Pagi ini keluarga Nicolas berada di kantor polisi untuk bertemu dengan Mita dan Rian. Hanya Fina dan Andrian yang tidak ikut bersama mereka.
Mita menatap Zeira dengan tajam saat ia digiring polisi untuk bertemu dengan mereka. Jika tangannya tidak diborgol, mungkin ia sudah mencekik leher Zeira hingga tidak bernapas lagi.
"Untuk apa kalian datang kemari ?" Bentak Mita dengan kesal. Saat ini ia sudah duduk di kursi dengan posisi berhadap-hadapan dengan keluarga Nicolas.
"Urusan kita belum selesai jalang" sahut Reyhan
"Apa kamu sudah puas melihat aku seperti ini" tanya Mita. Ia menunjukkan kata-katanya untuk Zeira.
Zeira tersenyum sinis "kamu yang membuat dirimu sendiri jadi seperti ini. Jangan salahkan orang lain atas karma yang kamu dapatkan saat ini" cibir Zeira.
"Jika kamu meninggalkan Reyhan saat itu ! Semua ini tidak akan terjadi" sahut Mita. Ia terlalu percaya diri untuk mengatakan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya, sehingga memb
Dalam perjalanan menuju kediaman Nicolas. Reyhan hanya diam, ia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil sambil memejamkan kedua mata. Suasana dalam mobil itu terasa sepi dan hening, semua yang ada di dalamnya hanya diam dan sibuk dengan kesedihannya masing-masing."Mas, kamu kenapa ? Apa tangan kamu terasa sakit ?" Akhirnya Zeira membuka mulut untuk memecah keheningan di antara mereka."Enggak sayang" sahut Reyhan tanpa melihat atau membuka matanya."Apa mereka mengatakan sesuatu ?" Lanjut Zeira"Hm...." Jawab singkat Reyhan."Ow...." Suasana mobil itu kembali hening hingga mereka tiba di kediaman Nicolas. Zeira sebenarnya ingin bertanya apa yang dikatakan mereka kepada Reyhan. Tetapi ia takut karena Reyhan terlihat begitu kesal dan sedih. Hal itu membuat Zeira mengurungkan niatnya untuk bertanya."Kalian sudah pulang" ucap Fina. Saat ini ia sedang duduk di teras sambil menggendong cucunya Andrian."Iya ma" jawab Zeira. H
Tepat pukul 12 siang, Reyhan sudah kembali ke kediaman Nicolas. Tangannya yang luka tiba-tiba terasa keram dan sakit. Hal itu membuat CEO tampan ini tidak nyaman bekerja dan memutuskan untuk kembali ke rumah. Saat ini mereka sedang makan siang di ruang makan...............Seorang wanita cantik sedang memandang bangunan besar yang ada di hadapannya. "Wao, ternyata rumah teman papa seperti istana" ucap dalam batin Caterina. Saat ini mobil yang membawanya sudah berhenti tepat di hadapan mansion megah itu. "Kita sudah sampai nona" ucap sopir yang membawanya. Caterina keluar dari dalam mobil "apa pemilik rumah ini ada di dalam ?" Tanya Caterina "Ada nona, silahkan masuk. Nanti saya akan bawakan barang-barang nona" sahut sopir itu Catering melangkah masuk ke dalam rumah, ia menunduk sopan dan tersenyum kepada pria yang berjaga di depan pintu utama "permisi pak" ucapannya dengan ramah "Silahkan nona. Tuan dan nyonya ada di ruang k
Malam yang dingin, Reyhan dan Zeira sedang duduk santai di pinggir kolam ikan. Sepasang suami-istri itu sedang menikmati dinginnya hembusan angin malam. Masa-masa indah seperti ini tidak pernah merek rasakan, karena awal dari pernikahan mereka hanyalah sebuah kontrak, hal itu membuat mereka tidak pernah romantis seperti malam ini.Reyhan merangkul pundak Zeira dengan sebelah tangannya, ia berkali-kali mencium ujung kepala Zeira dan menghirup aroma maskulin dari shampoo yang dipakai istrinya itu."Mas, malam ini rasanya beda ya, dengan malam-malam sebelumnya" ucap Zeira."Kenapa beda ?" Jawab Reyhan dengan serius"Malam ini rasanya aku sangat bahagia" sahut Zeira "kita sudah dua tahun menikah tapi belum pernah duduk santai seperti ini" lanjutnya"Maaf ya sayang, kalau selama ini aku terlalu sibuk" ucap Reyhan dengan tulus"Sebenarnya bukan terlalu sibuk mas. Kamu itu punya banyak waktu. Tapi kita kan menikah bukan dasar cinta. Aku menik
Satu bulan telah berlalu, di mana Reyhan sudah kembali mengurus perusahaan DUBER GRUP, karena tangannya yang terluka sudah jauh lebih baik, hanya tinggal bekasnya saja. Sementara Caterina sudah memulai bisnisnya yaitu di bidang desain. Ia membuat nama perusahaannya NIWIRA. Sedangkan Roy dan Vivi belum juga kembali, mereka masih lama tinggal di Bali, karena Carles meminta Roy untuk mengurus cabang perusahannya yang di sana.Sore ini Zeira berjalan-jalan di taman bunga yang ada di depan mansion itu sambil mendorong stroller. Bibirnya tersenyum lebar saat dilihat mobil sport Reyhan masuk dari gerbang. "Asik...papa pulang" ucap Zeira kepada Andrian yang duduk di dalam strollerMobil Reyhan berhenti tepat di hadapan Zeira. Tiba-tiba kacanya terbuka dan terdengar suara sapaan wanita "selamat sore Zeira, selama sore sayang aunty" sapa CaterinaTidak lama, Reyhan keluar dari dalam mobil, melangkah menghampiri Zeira dan Andrian. Sebelum meraih Andrian dari stroller, ia t
