Share

208

208.

Kupandangi langit-langit ruangan tempatku saat ini. Detak jarum jam menemani malam yang begitu hening bergantian dengan dengkuran halus Maira yang terlelap di atas dada polosku.

Setelah banyaknya halangan, akhirnya aku dan Maira menyatu. Mereguk indahnya puncak nirwana yang menandakan penerimaan atas pernikahan kami. Juga sebagai tanda lepasnya keperjakaanku.

Jadi ... seperti itu rasanya? Duh, aku terngiang-ngiang.

Cup~

Kukecup dalam-dalam puncak kepala Maira, kudekap erat tubuhnya yang hanya berbalut satu selimut yang sama denganku. Malam ini tak hanya dingin, tapi juga begitu indah.

"Engghhh ...." Maira bergumam sambil menggeliat. Sepertinya ia terganggu karena pergerakan tanganku yang makin erat mendekapnya. Namun Maira kembali melanjutkan tidurnya dengan balas melingkarkan kedua tangannya di tubuhku.

Aku yang sempat terjaga pun lalu melanjutkan tidur kembali.

~

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status