang sambil mendengus. "Kamu bilang pendidikan penting, tapi kenapa kamu sekarang gak ada buat dukung aku." Monolognya. Nayla melihat ponsel yang dipegang-nya, jangan berharap karena berharap itu sakit. Padahal dia sangat membutuhkan bahu laki-laki itu untuk bersandar. Lupakan mungkin Raka sedang berada di rumah sakit. Nayla menutup matanya yang perih, menahan air mata yang ingin jatuh.Kamu terlalu sibuk dengan dia, Raka. Kamu nggak tau aku butuh kamu sekarang. "Nggak usah ngelamun di sini. Nanti diculik setan." Nayla membuka matanya karena kaget. Bagas sudah ada di dep

  • Nayla   Bab 140

    Langit seakan tak biru lagilaut seolah menghempas sepiberibu malam aku tangisimengalun sepi menyiksa hatiDan malam ini, Nayla terdiam. Isak ibunya terdengar perih, terasa gendang telinganya robek tersayat. Ia mengunci masuk hatinya dalam dipan bergembok.Meyakinkan diri ini adalah keputusan terbaik. "Mama nggak setuju!" Ayu bersuara serak sambil menyeka air matanya. Setelah makan malam dan meja makan dibersihkan, Nayla mengatakan keputusannya. Nayla menahan air matanya supaya tidak tumpah, dadanya terasa sesak. Untuk pertama kalinya ia membuat wanita yang melahirkannya menangis dan Ayahnya terdiam dengan wajah muram. Semua ucapan Nayla berhasil membuat senyum keluarganya pudar. Nayla yang manja, tidak pernah hidup sendirian selama 18 tahun usianya kini mengambil ke

  • Nayla   Bab 139

    "Coffee..." Doni menyerahkan segelas coffee pada Raka, dia membelinya pada mesin otomatis yang ada di rumah sakit, sangat praktis bukan. "Thanks," ucap Raka, dia lagi tidak ingin tersenyum pada Doni. Mereka duduk di kursi yang berada diluar kamar Jenni padahal Raka sedang ingin sendiri tapi Doni menghampirinya. "Gue tahu hati lo lagi bercabang. Dari dulu gue iri sama lo, selalu aja banyak cewek yang ngejer-ngejer lo," ucap Doni dengan senyum pahit, laki-laki itu duduk di samping Raka. Raka tidak menggubris omongan Doni, apakah tepat membicarakan hal seperti itu dalam situasi seperti ini. Raka menaikan bahunya sedang menyeimbangkan posisi duduknya. "Dan yang paling gue iri. Lo bisa dapetin cewek kayak Nayla Anastasya Susanto. Menurut gue dia sedikit bodoh." Doni te

DMCA.com Protection Status