Share

23. Kenyataan Pahit

Umi Syifa melihat Ida yang sedang duduk di ruang tengah sejenak melamun , tanpa menghiraukan kedatangan Umi Syifa dan membuatnya bingung.

“Kamu lagi mikirin apa sih Da, serius amat?” tanya Umi Sifa yang sudah duduk di sampingnya.

“Eh, Umi nggak apa-apa kok!” jawab Ida tersenyum.

“Oh ya Umi, tadi Mas Sulthan telepon katanya dia pulang agak malam soalnya dia mau ke tempat Agnes dulu ada perlu kali sama Mas Iqbal,” jelasnya sembari bermain dengan Baby Salsa dan menulis.

“Oh iya, nggak apa yang penting dia ngabarin orang rumah!” ucap Umi Syifa.

“Eh tunggu dulu, ini maksudnya dia kasih tahu kamu langsung, berarti Sulthan telepon kamu, bukannya dia nggak punya nomor ponselmu?”

Berarti dia mulai mencair, ”ucap Umi bahagia.

“Es kali Umi cair!”

“Maksud Umi apa sih, nggak ngerti!” ucapnya pura-pura tidak tahu.

“Terus dapat dari mana dong nomor ponselmu?”

“Dan yang paling mengesankan dia tidak mengabari Umi lagi tetapi langsung ke istrinya,” goda Umi Syifa.

“Paling dapat dari Agnes, Umi,” sahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status