Dua hari telah berlalu, Mita dan Rian sudah diamankan di kantor polisi, saat ini mereka sedang dalam proses pengembalian ke Indonesia. Sedangkan Reyhan baru saja kembali dari rumah sakit, goresan yang ada di lehernya tidak begitu dalam. Tetapi luka yang di lengannya cukup dalam. Saat Mita terjatuh, pisau yang ada di tangannya mengenai lengan Reyhan. Hal itu membuat Reyhan dirawat di rumah sakit. Dan selama dua hari dirawat di rumah sakit, Carolina selalu setia menemaninya. Wanita cantik itu bahkan tidak masuk kantor hanya untuk menemani Reyhan.
"Mari saya bantu ?" Tawar Carolina saat Reyhan ingin turun dari atas tempat tidur.
"Enggak usah, saya bisa sendiri" tolok Reyhan dengan lembut. Sebenarnya ia merasa tidak nyaman karena Carolina selalu memberikan perhatian kepadanya.
"Nanti kamu jatuh Han" protes Carolina. Ia berusaha untuk menyentuh Reyhan. Tetapi pria tampan satu anak itu menolaknya
"Enggak, yang sakit di tangan bukan di kaki. Jadi aku bisa jalan
Suara kicau burung menandakan kalau hari sudah mulai pagi. Bulan telah menyembunyikan cahayanya kini telah di gantikan dengan sinar matahari. Seorang wanita cantik sedang menikmati udara segar di balkon kamarnya, ia membentangkan kedua tangan dan memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam. Zeira mengerutkan kening saat matanya melihat mobil sport berwarna hitam masuk dari gerbang. Mobil mewah itu hanya bisa keluar dari garasi saat Reyhan memakainya."Siapa yang memakai mobil mas Reyhan ?" Ucap Zeira kepada dirinya sendiri. Ia memperhatikan saat mobil sport itu berhenti tepat di depan pintu mansion. Bibirnya yang semula tertutup rapat kini terbuka lebar, saat melihat seseorang keluar dari dalam mobil. Kaki mungilnya berlari dengan kencang keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga."AW....." Jerit Reyhan, karena Zeira tiba-tiba memeluknya dengan erat."Mas...." Rengek Zeira sambil memeluk Reyhan, ia menumpahkan air matanya di dada suaminya itu.
Pagi ini keluarga Nicolas berada di kantor polisi untuk bertemu dengan Mita dan Rian. Hanya Fina dan Andrian yang tidak ikut bersama mereka.Mita menatap Zeira dengan tajam saat ia digiring polisi untuk bertemu dengan mereka. Jika tangannya tidak diborgol, mungkin ia sudah mencekik leher Zeira hingga tidak bernapas lagi."Untuk apa kalian datang kemari ?" Bentak Mita dengan kesal. Saat ini ia sudah duduk di kursi dengan posisi berhadap-hadapan dengan keluarga Nicolas."Urusan kita belum selesai jalang" sahut Reyhan"Apa kamu sudah puas melihat aku seperti ini" tanya Mita. Ia menunjukkan kata-katanya untuk Zeira.Zeira tersenyum sinis "kamu yang membuat dirimu sendiri jadi seperti ini. Jangan salahkan orang lain atas karma yang kamu dapatkan saat ini" cibir Zeira."Jika kamu meninggalkan Reyhan saat itu ! Semua ini tidak akan terjadi" sahut Mita. Ia terlalu percaya diri untuk mengatakan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya, sehingga memb
Dalam perjalanan menuju kediaman Nicolas. Reyhan hanya diam, ia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil sambil memejamkan kedua mata. Suasana dalam mobil itu terasa sepi dan hening, semua yang ada di dalamnya hanya diam dan sibuk dengan kesedihannya masing-masing."Mas, kamu kenapa ? Apa tangan kamu terasa sakit ?" Akhirnya Zeira membuka mulut untuk memecah keheningan di antara mereka."Enggak sayang" sahut Reyhan tanpa melihat atau membuka matanya."Apa mereka mengatakan sesuatu ?" Lanjut Zeira"Hm...." Jawab singkat Reyhan."Ow...." Suasana mobil itu kembali hening hingga mereka tiba di kediaman Nicolas. Zeira sebenarnya ingin bertanya apa yang dikatakan mereka kepada Reyhan. Tetapi ia takut karena Reyhan terlihat begitu kesal dan sedih. Hal itu membuat Zeira mengurungkan niatnya untuk bertanya."Kalian sudah pulang" ucap Fina. Saat ini ia sedang duduk di teras sambil menggendong cucunya Andrian."Iya ma" jawab Zeira. H