Setelah makan malam, Caterina pergi mengelilingi kota Jakarta, ia pergi bersama Bara. Sepanjang perjalanan Caterina banyak bertanya tentang Reyhan dan Zeira kepada Bara. Tetapi sopir kepercayaan Reyhan itu tidak begitu tertarik untuk menjawab apa yang ditanyakan Caterina, ia lebih fokus dengan stir mobilnya."Bapak sudah berapa lama jadi sopir pribadi Reyhan ?" Tanya Caterina dari bangku pengemudi"Sudah 25 tahun nona" sahut Bara dengan sopan"Oh, sudah lama ya pak""Iya nona, sejak tuan kecil""Hm... itu artinya bapak tahu dong tentang Reyhan" todong Caterina. Entah mengapa hatinya selalu ingin tahu tentang pria tampan ini. Entah itu rasa suka, cinta atau benci ! Caterina pun tidak tahu. Selama 25 tahun hidup di dunia ini, Caterina belum pernah memiliki perasaan yang berlebihan seperti ini. Biasanya ia hanya sekedar suka dan cinta. Bahkan ia ditinggalkan kekasihnya karena terlalu cuek."Saya tidak tahu banyak nona""Tapi
Reyhan mengacak rambutnya saat bicara dengan Carles. Mereka saat ini sedang duduk di ruang kerja Reyhan. Rasa kecewa dan stres terlihat jelas di wajah pria satu anak itu. Bagaimana ia tidak kecewa dan stres ? Perusahaan DUBER GRUP saat ini terancam bangkrut akibat Reyhan kalah tender."Apa yang harus aku lakukan ?" Ucap Reyhan sambil menggaruk kepalanya."Kamu harus minta bantu kepada perusahaan lain. Hanya itu jalan satu-satunya" sahut Carles. Ia hanya bisa memberikan saran kepada Reyhan, dan tidak bisa membantunya, sebab perusahaannya juga ikut kalah dalam tender itu, hanya saja kerugiannya tidak sebesar kerugian Reyhan."Aku coba bicara dengan Daddy dulu" Reyhan meraih ponsel dari saku celananya lalu menghubungi ayahnya.Hanya butuh 5 menit ia bicara dengan ayahnya melalui ponsel. Reyhan menaruh ponselnya di atas meja dengan kasar lalu menjatuhkan bokongnya di atas sofa. Wajahnya pria tampan satu anak itu terlihat semakin pucat."Bagaimana
Reyhan menarik rambutnya sendiri, ia merasa kesal dan kecewa karena sudah hampir 80 persen kliennya memutuskan kerja sama dengannya. Hanay tinggal 20 persen yang belum datang menemuinya, mungkin saja sebentar lagi mereka akan datang untuk memutuskan kerja sama dengannya. Tentu saja hal itu membuat Reyhan semakin stres.Ting-nong ting-nong suara dering ponselnya menyadarkan Reyhan dari hayalannya. Ia bangkit dari tempatnya melangkah menuju meja kerajaannya untuk meraih ponsel miliknya.Reyhan mengusap layar ponselnya setelah melihat nama yang muncul di sana."Iya sayang" ucap Reyhan."Mas di mana ? Kenapa belum pulang" suara cemas Zeira dari seberang sana"Aku masih di kantor sayang""Ini sudah larut malam mas" sahut ZeiraReyhan memutar matanya untuk melihat benda bulat yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia terperanjat saat melihat benda bulat itu menunjukkan pukul 1 malam. Sungguh ia tidak menyadari kalau hari sudah
Dua Minggu telah berlalu, Reyhan belum juga dapat solusi untuk perusahannya. Ia sudah berpikir untuk melelang kediaman Nicolas, tetapi tidak ada satupun yang setuju. Walaupun semua tidak setuju, Reyhan akan tetap melakukannya, hanya itu jalan satu-satunya agar ia bisa menyelamatkan perusahaannya, dan untuk sementara waktu, ia akan tinggal di apartemen bersama Zeira dan Andrian.Pagi ini Reyhan sengaja tidak pergi ke kantor, ia ingin menceritakan yang sebenarnya kepada Zeira."Mas, hari enggak ke kantor ya ?" Tanya Zeira saat Reyhan tiba di meja makan. Biasanya Reyhan selalu berangkat pagi dan pulang malam. Hal itu membuat Zeira bertanya, karena saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi."Enggak" sahut Reyhan singkat."Oh, kerjaan mas sudah enggak menumpuk lagi ya ?" Tanya Zeira sambil menyiapkan sarapan untuk Reyhan."Hm..." Sahut Reyhan yang membuat Zeira menghentikan gerakan tangannya."Mas, kamu kenapa sih, akhir-akhir ini malas
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h