Satu bulan telah berlalu, di mana Reyhan sudah kembali mengurus perusahaan DUBER GRUP, karena tangannya yang terluka sudah jauh lebih baik, hanya tinggal bekasnya saja. Sementara Caterina sudah memulai bisnisnya yaitu di bidang desain. Ia membuat nama perusahaannya NIWIRA. Sedangkan Roy dan Vivi belum juga kembali, mereka masih lama tinggal di Bali, karena Carles meminta Roy untuk mengurus cabang perusahannya yang di sana.
Sore ini Zeira berjalan-jalan di taman bunga yang ada di depan mansion itu sambil mendorong stroller. Bibirnya tersenyum lebar saat dilihat mobil sport Reyhan masuk dari gerbang. "Asik...papa pulang" ucap Zeira kepada Andrian yang duduk di dalam stroller
Mobil Reyhan berhenti tepat di hadapan Zeira. Tiba-tiba kacanya terbuka dan terdengar suara sapaan wanita "selamat sore Zeira, selama sore sayang aunty" sapa Caterina
Tidak lama, Reyhan keluar dari dalam mobil, melangkah menghampiri Zeira dan Andrian. Sebelum meraih Andrian dari stroller, ia t
Setelah makan malam, Caterina pergi mengelilingi kota Jakarta, ia pergi bersama Bara. Sepanjang perjalanan Caterina banyak bertanya tentang Reyhan dan Zeira kepada Bara. Tetapi sopir kepercayaan Reyhan itu tidak begitu tertarik untuk menjawab apa yang ditanyakan Caterina, ia lebih fokus dengan stir mobilnya."Bapak sudah berapa lama jadi sopir pribadi Reyhan ?" Tanya Caterina dari bangku pengemudi"Sudah 25 tahun nona" sahut Bara dengan sopan"Oh, sudah lama ya pak""Iya nona, sejak tuan kecil""Hm... itu artinya bapak tahu dong tentang Reyhan" todong Caterina. Entah mengapa hatinya selalu ingin tahu tentang pria tampan ini. Entah itu rasa suka, cinta atau benci ! Caterina pun tidak tahu. Selama 25 tahun hidup di dunia ini, Caterina belum pernah memiliki perasaan yang berlebihan seperti ini. Biasanya ia hanya sekedar suka dan cinta. Bahkan ia ditinggalkan kekasihnya karena terlalu cuek."Saya tidak tahu banyak nona""Tapi
Reyhan mengacak rambutnya saat bicara dengan Carles. Mereka saat ini sedang duduk di ruang kerja Reyhan. Rasa kecewa dan stres terlihat jelas di wajah pria satu anak itu. Bagaimana ia tidak kecewa dan stres ? Perusahaan DUBER GRUP saat ini terancam bangkrut akibat Reyhan kalah tender."Apa yang harus aku lakukan ?" Ucap Reyhan sambil menggaruk kepalanya."Kamu harus minta bantu kepada perusahaan lain. Hanya itu jalan satu-satunya" sahut Carles. Ia hanya bisa memberikan saran kepada Reyhan, dan tidak bisa membantunya, sebab perusahaannya juga ikut kalah dalam tender itu, hanya saja kerugiannya tidak sebesar kerugian Reyhan."Aku coba bicara dengan Daddy dulu" Reyhan meraih ponsel dari saku celananya lalu menghubungi ayahnya.Hanya butuh 5 menit ia bicara dengan ayahnya melalui ponsel. Reyhan menaruh ponselnya di atas meja dengan kasar lalu menjatuhkan bokongnya di atas sofa. Wajahnya pria tampan satu anak itu terlihat semakin pucat."Bagaimana
Reyhan menarik rambutnya sendiri, ia merasa kesal dan kecewa karena sudah hampir 80 persen kliennya memutuskan kerja sama dengannya. Hanay tinggal 20 persen yang belum datang menemuinya, mungkin saja sebentar lagi mereka akan datang untuk memutuskan kerja sama dengannya. Tentu saja hal itu membuat Reyhan semakin stres.Ting-nong ting-nong suara dering ponselnya menyadarkan Reyhan dari hayalannya. Ia bangkit dari tempatnya melangkah menuju meja kerajaannya untuk meraih ponsel miliknya.Reyhan mengusap layar ponselnya setelah melihat nama yang muncul di sana."Iya sayang" ucap Reyhan."Mas di mana ? Kenapa belum pulang" suara cemas Zeira dari seberang sana"Aku masih di kantor sayang""Ini sudah larut malam mas" sahut ZeiraReyhan memutar matanya untuk melihat benda bulat yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia terperanjat saat melihat benda bulat itu menunjukkan pukul 1 malam. Sungguh ia tidak menyadari kalau hari sudah