Tepat pukul 12 siang, Reyhan sudah kembali ke kediaman Nicolas. Tangannya yang luka tiba-tiba terasa keram dan sakit. Hal itu membuat CEO tampan ini tidak nyaman bekerja dan memutuskan untuk kembali ke rumah. Saat ini mereka sedang makan siang di ruang makan...............Seorang wanita cantik sedang memandang bangunan besar yang ada di hadapannya. "Wao, ternyata rumah teman papa seperti istana" ucap dalam batin Caterina. Saat ini mobil yang membawanya sudah berhenti tepat di hadapan mansion megah itu. "Kita sudah sampai nona" ucap sopir yang membawanya. Caterina keluar dari dalam mobil "apa pemilik rumah ini ada di dalam ?" Tanya Caterina "Ada nona, silahkan masuk. Nanti saya akan bawakan barang-barang nona" sahut sopir itu Catering melangkah masuk ke dalam rumah, ia menunduk sopan dan tersenyum kepada pria yang berjaga di depan pintu utama "permisi pak" ucapannya dengan ramah "Silahkan nona. Tuan dan nyonya ada di ruang k
Malam yang dingin, Reyhan dan Zeira sedang duduk santai di pinggir kolam ikan. Sepasang suami-istri itu sedang menikmati dinginnya hembusan angin malam. Masa-masa indah seperti ini tidak pernah merek rasakan, karena awal dari pernikahan mereka hanyalah sebuah kontrak, hal itu membuat mereka tidak pernah romantis seperti malam ini.Reyhan merangkul pundak Zeira dengan sebelah tangannya, ia berkali-kali mencium ujung kepala Zeira dan menghirup aroma maskulin dari shampoo yang dipakai istrinya itu."Mas, malam ini rasanya beda ya, dengan malam-malam sebelumnya" ucap Zeira."Kenapa beda ?" Jawab Reyhan dengan serius"Malam ini rasanya aku sangat bahagia" sahut Zeira "kita sudah dua tahun menikah tapi belum pernah duduk santai seperti ini" lanjutnya"Maaf ya sayang, kalau selama ini aku terlalu sibuk" ucap Reyhan dengan tulus"Sebenarnya bukan terlalu sibuk mas. Kamu itu punya banyak waktu. Tapi kita kan menikah bukan dasar cinta. Aku menik
Satu bulan telah berlalu, di mana Reyhan sudah kembali mengurus perusahaan DUBER GRUP, karena tangannya yang terluka sudah jauh lebih baik, hanya tinggal bekasnya saja. Sementara Caterina sudah memulai bisnisnya yaitu di bidang desain. Ia membuat nama perusahaannya NIWIRA. Sedangkan Roy dan Vivi belum juga kembali, mereka masih lama tinggal di Bali, karena Carles meminta Roy untuk mengurus cabang perusahannya yang di sana.Sore ini Zeira berjalan-jalan di taman bunga yang ada di depan mansion itu sambil mendorong stroller. Bibirnya tersenyum lebar saat dilihat mobil sport Reyhan masuk dari gerbang. "Asik...papa pulang" ucap Zeira kepada Andrian yang duduk di dalam strollerMobil Reyhan berhenti tepat di hadapan Zeira. Tiba-tiba kacanya terbuka dan terdengar suara sapaan wanita "selamat sore Zeira, selama sore sayang aunty" sapa CaterinaTidak lama, Reyhan keluar dari dalam mobil, melangkah menghampiri Zeira dan Andrian. Sebelum meraih Andrian dari stroller, ia t
Setelah makan malam, Caterina pergi mengelilingi kota Jakarta, ia pergi bersama Bara. Sepanjang perjalanan Caterina banyak bertanya tentang Reyhan dan Zeira kepada Bara. Tetapi sopir kepercayaan Reyhan itu tidak begitu tertarik untuk menjawab apa yang ditanyakan Caterina, ia lebih fokus dengan stir mobilnya."Bapak sudah berapa lama jadi sopir pribadi Reyhan ?" Tanya Caterina dari bangku pengemudi"Sudah 25 tahun nona" sahut Bara dengan sopan"Oh, sudah lama ya pak""Iya nona, sejak tuan kecil""Hm... itu artinya bapak tahu dong tentang Reyhan" todong Caterina. Entah mengapa hatinya selalu ingin tahu tentang pria tampan ini. Entah itu rasa suka, cinta atau benci ! Caterina pun tidak tahu. Selama 25 tahun hidup di dunia ini, Caterina belum pernah memiliki perasaan yang berlebihan seperti ini. Biasanya ia hanya sekedar suka dan cinta. Bahkan ia ditinggalkan kekasihnya karena terlalu cuek."Saya tidak tahu banyak nona""Tapi
Reyhan mengacak rambutnya saat bicara dengan Carles. Mereka saat ini sedang duduk di ruang kerja Reyhan. Rasa kecewa dan stres terlihat jelas di wajah pria satu anak itu. Bagaimana ia tidak kecewa dan stres ? Perusahaan DUBER GRUP saat ini terancam bangkrut akibat Reyhan kalah tender."Apa yang harus aku lakukan ?" Ucap Reyhan sambil menggaruk kepalanya."Kamu harus minta bantu kepada perusahaan lain. Hanya itu jalan satu-satunya" sahut Carles. Ia hanya bisa memberikan saran kepada Reyhan, dan tidak bisa membantunya, sebab perusahaannya juga ikut kalah dalam tender itu, hanya saja kerugiannya tidak sebesar kerugian Reyhan."Aku coba bicara dengan Daddy dulu" Reyhan meraih ponsel dari saku celananya lalu menghubungi ayahnya.Hanya butuh 5 menit ia bicara dengan ayahnya melalui ponsel. Reyhan menaruh ponselnya di atas meja dengan kasar lalu menjatuhkan bokongnya di atas sofa. Wajahnya pria tampan satu anak itu terlihat semakin pucat."Bagaimana