Dua Minggu telah berlalu, Reyhan belum juga dapat solusi untuk perusahannya. Ia sudah berpikir untuk melelang kediaman Nicolas, tetapi tidak ada satupun yang setuju. Walaupun semua tidak setuju, Reyhan akan tetap melakukannya, hanya itu jalan satu-satunya agar ia bisa menyelamatkan perusahaannya, dan untuk sementara waktu, ia akan tinggal di apartemen bersama Zeira dan Andrian.Pagi ini Reyhan sengaja tidak pergi ke kantor, ia ingin menceritakan yang sebenarnya kepada Zeira."Mas, hari enggak ke kantor ya ?" Tanya Zeira saat Reyhan tiba di meja makan. Biasanya Reyhan selalu berangkat pagi dan pulang malam. Hal itu membuat Zeira bertanya, karena saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi."Enggak" sahut Reyhan singkat."Oh, kerjaan mas sudah enggak menumpuk lagi ya ?" Tanya Zeira sambil menyiapkan sarapan untuk Reyhan."Hm..." Sahut Reyhan yang membuat Zeira menghentikan gerakan tangannya."Mas, kamu kenapa sih, akhir-akhir ini malas
Benda bulat yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidur, telah menunjukkan pukul 1 malam, tetapi Reyhan belum juga kembali ke kamar. Zeira bangkit dari ranjang, ia keluar dari kamar, melangkah menuruni anak tangga untuk mencari Reyhan. Ia sudah melihat di setiap ruangan yang ada di lantai bawah, tetapi pria tampan itu tidak ada.Zeira kembali ke kamar, ia meraih ponsel miliknya lalu menghubungi Reyhan.Ting-nong ting-nong suara nyaring ponsel Reyhan di atas meja. Pria tampan itu ternyata meninggalkan ponselnya di kamar."Ya ampun mas. Kamu di mana sih" gerutu Zeira. Ia menjatuhkan bokongnya di atas sofa sambil meraih ponsel milik suaminya. Zeira mencoba menghidupkan ponsel Reyhan, tanpa sengaja matanya melihat sebuah email masuk di sana. Ia berpikir sejenak lalu bangkit dari sofa, Zeira keluar dari kamar melangkah menaiki anak tangga menuju ruang kerja Reyhan. Ia berpikir Reyhan pasti ada di sana, dugaannya memang benar, saat pintu terbuka ! I
Zeira tertawa bahagia saat melihat Reyhan kembali dari kantor. Ia memeluk pria tampan itu dan menumpahkan air matanya di dada bidang Reyhan. Butiran bening yang mengalir di kedua pipi mulusnya mengungkapkan rasa bahagianya."Sayang kamu kenapa menagis ?" Tanya Reyhan sambil mengelus rambut panjang Zeira."Aku sangat bahagia mas" sahut Zeira, dengan posisi masih memeluk Reyhan."Kalau bahagia jangan menagis sayang. Kalau menagis itu artinya bersedih" protes Reyhan.Zeira melepaskan pelukannya dari Reyhan "aku menangis karena bahagia mas. Aku sangat bahagia saat kamu memberitahuku" ucapnyaReyhan tersenyum melihat Zeira "tapi aku belum menerima kontraknya sayang""Kenapa mas ?""Karena aku belum mengenal perusahaannya. Tapi aku sudah bicara dengan Daddy, dan Daddy mengenal perusahaan itu" jawab Reyhan sambil melepaskan dasi dari lehernya."Apa mas akan menerimanya ?" Tanya Zeira. Ia begitu penasaran dengan keputusan suaminy
Dua hari telah berlalu, di mana pagi ini Caterina tidak pergi ke kantor, bahkan saat sarapan ia tidak ikut bergabung. Zeira yang merasa penasaran, lantas menemuinya ke kamar setelah Reyhan berangkat ke kantor.Tok.....tok...tok... Zeira mengetuk pintu kamar "Caterina, apa aku bisa masuk ?" Ucap Zeira"Caterina....."Zeira kembali memanggil Caterina, karena tidak ada Jawaban. Ia menggenggam gagang pintu lalu menekannya untuk membuka pintu."Caterina, Caterina" panggil Zeira sambil mencari ke ruang ganti dan kamar mandi, namun Caterina tidak ada. Zeira keluar dari kamar lalu bertanya kepada pelayan."Bibi, apa kamu melihat Caterina ?" Tanya Zeira kepad pelayan"Nona Caterina pergi sejak tadi malam, dan belum kembali sampai sekarang nyonya" sahut pelayan itu.Zeira mengerutkan keningnya, karena sudah 3 bulan Caterina tinggal di kediaman Nicolas, ia belum pernah pergi dari rumah tanpa memberitahu mereka. "Apa kamu melihatnya pergi ?" Ucapny
Setelah dari rumah sakit, Zeira meminta Bara untuk mengantarnya ke kantor Reyhan. Ia ingin mengatakan kepada suaminya kalau Wirawan datang dari Prancis."Selamat siang buk" sapa karyawan dengan ramah dan hormat saat melihat Zeira masuk dari pintu utama. Tentu saja dia hormat, secara yang datang adalah istri bos besarnya."Selamat siang" sahut Zeira dengan ramah "Apa pak Reyhan ada di ruangannya ?" Lanjutnya."Ada buk. Mari saya antar" tawar wanita itu."Enggak usah, aku bisa sendiri. Lanjutkan saja pekerjaanmu" tolak Zeira dengan lembut. Ia memang selalu bersikap seperti itu, Zeira tidak ingin diperlakukan layaknya seorang bos atau ratu."Baik buk"Zeira melangkah menuju lift khusus karyawan, karena ia tidak memiliki kartu untuk menaiki lift khusus petinggi atau bos.Ting....suara pintu lift yang menandakan kalau ia sudah tiba di lantai 39. Zeira melangkah dengan lembut agar tidak menimbulkan suara yang akan mengganggu karyawan yang s